NovelToon NovelToon
Cinta Itu Bukan Untuk Istriku

Cinta Itu Bukan Untuk Istriku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / EXO / Angst / Penyesalan Suami
Popularitas:12.2k
Nilai: 5
Nama Author: Nana_Noona

Kiana hanya mencintai Dio selama sembilan tahun lamanya, sejak ia SMA. Ia bahkan rela menjalani pernikahan dengan cinta sepihak selama tiga tahun. Tetap disisi Dio ketika laki-laki itu selalu berlari kepada Rosa, masa lalunya.

Tapi nyatanya, kisah jatuh bangun mencintai sendirian itu akan menemui lelahnya juga.

Seperti hari itu, ketika Kiana yang sedang hamil muda merasakan morning sickness yang parah, meminta Dio untuk tetap di sisinya. Sayangnya, Dio tetap memprioritaskan Rosa. Sampai akhirnya, ketika laki-laki itu sibuk di apartemen Rosa, Kiana mengalami keguguran.

Bagi Kiana, langit sudah runtuh. Kehilangan bayi yang begitu dicintainya, menjadi satu tanda bahwa Dio tetaplah Dio, laki-laki yang tidak akan pernah dicapainya. Sekuat apapun bertahan. Oleh karena itu, Kiana menyerah dan mereka resmi bercerai.

Tapi itu hanya dua tahun setelah keduanya bercerai, ketika takdir mempertemukan mereka lagi. Dan kata pertama yang Dio ucapkan adalah,

"Kia, ayo kita menikah lagi."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana_Noona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

...10 April 2018...

D-day.

Kiana dengan shortpants berwarna navy yang dibelinya beberapa hari lalu sudah mentereng di hadapan cermin. T-shirt oversize yang dibagikan panitia gathering menjadi pelengkap. Beruntung, batin Kiana, kaos itu berwarna hitam tanpa tulisan norak. Hanya bordiran motto Sayap Kasih yang tidak terlalu kentara. Cukuplah aestethic dipakai kawula muda.

Ia membiarkan rambutnya tergerai. Sebuah kacamata hitam saja yang bertengger di hidungnya. Setelah memastikan kembali make up-nya rapi, Kiana barulah bergegas turun. Sebuah koper kecil berwarna biru ikut ditariknya keluar. Ini pukul setengah 8 pagi, tapi pas bila harus bertarung dahulu dengan macetnya Jakarta. Sebab pukul 9 nanti mereka akan berangkat menuju puncak. Ini bukan weekend, Kiana rasa perjalanan mereka akan menyenangkan tanpa diganggu macet karena banyak yang berlibur.

Pada tiga anak tangga terakhir, Kiana mematung. Bertemu dengan Dio dan saling beradu tatap. Keduanya memilih tak banyak bicara setelah pertengkaran mereka tiga hari lalu. Pertengkaran yang menurut Kiana disebabkan hal remeh. Seremeh ia dan Arshaan bertemu karena urusan pekerjaan.

"Aku antar kamu," putus Dio dengan nada yang lebih seperti perintah.

Perempuan itu hanya mengangguk dan mengekori Dio. Kiana hendak memasukkan kopernya ke bagasi ketika laki-laki itu mengambil alih. Ia mengangkat koper Kiana dan memasukkannya, tanpa mengatakan apapun. Begitu juga Kiana yang tidak mengucapkan terima kasih.

Sepuluh menit pertama, perjalanan terasa sunyi. Kiana tidak berinisiati memutar lagu. Jangankan percakapan, arah pandang keduanya saja bersebrangan. Kiana terus menatap ke luar jendela, menjauhkan Dio sebagai objek matanya. Pun Dio yang terus fokus ke depan, menyetir saja tanpa suara.

Getar ponsel Kiana memecah sepi. Dio melirik sekilas, dapat melihat Kiana mencoba mengabaikan panggilan hingga akhirnya berhenti. Dua kali, empat kali, Kiana masih mengabaikannya. Kali kelima, Dio bisa mengira bahwa panggilan berbeda yang masuk. Barulah Kiana menjawab.

