NovelToon NovelToon
Hasrat Kakak Tiri

Hasrat Kakak Tiri

Status: tamat
Genre:Tamat / Lari Saat Hamil / Anak Genius / Cinta Terlarang / Beda Usia
Popularitas:9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Menginjak usia 32 tahun, Zayyan Alexander belum juga memiliki keinginan untuk menikah. Berbagai cara sudah dilakukan kedua orang tuanya, namun hasilnya tetap saja nihil. Tanpa mereka ketahui jika pria itu justru mencintai adiknya sendiri, Azoya Roseva. Sejak Azoya masuk ke dalam keluarga besar Alexander, Zayyan adalah kakak paling peduli meski caranya menunjukkan kasih sayang sedikit berbeda.

Hingga ketika menjelang dewasa, Azoya menyadari jika ada yang berbeda dari cara Zayyan memperlakukannya. Over posesif bahkan melebihi sang papa, usianya sudah genap 21 tahun tapi masih terkekang kekuasaan Zayyan dengan alasan kasih sayang sebagai kakak. Dia menuntut kebebasan dan menginginkan hidup sebagaimana manusia normal lainnya, sayangnya yang Azoya dapat justru sebaliknya.

“Kebebasan apa yang ingin kamu rasakan? Lakukan bersamaku karena kamu hanya milikku, Azoya.” – Zayyan Alexander

“Kita saudara, Kakak jangan lupakan itu … atau Kakak mau orangtua kita murka?” - Azoya Roseva.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 - Tidak Akan Pernah Adil

Selesai mandi Zayyan berlalu pergi, Rosa yang melihat pria itu keluar juga tampak biasa saja. Mungkin memang belum menerima, tidak masalah dia tidur sendiri malam ini, pikirnya tidak ambil pusing dengan sikap Zayyan yang memang sudah dingin sejak awal pertemuan.

Sementara di sisi lain, Zoya belum juga tidur melainkan mengulang kembali pelajaran minggu lalu. Ya, dia terlalu lama tidak masuk kuliah bahkan Agatha mulai bertanya kenapa dirinya semalas itu, padahal jika hanya menjaga Alexander di rumah sakit jam kuliahnya tidak terganggu karena digantikan Amora dan juga Zico.

Mencari kesibukan adalah cara Zoya untuk bangkit dari keterpurukan. Meski sejak tadi siang Zayyan sudah menghiburnya, tetap saja ketika pria itu pergi dia terpukul lagi. Hingga dengan cara ini dia sedikit lebih baik, Alexander juga tidak menginginkan dia hancur pastinya.

"Lupakan, hidupmu juga lebih baik tanpa pria menyebalkan itu, Zoya."

Sejak tadi dia memang tidak tenang, suaminya keluar dan bisa dipastikan kembali ke kamar untuk tidur bersama istrinya yang lain. Beberapa pesan singkat dari teman dekatnya sejenak membuat Zoya terhibur, dia yang tidak masuk sampai seminggu membuat mereka berpikir buruk.

Ceklek

Baru saja dipikirkan, pria itu sudah kembali ke kamarnya. Zayyan masuk tanpa izin dan mengunci pintu kamar setelah dia berada di dalam. Pria itu mendekati sang istri sebagaimana yang kerap dia lakukan sebelum menikahinya.

"Ada ujian?"

"Ehm, tidak ... hanya mengulang, Kak."

"Begitu ya, masih kuat matanya? Hampir tengah malam padahal," ujar Zayyan membelai rambut indah sang istri, Zayyan adalah pria yang paling pintar untuk bersikap seakan tidak ada yang terjadi sama sekali.

"Masih, Kakak tidur duluan saja kalau sudah mengantuk," ujar Zoya tanpa menatapnya, dia tidak meminta Zayyan keluar ataupun menetap. Terserah dia menentukan pilihan mau kemana tidur malam ini.

"Hentikan, belajar sampai tengah malam tidak membuat kamu kaya, Sayang."

