NovelToon NovelToon
Retaknya Sebuah Kaca

Retaknya Sebuah Kaca

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta Seiring Waktu / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:1M
Nilai: 4.6
Nama Author: Arrafa Aris

Pernikahan yang didasari sebuah syarat, keterpaksaan dan tanpa cinta, membuat Azzura Zahra menjadi pelampiasan kekejaman sang suami yang tak berperasaan. Bahkan dengan teganya sering membawa sang kekasih ke rumah mereka hanya untuk menyakiti perasaannya.

Bukan cuma sakit fisik tapi juga psikis hingga Azzura berada di titik yang membuatnya benar-benar lelah dan menyerah lalu memilih menjauh dari kehidupan Close. Di saat Azzura sudah menjauh dan tidak berada di sisi Close, barulah Close menyadari betapa berartinya dan pentingnya Azzura dalam kehidupannya.

Karena merasakan penyesalan yang begitu mendalam, akhirnya Close mencari keberadaan Azzura dan ingin menebus semua kesalahannya pada Azzura.

"Apa kamu pernah melihat retaknya sebuah kaca lalu pecah? Kaca itu memang masih bisa di satukan lagi. Tapi tetap saja sudah tidak sempurna bahkan masih terlihat goresan retaknya. Seperti itu lah diriku sekarang. Aku sudah memaafkan, tapi tetap saja goresan luka itu tetap membekas." Azzura.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arrafa Aris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27 : Mengundurkan diri ...

Setibanya di kediamannya, perasaan kecewa kembali menyelimuti Close. Sama seperti hari-hari sebelumnya.

Bahkan sudah terhitung enam bulan lamanya, ketika ia pulang, rumah mereka pasti dalam keadaan gelap dan terlihat suram.

"Azzura," lirihnya. "Setiap aku pulang hanya kegelapan yang menyambutku," gumamnya lalu membuka pintu mobil.

Dengan langkah gontai ia melangkah pelan menghampiri pintu rumah. Ketika tangannya terangkat untuk menekan password, ingatannya kembali berputar saat dengan teganya ia mengatakan jika password pintu rumah adalah tanggal lahirnya dan sang kekasih.

"Password-nya tanggal lahirku dan calon istriku. 241793."

"Jangankan marah ... sedikitpun dia tidak merasa risih atau cemburu melihatku bermesraan dengan Laura saat itu. Apa sedikitpun dia nggak memiliki rasa padaku?" desisnya bertanya pada dirinya sendiri.

Sesaat setelah berada di dalam rumah, ia menekan saklar lampu dari satu saklar ke saklar yang lain hingga ia berada di dalam kamarnya.

Dengan perasaan yang kini bercampur aduk, ia menghempaskan tubuhnya di atas ranjang empuknya.

"Akhh ... kepalaku!!" rintihnya sembari memijat keningnya.

Lagi-lagi benaknya kembali membayangkan istrinya saat ia sering menarik rambutnya lalu membenturkan kepalanya ke tembok, hingga tak jarang membuat jidat istrinya itu memar.

"Apa yang telah aku lakukan? Jika momy dan daddy tahu aku sering melakukan KDRT pada Azzura. Mereka pasti akan murka kepadaku. Apalagi jika momy tahu aku sering membawa Laura menginap dan tidur bareng di rumah ini," sesalnya.

Close terus larut dengan pikirannya sendiri. Tak lama kemudian, ia bangkit dari pembaringanya lalu menuju ke walk in closet untuk mengganti pakaiannya.

Baru saja ia keluar dari ruangan itu, tampak Laura sedang menghampirinya.

"Laura," lirihnya.

"Sayang, aku ingin menginap di sini," ucapnya lalu memeluk tubuh Close.

"Whatever Laura. Kepalaku sakit," desisnya lalu melepas dekapan sang kekasih dan memilih naik ke atas ranjang untuk mengistirahatkan tubuhnya.

Laura ikut menyusulnya dan langsung mendudukkan dirinya di atas paha Close.

"Biar aku memijat kepalamu, supaya sakitnya berkurang," bisiknya dengan senyum menggoda dan sengaja meliukkan tubuhnya di depan wajah Close.

Merasa terpancing di tambah lagi pengaruh minuman yang membuat libidonya menggebu, seketika sesuatu di bawah sana mulai menegang.

Perlahan tangannya mulai bermain liar dan sesekali memejamkan matanya menikmati pijatan lembut di kepalanya.

