Hasna Az Zahra terpaksa harus menikahi Mantan Mertuanya setelah tunangannya meninggal dunia. Dalam pernikahan ini, dia menjadi orang ketiga, di perlakukan tidak adil, menjadi istri yang tak di anggap. Mantan Mertuanya sangat membencinya dan menyalahkan dirinya atas kecelakaan anak semata wayangnya.
Akankah Hasna bertahan menjadi madu Mantan Mertuanya atau memilih pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayonk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#masa lalu serkan 2
"Kenapa tante ada di sini?" tanya seorang bocah kecil yang tak lain Azzam. Saat melihat mamanya di seret oleh papanya, ia paham kalau keadaan keduanya tidak baik-baik saja.
Dia, batin Alena.
Alena berjongkok dan tersenyum. "Tidak baik seorang anak kecil mendengarkan perdebatan orang dewasa."
"Kenapa tante tersenyum saat orang tua ku bertengkar?" tanya Azzam kecil. Dia melihat kedua sudut Alena yang terus tertarik ke atas.
Anak ini, sepertinya aku harus hati-hati.
"Sayang," Alena hendak mengelus kepala Azzam. Namun Azzam langsung melangkah ke belakang. Sehingga tangan Alena berhenti di udara.
Dia pun tersenyum, tetapi di hatinya keluar berbagai umpetan. "Baiklah, jangan masuk. Aku hanya menyarankannya." Alena berdiri, dia pun pergi meninggalkan Azzam yang berdiri di depan pintu. Dia menoleh dan langsung membuka pintu kamarnya.
***
Alena membuat dua jus jeruk, dia melirik ke arah Yuna yang sangat terpukul. Dia pun memasukkan obat ke dalam jus itu dan berharap malam ini akan berakhir. Dia pun mengaduk pelan, lalu mengambil segelas jus itu tepat di depan kedua matanya, dia tersenyum sinis, salahkan saja Yuna yang bisa mendapatkan Serkan.
"Ini, minumlah dulu." Alena menaruh jus jeruk di depan Yuna. "Kau tidak ingin minum lainnya?" tanya Alena. Dia tahu, kalau Yuna sangat anti mabuk dan wanita itu tetap saja tidak ingin menyentuh wine.
"Tidak, aku hancur Al."
Alena langsung membungkuk dan memeluk Yuna. Dia mengelus punggung Yuna. "Sabar, ini perjuangan untuk membuktikan cinta mu. Kau tau, Leon sangat mencintai mu. Cinta yang tulus, pasti akan mengalami banyak terjangan."
"Aku salah," Alena mengerutkan keningnya. Dia pun melerai pelukannya, menatap Yuna dengan tatapan dalam.
"Maksud mu?" tanya Alena, dia menarik sebelah alisnya, begitu penasaran. Ia berharap keganjalan di hatinya tidak jadi kenyataan.
"Aku ingin mengakhiri hubungan ku dengan Leon, aku tidak mau menyakiti Serkan. Dia pria yang baik, aku ingin fokus dengan rumah tangga ku." Tutur Yuna. Perasaannya bercampur aduk, dia merasa bersalah pada Serkan. Kesetiaannya di balas oleh pengkhianatan.
Alena berusaha menahan emosinya yang sudah mengepul di otaknya. Tentu saja dia tidak akan membiarkan rencana yang berjalan mulus harus berantakan. Sebelum Serkan menceraikan Yuna, dia tidak menjamin hal baik untuknya, karena ia tau betapa Serkan mencintai Yuna.
"Yuna, dengarkan aku. Kau tidak bisa memutuskan seperti ini, kasihan Leon. Ini perjuangan mu dan kau harus membuktikan. Dengar, aku akan membantu kalian."
"Tapi Al, aku tidak mau. Aku tidak mau menyakiti Serkan. Semenjak aku bersama dengan Leon, wajah Serkan yang hadir dalam benak ku."
Ternyata kau sudah mencintainya Yuna bodoh.
"Hanya rasa iba dan kasihan, ingatlah hubungan mu hancur karena Serkan. Seharusnya kau sudah menikah dengan Leon, buka Serkan."
Alena memegangi kedua bahu Yuna. "Aku akan membantu mu, kau harus hidup bahagia. Aku tidak ingin kau menderita lagi, kau berhak bahagia. Lupakan masa lalu yang membuat mu hancur, bangkitlah Yuna. Kau tidak sendiri, masih ada sahabat mu, aku," Alena menunjuk dirinya. "Aku menyayangi mu."
Yuna begitu terharu, Alena selalu mengerti posisi hatinya. Dia pun memeluk Alena dan menangis dalam dekapannya.
Hancurlah, hancurlah Yuna.
Flasback off
Bibir Alena tersungging sebelah dan meremas benda pipih miliknya. "Aku ingin kau melakukannya Leon."
Terdengar seorang pria dari seberang sana. Selama bertahun-tahun dia memang bersenyumbunyi, setelah kecelakaan menimpa Yuna dan sebelum kecelakaan itu, dia memang melakukan hubungan panas dengan Yuna. Wanita itu begitu gesit di atasnya karena pengaruh obat yang di berikan Alena dan membuatnya ketahuan, perdebatan itu pun terjadi dan membuat Yuna berakhir kecelakaan. Alena pun memberikannya uang dan mengoperasi wajahnya, sehingga Serkan tidak pernah menemukannya.
Dia pun pergi ke luar negeri dan tidak pernah pulang ke indonesia.
"Oke, aku akan segera pulang. Tetapi kau harus menjelaskan semuanya pada ku."
"Aku akan menjelaskannya setelah kau pulang, aku tidak bisa berbicara berlama-lama dengan mu."
Alena mematikan panggilannya sepihak. Dia menaruh kembali gawainya masuk ke dalam tasnya.
***
Di tempat lain.
Hasna merenung, hatinya yang di liputi kesedihan lantas perkataan Alena, tak membuatnya fokus pada pembelinya. Sering kali ia di sapa oleh para pembeli yang sedang menunggu pesannya.
"Neng kalau melamun cantik, nikah sama abang saja kenapa? abang pasti membahagiakan Neng."
Hasna menggeleng pelan, setiap hari memang perkataan itu keluar masuk dalam telinganya. Namun bukan berarti ia senang di goda orang lain.
Hasna menaruh pesanan beberapa orang yang sudah menunggu di depan warungnya. Dia pun kembali lanjut memasak agar pikirannya teralihkan.
Drt
Hasna menoleh, dia menatap nama yang tertera di layar ponselnya. Dengan ragu-ragu dia menjawab panggilan itu.
"Bagaimana kabar mu Hasna?" tanya Serkan.
makanya Azzam memilih calon istrinya utk mendampingi ayahnya