Niken Anjani adalah seorang gadis berusia 16 tahun yang jatuh cinta pada om nya sendiri yang bernama Rayendra, meskipun cintanya selalu bertepuk sebelah tangan dan tak pernah terbalas, karna Rayen hanya menganggapnya sebagai keponakan, meskipun begitu Niken tetap gencar mendekati om nya tersebut dengan cara apapun, hingga suatu saat ia berharap Rayendra akan melihat padanya dan membalas perasaannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahutia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Meminta Maaf
Setelah selesai acara makan malam, mereka lanjut ngobrol diruang tamu,sedangkan Niken memilih untuk kembali kekamarnya.
''Oya Ray, abang dengar kamu akan segera bertunangan dengan Viona,apa itu benar?'' tanya Frans,membuat Lidya menatap kearah Rayen
''Benarkah? waah,,ini berita ter update.'' seru Lidya antusias
''Kok abang tau? padahal aku hanya mengatakan ini pada Viona dan Le--leo? dasar anak itu pasti dia yang membocorkan berita ini dasar.'' gerutunya pelan.
''Kamu kenapa Ray? kok kayak kesal begitu? seharusnya berita bahagia ini tuh jangan disembunyikan dong.'' ucap Lidya lagi
''Haaah, kenapa aku merasa tak tenang gini ya, kenapa aku takut Niken tau? dan mungkin dia akan kembali terluka jika tau tentang rencana pertunanganku ini.
Batin Rayen sambil menghela napas dalam.
Rayen menatap jam yang ada dipergelangan tangannya, yang masih menunjukan pukul 8 malam.
''Mba,bang Frans, apa boleh aku kekamar Niken sebentar,karna ada yang ingin ku katakan dengan nya.'' ucap Rayen meminta ijin.
''Tumben minta ijin,gk kayak biasanya? apa kalian sedang bertengkar?'' selidik Lidya
''Sebenarnya ada sedikit masalah sih mba, makanya aku ingin membicarakannya pada Niken sekarang.'' jelas Rayen.
''Kalian ini sudah seperti sepasang kekasih yang sedang bertengkar saja.'' gurau Frans sambil menggelengkan kepala.
Rayen hanya tersenyum masam menanggapi guyonan abang nya tersebut.
Saat ini Rayen sudah berada didepan pintu kamar Niken, Rayen mengangkat tangannya bersiap untuk mengetuk pintu kamar tersebut.
Sedangkan didalam kamar, Niken sedang membaca majalah remaja,seperti biasa yang sering ia lakukan diwaktu senggang.
Tak lama ia mendengar suara seseorang yang sedang mengetuk pintu kamarnya.
Tok-tok
''Siapa ya? apa mama? atau jangan-jangan om Rayen? uuppss,,, apaan sih aku, udah disakiti masih saja ngarep, sangkin cintanya sama si om, mau marah aja gk bisa dasar kamu gadis bodoh Niken, kayak gk ada laki-laki lain aja, lagian pasti dia juga sudah pulang.'' monolog nya
Sedangkan diluar kamar, Rayen masih berdiri dengan pikiran sedikit gelisah,karna berpikir bahwa keponakannya itu pasti benar-benar marah dengannya.
''Apa sebaiknya aku pulang saja ya? tapi,,sebaiknya aku coba ketuk sekali lagi kalau masih tidak dibukakan pintu barulah aku terpaksa pulang.'' gumamnya
Tok-tok
Terdengar pintu kamar diketuk kembali.
''Siapa sih,'' gerutu Niken sambil melangkah menuju pintu kamarnya untuk mengecek siapa yang telah menggagunya.
Begitu pintu terbuka netra hazel milik Niken langsung menatap netra hitam milik Rayen.
''Om Rayen,'' gumamnya sambil terus menatap wajah yang selalu menempati ruang hatinya.
Sedangkan Rayen, melongo saat menatap penampilan sang keponakan yang saat itu hanya memakai gaun tidur tipis berbahan satin , yang didepannya memiliki dada rendah hingga membuat belahan gunung kembarnya sedikit meyembul keluar, membuat Rayen sedikit menelan ludahnya dengan susah payah.
''Ada apa om?'' tanya Niken malas.
''Niken, boleh om masuk?'' ucap Rayen setelah sadar dari lamunannya.
''Heem,masuklah!" jawab Niken sambil memberi jalan untuk Rayen masuk.
Setelah menutup pintu, Niken langsung melangkah menyusul Rayen yang sudah duduk di atas sofa kecil yang terdapat dipingir jendela.
''Ada apa om?'' tanya Niken datar sambil menjatuhkan bobot tubuhnya diatas kasur miliknya
''Memangnya gk boleh ya, om masuk kekamarmu?bukankah dulu om sering kesini.'' ucap Rayen
''Apaan sih om Rayen,ku kira dia mau minta maaf, tapi ternyata....
