NovelToon NovelToon
RUMAH EYANG

RUMAH EYANG

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Iblis
Popularitas:15.2k
Nilai: 5
Nama Author: Ratna Jumillah

"Kalo sudah malam, jangan keluar rumah ya ndok. Nanti di bawa kuntilanak!"
~~
"Masalah nya bukan di kamu, tapi di dia."
~~
"JADI SELAMA INI EYANG!??"

Dara, adalah seorang gadis yang baru saja lulus sekolah SMA, dia tidak langsung melanjutkan studi karena orang tua nya terkendala biaya. Dara lalu di titipkan pada Eyang nya yang Dara sendiri tidak pernah tau kalau dia punya eyang, dia di kirim ke kampung yang entah itu dimana.

Dan di sanalah Dara mengalami semua kejadian yang tidak pernah dia alami sepanjang hidup nya, dia juga mengetahui rahasia tersembunyi tentang keluarga nya yang tidak pernah dia sangka..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratna Jumillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

EPS. 17. Pertolongan

Dara masih berdiri kedinginan di ujung tanjakan yang sama, badan nya kotor dengan tanah, wajah nya sembab karena sejak tadi dia terus menangis, dan suaranya.. Dara kehabisan suara karena sejak berjam - jam yang lalu dia berteriak meminta tolong.

"Tolong.." Sampai Dara tidak bisa mengeluarkan suara lagi.

Hari sudah gelap, entah jam berapa tapi Dara hanya mendengar suara jangkrik dan pemandangan gelap di sekeliling nya. Dia melihat cahaya lampu yang kemungkinan adalah perumahan warga tapi itu pun masih lumayan jauh.

"Ya Allah, apa nggak ada orang yang lewat?? Kasihan pakde.." Gumam Dara, dia masih memikirkan jasad mang Nuri yang masih berada di dalam mobil.

Tubuh nya juga sudah menggigil kedinginan karena terguyur hujan, di tambah angin yang menerpa nya, Dara sungguh nyaris pingsan. Dara memeluk dirinya sendiri dengan kedinginan lalu kembali menangis, dia merasa bersalah sekarang.

Dan setelah dia merasa tidak ada yang akan datang, tiba - tiba Dara mendengar suara deru mobil, Benar.. ada cahaya lampu kendaraan dari ujung, Dara langsung bangun dan dengan susah payah dia berjalan ke tengah..

"Ya Allah tolong, semoga orang ini bisa bantu pakde." Ujar Dara.

Mobil yang sedang melaju dengan kecepatan lumayan tinggi itu langsung mengerem mendadak ketika melihat Dara yang melambai - lambaikan kedua tangan nya.

"CKIITTTT!!!"

Bahkan Dara semakin gemetar karena dia takut tertabrak, untung nya tidak.. Dara membuka mata nya dan lalu mengatupkan kedua tangan nya meminta tolong.

"Tolong aku, aku kecelakaan." Ujar nya dengan suara yang serak karena habis.

Pengemudi mobil yang nyaris menabrak Dara itu membuka pintu mobil nya lalu turun dan menghampiri Dara. Dia adalah seorang pria yang berusia kurang lebih 24 tahunan..

"Mbak, astagfirullah.. kalo ketabrak beneran gimana mbak, tolong lah jangan nekat." Ujar nya.

"Tolong aku, bang.. aku kecelakaan, mobilku masuk jurang." Ujar Dara dengan sisa suaranya, dia kembali menangis.

Pria tadi terkejut, ia lalu melihat ke medan jalanan dan memang ada bekas ban mobil.

"Kamu sendirian?" Tanya pria tadi.

"Ada pakde ku, dia.. dia meninggal di di dalem mobil." Sahut Dara.

"Astagfirullah, kenapa nggak panggil ambulans??" Tanya pria tadi sambil mengeluarkan ponsel nya dan memanggil bantuan.

"Aku nggak bawa hape.." Sahut Dara, dia menghapus air matanya.

"Bentar ya.. aku panggil bantuan dulu." Ujar pria tadi dan Dara mengangguk.

"Iya pak, tolong segera ya pak, korban nya meninggal di tempat." Ujar pria tadi setelah menghubungi bantuan.

"Makasih bang, dari tadi aku berdiri di sini dan nggak nemu orang lewat." Ujar Dara.

