Seorang gadis sederhana berusia 19 Tahun merupakan anak dari seorang petani yang menjadi mahasiswi kedokteran dan sudah menempuh semester 3. Mengejar cita-cita menjadi seorang Dokter, untuk menggapai cita-cita dengan membiayai pendidikannya ia harus bekerja di sela-sela kuliahnya. Namun, ada suatu hal yang sebenarnya ia sembunyikan dari semua orang!
Keinginannya menjadi seorang Dokter sirna ditelan ombak terjang oleh sebuah keterbelengguan dengan seorang pria. Yang di mana keluarga pihak pria datang meminta ia menikah dengan putranya dan sebelum hal itu terjadi ia sempat menolak.
Namun, Takdir tetap membawanya dalam perangkap itu sehingga harus menggugurkan cita-citanya yang tidak bisa dilanjutkan.
Dia terus terbelenggu dengan seorang laki-laki yang berprofesi sebagai CEO di perusahaan tempatnya bekerja yang memiliki penyakit aneh disembunyikan dari semua orang!
Dia menjadi salah satu seorang wanita di dunia ini yang tidak membuat seorang Tuan tidak bereaksi pada penyakitnya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dnrfitri_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
27. Cerita Masa Lalu
Pada malam saat Arya demam, mengharuskan Dini selama 1 hari itu tidak pulang ke rumahnya karena menolong Arya. Ia sudah memberitahu ayah ibunya jika ia tidak bisa pulang dengan alasan ia harus lembur. Sekiranya hal itu tidak membuat ayah dan ibunya khawatir memikirkan mengapa ia tidak pulang.
Bicara seseorang dalam sebuah ruangan.
"Dasar wanita murahan, berani-beraninya dia menggoda seorang pria. Biarkan aku beri pelajaran padanya. Jika pria itu tidak terus menguntit ku, Dari sejak dulu aku sudah memenangkan hatinya. Tapi karena dia, rencana ku hancur berantakan. Lihat saja, tidak lama lagi dia akan pergi dari sini." Bicara seseorang penuh dengan kebencian
Masih di kamar istirahat Arya.
"Tuan, sebenarnya kondisi saya bekerja di sini saya masih menyandang status mahasiswi. Dengan begitu saya ingin meminta izin dari anda untuk selama 2 Minggu ke depan saya tidak bisa bekerja. Karena 2 hari lagi ujian akhir semester 1 akan di langsungkan. Jadi, saya mohon beri saya izin, ini penting bagi masa depan saya." Ucap Dini memelas
Respon Arya begitu dingin, ia sama sekali tidak menjawab pernyataan Dini. Ia malah merenung berpikir. Setelah beberapa saat suasana begitu hening, Akhirnya Arya membuka mulutnya berbicara.
"Baiklah, akan ku beri waktu untukmu namun, kau jangan senang dulu. Tanggung jawab mu bekerja di sini harus masih tetap di laksanakan. Kau harus bekerja pada malam harinya." Jawab Arya setelah mempertimbangkan dengan memberi syarat
Dini langsung memasang wajah ceria, dan senang akan keputusan yang diberikan tuannya. Setelah ia sangka Arya pasti tidak akan membiarkannya mengikuti ujian kuliahnya.
"Baik, Terima kasih, Tuan. Tidak apa jika saya harus bekerja pada malam harinya, saya bersedia." Ucap Dini senang dengan memancarkan senyuman yang begitu indah, membuat Arya tidak sadar menatap wajah Dini begitu lekat namun, kembali menepisnya
"Aku memberimu izin selama batas yang ditentukan sehingga kau tidak bekerja pada waktu sepenuhnya. Sehingga aku sarankan untuk hari ini kau bekerja lebih keras. Silakan lalukan tugasmu!" Ucap Arya dingin memperingatkan
"Baik, Tuan. Saya akan mematuhinya.jika seperti itu saya permisi." Ucap Dini keluar dari ruangan Arya yang sedang istirahat
Dini mulai mengerjakan pekerjaannya seperti biasa. Kali ini dia sangat senang karena Arya sudah memberinya izin, sehingga ia tidak akan dipanggil oleh Arya di jam kuliahnya yang mengharuskan harus pergi meninggalkan pelajaran yang berlangsung demi perintah atasan tempat nya bekerja.apalagi besok adalah ujian akhir semester nya, tidak mungkin jika ia harus pergi mengemban tanggung jawabnya yang lain.