Perlahan ia mulai melepas pakaian yang membalut tubuh sang kekasih hingga membuat tubuh sintal itu polos. Meremas bokongnya dan mulai memainkan lidahnya di dua gundukan padat milik Laura dan sesekali menyesapnya bergantian.

Ulahnya itu membuat Laura menggila dan mulai men*desah keras. Terus seperti itu, seperti hari-hari sebelumnya keduanya kembali melakukan hubungan terlarang tanpa pernah memikirkan perasaan Azzura.

Kedua insan itu terus mengharungi nikmatnya surga dunia dan seolah-olah membawa keduanya ke nirwana.

.

.

.

Meninggalkan Close dan Laura yang tengah asik di mabuk dengan percintaannya, lain pula yang dilakukan Azzura dan Yoga.

Kini keduanya sedang duduk di salah satu bangku taman kota sambil menikmati kopi hangat, setelah puas bermain di tempat wisata malam kota J.

Seperti prediksi Yoga, kegelisahan yang di alami Azzura sedikit berkurang dengan mengajaknya bermain di tempat seperti itu.

"Yoga, makasih ya. Entah mengapa aku merasa plong setelah bermain di wahana tadi," akunya.

"Syukurlah, membuatmu tertawa lepas saja sudah cukup membuat aku bahagia dan lega. Itu termasuk terapi, Zu," batin Yoga.

"Sama-sama, Zu. Jika kamu mau setiap malam sehabis menjenguk ibu, kita bisa ke tempat-tempat seperti itu. Tapi lokasinya berbeda-beda supaya kamu nggak bosan," usul Yoga dengan seulas senyum.

"Boleh juga. Tapi lebih asik jika kita rame-rame," cetus Zu lalu menyeruput kopinya.

Lagi-lagi Yoga tersenyum senang sambil mengedipkan kedua matanya kemudian mengangguk.

Tiga puluh menit kemudian, Yoga kembali mengajak Azzura meninggalkan taman kota sekaligus mengajaknya pulang.

"Zu, setengah jam lagi jam 22.00. Ayo kita pulang. Takutnya kamu bangun kesiangan," kata Yoga.

"Nggak bakal," sahutnya sambil terkekeh.

"Benarkah?"

"Hmm ... soalnya aku sudah terbiasa bangun subuh," jelasnya.

"Oh gitu ya," sahutnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Sesaat setelah berada di dalam mobil, Yoga mulai melajukan kendaraannya menuju kediaman Azzura.

Di sepanjang perjalanan, Yoga terus mengajaknya mengobrol. Semua Yoga lakukan sekaligus mensugesti gadis berhijab itu, supaya melupakan sejenak kekerasan yang Close lakukan padanya. Dan caranya itu cukup berhasil.

Beberapa menit kemudian, keduanya pun tiba di rumah Azzura. Demi memastikan Azzura dalam keadaan baik-baik saja, ia ikut mengantarnya sampai ke dalam rumah.

"Zu, maaf jika aku sudah lancang seperti ini," ucapnya.

"Nggak apa-apa," kata Zu dengan seulas senyum.

Setelah memastikan Azzura terlihat baik-baik saja, Yoga akhirnya berpamitan.

"Zu, aku pulang ya. Besok aku sekalian menjemputmu," tawar Yoga.

"Baiklah, sekali lagi makasih ya," ucap Zu sambil tersenyum.

"Sama-sama, Zu."

Setelah itu, Yoga menghampiri mobilnya. Begitu mobil Yoga mulai menjauh, Azzura kembali menutup pintu rumah.

Ia seakan lupa dengan perasaan takut dan rasa gelisahnya hilang begitu saja. Namun entah dengan esok hari.

Beberapa menit berlalu ....

Setelah membersihkan dirinya dan berganti pakaian, ia pun naik ke atas ranjang empuknya.

Mungkin karena lelah bermain di wahana yang cukup menguji adrenalinnya, akhirnya perlahan-lahan matanya mulai terpejam dan akhirnya ia tertidur dengan tenang.

.

.

.

Keesokkan harinya ....

Seperti janjinya pada Azzura semalam, Yoga benar-benar datang menjemputnya.

Tok ... tok ... tok ...

Azzura yang sedang berada di dapur, baru saja selesain membuat sarapan. Ia mengerutkan keningnya lalu berpikir siapa yang datang sepagi ini.

"Siapa ya?" gumamnya sambil berjalan menuju pintu.