"Ya Allah.. Ayo ke mobil dulu, kamu menggigil." Ujar nya, dan Dara mengangguk.

Pria itu membuka kan pintu mobil untuk Dara di depan, dia juga mematikan ac mobil nya supaya Dara tidak semakin kedinginan. Pria tadi lalu pergi ke belakang dan membuka bagasi dan kembali dengan sebuah selimut, ia lalu memberikan nya pada Dara.

"Pake ini dek." Ujar nya, lalu membantu memasangkan nya pada Dara.

"Makasih.." Ujar Dara, dengan air mata yang masih terus mengalir.

"Tunggu sini dulu ya, abang liat kondisi mobil kamu sambil nunggu bantuan dateng." Ujar pria itu dan dara mengangguk.

Mobil di tutup dan pria itu kembali ke belakang bagasi mengambil senter, dia lalu pergi menuruni jalan dan menyenteri dimana mobil Dara jatuh bersama mang Nuri.

"Hiks.. hiks.. Maaf in Dara pakde.." Gumam Dara, dia masih memikirkan mang Nuri.

Tak lama sekitar setengah jam kemudian, datang mobil ambulans dan beberapa tim lain, Dara yang semula berada di dalam mobil pria tadi di pindah ke ambulans untuk di obati luka - luka nya. Dan saat itu juga jasad mang Nuri di angkat dengan tandu, melihat itu tangis Dara kembali pecah..

"Hmh.. Hiks, pakde.. hiks.. hiks.." Tangis Dara.

"Jangan gerak ya mbak, pakde nya akan di bawa ke rumah sakit buat di otopsi dulu." Ujar petugas.

"Yuk kita ke rumah sakit juga, mbak harus dapat penanganan lebih lanjut." Ujar petugas lagi.

"Nggak bisa, saya nggak punya waktu lagi." Ujar Dara, semua orang tertegun.

"Bang, aku boleh minta tolong abang nggak?" Tanya Dara pada pria yang menolong nya.

"Tolong apa? Kalo aku bisa bantuin aku bantu." Tanya pria itu.

"Tolong anter aku ke rumah pak Kyai atau ustad yang bisa bantuin eyangku." Ujar Dara.

"Kenapa sama eyangmu?" Tanya pria itu.

"Ceritanya panjang bang.." Ujar Dara.

Melihat wajah Dara yang begitu kebingungan dan meminta tolong, akhir nya pria tadi pun setuju untuk menolong Dara. Petugas ambulans akhir nya hanya membawa jasad mang Nuri dan Dara di tinggal dengan pria tadi.

Entah dapat keberanian dari mana Dara malah memilih meminta tolong pada pria tadi, padahal itu adalah kali pertama mereka bertemu. Setelah ambulans pergi, kini Dara dan pria tadi di tinggal berdua di tempat..

"Seharus nya kamu di bawa untuk di tanyai polisi, polisi pasti nyari kamu ntar." Ujar pria tadi.

"Aku nggak akan lari kemana - mana kok, aku cuma mau nyari kyai aja bang." Sahut Dara.

Pria tadi manggut - manggut, dia lalu menghela nafas kare na tidak tega dengan Dara..

"Kita pergi ke rumahku dulu, kamu harus ganti pakaian seenggak nya." Ujar pria tadi.

"Rumah abang jauh?" Tanya Dara dan pria itu menggeleng.

"Kebetulan rumah abang deket sama rumah Kyai, kamu mungkin bisa minta tolong beliau." Ujar pria itu dan seketika Dara tersenyum lega.

"Makasih bang." Ujar Dara.

"Yuk masuk mobil." Ajak pria tadi dan dara mengangguk.

Dara masuk kedalam mobil, lalu mobil pun melaju pergi dari sana. Rupanya arah rumah pria tadi justru satu arah dengan jalan menuju ke rumah eyang, Dara heran kenapa bisa mang Nuri justru membawa nya sangat jauh.

Dara sedikit was - was sekarang, apa keputusan nya salah ikut dengan pria itu pikir nya. Tapi sejak tadi pria itu juga tidak melakukan hal yang aneh, bertanya - tanya lagi pun tidak..

"Nama abang siapa? Dari tadi kita ngobrol nggak tau nama abang." Dara kembali membuka percakapan.

