Peluk Aku Sekali Lagi Ayah

Bentakan yang surya lakukan, membuat dada Zian merasakan sakit, obat itu ada. didalam tas sekolahnya, "bagaimana ini?? "

Zian berlari meninggalkan surya, apa surya lupa kalau sangat anak akan merasakan sakit di dadanya karna bentakan nya.

"ahh.... aku hari ini ada jadwal, bertemu dengan dokter Ardi, sebaiknya aku bersiap"

Zian pergi kerumah sakit ditemani siapapun, mungkin reno tidak ingat walaupun ia bilang akan menemani Zian hari ini, Surya masih marah dan dia mendiami putranya.

Dokter tampan itu, mengatakan ia "LELAH"

karna ia sudah melakukan operasi, walaupun lelah dokter. Ardi tetap melakukan tugas nya itu, entah berpa banyak pasien yang ia selamat kan.

"tokk.... "

"tokk... "

"aishhh.. ada saja yang menganggu istirahatku, apa mereka tidak bisa membiarkan aku bernafas sebentar saja"

ketukan itu membeli terdengar sehingga,membuat dokter Ardi tak ayal menyuruhmya untuk masuk.

"dok, maaf aku Mengganggu waktu istirahat anda"ucap Zian

"maafkan kakak zi, hari ini kakak melakukan 3 operasi, sehingga kak. lupa jadwalmu" ucap dokter Ardi

"Dek... apa yang kamu rasakan akhir akhir ini, apa rasa sakit nya masih sering terjadi? "

"iya kak, mengapa setiap aku dibentak aku merasakan sakit padahal aku dulu tak selemah itu dan akhir akhir ini sakit nya lebih sering "

"apa keluarga mu tau tentang hal ini, dan kenapa kamu pergi sendiri untuk cek up? "

"kak reno kuliah, sedangkan ayah dan kak Zian bekerja, aku tak ingin merepotkan mereka"

"tapi sakit kamu ini bukan sakit main main zi, ini penyakit mematikan, entah kapan saja kamu bisa tiada"

"ayo kita melakukan pemeriksaan seperti biasa!!! " ajak dokter Ardi

Zian melakukan pemeriksaan bersama dokter Ardi, berbagai prosedur telah dilakukan untuk memastikan jantung Zian membaik,tapi semesta berkehendak lain.

"Zian,jantung kamu semakin parah dan sebaiknya segera dilakukan pencangkokan jantung, sebaiknya kamu beritahu keluarga mu agar kamu tidak merasa sendirian"

Zian terdiam mendengar penjelasan dokter Ardi, untuk melakukan itu tidak mudah apalagi mencari pendonor. Takut memang ia merasakan takut, tapi ia tidak ingin melakukan operasi itu rasanya percuma saja.

"tapi aku tidak ingin melakukan operasi itu, aku masih bisa bertahan dengan obat obatan kan kak" jawab Zian dengan tersenyum tanpa getir diwajahnya

Dokter Ardi sudah membujuk Zian, tapi Zian tetap dengan pendirian nya, dan meminta dokter Ardi untuk merahasiakan nya. Zian berpamitan untuk pulang tak lupa ia membeli obat untuk menghilangkan rasa sakitnya.

"tapi kenapa dia sangat tegar dan tak tampak raut kesedihan dan takut terlihat diwajahnya"

gumam dokter Ardi

"dek... kamu kemana aja, kenapa tidak beritahu abang" tanya reno

"aku pergi pemeriksaan pada dokter Ardi, dan semuanya membaik. "

Zian tak ingin merepotkan keluarganya, terutama ayahnya.mereka pun bersiap untuk makan, dan tak ada obrolan di meja makan hening hingga selesai.

Andre yang melihat Zian naik ke lantai 2 segera menyusulnya naik.

"zi.. tunggu sebentar aku hanya ingin mengatakan, aku juga anak kandung ayahmu tapi aku tidak beruntung seperti mu yang dirawat oleh ayah, aku benci karna ayah tidak pernah mengakui ku. " andre tersenyum getir

"untuk apa kamu hanya mengatakan ini padaku, apa kamu ingin membuat ku merasakan sakit? "

Dan reflek zian mendorong bahu andre, entah mengapa andre tiba-tiba saja terjatuh dari tangga.

gubrak....

semua orang melihat andre jatuh dan kepalanya mengeluarkan darah seketika panik, dan mereka melihat Zian yang ada diatas tangga.