''Ya tapi ini kan sudah malam om, apa om berencana mau tidur dikamarku?'' tanya Niken asal
Rayen bingung harus memulai pembicaraan dari mana, ditambah lagi pandangan yang membuat nya gagal fokus.
''Kenapa gadis kecil ini membuatku merasa resah.
Batinnya.
''Om! kalau gk ada yang ingin om bicarakan sebaiknya om keluar deh dari kamarku! aku ingin istirahat aku capek.'' keluh Niken.
''Memangnya habis dari mana kamu? kenapa pulang nya sore sekali? bukannya waktu kita bertemu di cafe tadi siang kamu bilangnya ingin segera cepat pulang?'' tanya Rayen beruntun.
''Bukan urusan om.'' jawab Niken ketus
''Tentu saja ini juga adalah urusanom Niken,, om itu perduli sama kamu, kamu itu keponakan nya om.'' jelasnya
''Hanya keponakan ajakan? gk lebih, jadi gk usah lebay deh om.'' ucap Niken dengan hati dongkol,apa lagi saat mendengar Rayen mengatakan jika keperduliannya pada Niken hanya karna sebatas keponakan.
''Niken kenapa bicara seperti itu sama om? om sangat perduli sama kamu,karna om sangat menyayangimu melebihi apapun.''
''Oya? apa melebihi rasa sayang om pada tante Viona?'' ucap Niken menohok
''Sayang itu tidak sama, tante Viona adalah kekasih om,sedangkan kamu adalah keponakan om, kalian berdua sangat berarti dihidup om.'' jelas Rayen
''Om, kenapa sih,om gk bisa mencoba mencintai aku? kita kan bukan om dan keponakan yang sesungguhnya, jadi gk masalah dong jika kita menjalin sebuah hubungan.'' ucap Niken, tanpa perduli lagi dengan harga dirinya.
''Niken kamu itu masih kecil, belum saat nya membahas soal cinta-cintaan seperti itu ok, sekarang yang harus kamu pikirin adalah belajar yang benar.'' ucap Rayen membuat Niken mendengus kesal.
''Yasudah kalau memang om gk mau jadi pacar ku, sepertinya Rangga orangnya baik, dan dia juga menyukaiku,mungkin sebaiknya aku terima saja kali ya perasaannya?.'' ucap Niken, yang memang sengaja untuk memancing reaksi Rayen.
''Dengar Niken! sudah om katakan berulang kali kalau kamu itu masih kecil, belum waktunya pacaran kamu paham kan?apa lagi dengan bocah itu, om sama sekali tidak suka.'' jelas Rayen dengan nada sedikit meninggi.Ada perasaan tidak rela dihatinya
''Kenapa tidak suka? apa alasannya? lagi pula om tidak perlu menyukai Rangga,cukup aku saja.'' ucap Niken serius
Rayen mengela nafas panjang, keponakannya ini memang sungguh keras kepala.
''Kenapa sih kamu sangat keras kepala?kalau om bilang gk boleh ya gk boleh!"
''Terserah apa kata om, yang pasti aku akan melakukan apa pun yang ku mau, lagi pula sudah berulang kali aku katakan, kalau aku bukan anak kecil lagi, aku juga bisa melakukan apa yang tante Viona lakukan bersama om Rayen.'' ucap Niken
''Me-melakukan apa yang kami maksud?'' ucap Rayen resah
''Melakukan sesuatu yang dapat menghasilkan kenikmatan batin.'' ucap Niken pelan diakhir kalimatnya.
Tiba-tiba saja dada Rayen bergemuruh saat mendengar kalimat intim yang keluar dari bibir kecil keponakannya tersebut,bagai mana bisa gadis kecilnya itu mempunyai pikiran seperti itu.
''Niken, jaga ucapanmu! kenapa kamu bisa punya pikiran seperti itu? dan jangan pernah berpikir ingin melakukan itu dengan siapapun mengerti kamu!'' sentak nya,membuat Niken terkejut.
''Dengar! sebenarnya maksud kedatangan om kesini untuk meminta maaf sama kamu mengenai tadi pagi yang kamu lihat diapartemen, sebenarnya om dan Viona---
''Sudahlah om! om gk perlu minta maaf, lagi pula untuk apa om Rayen menjelaskan apapun padaku, aku kan bukan siapa-siapanya om Rayen, dan aku juga gk ada hak marah sama om.'' ucap Niken dengan mata yang mulai berkaca-kaca.
NEXT
*niken yang bersikap centil didepan regan, menggoda regan, mendekatkan wajah pada wajah regan, gampang berdekatan fisik dengan lelaki lain itu bukan sebuah kesalahan...
aduh author perlu belajar lagi batasan seorang wanita bersuami