seorang dokter yang terkesan cuek dan dingin di jodoh kan dengan calon dokter yang cantik dan ceria, bagai mana kiasah mereka selanjutnya????
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aily sauri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6
Kia masih berada di rumah keluarga Atar, ia sedang duduk sendiri di samping halaman rumah megah tersebut memandang indah nya langit bertabur bintang.
Tanpa kia ketahui dari tadi Atar trus memandang nya dari kejauhan.
"Samperin dong bang jangan cuma di liatin aja, gak gatel Abang mah ah" ucap Sarah yang dari tadi memperhatikan Abang nya nya.
"Berisik Lo bocil" sinis Atar.
"Bundaaaaa...." Teriak Sarah, Atar langsung menutup mulut adik nya dengan tangan.
"Berisik banget sih ini bukan hutan woy" kesal Atar sedangkan Sarah hanya menjulur kan lidah nya mengejek sang kakak.
"Ada apa sih kalian ini selalu saja berantem gak ada akur nya" tegur sang bunda.
"Liat tuh Bun Abang masa hanya berani memperhatikan kak Kia dari jauh gak berani dia nyamperin Bun" adu nya.
"Siapa juga yang lagi memperhatikan Kia, gak kok" elak Atar.
"Tuh kan Abang gak mau ngaku Bun"
"Udah udah jadi pusing pala bunda dengar kalian malah ribut" ucap bunda Atar sambil memegangi kepala nya.
"Sarah masuk makamr kamu, Buda ingin bicara berdua sama Abang kamu" titah bunda nya.
"Kok gitu sih Bun emang mau bicarain apa sih, kenapa jadi Sarah yang di usir kan bang Atar yang salah" ucap Sarah dengan cemberut.
"Kasian deh makan nya bocil gak usah kepo " ejek Atar pada Adika nya.
"Bodo amat wlee " ucap Sarah menjulur kan lidah nya ke sang kakak lalu pergi begitu saja.
"Hayo sekarang jujur sama bunda kamu emang lagi merhatiin Kia kan seperti yang adek mu bilang " tanya bunda Atar.
"Apa sih bunda gak kok " Atar gak mau ngaku.
"Alah gak mau ngaku kamu sama bunda, sudah sana samperin tapi jangan macam macam ya belum halal "
"Gak ah Bun Atar di sini aja" tolak nya.
"Kenapa?? Kasian tau Kia melamun sendiri gitu"
"Hmm gimana ya Bun Atar masih canggung sama Kia"
"Wah ternyata a ak bunda bisa malu juga, padahal kan biasa nya sok cool" ledek nya.
"Bunda ihh Atar serius "
"Bunda tau kamu pasti canggung apalagi lamu yang jarang sekali dekat dengan wanita tapi kamu harus berusaha mencoba dekat dengan Kia sebelum kalian menikah" ucap bunda Atar lembut.
"Jadi atar harus nyamperin Kia Bun??" Tanya nya.
"Iya lah kamu ini aneh masa nyamperin calon istri gak berani sih"
"Bukan gitu Bun"
"Terus???"
"Tau ah"
"Udah sana kamu samperin Kia nya kasian , bunda tinggal dulu tapi ingat jangan macam macam kalian belum halal " ucap bunda Atar mengingat kan putra nya.
Setalah kepergian bunda nya Atar pun memberanikan diri mendekati kia yang tengah duduk sendiri.
"Kia" panggilan nya dengan lembut.
"Iya ada apa mas" jawab Kia sambil menoleh ke arah Atar.
"Boleh mas duduk di situ, tenang mas gak akan macam macam kok, walaupun kita duduk satu kursi tapi kita jagar jarak ya karan mas taunkita belum halal" ucap Atar, Kia pun mengangguk mempersilahkan Atar untuk duduk di kursi tersebut, untung nya kursi taman di rumah Atar cukup besar.
"Jadi kanapa mas??" Tanya Kia lagi.
"Emm gimana ya saya bingung mulai nya??" Jawab Atar.
"Bingung kenapa mas??"
"Jadi gini saya ingin mulai pendekatan sekarang sebelum kita menikah, apa boleh" ucap Atar memberanikan diri.
"Tentu saja mas silah kan" jawab Kia tersenyum.
"Apa tidak apa-apa jika mas banyak bertanya??"
"Iya mas gak papa"
"Kamu masih kuliah??" Kia pun mengangguk membenarkan ucap Atar.
"Semester berapa??"
"Semester akhir mas, ini Kia lagi ngerjain skripsi "
"Jurusan apa??"
"Kedokteran mas"
"Kalau mas kerja apa??" Tanya balik Kia.