"Kenapa Je?"

Dio berasumsi itu Jehan, teman Kiana di kantor. Dio tidak bermaksud menguping, tapi rasa penasarannya yang turut membagi fokus antara menyetir dan mendengarkan.

"Giliran Jehan yang telepon diangkat," omel suara laki-laki di seberang sana. Cukup untuk membuat Dio menoleh pada Kiana, membuat perempuan itu sesaat memandang tak enak pada Dio.

"Ada apa?" tanya Kiana cepat.

"Kapan sampai sih? Bisnya sudah mau berangkat nih."

"Jangan banyak bohong deh, pengumuman kemarin 'kan bilang kita berangkat jam 9 pagi," balas Kiana cepat.

"Arshaan?" tanya Dio dengan suara yang terdengar tak bersahabat.

Kiana mengalihkan pandangannya pada Dio dan ragu-ragu mengangguk.

"Diantar sama bapak Negara ya?" kekeh Arshaan yang membuat Kiana rasanya ingin memukul kepala laki-laki itu.

"Aku tutup ya."

"Eh ... sebentar."

"Apa lagi?" Kiana masih melirik Dio untuk tahu reaksinya.

"Nanti duduk sama aku ya, siapa tahu nanti kamu mabok perjalanan, aku sudah siapin kantong kresek."

"Orang gila."

"Hehehe."

Kiana memutus panggilan tidak penting dari ponsel Jehan yang ternyata disabotase Arshaan. Ia sekali lagi, melirik pada Dio. Mendapati laki-laki itu juga tengah menatapnya.

"Kenapa?" tanya Dio datar.

"Nggak apa-apa."

Lantas begitulah sisa perjalanan berlalu. Terlalu sepi hingga suara helaan napas masing-masing pun bisa terdengar. Tak ada yang berniat berbicara atau sekedar bersenandung mengubur atmosfer tak enak tersebut.

...^^^^^...

Kiana bisa melihat sudah banyak yang berkumpul di depan gedung kantornya. Satu bus besar dengan fasilitas yang cukup nyaman juga sudah terparkir. Di kejauhan, Jehan bahkan sudah melambai-lambaikan tangannya saat Kiana baru turun dari mobil Dio.

Dio yang sudah turun lebih dulu kemudian mengeluarkan koper kecil Kiana dari bagasi dan membawanya mendekat pada si empunya.

"Ayo."

Dio memang penuh kejutan.

Laki-laki itu menggandeng tangan Kiana yang jelas sekali terkejut. Kiana mencoba menetralisir keterkejutannya dengan senyum canggung. Dio ternyata membawa langkah mereka mendekat kearah Jehan dan beberapa teman Kiana yang sudah berkumpul.

"Duh ... Kia bikin iri," komentar Jehan sambil menunjuk pada gandengan tangan Dio. "Aku juga jadi mau nikah lagi."

"Nikah lagi sana sama Pak Romi," ejek Stevi. Romi yang dimaksud adalah pegawai senior berusia hampir 50 tahun dan masih melajang.

Jehan mendelik, Kiana terkekeh.

"Kamu hati-hati di sana ya. Jaga kesehatan juga."

Dio mengusap puncak kepala Kiana yang membuat si perempuan seketika menegang. Walau apa yang dilakukan Dio mungkin hanya sebatas pertunjukan, tapi jantung Kiana tidak mau mengerti tuh. Tetap saja berdebar kencang dengan lancang.

"Iya, kamu juga jaga kesehatan ya."

"Aduh ... pengantin baru tuh memang begitu ya, shy-shy cat," ledek Stevi. "Waktu kamu juga begitu nggak Je?"

Jehan tertawa. "Aku mah nggragas seperti cat garong."

Mereka tertawa, Kiana tersipu.

"Aku ke kantor dulu ya."

"Heem."

Dio mendekat kearah Kiana dan memeluknya sebentar. Dikecupnya kening Kiana sesaat, tersenyum, kemudian berlalu. Meninggalkan Kiana yang masih merasakan ketegangan. Jehan dan Stevi bahkan terkikik geli melihat temannya blushing.

