Siapa sangka menjalin hubungan selama tiga tahun namun tiba tiba menikah dengan orang lain, tidak mudah untuk melalui semuanya namun harus di jalani. Apakah ikatan itu akan kuat atau akan berakhir begitu saja
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 💘 Nayla Ais 💘, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bertemu Mita
Andin akhirnya memutuskan menemui sahabat baiknya yang lama menghilang, akhirnya si pengirim pesan misterius mengatakan siapa dia dan Andin segera menemuinya.
" Ya Allah Mita, aku merindukanmu. "
Andin begitu bahagia akhirnya bisa bertemu lagi dengan sahabatnya itu, Andin mengajak Mita untuk duduk di pojokan taman yang agak sepi agar mereka bisa leluasa melepas rindu.
" Maaf, aku tidak menemui mu kemarin. Aku tidak tahu kalau itu kamu, lagipula kamu sih ganti nomor. Hm bukan hanya ganti nomor tapi menghilang tanpa jejak, kamu kemana saja selama ini "
Andin mulai menanyakan banyak hal pada sahabatnya dan Mita menjawab sekenanya saja.
" Kemarin aku pergi karena ada urusan mendadak, Ayah mengirim ku ke negara A untuk menggantikan nya menangani masalah disana "
Andin mengangguk angguk mendengar alasan Mita, menurut nya masuk di akal mengingat Mita dan juga dirinya adalah anak tunggal, kelak mereka akan tetap menjadi satu satunya yang di andalkan orang tua mereka. Suka atau tidak tapi mereka adalah harapan satu satunya orang tua mereka.
" Oh gitu ya Mita, tapi seharusnya kamu kasih kabar pada kami waktu itu "
" Maaf, waktu itu aku perginya mendadak jadi tidak sempat memberi kabar "
Andin sebenarnya sangsi dengan alasan Mita tidak memberi kabar, kalaupun Ia tidak bisa memberi kabar saat pergi setidaknya Ia bisa memberi kabar setelah tiba disana.
Melihat itu Mita tahu ada banyak yang ingin di tanyakan Andin namun dengan cepat Ia mengalihkan pembicaraan itu, Ia khawatir tidak bisa berpura-pura di depan Andin.
" Ah sudahlah Ndin, bagaimana kabar kalian berdua saat aku pergi. Apa Ivan memperlakukan mu dengan baik "
Andin menatap wajah sahabatnya dengan wajah sumringah, meskipun hubungannya dengan Ivan selama ini bisa di kategorikan tidak baik, tapi Ia tidak berniat mengadukan semuanya pada Mita. Ia tidak ingin orang lain tahu tentang masalah rumah tangganya, Ia juga tidak ingin membuat malu suaminya. Sejauh ini Ia masih meyakini kalau Ivan menjauhinya karena sedang ada masalah. Ia tidak akan memaksa Ivan untuk mengatakan alasan tidak pekanya selama ini, Ia lebih memilih menunggu Ivan siap dan memberitahu dirinya dengan suka rela.
" Ah aku dan Mas Ivan baik baik saja, Ia sangat memperlakukan aku dengan baik, semua yang aku inginkan selalu di berikan olehnya "
Salah, Andin mengatakan kebalikannya. Nyatanya sampai kini hubungan mereka tidak ada kejelasan, Ivan juga tidak pernah ada untuknya, dan ada yang lebih parah lagi dari itu semua.
Pria yang berstatus suaminya itu bahkan tidak pernah memberinya nafkah dengan benar selama menikah, Ia bahkan tidak pernah mendapatkan uang bulanan apapun.
" Benarkah kalian seakur itu " Tanya Mita tidak percaya.
Ia tahu belakangan ini Ivan selalu bersamanya, dia bahkan tidak pernah memberi kabar apapun pada Andin dan semua itu atas permintaan nya.
" Tentu saja Mita, kamu kok aneh. Kami kan suami istri tentu saja kami harus akur, apa kamu berharap kami musuhan begitu "
Kini giliran Andin yang heran pada reaksi Mita.