"Mas dokter spesialis "
Kia nampak terkejut mendengar bahwa calon suami nya yang terbilang masih muda sudah jadi dokter spesialis.
"Pantes umi bilang jika mas bisa bantu Kia bikin skripsi ternyata mas dokter "
"Mas bukan hanya dokter, mas juga mengelola perusahaan ayah "
"Wah mas hebat banget ya, kalau kia masuk jurusan dokter aja rasa nya sudah pusing mas" jawab Kia terkekeh.
"Dasar kamu ini" Atar gemas sendiri dengan calon istri nya itu.
"Boleh kia minta sesuatu mas??"
"Silah kan"
"Bisa tidak mulai sekarang bicara nya jangan terlalu formal jangan pakai kata saya tapi aku aja mas" pinta Kia.
"Sebenarnya saya belum terbiasa sih tapi akan saya usahakan" jawab Atar.
"Tuh kan masih aja pakai saya"
"Iya maksud nya akux jawab Atar sambil terkekeh.
"Mas udah pernah pacaran??" Tanya Kia.
"Pernah"
"Kalau kamu pernah tidak??" Tanya nya balik.
"Kalau kia belum pernah mas tapi kalau dekat dengan laki laki dulu pernah hanya sebentar " jawab Kia.
"Bagus lah"
"Kok bagus"
"Ya bagus aja"
"Aneh"
"Mas ada pertanyaan serius Kia??" Tanya Atar.
"Apa mas??"
"Dimana Abi mu perasaan mas tidak melihat nya saat melamar mu waktu itu" tanya Atar membuat wajah Kia yang tadi nya ceria berubah menjadi sendu.
"Ada apa Kia?? Apa pertanyaan mas menyakiti mu, maaf mas tidak bermaksud apa apa mas hanya ingin meminta restu langsung pada abi mu itu saja " sambung nya.
"Tidak apa mas, Kia ingin pulang " KA menunduk karan tiba tiba saja air mata nya keluar saat ia teringat akan Abi nya.
"Sebentar Kia kenapa kamu tidak menjawab pertanyaan mas apa ada masalah, maaf jika mas lancang tapi mas ini calon suami mu dan kita butuh restu dari Abi mu bukan"
Kia masih diam dan menundukkan kepala nya, Atar tak mau memaksa lagi kia untuk menjawab pertanyaan nya mungkin nanti pelan pelan.
"Baiklah mas tidak akan memaksa maaf ya jika pertanyaan mas salah" ucap Atar.
"Mas Kia mau pulang sekarang " ucap Kia, Atar terkejut karan ia baru melihat kia menangis.
"Kenapa??" Tanya nya, Kia hanya menggelengkan kepala nya.
"Mas besok sibuk tidak??"
"Tidak" Atar menggeleng.
"Maaf mas Kia gak bisa jawab pertanyaan mas tapi jika mas ingin tau dan mau meminta restu Abi kita besok bisa pergi ke kota x" ucap Kia.
"Kenapa harus kesana??"
"Karan Abi ada di sana"
"Baiklah besok mas akan temani kamu kesana" jawab Atar.
Kia mengganggukan kepalanya "sekarang kianmau pulang mas"
"Baiklah mas akan mengantarkan mu pulang taoinhaous dulu air mata nya, apa mau mas hapus kan" ucap Atar menggoda Kia agar suasana sedikit rileks.
"Kia bisa sendiri " jawab nya langsung menghapus jejak air mata yang ada di pipi nya.
"Kalau begitu mas ambil kunci mobil dulu ya" Kia mengangguk, setalah Atar pergi dan air mata nya sudah tak terlihat lagi Kia m langkah masuk ke dalam rumah Atar untuk berpamitan pada keluarga Atar.
"Yah, Bun Kia pamit pulang dulu ya" ucap Kia sambil meraih tangan kedua orang tua Atar
"Kok pulang sih nak"
"Iya Bun udah malam juga kan takut nya umi khawatir" jawab Kia.
"Yasudah hati hati di jalan ya" ucap bunda Atar sambil memeluk Kia.
"Ayok" ajak Atar saat melihat kia sudah berpamitan pada kedua orang tua nya.
Kedua nya pun melangkah ke luar rumah namun tiba tiba langkah mereka terhenti.
"Stopp banngggg" teriak Sarah dari arah belakang.
"Ya ampun tuh anak ada apa lagi sih" kesal Atar.
"Ada apa sih Sarah"
"Enak aja ya Lo bang bawa kakak ipar pergi gitu aja" sinis Sarah.