"Kamu nggak lupa bawa minyak cap kapak, 'kan?"

Sebuah suara meledek khas Arshaan menghentikan rasa berbunga-bunga Kiana. Laki-laki itu sudah berdiri di sisinya. Dalam balutan kaos hitam dan jeans berwarna abu-abu, sosok itu bisa membuat dua perempuan yang berdiri di samping Kiana menjerit tertahan. Mereka saling lirik untuk kemudian tersenyum bahagia karena bisa cuci mata.

"Aku bukan nenek-nenek ya."

"Siapa tahu butuh loh."

"Enggaklah gila."

"Kalau kantong kresek?"

Kiana memukul lengan Arshaan dengan keras karena kesal tapi laki-laki itu justru tergelak. Memancing penasaran pada sosok yang sudah menjauh dan kini diam di dalam mobil memperhatikan mereka berdua.

Dio merasakan genggamannya pada stir menguat hingga buku-buku jarinya memutih. Ada rasa tidak senang yang tidak bisa ditutupi lagi. Entah karena hal yang terjadi di masa lalu atau karena melihat Kiana yang tertawa lepas di hadapan laki-laki lain.

Ia jadi tiba-tiba kepikiran. Tiga hari dua malam bukanlah sebentar. Ibunya sudah mengajaknya agar Kiana tidak kesepian. Tapi Dio menolak dengan tegas karena alasan urusan kantor. Kalau belum berangkat saja dia sudah maju mundur untuk berangkat ke kantor, bagaimana hari-hari berikutnya?

Tidak.

Dio memilih tidak goyah dan melajukan mobilnya tepat ketika rombongan gathering bersiap masuk ke dalam bus. Masih dapat Dio lihat dengan jelas bagaimana Arshaan mengambil alih koper Kiana dan membantunya memasukkan pada bagasi bus. Mereka berdua berjalanan beriringan dengan sesekali tawa Arshaan dan wajah cemberut Kiana.

^^^

KLIK LIKENYA DONGGGGG

1
Neneng
biarkan kia pergi thor jgn sm dio
jahat bgt ih..
pgn tak geprek si dio
anak orang
boleh ga Dio buat tumbal aja kog aku Gedeg banget ya
Yestri Yunara
Rasanya masih kurang aja eps nya, padahal udah panjang bangett🤭
Nana_Noona: lebih dari 2000 kata kak 😁
total 1 replies
Neneng
thor tlong Kiana jgn sm dio dong.. gedeg aku bacanya
Nana_Noona: Hujat Dio kak hujaaaaatttt
total 1 replies
Rully Kristiana
bagus
Rully Kristiana
Biasa
Rully Kristiana
anjriitt udh pernah baca di tik tok tapi masih nyesekk aja /Sob/
Nana_Noona: Sedih banget kaaaaannn
total 1 replies
anak orang
jahat
Maizaton Othman
,tatabahasa tersusun serta alur cerita yg bagus menjadikan karya ini sebuah naskhah yg menarik,tidak sabar menunggu update setiap episod nya.
Maizaton Othman
kia..jgn mudah luluh..please,
Maizaton Othman
please Kia,belajarlah dari pengalaman masa lalu..jgn jatuh dilubang yg sama 2x,jgn mudah terpedaya dgn sesiapa pun yg ingin mengambil kesempatan diatas " rasa" cintamu yg masih "ada",benteng lah hati mu seteguhnya.
Maizaton Othman
oke
anak orang
lagiiiiiii
Maizaton Othman
good decision,mama,jgn sesekali izinkan..hargai Kia,kasihan dia...
Sunria Riayah
aku menungguuuuuuu
anak orang
gara gara eyang ganggu,aku kasih bintang 5 🤣
anak orang
eyang ganggu lhoooo🤣
Nana_Noona
Nanti malam kita up lagi ya kakkkk
Rita Ningsih
mana lanjutan nya dong
Neneng
kiana plin plan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!