Bercerita tentang seorang anak yang bernama mugi yang terlahir sebagai rakyat jelata dan menjadi seseorang penyihir hebat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Muchlis sahaja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayangan di balik kegelapan.
Leon mendekati Rida dengan tatapan tajam, senyum sinis terukir di bibirnya. "Hay nona manis, mau kah engkau sepulang sekolah nanti berjalan bersamaku?"
Rida menatap Leon dengan jijik. "Sungguh menjijikkan," jawabnya dengan suara bergetar.
Leon mencengkeram dagu Rida dengan kasar, mendekatkan wajahnya ke wajah Rida. "Kau berani sekali menolak ajakan ku, apa kau tidak tau berurusan dengan siapa? Baiklah, kau akan merasakan akibatnya nanti."
Leon melepaskan cengkeramannya dan meninggalkan Rida dengan senyum sinis. Rida gemetar ketakutan, air matanya mengalir deras. Zahra, yang melihat kejadian itu, langsung menghampiri Rida. "Kau tidak apa-apa kan Rida? Tenanglah, ayo duduk."
Rida menggeleng kepala, suaranya gemetar. "Aku takut, Zahra. Leon akan melakukan sesuatu padaku."
Zahra menarik Rida ke kursi dan memeluknya erat. "Tenang, Rida. Aku akan melindungi mu."
Mugi, yang sedari tadi mengamati kejadian itu dengan tatapan yang penuh rasa ingin tahu, berbisik dalam hati. "Apa yang akan dilakukannya nanti? Sepertinya menarik."
Leon, yang melihat Mugi tersenyum sinis, langsung berkata. "Oi jelata! Apa yang sedang engkau pikirkan? Jangan mencoba untuk ikut campur."
Mugi terkejut mendengar perkataan dari Leon. "Ti-tidak, a-aku tidak memikirkan apa pun!"
Leon langsung meninggalkan Mugi dengan kata-kata yang menghina. "Heh, pecundang!"
Melly memasuki kelas dengan senyum yang hangat. "Halo semuanya, perkenalkan aku Melly, guru kalian semua. Salam kenal semuanya."
Para murid menjawab dengan semangat. "Salam kenal Guru Melly!"
Melly menatap para murid dengan tatapan yang lembut. "Baiklah, semua harap memperkenalkan diri kalian semua. Oke?"
Para murid pun memperkenalkan diri mereka satu persatu. Saat giliran Mugi, Mugi berdiri dengan tubuh yang bergemetar. "Na-nama ku gi-gi gu-ru."
Para murid tertawa melihat tingkah Mugi. Melly pun ikut tertawa dan berkata. "Tolong perkenalkan diri mu lagi."
Mugi masih bergemetar pada saat itu. "Ko-kontrol diri mu Mugi!" bisiknya dalam hati.
Mugi berjalan menuju papan tulis yang ada di depan untuk menulis namanya dengan kaki yang bergemetar. Disaat perjalanan Mugi, dia tersandung kaki nya sendiri dan terjatuh.
Para murid tertawa melihat kelakuan dari Mugi. "Aahh, aku sudah seperti figuran yang sebenarnya," gumam Mugi dalam hati.
Melly menyuruh Mugi kembali ke tempat duduknya dan melanjutkan pelajaran mereka. Setelah usai dalam belajar, seluruh murid kembali beristirahat.
Leon menemui seorang pria berbadan tegap di depan pintu gerbang sekolah. Leon menyerahkan sebuah kertas kepada pria itu. "Ini ambil. Ini adalah target mu selanjutnya."
Pria itu mengambil kertas tersebut dan bertanya. "Apa ini?"
Leon tersenyum sinis dan menjawabnya. "Itu adalah target mu selanjutnya. Tangkap dia hidup-hidup, dan biarkan aku yang menghabisi nya."
Kertas tersebut berisi lukisan wajah dari Rida. Pria itu tersenyum dan pergi dengan berkata. "Serahkan padaku."