"Apa sih orang Kia yang mau pulang kok"
"Yaudah bentar dong kan kakak ipar belum pamitan sama aku" ucap Sarah.
"Kak Kia jangan pulang dong nginep aja di sini tidur nya sama aku" ucap Sarah pada Kia.
"Maaf Sarah gak bisa Kaka harus pulang lain kali ya insya Allah Kaka nginep " jawab Kia dengan lembut.
"Gak sabar deh nunggu kalian cepat cepat nikah biar kita bisa jalan jalan berdua terus kak" ucap Sarah sambil terkekeh.
"Yaudah nantinkita jalan jalan berdua ya"
"Ok kak yaudah Kaka hati hati ya apalagi satu mobil sama bang Atar takut ketularan dingin " ucap Sarah meledak kakak nya.
"Bilang apa tadi" ucap Atar dengan wajah datar.
"Apa sih Lo bang ganggu aja udah sana ke mobil duluan biar kak Kia belakang aja" usir Sarah, Atar pung melangkah lebih dulu ke luar dari rumah.
Atar dan Sarah Memang seperti itu kadang bahasa mereka kalem kadenge juga arah menggunakan bahasa gaul pada Kaka nya tapi walaupun begitu mereka saling sayang.
"Kaka hati hati ya di jalan" ucap Sarah sambil memeluk Kia.
"Iya Sarah, Kaka pulang dulu ya"
"Iya kak dadah"
Kia pun melangkah mendekati Atar yang sudah menunggu nya di samping mobil.
"Udah??" Tanya Atar.
"Udah"
"Yaudah yuk masuk " ucap Atar sambil membuka kan pintu mobil untuk kia.
"Terima kasih mas" ucap Kia dengan senyuman manis saat masuk ke dalam mobil.
Atar membalas senyum Kia namun dalam hati ia selalu berdebar saat melihat senyum calon istri nya itu.
Sepanjang perjalan keduannya hanya diam, Atar sibuk mengemudikan mobil nya sedang kan Kia ntah apa yang gadis itu pikir kan namun ia hanya diam melamun bahkan ketika mobil Atar sudah sampai depan rumah nya pun Kia tak menyadarinya.
"Kia" panggil Atar karan mereka sudah sampai.
"Azqiara...." Panggil nyankagi karan kia tak bergeming sama sekali.
"Iya kenapa mas??" Tanya Kia.
"Kita sudah sampai"
"Eh iya maaf ya mas, kalau gitu Kia turun dulu terima kasih ya mas" ucap Kia sambil melepas kan sabuk pengaman nya lalu turun.
"Salam buat umi" ucap Atar .
"Iya mas yaudah Kia masuk ya"
"Iya, langsung istirahat jangan begadang" ucap bara lembut dengan senyum manis nya membuat Kia jadi malu dan salah tingkah.
"Iya mas" jawab Kia sambil menunduk karan pipi nya tiba tiba panas akibat ucapan lembut Atar.
"Mas pulang ya, assalamualaikum" ucap Atar sambil menutup kaca mobil nya.
"Walaikumsalam salam"
Setelah mobil Atar pergi Kia langsung m langkah masuk ke dalam rumah.
"Assalamualaikum umi Kia pulang" ucap Kia sambil membuka pintu.
"Walaikumsalam nak, loh kok sendirian nak Atar gak mampir " tanya umi Kia mengahapiri putei nya.
"Mas Atar kangsung pulang umi dan tadi juga nitip sasalam buat umi " jawab Kia.
"Oh begitu, yaudah kamu langsung istirahat nak" ucap umi Kia dengan lembut sambil mengelus kepala putri nya.
"Iya umi"
Samapi nya di kamar kia langsung membersihkan diri dan berganti baju lalu ia merebahkan kan tubuh nya di atas tempat tidur namun tiba tiba Kia meraih ponsel nya dan menghubungi Atar.
"Assalamualaikum mas besok kalau bisa bawa ganti baju ya takut nya kita nginap di sana, maaf mas Kia hanya mengingatkan kan dan maaf udah mengganggu waktu mas" Kia mengirim pesan pada Atar.
"Walaikumsalam iya terima kasih ya sudah mengingatkan" jawab bara.
"Sama sama mas jangan lupa izin bunda ya mas"
"Iya Kia, sampai bertemu besok" jawab Atar dengan emoticon tersenyum.
Kia memegangi dada nya yang terasa sangat berdebar dengan balasan dari Atar.
"Astaghfirullah" ucap nya sambil mengelus dada, Kia pun menyimpan ponsel nya dan kembali merebahkan tubuh nya di atas tempat tidur.