Jaring Cinta Istri Pengganti

Seminggu setelah kepergian Nyonya Xiao. Nona pertama Xiao Huifan baru datang untuk menemui adik ketiganya Xiao Xinyi di kediaman Adipati. Wanita itu datang membawa putra kecilnya di dalam gendongan. Nona pertama Xiao Huifan meminta tolong untuk di antarkan ke pemakaman tempat Ibunya di semayamkan.

Di ujung Ibu Kota, tempat persemayaman terakhir dari Nyonya Xiao. Xiao Xinyi menggendong keponakannya membiarkan kakak perempuannya menemui Ibu mereka. Hampir lima belas menit Nona pertama Xiao Huifan duduk diam menatap tempat persemayaman Ibunya. Meskipun tidak ada tangisan tetap saja Xiao Xinyi tahu betapa hancurnya hati kakak perempuannya.

Nona pertama Xiao Huifan mengambil alih gendongan putranya setelah kembali. "Xinyi, terima kasih untuk segalanya."

Xiao Xinyi menatap ragu kearah kakak perempuannya. Dia mencoba memberanikan diri untuk bertanya. "Apakah kakak tahu informasi tentang Ibuku sebelum dia datang ke kediaman Xiao?"

Nona pertama Xiao Huifan mengangguk. "Kamu ingin mencari keberadaan Ayah kandungmu?"

"Iya."

Mereka berdua naik kembali ke dalam kereta. Kereta melaju menuju kota.

"Aku kira kamu tidak memiliki niatan ini. Sehingga aku tidak mengatakan apa pun tentang Ibu selir." Nona pertama Xiao Huifan mengatakan semua yang ia ketahui. "Apa kamu benar-benar yakin ingin tahu kebenarannya?"

Xiao Xinyi mengangguk yakin. "Dulu aku tidak memiliki keberanian untuk mengetahui kebenarannya. Atau bahkan tidak ada kesempatan untuk itu. Kakak sekarang aku ingin mencari tahu keberadaannya."

 "Xinyi, Ibu pernah bilang kepadaku. Jika Ibu selir bukan dari negara ini. Dia wanita dari negara lain yang pernah Ayah selamatkan saat ada di perbatasan. Karena kecantikannya Ayah membawanya masuk kekediaman Xiao. Meskipun begitu Ayah tidak pernah bisa mendapatkan hatinya. Ibu selir selalu membuat penolakan tanpa henti. Hingga," Nona pertama Xiao Huifan menghentikan perkataannya. Dia menatap pasti kearah adiknya. "Di saat kamu lahir dan baru menginjak usia beberapa tahun. Ayah memaksa Ibu selir untuk tidur bersama."

Tangan Xiao Xinyi bergetar. Dia baru saja mendegarkan kisah menyakitkan dari Ibu kandungnya. Tanpa ia ketahui jika penderitaan Ibunya juga sangat dalam.

"Di tahun Ibu selir meninggal. Ibu pernah bilang jika kita sebagai keluarga Xiao harus selalu membutakan kedua mata. Menutup telinga untuk semua rahasia keburukan dari Ayah. Agar kita bisa hidup lebih lama," jelas Nona pertama Xiao Huifan. Dia menghela nafas dalam menatap adiknya yang sudah mengeluarkan air matanya. "Xinyi, aku hanya tidak ingin kamu menjadi seperti Ibu selir. Yang harus tersingkirkan karena mengetahui semua ini. Maafkan kakak karena telah menyembunyikan semua kebenaran ini."

Xiao Xinyi menghapus air matanya. "Kakak menyembunyikan semua kenyataan ini demi kabaikanku. Aku tidak pernah mengalahkan kakak perempuan."

Nona pertama Xiao Huifan menatap hangat. "Ada satu surat yang di berikan secara rahasia oleh Ibu tiga bulan lalu." Mengeluarkan surat dari lipatan bajunya. "Aku tidak pernah membukanya karena ini adalah surat terakhir yang ingin ibu berikan kepadamu."

Xiao Xinyi membuka surat yang ada di tangannya.

Dua lembar surat di buka perlahan :

Xinyi putriku, aku tidak ingin membawa rahasia besar ini mati bersamaku begitu saja. Jika tidak Ibumu pasti akan menyalahkan ku saat kami bertemu di dunia bawah. Ibumu seorang wanita bangsawan dari negara Huang, dia memiliki nama Ming Qinru. Saat itu negara Huang mengalami kekalahan dalam perang yang terus berkelanjutan. Ibu juga tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi sehingga Xiao Tang bisa membawanya masuk ke kediaman Xiao.

