Memiliki wajah cantik blesteran, membuatnya menonjol di antara gadis lainya. Tapi kisah hidupnya tak seindah wajahnya. Jessyca
Karena sang Mama meninggal sejak lama, membuat Ayahnya menikah lagi. Tapi keluarga baru, justru membuat hidupnya semakin sulit.
Hingga suatu saat, neneknya telah memilihkan jodoh untuknya. Yang menyebabkan ia 'kawin gantung' di usia muda.
Apakah kehidupan Jessy akan lebih baik? Atau malah sebaliknya!!!
Cuzzz kita lanjut ☺☺☺☺🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AuraAurora, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Persiapan Hampir 100%
"Kak Nathan!" pekiknya. Ia tak menyangka jika ketua OSIS di sekolahnya itu akan bertamu di rumah nenek Jessy.
"Sayang, kamu kemari!" Mariam yang menyusul Meili karena tidak kunjung kembali. Dan ternyata yang bertamu adalah calon cucu menantunya. "Ayo masuk, kebetulan kita sedang makan bersama." ajaknya.
Nathan mencium punggung tangan Mariam. "Nathan di suruh Mami dan Oma membawa ini untuk Nenek dan Jessy." Kemudian menyerahkan beberapa kotak yang tadi ia bawa.
"Wah... Terima kasih, ayo masuk." ajak Mariam lagi.
Setelah Nathan dan Mariam masuk, Meili masih terdiam dengan pikirannya yang ke mana-mana. "Wah, pasti ada sesuatu ini!" tebaknya. Kemudian ikut masuk.
Di meja makan sontak saja kehadiran Nathan membuatnya tersedak dengan makanan yang berada di mulutnya.
Nathan kemudian memberikan minum. "Biasa aja," cibir nya dengan tersenyum miring.
Setelah meneguk habis air minum, Jessy berdecak kesal melihat kehadiran Nathan.
Nathan dangan santai duduk di kursi yang masih kosong.
Meili yang baru datang juga langsung duduk kembali di kursinya. Ia menatap Nathan dan Jessy secara bergantian.
Jessy tau arti tatapan Meili. "Jangan ngadi-ngadi pikiran lo," ketusnya.
Meili hanya tersenyum kaku menanggapi itu.
Tak lama Mariam kembali dengan membawa kue yang sudah ia tata di piring.
"Sayang, bilang sama Mami dan Oma terima kasih kuenya." ujarnya yang di angguki Nathan.
"Iya Nek," sahutnya.
Setelah acara makan dan menikmati kue yang di bawa Nathan selesai, Nathan langsung berpamitan pulang.
Sedangkan Jessy dan Meili sekarang berada di kamar.
Meili melihat-lihat isi kamar Jessy. Ternyata kamar temannya itu sangat berbeda dengan kamarnya. Jika di kamarnya banyak di hiasi oleh boneka dan dinding kamarnya di dominasi cat warna pink. Tapi di kamar Jessy sama sekali tidak ada boneka dan cat kamarnya pun hanya warna putih polos.
"Lo nggak pulang?" tanya Jessy kemudian merebahkan dirinya di tempat tidur.
Mata Meili melotot. "Kamu ngusir aku!" sungutnya.
"Nggak, cuma nyindir halus." Jessy kemudian mulai memejamkan matanya. Penyakit alaminya mulai kambuh, apalagi kalau bukan perut kenyang terus lari ke mata.
Meili berdecak kesal mendengar itu, tapi ia tak berniat untuk pulang meskipun sudah di sindir Jessy. Malah ia juga naik ke tempat tidur Jessy kemudian ikut berbaring.
"Jessy boleh nanya nggak?" tanya Meili ragu.
"Nggak," jawab Jessy dengan mata terpejam.
"Kok gitu?" Meili mulai sedikit kesal.
"Lo yang tanya Meili, boleh atau enggak. Jadi terserah gue jawabnya," sahut Jessy.
Meili mengerucutkan bibirnya. Tapi ia akan tetap bertanya. "Kamu kok nggak tinggal sama Tasya dan orang tua kamu?" akhirnya ia menanyakan hal yang membuatnya penasaran.
"Nggak kenapa-kenapa," jawab Jessy singkat, padat dan datar.
Hanya helaan nafas kasar yang terdengar dari mulut Meili, temanya itu memang benar-benar tertutup. Kemudian ia ingat dengan sesuatu. "Jessy, apa kamu lihat sikat Tasya akhir-akhir ini berubah? Seperti sudah jarang bersama kita?"
"Mungkin dia bosan melihat wajahmu," sahut Jessy lirih. Rasa ngantuk benar-benar sudah menguasainya.
"Mana mungkin!" seru Meili tidak Terima. "Kami sudah berteman mulai dari kelas satu," jelasnya.
Tak lama terdengar dengkuran halus dari mulut Jessy, yang membuat Meili menatap ke arahnya. "Yah, mala tidur."
Akhirnya Meili memutuskan untuk pulang.
Esok harinya, kebetulan hari libur Jessy memutuskan hanya berdiam diri di rumah. Tapi ia samar-samar mendengar nenek nya berbicara di telepon.
Setelah selesai bertelepon Mariam menghampiri Jessy. "Sayang, pernikahan kamu sebentar lagi. Kata calon mertuamu persiapannya hampir 100% selesai," tutur Mariam.
Deg.
...----------------...
Nah aku udah double up nih, jangan lupa dukungan nya. Sambil nunggu up kalian juga bisa mampir ke kisah anak mommy Jessy dan papa Nathan.