"Kaluna, putri mahkota yang terhukum penggal karena kesalahan dan dosa yang tidak pernah dia lakukan. Fitnah dan kebencian telah menghancurkan hidupnya, tetapi Kaluna tidak akan menyerah. Sebelum ajalnya tiba, dia berdoa kepada dewa untuk diberikan kesempatan kedua. Dia berjanji untuk tidak menjadi putri mahkota lagi, tetapi untuk membalas dendam kepada mereka yang telah menghancurkan hidupnya.
Apakah Kaluna akan berhasil kembali ke masa lalu dan membalas dendamnya? Ataukah dia akan terjebak dalam lingkaran kebencian dan dendam yang tidak pernah berakhir? Ikuti perjalanan Kaluna dalam cerita ini, dan temukan jawabannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lady_Xiyun, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pagi Yang Berbeda
Pagi kali ini adalah pagi yang berbeda pagi yang lain. Kaluna bisa memandang wajah suaminya yang masih lah tertidur lelap. Dia sangatlah tampan tanpa sadar Kaluna memegang pipi Damian yang tumbuhi cambang yang tidak terlalu lebat.
Damian tiba-tiba membuka matanya dan menemukan Kaluna memandanginya dengan senyum lembut. Dia terkejut sejenak, lalu tersenyum kembali.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Damian dengan suara yang masih terdengar lelah.
Kaluna tidak menjawab, dia hanya terus memandang wajah Damian dengan mata yang penuh cinta. Damian merasa hatinya menjadi hangat dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memeluk Kaluna.
"Kamu sangat cantik pagi ini," kata Damian sambil memeluk Kaluna.
Kaluna tersenyum dan membalas pelukan Damian. Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kehangatan dan keintiman yang ada di antara mereka.
Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kehangatan dan keintiman yang ada di antara mereka. Damian kemudian melepaskan pelukannya dan memandang Kaluna dengan mata yang penuh cinta.
"Apakah aku tampan, Kaluna," kata Damian dengan suara yang lembut.
Kaluna tersenyum jahil dan membalas kata-kata Damian. "Tidak wajah kamu biasa saja, Damian."
Mereka berdua kemudian berbagi ciuman yang lembut dan penuh cinta. Damian kemudian bangun dari tempat tidur dan memulai hari barunya dengan penuh semangat.
"Benarkah itu lalu kenapa tadi kamu memandang wajah tadi," kata Damian tidak percaya dengan perkataan dari Kaluna.
Kaluna tersenyum dan berniat untuk memanggil pelayan melalui lonceng dekat meja kecil samping tetapi Damian segera menarik tubuh Kaluna sehingga dia terjatuh mengenai dada Damian.
Kaluna tersenyum dan memandang wajah Damian dengan mata yang berkilauan. "Aku hanya ingin melihat wajahmu yang tampan, Damian," kata Kaluna dengan suara yang lembut dan penuh rayuan.
Damian tersenyum dan memeluk Kaluna lebih erat. "Aku tidak percaya kamu, Kaluna," kata Damian dengan suara yang penuh cinta. "Tapi aku suka cara kamu berbohong."
Kaluna tersenyum dan membalas pelukan Damian. Mereka berdua kemudian terdiam sejenak, menikmati kehangatan dan keintiman yang ada di antara mereka. Damian kemudian memandang wajah Kaluna dan berkata, "Aku cinta kamu, Kaluna."
Kaluna tersenyum dan membalas kata-kata Damian. "Benarkah secepat itu, Damian." Mereka berdua kemudian berbagi ciuman yang lembut dan penuh cinta.
Mereka mulai lagi aktivitas semalam dan Damian lebih agresif di banding semalam. Hah eungh hah eungh suara desahan terdengar lagi pagi ini. Mereka memulai lagi kegiatan olahraga semalam dan membuat keringat keluar pagi ini. Tubuh mereka yang saling melekat satu sama lain.
"Aku sangat merindukan kegiatan seperti ini lagi waktu berada di medan perang dan kau apakah juga merindukanku." kata Damian di sela desahan kenikmatan mereka yang terjadi. Damian memacu tubuhnya semakin keras dan akhirnya agak melambat.
"Waktu kemaren saya tidak merindukan kamu dan membuatku tidak terlalu capek." goda Kaluna.
Damian tersenyum dan memandang Kaluna dengan mata yang berkilauan. "Kamu benar-benar ingin membuatku marah, bukan?" kata Damian dengan suara yang penuh cinta dan rayuan.
Kaluna tersenyum dan membalas pandangan Damian. "Mungkin saja," kata Kaluna dengan suara yang lembut dan penuh godaan.
Damian kemudian memeluk Kaluna lebih erat dan memulai lagi kegiatan olahraga mereka. Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kehangatan dan keintiman yang ada di antara mereka.
Suara desahan kenikmatan mereka terdengar lagi, dan mereka berdua semakin terjebak dalam keintiman yang mereka miliki. Mereka tidak peduli dengan apa pun di luar kamar mereka, karena mereka hanya fokus pada kebahagiaan dan kenikmatan yang mereka rasakan bersama.
Setelah beberapa saat, Damian dan Kaluna akhirnya selesai dengan kegiatan olahraga mereka. Mereka berdua terdiam sejenak, menikmati kehangatan dan keintiman yang ada di antara mereka.
Damian kemudian memandang Kaluna dengan mata yang penuh cinta. "Aku cinta kamu, Kaluna," kata Damian dengan suara yang lembut.
Kaluna tersenyum dan membalas pandangan Damian. "Aku tidak itu hanya suka, Damian," kata Kaluna dengan suara yang lembut.
