Dewa adalah seroang Tentara Bayaran yang sangat disegani oleh musuh-musuhnya didunia hitam, dia tergabung dalam pasukan ibils neraka bersama empat temannya.
setelah merasa pekerjaannya terlalu berbahaya dia kemudian memilih pensiun setelah terakhir kali mereka menyelamatkan seorang Dokter yang Cantik.
Setelah menajalani masa pensiunnya ternyata Dewa masih terlibat dengan berbagai masalah yang datang dari masa lalunya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon black urang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kembali ke Mandar
Sementara itu di pusat kota Vitkong Dewa dan Adam menemui para penjemput Vanda yang diutus oleh Perusahan tempat kerjanya bersama berapa pejabat kota Palapa. Setelah mereka menemui para penjemput tersebut mereka lalu mulai mencari dalang dari penculikan Vanda yang terus mengintil para penjemputnya.
Disebuah kedai dekat hotel yang sudah menjadi tempat pertemuan mereka empat orang gerombolan para penculik sedang mengamati hotel dan para penjemput Vanda. Tanpa mereka sadari Adam masuk kedalam kedai dan mulai memesan minuman sambil mendengarkan dan mengamati gerak-gerik para penculik. “Boss…sampai saat ini belum ada tanda-tanda kemunculan Dokter sialan itu, apakah kita perlu mencegat mereka dalam perjalanan saja lalu menghabisinya agar misi kita cepat selesai?...” kata salah satu penculik tersebut kepada orang yang menggunakan pakaian Serba hitam yang di panggil boss. “jangan gegabah…. File itu masih ada padanya, kita harus pastikan menemukan file tersebut sebelum menghabisinya, kalau sampai file tersebut tidak kita dapatkan maka kita tidak mendapatkan bayaran apapun dari ORC….”, kata sang boss.
ORC adalah salah satu perusahan obat yang tidak memiliki standar atau bias dibilang perusahan illegal yang membuat obat palsu. Vanda menemukan kejanggalan dari beberapa pasien yang di tanganinya mengalami gejala over dosisi obat, dari kejanggalan ini Vanda mencari tahu jenis obat yang di konsumsi oleh pasiennya lalu ditemukan obat palsu yang mereka minum selama ini. Vanda melaporkan masalah ini kepada atasannya dan menyerahkan bukti serta obat-obat yang ditemukannya kepada atasannya tersebut.
Karena masalah inilah yang membuat Vanda dikejar dan diculik ketika melakukan misi kemanusian di Negara Kongu. Masalah ini sudah dalam penyelidikan oleh Dinas terkait yang memverifikasi penggunaan obat. Polisi dari kota Palapa meminta bukti yang lengkap untuk melakukan penangkapan terhadap pemilik perusahan ORC yang masih disimpan oleh Vanda. Dan saksi kunci dari masalah ini adalah Vanda.
“hey….siapa kamu?...” seru salah satu penculik itu kepada Adam yang sedang minum kopi sambil memainkan ponselnya. ‘apa kamu sedang berbicara kepadaku?...’ balas Adam. ‘’siapa lagi selain kamu di dalam ruangan ini bangsat?’’…. boss kita harus menghabisinya dia sudah mendengarkan percakapan kita tadi…lanjut penculik tersebut. “ habisi dia…!’’ kata boss mereka. Tanpa dikomando lagi ketika anak buahnya maju mendekati Adam yang masih terlihat santai meminum kopinya.
Mereka mengepung Adam, salah satu penculik berjalan lebih cepat sambil mengepalkan tangannya kemudian bersiap meninju dagu Adam. Adam cepat menghindar lalu berdiri….’’jangan merusak apapun dalam kedai ini, kalau kalian memang sangat ingin berolah raga ayo kita keluar dari sini…’’ kata adam dengan santainya. Lalu mempersilahkan orang-orang itu keluar menuju gang yang ada disebelah kedai tersebut. ‘’apa kamu ingin menyelesaikan ini sendiri Dam…?’’…sebuah suara dari belakang Adam mengejutkan para penculik tersebut. ‘’Berengsek….Habisi mereka berdua….’’….seru boss mereka.
Kemudian terdengar suara adu pukulan antara Adam dan 3 orang penculik tersebut. Ketiga penculik tersebut jatuh ketanah tanpa bergerak lagi. Adam mengeluarkan pistol yang sudah dipasang peredam, menembak kepala tiga orang anak buah penculik tersebut. Melihat itu sang bos ketakutan, dia gemetar ingin segera meninggalkan tempat tersebut. Di belakangnya sudah berdiri Dewa yang dari tadi sudah berpindah tempat dibelakang boss penculik. Tanpa ampun lagi Dewa menendang punggung boss penculik tersebut kearah Adam yang masih berdiri memegang pistol. ‘’apa kita perlu membawanya…’’tanya Adam. ‘’Tidak perlu….bereskan saja, lalu hubungi pembersih untuk mengurus sisanya’’…balas Dewa. Adam lalu menarik pelatuk pistolnya menembak kepala boss penjahat tersebut. Ke empat penjahat tersebut tewas ditempat tanpa perlawanan berarti. Dewa mengeluarkan ponsel dari sakunya untuk menghubungi Zizau agar mereka segera berangkat ke kota Vitkong. “semua clear…berangkatlah temui para penjemput di Hotel Vargon’’…. Lalu Adam dan Dewa meninggalkan tempat tersebut menuju hotel Vargon untuk menunggu Zizau dan rekan yang lain serta Vanda.
….