"Nona Dini, saya dengar dari karyawan yang sedang membicarakan anda. Jika anda akan cuti bekerja selama 2 Minggu untuk melakukan ujian anda. Apakah itu benar?" Tanya Asisten Damar yang datang tiba-tiba ke dapur saat Dini sedang membuat kopi pesanan karyawan
"Tuan Damar, iya, itu benar. Besok dan 2 Minggu ke depan saya tidak akan bekerja pada pagi hari. Presdir Arya sudah memberikan saya izin namun, beliau memberikan syarat pada saya, bahwasanya saya masih harus perlu bekerja pada malam ini." Jawab Dini
"Itu tandanya selama 2 Minggu, saya tidak akan meminum kopi buatan anda lagi." Ucap Asisten Damar yang membuat Dini tergelak tawa kecil
"Kopi? memangnya kenapa jika saya tidak membuatkan kopi. Masih banyak pegawai lain yang bisa membuat kopi." Ujar Dini tergelak
"Apa anda tidak menyadari jika kopi buatan anda itu sangat berbeda dari buatan pegawai lain, rasanya sangat enak. Saya heran bagaimana anda membuat kopi untuk kami.s Semua karyawan lain pun memuji kopi buatan anda." Ujar Damar
"Itu berlebihan. Rasanya tetap sama seperti yang sering di buatkan, saya hanya tinggal memasukkan kopi bubuk dalam cangkir lalu, menyeduhnya dengan air panas. Sama seperti yang lainnya, tidak ada yang saya lakukan lebih dari itu."
"Selain kopi, teh buatan anda juga sangat enak." Ujar Damar terus memuji Dini
"Tuan Damar, anda terlalu berlebihan." Ucap Dini sambil senyum malu-malu
"Saya berkata jujur? Tidak pernah berbohong seperti tuan Arya." Ujar Damar
"Memangnya Tuan Arya pernah berbohong mengenai apa? Saya pikir pemimpin tidak akan pernah berbohong." Ujar Dini berani bertanya
"Jika ia tahu bila Tuan Arya menyukai makanan yang dibuatkannya. Bisa saja aku yang dipukul habis-habisan oleh Tuan. Aku tidak bisa menceritakan kebenaran mengenai makanan yang ia masakan kemarin padanya." Gumam Damar
"Tidak ada, ia pemimpin yang jujur.sudahlah tidak perlu membiasakan tuan Arya." Ujar Damar berusaha mengalihkan pembicaraan
"Saya akan mengantarkan kopi pesanan ini kepada semua karyawan." Ucap Dini permisi membawa nampan yang diatasnya banyak cangkir berisi kopi
"Baiklah, jika sudah tolong kembali kemari." Ucap Damar yang menunggu Dini di dapur
Setelah selesai memberikan kopi, teh dan cemilan semacamnya pada semua karyawan. Dini kembali ke dapur yang terdapat Damar setia menunggu.
"Rupanya Tuan masih di sini." Ucap Dini datang
"Iya, aku ingin menanyakan sesuatu pada dirimu." Jawab Damar
"Apa yang ingin anda tanyakan?" Tanya Dini
"Kau adalah seorang mahasiswi bukan, apakah dengan kau bekerja untuk membiayai biaya kuliahmu kau sama sekali tidak mendapatkan beasiswa. Aku pikir jika kau berprestasi mungkin saja kau bisa mendapatkan beasiswa dan tidak perlu bekerja untuk membiayai kuliahmu."
"Emm,,, Sebenarnya ada begitu banyak hal yang harus dipertimbangkan. Kenyataan yang sebenarnya saya bersyukur, saya mendapatkan beasiswa secara penuh selama menempuh pendidikan namun, saya harus bekerja di sela kuliah untuk membayar semua utang piutang orang tua yang ada di rentenir." Jelas Dini yang membuat Damar heran
"Lalu, kenapa kau bekerja?" Tanya Damar
"Pada saat saya masih berumur 10 tahun, ayah dan ibu saya terpaksa meminjam uang untuk keperluan pengobatan ayah saya yang pada saat itu harus melakukan operasi transplantasi sumsum tulang yang biayanya sangat besar. Rentenir itu memberi kami waktu untuk melunaskan nya dengan memberikan masa tempo mengumpulkan uang sebesar yang kami pinjam, dan masa tempo akan berakhir 6 tahun lagi. Setelah itu, mereka akan datang pada kami untuk menagih uang mereka. Jadi, kami berusaha sekuat mungkin agar uang itu bisa terkumpul dan saya harus membantu mereka." Pilu Dini menjelaskan
"Tapi, kau selalu mengatakan jika kau bekerja untuk membiayai kuliahmu." Tanya Damar
"Orang lain beranggapan seperti itu. Saya berusaha menyembunyikan kenyataan dari semua orang karena, di tempat saya jika ada seorang anak yang berprestasi lalu mendapatkan beasiswa bukannya di sanjung ini malah di hina karena, dianggap tidak mampu namun, ketika ada seseorang yang berhasil mereka malah menyanjungnya. Memang aneh dan tidak relevan, tapi itulah asumsi masyarakat di sana. Walaupun sama-sama terlihat tidak mampu karena harus bekerja membiayai kuliah, sekiranya itu menjadi peluang bagi saya untuk mengumpulkan uang di sela orang yang tidak mengetahui kenyataan." Ungkap jelas Dini
"Sangat aneh jika di zaman sekarang masih ada orang yang berpikiran kuno seperti itu. Lalu, berapa uang yang kalian pinjam dari rentenir selama itu?" Tanya kembali Damar yang penasaran akan kehidupan Dini
"5 Milyar!! Itu jumlah biaya untuk operasi nya." Ucap Dini sedikit tegar
Damar cukup terkejut mendengar jumlah yang begitu fantastis ia berpikir bahwa uang itu setara dengan jumlah yang tuannya tawarkan pada saat lelang Blue Belle of Asia.