Saat memutar kunci di handle pintu, Azzura pun membukanya. "Yoga?" lirihnya. "Ayo masuk. Kebetulan aku baru saja selesai membuat sarapan," tuturnya.

"Maaf jika aku datang sepagi ini, Zu," kata Yoga.

"Nggak apa-apa," timpal Zu dengan seulas senyum. "Sebentar ya, aku ke dapur dulu," izin Zu dan Yoga hanya mengangguk.

Sambil menunggu, Yoga meneliti seisi ruangan itu hingga ekor matanya terarah ke salah satu pigura foto almarhum ayah Azzura.

Yoga beranjak dari sofa lalu menghampiri pigura foto itu. "Ini kan foto ayah? Apa ayahnya Azzura dan ayah berteman?" gumamnya sambil menatap foto itu dengan lekat. "Rupanya ayahnya juga seorang TNI, pantasan saja ..."

Ia kembali menatap satu demi satu pigura yang terpampang dengan rapi di tembok ruang tamu itu.

"Yoga?!" suara Azzura seketika membuatnya menoleh. Karena penasaran ia pun bertanya lalu menunjuk foto kebersamaan almarhum ayah dan ayahnya.

"Zu, apa pria paruh baya yang ada di foto itu teman almarhum ayahmu?" tanyanya dengan penasaran.

"Iya, itu paman Pras dan beliau adalah teman baik ayah. Hanya saja mereka bertugas di satuan yang berbeda. Ayah di satuan AD sedangkan paman Pras di AL. kalau aku nggak salah paman Pras juga merupakan seorang dokter di satuannya," jelas Zu lalu tersenyum.

Yoga hanya mengangguk sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Oh ya, aku masih ingat beberapa tahun yang lalu saat paman Pras ke sini, beliau sempat mengutarakan niatnya untuk menjodohkanku degan putranya," kata Zu lalu terkekeh.

Yoga cukup terkejut mendengar cicitan Azzura barusan.

"Ah sudahlah, nggak usah dibahas lagi. Sebaiknya kita sarapan, setelah itu kita berangkat," cetus Zu lalu kembali ke dapur.

Keduanya kini duduk saling berhadapan sambil menikmati sarapan pagi buatan Azzura. Bahkan keduanya sesekali saling melempar candaan.

Setelah selesai sarapan, keduanya pun mulai meninggalkan rumah. Yoga terlebih dulu mengantar Azzura ke tempat kerjanya.

Setelah mengantar Azzura, Yoga kembali melajukan kendaraannya menuju kantor. Tidak seperti hari-hari kemarin, jika dia akan kembali beraktifitas seperti biasa di kantor itu.

Tapi hari ini dia ke kantor hanya ingin menyerahkan surat pengunduran dirinya sekaligus resign dari perannya sebagai asisten.

Sesaat setelah berada di ambang pintu ruang kerja Close, ia pun mengetuk pintu lalu membukanya.

"Yoga," desis Close yang sedang duduk di kursi kebesarannya.

" Selamat pagi, Pak," ucapnya lalu menghampiri meja kerja sang CEO.

"Pagi juga," balas Close dengan nada dan tatapan dingin.

"Maaf Pak, saya ke sini hanya ingin menyerahkan surat pengunduran diri saya. Mulai hari ini saya mengundurkan diri sebagai asisten Bapak," ucapnya dengan santai tanpa beban.

...🍂****************🍂...

Jangan lupa masukkan sebagai favorit ya 🙏 Bantu like dan vote setidaknya readers terkasih telah membantu ikut mempromosikan karya author. Terima kasih ... 🙏☺️😘

1
Tuti irfan
Luar biasa
Thewie
laki2 anjing gayanya menyesal,khilaf..keparat kau close. tutup ajalah kau kayak namamu
Juniati Juniati
😭😭😭😭
Thewie
kok ada bawang merahnya Thor 😭😭😭😭
ay Susie
piye tow kiiiihhhhh
Surati
bagus
Epifania R
biarkan saja dia sekalian masuk RSJ
Epifania R
semoga azzura bahagia
Epifania R
jangan mau zu
Epifania R
rasaakan
Epifania R
lanjut
Epifania R
siapa yang datang
Epifania R
makin penasaran
Epifania R
massa mau saingan sama anak sendiri
Epifania R
mau kemana zurra
Epifania R
😭😭😭😭😭
Epifania R
😭😭😭
Epifania R
maaf tiada guna
Epifania R
😭😭
Epifania R
taunya cuman menebak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!