Pelangi adalah gadis kecil yang sangat cantik, wajahnya sempurna dengan gurat timur tengah bercampur India, setidaknya itu yang biasa dikatakan para warga didesanya meski sebenarnya iapun tak tahu pasti mengenai asal usul hingga dirinya memiliki wajah seperti itu, Saat bayi ia ditinggalkan begitu saja didepan pintu sebuah panti asuhan, hujan yang reda seakan menyambut kedatangannya, itulah kenapa ia diberi nama Pelangi.
Ia adalah penghuni panti yang paling lama, ia tinggal selama 16 tahun, meski banyak yang ingin mengadopsinya saat kecil namun semua mengurungkan niatnya tatkala mengetahui jika gadis itu mengalami gangguan Jantung serius sejak lahir.
Dan karena sebuah kesalahpahaman, seorang pemuda kaya dengan julukan casanova berusia 24 tahun, memgambil secara paksa mahkota lambang kesucian gadis malang 16 tahun tersebut.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Deodoran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
"Kau tahu mobil yang biasa kita pakai kan?" Melvin mengejar Pelangi yang keluar diam diam dari ruang rapat saat semua orang berlomba lomba menjabat tangan Daffin memberi selamat.
Pria itu meraih tangan Pelangi lalu meletakkan kunci mobil ditelapaknya, ia ingin pelangi menunggunya didalam mobil saja. Gadis itu tentu bingung ini kali pertama ia memegang kunci mobil yang bentuknya seperti remote control itu.
"Baik kak" ujar Pelangi pasrah meski sebenarnya ia tidak tahu mobil mana yang dimaksud Melvin, saat pertama tiba dipelataran parkir bersama Daffin ia melihat hampir semua mobil berwarna hitam persisi seperti yang biasa digunakan Melvin.
Pelangi berjalan menuju lift sementara Melvin kembali keruang rapat, ia harus menyelesaikan beberapa pekerjaan sebelum menyusul Pelangi.
Pelangi yang sudah tiba di lobby hanya bisa berjalan sambil terus menunduk, seakan mengamati motif marmer yang ia pijaki hingga tanpa sadar ia menabrak seorang wanita yang langsung memekik histeris.
Wanita tinggi itu nampak sangat cantik dengan dress mini yang melekat pas ditubuhnya sehingga memperlihatkan setiap lekuk indah raganya.
"Kalau jalan pakai mata!!" Sentaknya, dua orang asisten yang berjalan dibelakangnya berusaha menenangkan wanita itu, karena teriakannya berhasil mengundang perhatian resepsionis dan beberapa tamu hotel yang berlalu lalang,tapi ia tidak peduli toh semua orang di hotel itu pasti tahu siapa dirinya.
"Maafkan saya nona" Pelangi menunduk dalam lalu memindai wanita didepanya.
Deg.
Ia tahu siapa wanita yang kini berdiri sambil melipat tangan didepan dada itu.
Cleopatra wanita yang diceritakan Melvin dan selalu ada disamping Daffin saat Alexander dimakamkan.
"Cleo sudahlah jangan membesar besarkan masalah, kita sudah terlambat" ujar salah satu asistennya berusaha membawa cleo dari sana dengan menarik tangannya.
"Tidak aku harus menyelesaikan masalah ini" timpal Cleo kesal.
"Apa yang harus diselesaikan" tiba tiba saja suara berat yang terdengar dingin itu muncul.
Daffin bergegas keluar dari ruang rapat setelah menyadari Pelangi sudah tidak ada disana. Sementara Melvin justru terjebak dengan Paula yang memintanya bertemu dan menanyakan kabar pernikahan Daffin dan Pelangi apalagi setelah Daffin memutuskan kembali tinggal di Apartemennya, yang Paula tahu Pelangi tinggal diapartemen ia tidak tahu jika Pelangi justru menempati Unit Daffin yang mewah.
Pelangi dan Cleo menoleh secara bersamaan kearah suara itu.
"Daffin?" Cleo sangat berbinar karena sudaj sebulan tidak melihat sang pujaan hati, sedangkan Pelangi terlihat biasa saja.
Sebenarnya Daffin melihat bagaimana Pelangi menabrak Cleo karena terus menunduk dalam berjalan.
"Daffin wanita ini..menabrakku...." Pelangi berujar dengan nada yang sangat manja agar semua orang yang ada diloby itu melihat bagaimana keuwuannya dengan seorang Daffin Jaxton.
Cleo yang tadinya ingin merangkul lengan Daffin tersentak kaget saat melihat sorot mata tajam pria itu yang seakan ingin menembus jantungnya.
"Ah...anu bukankah kita sudah terlambat"Ucap Cleo gelagapan kepada sang asisten, ia memang dalam perjalanan untuk menghadiri acara fashion show di salah satu Ballroom hotel.
"Maaf sayang tidak bisa lama lama menemanimu aku pamit" ujar Cleo seraya melambai pada Daffim yang membuang wajah.