"Dan uang yang sudah kalian kumpulkan selama 9 tahun?" Tanya Damar begitu ingin tahu kehidupan Dini selama di dapur
"Dari hasil penjualan bapak yang berjualan bunga, ibu yang bekerja di toko kue, dan saya yang bekerja, ada sekitar 3 milyar yang sudah terkumpul disimpan di bank."
"Lalu, kakakmu atau adikmu? Bagaimana dengan mereka, apakah mereka sama sekali tidak membantu masalah kalian."
"Di rumah, kami hanya tinggal bertiga.dan sebenarnya saya memiliki seorang kakak laki-laki namun, pada saat saya masih di dalam kandungan kakak saya di culik di usianya yang pada saat itu menginjak 8 tahun dan tidak pernah ditemukan kembali. Sehingga kami tidak tahu di mana kakak sekarang, apakah dia masih hidup atau tidak. Jika beliau berada di tengah-tengah kami mungkin saat ini usianya sama seperti anda tuan, 27 tahun." Jelas Dini yang ternyata begitu banyak cerita dalam permasalahan hidupnya, membuat Damar tertegun mendengar setiap ceritanya
"Dari sekian banyak orang yang ku temui dan selalu bercerita padaku, kali ini aku tertarik mendengar cerita kehidupannya. Aku yakin apa yang terjadi pada jalan kehidupannya membuat dia sedih sampai sekarang namun, dia terlihat tenang seolah tidak ada yang terjadi dan tidak menunjukkan kesedihannya itu.aku pikir di dunia ini hanya aku yang menderita karena tidak pernah mendapatkan perhatian dari orang tuaku sehingga aku pergi dan tidak sengaja bertemu dengan tuan Arya namun, ternyata ada orang yang lebih menderita dari diriku." Gumam Damar yang tersentuh mendengar cerita Dini
"Ah, emm,,,Tuan. Maafkan saya, saya malah menceritakan kehidupan saya pada anda. Begitu banyak yang saya ceritakan sampai membuat saya lupa diri siapa saya, maafkan saya. Ini sudah pukul 10.00, Saya akan mengerjakan pekerjaan lain. Permisi Tuan." Ucap Dini permisi meninggalkan
"Baiklah, Aku pun harus mengambil beberapa dokumen." Ucap Damar, yang Dini sudah jauh berjalan
*
*
*
"Tuan, suhu tubuh anda sudah menurun dari sebelumnya yang saat ini 36,9° C namun, anda masih perlu istirahat karena tubuh anda masih lemah." Ucap Dini usai memeriksa keadaan Arya
"Baiklah." Jawab Singkat Arya dengan Dingin
"Jika seperti itu, saya pamit untuk mengerjakan pekerjaan yang lain. Tuan jangan lupa makan dan minum obat yang sudah disiapkan Tuan Damar. Permisi..." Ucap Dini beranjak pergi
"Tunggu!!" Bicara Arya menghentikan Dini dengan memegang tangan Dini
"Ah,,, Maaf aku tidak sengaja." Jelas Arya yang menyadari jika ia tidak sengaja memegang tangan Dini dan langsung melepaskannya
"Tidak apa, Tuan." Ucap Dini yang sedikit tercengang juga namun, ia berusaha untuk bersikap biasa-biasa saja
"Sebelum kau pergi, bisakah kau membawakan ku makanan untukku sarapan pagi ini. Aku tidak menyukai makanan yang dibawakan damar untukku, aku ingin kau yang memasaknya. Aku tidak ingin mendengar penolakan darimu, kau langsung setujui saja permintaan ku." Ucap Arya memaksa
"Hmm... ba-baik, Tuan. Saya akan mencoba memasaknya." Ucap Dini sedikit ragu karena ia tahu baru saja kemarin ia memasak untuk Arya dan Arya mengatakan masakannya tidak enak
Dini pun pergi dari kamar ruang istirahat Arya dan langsung melakukan tugas permintaan untuk memasak kembali.
rambut boleh sama hitam tp hati org tidak ada yg tau bkn
bergaul boleh seperlunya saja