"Mari kita bercerai, Kakak kembar mu sudah kembali." Elmer berucap dengan nada dingin.
Wanita itu meremas tespack yang ia pegang, sebuah kado yang ingin berikan, ternyata dirinyalah yang mendapatkan kado terindah dari suami tercintanya.
Dibenci oleh kedua orang tuanya dan suaminya.
Gerarda Lewis di hidupkan kembali setelah menerima kenyataan pahit, dimana suaminya Elmer Richards menyatakan akan menikahi saudara kembarnya Geraldine Lewis, sang kekasih yang telah kembali.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesukaan Rara
Tepat di waktu siang hari Gege datang ke rumah orang tuanya. Kedua orang tuanya begitu menyukai masakannnya, begitupun kakaknya. Setelah menghubungi Hana, Mommynya keluar dan Daddynya ke kantor.
Gege menarik nafas dalam, ia melangkah masuk ke dalam mansion mewah itu. Sapaan dari beberapa pelayan, setelah menyapanya pasti akan membicarakan dirinya.
Ia tersenyum, seorang pelayan yang dekat dengannya dan yang ia anggap seperti kakak baginya.
"Nona sudah pulang,"
Gege mengangguk, ia memeluk Hana dan menangis dalam pelukannya. Begitu ia merindukan temannya ini.
"Nona baik-baik saja kan? Semuanya baik-baik saja kan?" tanya Hana. Sekalipun pertanyaan bodoh, tapi tetap saja mulutnya mengeluarkan pertanyaan bodoh itu. Gadis yang ia anggap sebagai teman dan adiknya tentu saja tidak baik-baik saja. "Aku merindukan Nona."
Hana mengurai pelukannya, ia sangat menyayangi wanita di depannya. "Nona ingin sesuatu? Ah, aku tau kue kesukaan Nona. Aku sudah membuatkannya."
Gege menunduk, begitu sakit ia melihat wajah Hana. Namun beberapa detik kemudian, tubuhnya kembali di peluk oleh Hana.
"Nona pasti ingin ke kamar Nona, aku akan akan mengantar Nona," ucap Hana. Ia pun melepaskan pelukannya dan menuntun Gege masuk ke kamarnya.
Hana membuka pintu kamar Gege, selama kepergian Gege, ia menjaga kamar Nonanya dengan baik. Ia yakin, Nonanya pasti akan merindukan kamarnya.
"Aku ingin tinggal sendiri Han,"
"Iya," ucap Hana dengan suara serak. Ia menyelipkan anak rambut ke belakang kuping Gege. "Nona pasti butuh sendiri. Panggil aku kalau butub sesuatu."
Hana menutup pelan pintu kamar Gege, menyisakan wanita itu masih berdiri dan menyapu kamar tidurnya. Tubuhnya terasa lemas tak bertenaga, ia duduk sambil menangis menunduk. Mengikuti alur kejadian yang telah ia lewati, hatinya begitu sakit dan sesak. Semuanya pergi, kakaknya pergi, orang tuanya membencinya dan pria yang ia cintai dalam diam juga membencinya.
Untuk yang terkhirnya ia ingin bertemu dengan orang tuanya dan memasak hidangan yang mereka suka. Walaupun ia tau akhirnya akan seperti apa.
Gege kembali menyapu kamar tidurnya, setiap sudut ada beberapa kenangan. Saat tidur Mommy Becca akan mengelus dan menemaninya sampai tidur, saat ia kesekolah kakaknya Rara akan datang dan menyiapkan baju sekolahnya. Daddnya, pria itu memberikan sebuah kalung untuknya sebagai hadiah ulang tahunnya.
"Argh!!!" Dadanya begitu sesak, sakitnya seakan membakar tubuhnya, perihnya bagaikan sayatan belati yang beracun.
...
Elmer menatap iba pada mertuanya, wanita itu kembali menangis di sampingnya. Akhir-akhir ini ia sering melihat mertuanya menangis di depannya.
"Maafkan Mommy, karena Mommy tidak bisa mendidik Gege dengan baik."
"Tidak Mom, aku tau kesakitan Mommy. Mommy sangat menyayangi Gege, begitupun Rara." Elmer sangat tau betapa kekasihnya dan kedua mertunya menyayangi Gege. Seolah Gege adalah matahari mereka.
"Mommy kecewa, tapi Mommy sangat menyayanginya," ucap Mommy Becca. Dia menagis tersedu-sedu. Tidak ada seorang ibu yang membenci anaknya, ia hanya kecewa. Ia tenang melihat Gege baik-baik saja, ia ingin memeluknya tapi kekecewaan kembali menyerangnya yang menghentikannya menatap putri kecilnya.
"Mommy sangat menyayanginya, Mommy sangat mencintainya."
...
Seorang pria keluar dari mobilnya, dia merenteng tas kerjanya sambil melangkah masuk ke dalam mension. Rasa lelah dan penatnya terasa berdenyut di dahinya. Akhir-akhir ini ia tidak bisa berpikir jernih, satu anaknya hilang dan satu anaknya mengecewakannya.
"Tuan," sapa Hana. Dia mengambil tas kerja milik Daddy Arthur dan meletakkan di ruang kerjanya.
"Daddy,"
Daddy Arthur menghentikan jarinya yang memijat pelipisnya, suara yang begitu familiar. Ia menoleh dan melihat putrinya, Gege.
Daddy Arthur mengepalkan kedua tangannya, ada rasa rindu di hatinya dan rasa kecewa yang mendalam. Setiap pulang, putrinya, Gege akan menyambutnya dan bermanja-manja dengannya.
"Gege buatkan makan malam untuk Daddy,"
Daddy Arthur tak menjawab, rasanya sangat sesak sampai ia ingin menangis. Ia pun beranjak dari sofa dan melewati Gege. Jantungnya seakan berhenti ketika melewati putrinya.
"Hana, aku ingin makan kesukaan Rara."
Gege tersenyum, kesukaan Rara kakaknya dan kesukaannya tentu berbeda.
"Hana, aku akan membantu mu," ucap Gege.
"Tidak, Nona istirahat saja," ucap Hana. Sejak tadi sore Nonanya sibuk menyiapkan kue dan kesukaan tuan Arthur dan nyonya Becca.
"Aku tidak lelah, aku ingin menyibukkan diri." Gege melangkah dengan cepat. Dia menyuruh beberapa pelayan lainnya untuk memakan hidangan yang ia masak dan ia akan masak kembali hidangan lainnya.
Cukup lama waktu menguras tenaganya untuk masak kesukaan kakaknya, ia pun menghidangkannya dan deretan masakan pun tersaji di atas meja makan.
"Hana, aku ke atas. Kau panggil Daddy dan sambut Mommy," ucap Gege tersenyum.
"Baik Nona," ucap Hana. Ia kasihan pada nonanya itu. Ia pun bergegas memanggil tuan Arthur.
"Tuan, makan malamnya sudah siap."
Pria itu mendesah pelan, ia beranjak dan berharap bisa bertemu dengan putrinya, Gege. Walaupun hanya sekilas ia bisa melihatnya lagi.
"Daddy,"
Daddy Arthur tersenyum, bukan hanya Gege yang datang ke rumahnya tapi juga menantunya Elmer Richard.
"Tadi aku ke rumahnya dan sekedar melihatnya, lalu aku ke tempat arisan, kau sudah makan malam?"
"Baru saja mau ke ruang makan, ayo kita makan bersama," ucap Daddy Arthur.
Ketiga orang itu pun menuju ruang makan, tanpa menyadari seseorang melihat mereka dari lantai atas.
"Aku senang, kalian baik-baik saja."