Sementara itu Zizau dan yang lainnya berangkat menuju kota Vitkong pada siang hari untuk mengantarkan Vanda ke penjemput mereka. Setelah Vanda sudah aman bersama para penjemputnya mereka kemudian mengambil penerbangan untuk kembali ke Mandar, sebuah kota tempat mereka tinggal. Mandar merupak salah satu kota yang masih ada di Negara Baggia yang masih satu Negara dengan Palapa.
Sesampainya di Mandar mereka menuju sebuah tempat dipinggiran kota yang sepi dimana disana hanya ada beberapa bangunan dan pemukiman penduduk yang tidak terlalu ramai. Mereka mendekati container yang tersusun rapi terdiri dari tiga bagian, ini adalah markas mereka yang telah mereka sulap didalamnya menjadi beberapa ruangan yang layaknya sebuah rumah yang bersih.
‘’misi complete…Martin urus segalanya, usahakan hari ini selesai dan jangan lupa malam ini kalian semua harus menggunakan kemeja biru, kalau tidak anak itu tidak akan menemui kita selama setahun. Kalian masih ingat dan tahu betul bagaimana tempramennya. Itu tidak lepas dari didikan dari pamannya yang tidak mau menikah ini”….Zizau mengingatkan mereka tentang ulang tahun Vifi anak sulung Zizau sambil melirik kearah Dewa yang masih baring disebuah sofa dalam ruangan tersebut.
“oke… sore ini semua pasti beres, apakah tempat acaranya di Coal kafe?’’….Martin yang masih berkutat dengan laptopnya sambil memainkan jari-jarinya untuk menyelesaikan urusan dengan customer mereka bertanya pada Zizau.
‘’Ya…anak itu hamper tiap hari ada disana layaknya bos ditempat tersebut, Dewa setelah ini minta dia untuk focus belajar dirumah saja, dia sudah kelas 12 sebentar lagi dia akan kuliah…jangan manjain anak nakal it uterus….’’suara Zizau terus mengiang ditelinga Dewa yang masih Tiduran di sofa.
….’’hmmmm….’’ Dewa menjawab sambil tiduran. Dia terlihat sangat ngantuk setelah menyelesaikan misi yang mereka lakukan selama satu minggu ini. Zizau, Adam dan Martin meninggalkan markas mereka pada siang harinya, sementara Martin masih sibuk dengan laptopnya menyelesaikan masalah keuangan yang mereka dapatkan setelah menjalankan misi. Dewa masih tertidur pulas di sofa sejak tadi.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 4 sore, Martin membangunkan Dewa yang masih tidur untuk diajak pulang kerumahnya. Dewa adalah rekan mereka yang masih bujang yang kadang menginap disalah satu rumah rekannya, bukan karena Dewa tidak punya tempat tinggal hanya saja rekannya tidak mau dia pulang kerumahnya karena kalau sudah sampai dirumahnya dia susah dihubungi karena dia akan sibuk dengan kegiatannya sendiri. Mereka tidak mau Dewa tinggal sendiri dirumahnya, mereka berempat sudah menganggap dewa sebagai adik mereka.
“Sania sudah menyiapkan pakaian kita berdua untuk acara sebentar malam, apakah kamu mau ajak Dokter itu?’’….. Tanya Martin. ‘’Dokter yang mana lagi?’’….jawab Dewa. “dokter yang kita selamatkan kemarin, dia cantik dan kelihatannya baik, cocok untuk dijadikan adik ipar tuh…’’ kata martin sambil terkekeh mengoda dewa yang masih menguap. ‘’Ayo pulang kamu kelihatannya mabok computer....’’ kata Dewa. ‘’Tapi dia cantikkan?’’ balas Martin. “Martin apakah semuanya beres? Jangan lupa kirimkan buat Brian, motor yang saya gunakan disana itu dari dia…. Dan untuk tiga bulan kedepan jangan terima misi apapun, Istri Dude akan segera melahirkan dalam waktu dekat ini’’ Suara Dewa mengalihkan Martin yang terus menggodanya. “beres….ayo pulang, bias-bisa Vifi akan memasukan kita dalam daftar hitamnya kalau telat lagi….”.
Mereka meninggalkan markas menuju Rumah Martin menggunakan mobil martin. ‘’dalam perjalan pulang mereka masih bersenda gurau untuk membunuh kejenuhan karena kemacetan. Sesampainya di rumah martin Dewa mengeluarkan kotak berupa bingkisan untuk Sania istri martin dimana didalamnya ada gelang emas dan sebuah kotak berisi Robot untuk Brody anak Martin.
‘’Suami candangan memang yang selalu yang terbaik, tidak pernah lupa anak dan istri Dirumah”….goda istri Martin. “apakah kamu tidak menyiapkan makanan untuk suami cadanganmu itu Sonia’’….dia Lapar belum makan dari siang, dia hanya tiduran tanpa makanan dari tadi….’’ Kata Martin kepada istrinya.
‘’saya akan mandi dulu sebelum makan, kalian silahkan kekamar kalian karena sudah seminggu kalian berpisah silahkan lepas semua kerinduan kalian sebelum ke Coal kafe….hahahahahahaha…..’’ goda Dewa kepada pasangan suami Istri terssebut sambil berlari menuju kamar yang sudah menjadi miliknya dirumah Martin.
Hampir setiap rumah rekannya Dewa memiliki kamarnya sendiri, karena dia akan menginap dirumah mereka kapan saja.
Sorenya hingga malam hari mereka merayakan ulang tahun Vifi di Coal kafe milik Dewa. Setelah acara mereka meninggalkan kafe menuju rumahnya masing-masing.
(BERSAMBUNG)