Karena perasaaan Ibu yang selalu ingin di nomor satukan. Ibu mulai memeriksa semua latar belakang dari Ming Qinru. Dan mendapatkan informasi jika Ibu kandungmu istri dari Gui Jingguo Jenderal utama di negara Huang pada waktu itu. Setelah pengalihan kekuasaan negara Huang sendiri beralih menjadi negara Wencheng.

Ibu mencoba memeriksa keberadaan Ayah kandungmu lagi setelah kamu menikah di kediaman Ling.

Jenderal Gui Jingguo masih hidup dan telah menjadi panglima perang negara Wencheng.

Semua ini Ibu lakukan sebagai balasan penembusan yang ibu berikan kepadamu juga ibumu.

Xinyi, mungkin kamu belum membuka kotak perhiasan yang ibu berikan saat hari pernikahanmu. Di sana ada semua bukti kejahatan dari Ayahmu, semua bukti itu Ibu sembunyikan selama puluhan tahun. Bahkan bukti pembunuhan Ibu kandungmu juga ada di dalamnya.

Sekali lagi maafkan Ibu...

Dari Ibumu Fan Lian,

Tubuh Xiao Xinyi menjadi sangat lemah setelah melihat isi dari surat yang di berikan Ibunya. Dia menangis tanpa bisa di hentikan. Hatinya sangat sakit mengetahui semua kenyataan yang telah tersimpan puluhan tahun.

Setelah mengantarkan Nona pertama Xiao Huifan menunju penginapan yang ia tempati sementara waktu. Kereta kembali melaju menembus keramaian Ibu Kota.

Saat kereta sampai di kediaman Ling, gadis itu langsung turun dari kereta berlari sekuat tenang mencari kotak perhiasan yang di berikan Ibunya. Dia membuka salah satu lemari mengambil kotak yang di maksudkan Ibunya. Dengan gemetar Xiao Xinyi membukanya. Ada kumpulan berkas lama dari surat pribadi hingga surat resmi dengan stempel pemerintahan. Terlipat rapi di dalam kota yang ada di bawah tumpuk perhiasan.

Gadis itu bersimpuh di lantai menangis sangat kencang sembari memeluk kotak perhiasan pemberian Ibunya. Nyonya Xiao sedari awal sudah mempersiapkan segalanya.

Adipati Ling Yun berlari masuk kedalam kamar setelah mendengar tangisan istrinya dari luar. "Xinyi, ada apa? Apa kamu merasakan sakit lagi?"

Gadis itu menatap kearah suaminya dengan tidak berdaya. Memberikan semua surat yang akan dapat menjatuhkan keluarga Xiao.

Melihat itu Adipati Ling Yun menarik istrinya kedalam pelukannya. "Biarkan aku saja yang mengurusnya."

Setelah gadis itu kembali tenang. Mereka duduk di kursi panjang yang ada di luar halaman depan. Xiao Xinyi menyandarkan kepalanya kedalam dekapan suaminya. "Yichen, jika keluarga Xiao jatuh. Xiao Wei, kakak pertama juga kakak kedua pasti akan menderita. Aku tidak ingin mereka merasakan penderitaan lagi."

Belum sempat Adipati Ling Yun mengatakan sesuatu. Pelayan Daxia datang, "Adipati, Nyonya muda. Nona pertama Xiao Huifan dan Nona kedua Xiao Zhi ingin berkunjung."

"Biarkan mereka masuk," ujar Adipati Ling Yun.

Nona pertama Xiao Huifan bersama adik keduanya masuk ke dalam halaman kediaman Adipati Ling Yun setelah di persilahkan. Di hadapan Adik ketiganya juga Adipati Ling Yun mereka lansung berlutut.

"Kakak apa yang kalian lakukan," Xiao Xinyi mencoba membantu kedua kakak perempuannya untuk bangkit. Namun mereka menolaknya.

"Xinyi, Adipati. Aku dan Xiao Zhi ingin memberikan keadilan untuk Ibu kami. Sekalipun keluarga Xiao harus hancur. Kami bersedia menanggungnya," ujar Nona pertama Xiao Huifan dengan menggendong buah hatinya.

Adipati Ling Yun membantu Nona pertama untuk bangkit. Dan Xiao Xinyi membantu kakak keduanya. "Semua bukti sudah lengkap. Kakak ipar, aku pasti akan memberikan keadilan untuk Ibu mertua."

Mereka berdua terus berterima kasih setelah mendengarkan ucapan dari Adipati Ling Yun.

"Xinyi, aku juga sudah memeriksa jika Xiao Wei belum di masukkan kedalam silsilah keluarga Xiao. Jangan khawatir Xiao Wei akan aman." Adipati Ling Yun menguatkan istrinya.

Mendengar itu Xiao Xinyi merasa lega. "Iya. Aku percaya denganmu."