" Ah bukan begitu Ndin, aku bukan bermaksud ingin agar kalian musuhan. Maksudku kalian kan bersama tanpa cinta, apa kamu sudah bisa menerima Ivan dalam hidupmu "
Pertanyaan Mita membuat Andin tertawa kecil, tawa untuk menutupi sesuatu yang sesungguhnya ingin Ia tanyakan kebenarannya.
" Aku dan Mas Ivan sudah menikah, sudah jadi pasangan suami istri yang sah dimata hukum dan agama. Jadi apapun latar belakang terjadinya pernikahan ini bukankah kami harus bisa saling menerima. "
Mita mulai tidak tenang, sejujurnya Ia tidak suka mendengar ucapan Andin.
" Benarkah, termasuk hubungan ranjang. Apa kamu dan Ivan sudah ~~
Andin menatap sahabat nya itu seakan tidak percaya dengan pertanyaan konyolnya.
" Cukup Mita, apa soal itu aku juga harus mengatakan nya padamu "
Dari ucapan Andin Mita sudah bisa menyimpulkan semua dan itu membuatnya duduknya semakin gelisah.
" Oh maaf Ndin, bukan maksudku begitu. Ya sudah lupain saja, bagaimana soal Harry, apa kamu pernah dengar kabar soal Dia, atau apa dia pernah menghubungi mu selama ini "
Andin menggeleng karena memang pria itu tidak pernah memberi kabar apapun padanya, entah dimana dia sekarang Andin tidak tahu sama sekali, namun yang pasti saat ini Andin sudah mulai terbiasa dengan kehidupan nya sekarang. Tidak ada waktu untuknya memikirkan masa lalu yang memang tidak seharusnya di ingat.
......................
Andin melangkah memasuki rumah mereka, hari ini Ia sangat lelah. Kehamilannya membuatnya mudah lelah, mungkin karena yang ada di rahimnya ada dua jadi menguras tenaga nya.
Andin mencium aroma makanan menguar seisi rumah, hal itu membuat perutnya bereaksi.
" Hm baunya enak banget, apa Bunda ada di rumah dan sedang memasak untukku. Hm laper "
Andin melangkah menuju dapur sambil menghirup aroma yang mampu membuat air liurnya menetes.
" Bunda ~ Bunda disini, aku pulang. Bunda masak a ~
~ Mas Ivan " Sebut Andin pelan.
Ia tidak percaya apa yang di lihatnya bahkan Ia mengucek matanya sendiri, Ivan yang melihat itu tersenyum. Ia mencuci tangannya mengeringkan nya dan dengan cepat mengahambur kedalam pelukan Andin.
" Sayang, kamu sudah pulang ya. Ayo sini duduk, kamu pasti lapar, aku sudah membuat makanan kesukaan mu, kue kesukaan mu dan juga minuman kesukaan mu. Semua yang aku siapkan adalah kesukaan mu "
Andin masih bingung dengan yang Ia lihat saat ini, Ia hanya melangkah mengikuti Ivan yang mengiringnya ke meja makan.
" Duduk ya sayang, bentar aku akan ambilkan untukmu "
Ivan bergerak dengan cepat dan Andin hanya melihat gerak gerik Ivan tanpa bersuara apapun.
" Ini dia sayang, ayo sekarang buka mulut nya, a~ "
Andin masih diam, Ia masih shock melihat kehadiran Ivan.
" Sayang, ayo buka mulut "
Andin akhirnya membuka mulut menerima suapan dari Ivan.
" Hm enak sekali " Batinnya
" Gimana sayang, enak nggak "
Andin hanya mengangguk, Ivan tersenyum senang. Tanpa terasa Andin bahkan menghabiskan semua nasi dan juga lauk yang ada di piringnya.
Andin ingin merapikan dapur namun Ivan melarangnya.
" Kamu pasti lelah, pergilah ke kamar nanti aku nyusul selesai merapikan ini "
Walau berat hati akhirnya Andin melangkah ke kamar lebih dulu, memang benar fisiknya saat ini tidak baik baik saja.
Andin duduk di tepi ranjang memeriksa laporan yang di kirimkan Raisha orang kepercayaan nya.
⏭️⏭️
Hai guys, up lagi ya.
Mita akhirnya kembali bagaimana tanggapan kalian untuk bab ini ??
Di tunggu like, rate dan komentarnya ya.
Love you❤