Mereka berdua kemudian berbagi ciuman yang lembut dan penuh cinta. Setelah itu, mereka berdua memutuskan untuk mandi dan memulai hari baru mereka.
Setelah itu dia membunyikan lonceng yang berada di meja sebelah tempat tidur untuk memanggi pelayan. Pelayan pun masuk kamar.
"Siapkan semua peralatan mandi jangan lupa air nya yang hangat setelah itu kalian boleh pergi." perintah Damian.
"Baik yang mulia." kata pelayan segera mengerjakan apa yang telah di suruh oleh Damian dan setelah menyelesaikan tugas mereka segera keluar kamar.
"Ayo kita mandi sekarang." ujar Damian segera mengakat tubuh Kaluna dan membawanya ke kamar mandi lalu melakukan kegiatan tadi sampai dua jam mereka baru selesai mandi.
Setelah selesai mandi, Damian dan Kaluna keluar dari kamar mandi dan memutuskan untuk sarapan bersama. Mereka berdua duduk di meja makan dan menikmati sarapan yang telah disiapkan oleh pelayan.
"Kamu terlihat sangat cantik hari ini, Kaluna," kata Damian dengan senyum.
Kaluna tersenyum dan membalas pandangan Damian. "Kamu juga terlihat sangat tampan, Damian," kata Kaluna dengan suara yang lembut.
Mereka berdua kemudian menikmati sarapan mereka dan berbicara tentang rencana mereka untuk hari itu. Damian mengatakan bahwa dia memiliki beberapa pertemuan dengan ayahnya dan para ajudan atau komandan untuk membahas perang kemaren.
Kaluna mendengarkan dengan saksama dan memandang Damian dengan mata yang penuh perhatian. "Aku harap semuanya berjalan lancar," kata Kaluna dengan suara yang lembut.
Damian tersenyum dan memegang tangan Kaluna. "Aku juga berharap demikian," kata Damian dengan suara yang penuh cinta. "Aku akan segera kembali ke sini setelah selesai dengan pertemuan tersebut."
Kaluna tersenyum dan membalas senyum Damian. "Aku akan menunggu kamu," kata Kaluna dengan suara yang lembut.
Setelah selesai sarapan, Damian berpamitan dengan Kaluna dan pergi ke tempat pertemuan dengan ayahnya dan para ajudan atau komandan. Kaluna sendiri memutuskan untuk pergi ke taman kota untuk berjalan-jalan dan menikmati udara segar.
Saat berjalan-jalan di taman kota, Kaluna tidak bisa tidak memikirkan tentang Damian dan pertemuan yang sedang berlangsung. Dia berharap semuanya berjalan lancar dan Damian bisa segera kembali kepadanya.
Saat sedang berpikir, Kaluna mendengar suara yang familiar. Dia berpaling dan melihat seorang wanita yang dikenalnya. Wanita itu adalah sahabatnya, Lady Angel.
"Yang Mulia Kaluna! Apa kabar?" tanya Lady Angel dengan senyum.
Kaluna tersenyum dan membalas pelukan Lady Angel. "Aku baik, Angel. Bagaimana denganmu?" tanya Kaluna dengan suara yang lembut.
Mereka berdua kemudian berjalan-jalan bersama, berbicara tentang berbagai hal dan menikmati udara segar di taman kota.
"Bagaimana perasaanmu setelah tinggal di wilayah winterbourne apakah menyenangkan?" tanya Lady Angel
"Iya sangat menyenangkan dan mungkin karena aku masih baru jadi terlalu kaget dengan orang - orang yang berada di wilayah ini." kata Kaluna tersenyum hangat.
...****************...
Lady Angel tersenyum dan mengangguk. "Aku paham, Yang Mulia. Memang benar bahwa orang-orang di wilayah Winterbourne bisa sedikit berbeda dengan yang di tempat lain. Tapi aku yakin kamu akan segera terbiasa dan menemukan teman-teman baru di sini."
Kaluna tersenyum dan membalas pandangan Lady Angel. "Aku berharap demikian, Angel. Terima kasih atas saran dan dukunganmu."
Mereka berdua kemudian melanjutkan perjalanan mereka di taman kota, menikmati udara segar dan keindahan alam di sekitar mereka. Sementara itu, Damian sedang berada di tempat pertemuan dengan ayahnya dan para ajudan atau komandan. Mereka sedang membahas tentang perang kemaren dan strategi untuk menghadapi musuh di masa depan.
Damian mendengarkan dengan saksama dan memberikan masukan-masukan yang berguna. Ayahnya, Grand Duke Maric of Winterbourne, tersenyum dan memuji Damian atas kecerdasan dan keberaniannya.
"Aku sangat bangga denganmu, Damian," kata Grand Duke Maric dengan suara yang penuh kebanggaan. "Kamu memang layak menjadi pewaris tahta wilayah Winterbourne."
Damian tersenyum dan membalas pandangan ayahnya. "Terima kasih, Ayah. Aku akan terus berusaha untuk membuatmu bangga."
Pertemuan tersebut berakhir dengan kesepakatan untuk meningkatkan keamanan dan pertahanan kerajaan Winterbourne. Damian kemudian berpamitan dengan ayahnya dan para ajudan atau komandan, dan kembali ke kediaman untuk bertemu dengan Kaluna.
...To Be Continued...
Note:
Terimakasih telah membaca cerita jangan lupa komen, kritik dan saran ya 😊 jangan lupa tinggalkan jejak😊 sayang kalian semua semoga kalian suka🥰🥰Biar saya tambah semangat membuat kelanjutan ceritanya Terimakasih love you all seyenk