'Tunggu pembalasanku Daffin Jaxton akan kubuat kau menggilai tubuhku ini, sial kenapa hanya aku wanita yang dekat dengan Daffin yang belum pernah ia sentuh' Cleo membatin.
Ia lalu berjalan dan dengan sengaja menabrak tubuh mungil Pelangi hingga gadis itu terhuyung kebelakang, namun untungnya ia hanya menabrak sebuah pot bunga raksasa sehingga tidak sampai terjerembap diatas lantai.
Daffin yang melihatnya tak berusaha membantu karena setelah sepersekian detik Pelangi sudah kembali berdiri lurus lalu berjalan menuju pintu keluar, diikuti Daffin dibelakang dengan jarak tidak terlalu jauh.
Daffin mempercepat langkahnya hingga ia dan Pelangi Akhirnya bisa jalan bersisian namun gadis itu justru berbelok kearah lain bukannya ketempat mobil yang mereka gunakan terparkir.
Pelangi memeriksa satu persatu mobil berwarna hitam yang terdapat disana, berusaha mengenali mobil yang sudah tiga kali ia kendarai bersama Melvin.
Daffin yang melihat itu hanya tersenyum miring sambil melipat tangan didepan dada, memperhatikan tingkah Pelangi yang menurutnya kocak karena sesekali gadis itu mengintip kedalam mobil.
"Apa yang kau lakukan? Kau tidak ingin kembali ke Apartemen?" Tanya Daffin, ia menghampiri pelangi tepat disamping mobil Melvin namun Pelangi sama sekali tidak tahu mobil yang ia cari sudah ada didepan matanya.
"Aku akan pulang bersama...."
"Pelangi kenapa tidak menungguku didalam saja sini...." Melvin datang dengan nafas terengah engah, sepertinya pria itu baru saja berlari.
Pria itu membuka telapak tangannya meminta kunci mobil yang dipegang Pelangi.
Melvin langsung menekan sebuah tombol dikunci itu untuk membuka pintu.
Daffin yang melihat Pelangi ternyata sudah memegang kunci mobil Melvin terkekeh tak percaya.
"Kau pulang bersamaku!" Tukas Daffin.
"Daf, Pelangi akan pulang bersamaku" Melvin yang menjawab.
Dua pria bersepupu itu saling mengunci pandangan.
"Kau lupa lagi status wanita ini?" Daffin menunjuk Pelangi yang menatap dua pria itu bingung
"Aku akan pulang bersama Tuan Daffin" Pelangi tak ingin melihat perdebatan yang terdengar memanas diantara dua pria itu.
"Bagus" Daffin lalu menarik tangan Pelangi menuju mobilnya yang terparkir cukup jauh dari tempat mereka berdiri, Melvin hanya menatap nanar dua tangan yang saling terpaut itu.
Ada rasa tidak percaya setelah 4 tahun ia melihat Daffin lebih dulu menggengam tangan seorang wanita cukup lama.
Lagi lagi Pelangi merasa sesak melihat Daffin memegang tangannya, ingin rasanya ia sentakkan namun pria itu adalah Suaminya sendiri.
Haruskah ia sepatuh ini?
Bagaimana jika Pria itu menyentuh lebih ?
mengingat hal itu ketakutan pelangi seakan sirna, ia akhirnya menyentak dengan kasar tangannya agar terlepas, namun Daffin tidak membiakanya. Pria itu menoleh dengan sorot mata tajam agar pelangi menurut saja.
Ia terlihat seperti menyeret Pelangi masuk kedalam mobil.
Hening....
Hanya terdengar suara deru mobil yang sangat halus, Pelangi membuang pandangannya kesamping seakan mengamati bangunan bangunan tinggi yang berjejer disepanjang jalan.
Daffin menghirup nafas dalam.
'Sial' umpatnya dalam hati , lagi lagi Daffin menatap kedua tangannya yang memegang stir, mengapa ia selalu merasa nyaman saat berada didekat wanita yang berstatus sebagai istrinya ini.
Daffin sejenak menoleh kearah Pelangi dan mendapati sebuah lebam di lengan dan pergelangan tangannya yang membiru.
Lebam di lengan akibat bertubrukan dengan pot bunga tadi, sedangkan yang dipergelangan ulah cengkraman Daffin yang cukup kuat.
Daffin menghela nafas ia teringat saat Cleo dengan sengaja mendorong tubuh Pelangi dan Istrinya itu sama sekali tidak melakukan perlawanan.
"Kita akan ke apotik" Ujar Daffin memberitahu, namun Pelangi terlihat acuh tak acuh, ia masih sibuk menatap pemandangan disamping kirinya dibanding melihat wajah tampan Daffin yang tengah mengemudi.
smoga sehat slaku dn terus success thor
wlau melvin smbunyikan
lari sja rainbow jauh2