Ucapan Zayyan adalah perintah, dia merapikan buku-buku Zoya dan meminta adiknya untuk tidur segera. Tanpa perlu dijelaskan pria itu paham jika apa yang Zoya lakukan saat ini hanya untuk menutupi kesedihannya.

"Terus bagaimana caranya agar aku kaya?"

"Suamimu sudah kaya, tidak perlu usaha apapun cukup meminta saja," ujarnya kembali mengingatkan siapa tahu Zoya lupa jika mereka sudah benar-benar menikah.

Pria itu merengkuh erat tubuh sang istri seakan takut sekali Zoya lepas dari pelukannya. Malam ini tampaknya Zayyan tidak menuntut Zoya seperti malam-malam sebelumnya, mana mungkin Zoya siap untuk melakukan tugasnya sebagai istri malam ini.

"Kamu lulus berapa lama lagi?" tanya Zayyan tiba-tiba dan hal itu membuat Zoya mendongak menatap wajahnya.

"Tergantung, paling delapan bulan lagi ... kenapa memangnya?"

Tidak biasanya Zayyan bertanya masalah ini, pria itu tampak berpikir kemudian dan menghela napas pelan. "Tanya saja, delapan bulan lagi artinya kamu sedang hamil," tutur Zayyan yakin sekali jika istrinya akan hamil secepat itu, padahal belum tentu.

"Seyakin itu, kalau ternyata belum hamil juga bagaimana?"

"Ya tidak masalah, aku hanya menduganya ... pasti lucu," ucapnya menelusuri wajah cantik Zoya yang hingga saat ini masih terlihat sendu. "Ngayal," celetuk Zoya menepuk pelan kening Zayyan, sebesar itu harapannya.

"Besok aku ke luar kota, kamu ikut ya, di sini tidak ada lagi Papa ... aku khawatir mereka semakin tidak berhati padamu."

"Tiba-tiba? Kuliahku bagaimana?"

"Gampang, aku yang tanggung jawab," jawab Zayyan memudahkan segala hal, apapun akan dia lakukan demi bisa bersama wanita ini.

"Kak Rosa?"

"Biarkan saja dia di sini, aku hanya ingin bersamamu," jawab Zayyan kemudian, sama sekali dia tidak peduli meski Abraham begitu berharap putrinya akan bahagia dalam pelukan Zayyan kemarin.

"Tapi tidak adil, Kak."

Tidak adil? Terserah, Zayyan tidak pernah bermimpi akan memiliki dua wanita dalam hidupnya. Lagipula sejak kapan dia peduli tentang perasaan orang lain, terlebih seseorang yang tidak dia inginkan kehadirannya.

"Aku memang tidak akan pernah adil, Zoya."

.

.

.

Keesokan harinya, suasana di kediaman Alexander berusaha baik-baik saja. Agatha lebih banyak diam, begitupun Zico. Zayyan yang baru muncul entah dari mana itu tiba-tiba duduk di sebelah Zoya, bukan di samping Rosa.

"Zayyan? Kenapa di sana, istri kamu di sini, pindah!" titah Amora usai merasa sedikit terkejut dengan kebiasaan putra sambungnya ini.

"Terlanjur, Ma ... lagipula sama saja, makan sendiri-sendiri tidak saling suapi, kenapa harus dekat-dekat."

Santai sekali dia bicara, Azoya melirik ke arahnya sekilas. Amora yang paham sikap Zayyan memang selalu begitu hanya tersenyum kaku pada Rosa yang tampak lebih terkejut lagi hari ini.

"Ya sudah, ayo sarapan semuanya ... Agatha, dimakan, Sayang." Dia tidak punya cara untuk mencairkan suasana hingga mengatakan hal itu.

"Aku tidak naffsu, Ma. Aku pergi dulu." Agatha beranjak dan dia hendak berlalu kemudian, "Oh iya, Zoya sudah siap? Kita pergi bersama kalau sudah," lanjut Agatha yang kemudian membuat Zoya merasakan perubahan Agatha begitu terasa pasca kematian Alexander.