Di sisi lain, Mugi sedang makan di kantin bersama Oneal. Oneal selalu bertanya kepada Mugi dan tidak ada hentinya. "Hay Mugi, kenapa ya dia menyelamatkan aku? Apa dia suka denganku?"
Oneal memasang ekspresi aneh dengan berkata kembali. "Aku sangat yakin dia menyukaiku."
Mugi dengan ekspresi polos nya langsung menjawabnya. "Itu tidak mungkin? Aku rasa itu hanya formalitas nya saja."
Oneal langsung berteriak membalas perkataan dari Mugi. "Tidak!!! Aku yakin dia menyukaiku!!"
Perdebatan pun terjadi hingga perjalanan meninggalkan kantin.
"Iyakan dia menyukaiku?"
"Tidak."
"Iyakan iyakan?"
"Tidak."
"Iyakan?"
Waktu pun berlalu. Pada saat itu, waktu pulang sekolah pun sudah tiba. Rida pulang sendirian melewati malam yang sunyi. "Ahhh, sendirian lagi ya? Ya lagi pula aku selalu merasakan nya kan," gumamnya dalam hati.
Di saat Rida berjalan, dia merasakan ada yang menguntinginya. Seseorang itu seperti dengan cepat mendekati Rida dari belakang. Rida dengan refleks nya langsung menggunakan sihir airnya dan langsung menyerang orang tersebut. Akan tetapi, orang tersebut tidak ada di belakang Rida. "Tidak ada? Apa perasaan ku saja?" gumam Rida.
Rida berkeringatan dan berjalan lagi dengan menutup mata nya. Akan tetapi, Rida menabrak seseorang. Rida begitu terkejut melihat orang tersebut. "Kau? Rida bukan?"
Rida berniat menyerang orang tersebut, akan tetapi dari arah belakang ada seseorang berlari dengan cepat dan menyentrum Rida dengan alat sentrum. Rida pun pingsan pada saat itu.
Disaat Rida pingsan, Rida teringat kejadian dimana ayah nya di bunuh oleh seseorang. Rida yang melihat itu berteriak. "Tidak!!!"
Seketika Rida pun terbangun, akan tetapi tangan nya sudah di borgol dengan alat sihir. "Apa ini?"
Seseorang yang menculik Rida membalasnya. "Penemuan baru, itu untuk menyegel kekuatan sihir. Jadi, kau tidak akan bisa menggunakan sihir."
Dan, salah satu dari penculik itu juga berkata. "Tujuan klien ku adalah nyawamu. Sepertinya orang itu memiliki dendam kepadamu."
Rida sedikit terkejut dengan berkata. "Hah? Dendam?"
Salah satu dari penculik itu berdiri dan berjalan mendekati Rida. Rida begitu bergemetar. Sembari mendekati Rida, seorang penculik itu berkata. "Karena dia ingin membunuhmu dengan tangannya sendiri. Jadi, dia menyuruh kami menangkap mu hidup-hidup. Aku yakin sebentar lagi dia akan sampai."
Namun, tidak lama setelah itu, ada suara yang bergema di gedung tersebut. "Bunuh? Bukannya itu tidak boleh?"
Seketika penculik itu terkejut. "Hah?"
Suasana pun menjadi hening. Para penculik berkeringatan. Secara tiba-tiba, dari atas atap, ada seseorang yang menggunakan jubah hitam menembus atap dan turun. Gedung tersebut di penuhi oleh debu yang bertaburan.
Salah satu pencuri itu berkata. "Siapa? Siapa dia?"
Salah satu penculik itu pun maju dan mencoba menyerang. Seseorang berjubah hitam itu pun menangkap penculik itu, lalu memutar tubuh nya dan melempar penculik itu dengan keras hingga menabrak dinding.
Salah satu penculik itu berteriak. "Liq!!!"
Penculik itu bertanya dengan rasa takut. "Si-siapa kau?"
Seseorang berjubah hitam itu menjawab. "Nama ku Keter, yang mengintai di balik bayangan, untuk berburu."
Rida pun sedikit kaget dan berkata. "Keter?"