"Amar, panggil aja bang Amar dek." Sahut pria itu yang ternyata namanya Amar.

"Bang Amar, aku Dara." Ujar Dara.

"Dara.. namanya cantik, yah." Ujar Amar, Dara hanya tersenyum sedikit, karena dia tidak suka pujian.

Dara kembali memperhatikan jalan dan ternyata Amar belok ke kanan.. Jika menuju ke rumah eyang nya adalah lurus, Amar belok ke kanan.. Jalan nya pun tidak se terjal dan se curam menuju ke rumah eyang, Dara baru lihat jalan itu..

Dan setelah melewati sedikit perbukitan, di balik bukit itu Dara melihat rumah - rumah warga.. Dara makin heran karena mang Nuri membawa nya jauh padahal di sana ada perumahan warga, meskipun tetap masih sangat jauh dari rumah eyang yang masih naik lagi ke atas.

Mobil berhenti di depan salah satu rumah yang memiliki pagar besi, dan Amar turun untuk membuka kunci gerbang nya. Dan setelah mobil masuk, Dara pun turun dadi mobil dan mendapati suasana yang jauh berbeda..

'Kenapa di sini terasa lebih hidup? Apa karena di sini banyak rumah warga?' Batin Dara.

"Yuk, kamu bersih - bersih dulu aja." Ujar Amar, dan Dara mengangguk.

"Assalamualaikum.." Salam Amar.

"Waalaikumsalam.." Sahut suara perempuan tua dari dalam.

"Loh, kamu bawa siapa nak?" Tanya perempuan itu.

"Ini Dara, ti.. dia mau ketemu kyai tapi tadi dia kecelakaan makanya Amar bawa kerumah dulu buat bersih - bersih." Sahut Amar.

"Yang satu nya namanya siapa??" Tanya nenek Amar, seketika Dara dan Amar tertegun..

"Yang satunya??" Gumam Dara.

BERSAMBUNG..

1
Ceu kokom Cintiya
novel yv bagua
Susilawati
pasti makhluk menyeramkan yg di lihat eyang itu yg bukain pintunya, dia sengaja biar eyang keluar dan pergi ke sungai dan eyang kecebur di sungai.
Hary Nengsih
cari tau ada apakah d rumah itu
Zuhril Witanto
apa mungkin makhluk yang nemplok dirumah eyang
Zuhril Witanto
sedih😭😭
Zuhril Witanto
mudah2an eyang sembuh
Zuhril Witanto
apa itu pegangannya eyang
Ricka Monika
bagus banget ceritanya,kayak kisah nyata,atau emang betul nih kisah nyata.
✎🍁🅝🅐🅢🅘 🅚🅤🅝🅘🅝🅖🐝✍: Beberapa adegan yang othor tulis di sini, berdasarkan kisah nyata kak, sisa nya imajinasi othor supaya bisa menggabungkan kisah - kisah nyata itu. 😁
total 1 replies
Ricka Monika
lah bersambung padahal lg seru seru nya baca,bagus x ceritanya
Husein
kenapa ga pindah rumah aja sih.... serem gitu...
ato ga bisa pindah rumah karena ada sesuatu yg mengikat di rumah itu?
Ricka Monika
mungkin Tante Melisa x ya yg di maksud si nenek
Ricka Monika
lah si dara di suruh pakdenya baca doa bukannya baca dia,
Ricka Monika
jahat banget nih yg nyanyet,tinggal menunggu karma nih yg nyantet
Ricka Monika
tolong artikan dlm bhs indonesia
✎🍁🅝🅐🅢🅘 🅚🅤🅝🅘🅝🅖🐝✍: "Ini yang di sebut ada masalah pasti akan ada jalan keluar nya"

Gitu kak
total 1 replies
Ricka Monika
kayaknya eyang kerasukan arwah Tante dara
Ricka Monika
kayaknya Tante dara ini sudah meninggal deh
Ricka Monika
wah kayaknya seru nih ceritanya
Susilawati
penasaran banget, apa yg sebenarnya sdh di lakukan eyang dulu nya, sampai dia jadi ketakutan kayak gitu.
yulithong
aku kasian sm mang nuri....sedih...
Hary Nengsih
lanjut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!