"Kakak yang antar Zoya, kamu pergilah." Zayyan angkat bicara dan hal itu masih tidak membuat mereka curiga, jelas saja tidak lantaran sejak lama mereka sudah begitu.

Sementara Rosa yang sejak beberapa hari lalu memang mulai mengenal Zoya merasa wajar-wajar saja jika Zayyan begitu menyayanginya. "Oh iya, Zayyan ... tiga hari kedepan boleh aku pinjam mobilmu? Mobilku terlalu kecil, keluarga pacarku datang besok pagi," tutur Zico serius, dia sudah berjanji dan tidak mungkin dia ingkari.

"Hm pakai saja, aku juga keluar kota satu minggu ke depan."

"Keluar kota? Kalian berencana bulan madu?" tanya Amora dengan senyum hangat di wajahnya, jika benar terjadi artinya ini hal baik dan menunjukkan jika putra sambungnya ini menyukai lawan jenis, pikirnya.

"Urusan kerja," jawabnya kemudian lagi-lagi membuat Amora menghela napas kasar, tampaknya memang ada yang salah dengan diri Zayyan hingga sudah diberikan istri secantik Rosa tetap tidak dia tatap sedikitpun.

"Zayyan, kamu baru menikah loh, Sayang ... setidaknya ajak istri kamu, atau tunda beberapa waktu lagi."

"Tidak bisa ... aku pergi bersama Amran, Mama tenang saja. Ada dia yang akan menjagaku di sana," ujar Zayyan dan membuat mata Rosa membola, wanita itu sontak meraih gelas dan menegaknya hingga setengah.

Sementara Zico sejak tadi sudah menatap Zoya yang tetap menikmati sarapannya walau sedikit dipaksakan.

"Aarrgghh!! Kak Zico!!" sentak Zoya kala merasakan seseorang dengan sengaja menginjak kakinya, tidak begitu keras namun tetap menciptakan rasa sakit.

"Zico!! Otakmu dimana?" tanya Zayyan dengan kalimat legend yang biasa dia gunakan untuk membuat adik-adiknya patuh. Zico hanya menarik sudut bibir melihat seberapa besar marahnya Zayyan karena dia mengusik Zoya.

- To Be Continue -

1
aini saja
Lumayan
aini saja
Kecewa
Ndahhyyy
cuma nyicip dikira kuah bakso kali 🤣🤣
mom gibran
panas kipas mana kipas😃
mom gibran
panas kipas mana kipas😃
🌹🪴eiv🪴🌹
terimakasih untuk tulisan indah mu thor
🌹🪴eiv🪴🌹
nah kan....mama kamu pergi karna pebinor, sekarang kamu mau ikutan jadi pebinor
perjuangkan kebahagiaan memang perlu jika Zoya janda ,tapi ini masih istri orang
🌹🪴eiv🪴🌹
ya ampyun, bengek sampean diriku 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
🌹🪴eiv🪴🌹
mama Zoya nikah sama papa zayyan...


begoni.....ok lah gas ken
Jennymanullang
Luar biasa
Dita Suriani
kena kau clay,ras terkuat di bumi kau lawan
Dita Suriani
kacau
Dita Suriani
terbayang GK tuh sesakit apa kepalanya 😀😀
Dita Suriani
tenang toor selalu ku dukung😀😀
Dita Suriani
sa karepmu lah toor,aku manut wae
anik purwanti
Luar biasa
anik purwanti
Biasa
Chen Aya
mampir thor
Susi Oktiya
keren ceritanya
𝙺𝚒𝚔𝚢𝚘𝚒𝚌𝚑𝚒
jarang manusia yg ingar jasa seseorang..pak widarman hebat ingat kebaikan org yg pernah menolong dan akan berusaha menjaga amanah dan mmbls kebaikan pak Alexander
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!