Karina Yuika seorang gadis yatim piatu, gadis SMK biasa dari Akademi TKJ, gadis yang optimis terhadap hidupnya dan selalu memancarkan aura positif ke orang sekitarnya dan tergantung orangnya se-frekuensi hayuk, sengaja gelud siap adu jotos wkwk. Gadis yang hidup sederhana, bisa mendapatkan perhatian dari seseorang....? Seorang gadis cantik, sederhana, kuat dan kadang-kadang sedikit nakal.
Seorang gadis cantik, didalam hidupnya hanya ada 3 kegemaran: mencari uang, mendapatkan uang, dan mengumpulkan uang! Karina Yuika, gadis yang dijuluki "Si Gadis Cantik"
Kisah seorang gadis cantik dan seorang lelaki yang memiliki watak kejam dan seorang dari masa lalu.
Alfist Anderta Eckart sosok direktur yang dingin!!! dan memandang rendah semua orang;
"Hei, kamu tidak akan bisa kabur lagi!"
'Apa yang harus gw lakukan jika seorang dari keluarga besar mengejarku! Mengapa tidak bisa menjauh?'
"Dengan adanya tanda ini, kamu sudah jadi milikku!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon koeceng_olen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kami akan kembali
"Ayo cepat" ucap Karin berjalan dengan cepat sambil memegang tangan pria itu. Pria itu membiarkan tangan nya ditarik dengan cepat.
Tok....tok.... Setelah mengetok pintu, Karin membuka pintu dan melepaskan tangan pria itu, langsung menuju ke kasur Marsel yang sedang terbaring lemah.
"Sayang, mama sudah kembali" sambil mengecup kening Marsel
"Bagaimana sayang, sudah baikan?" Tanya Karin, yang masih dipandang penasaran dan bingung oleh Sandra, Sandra sudah memikirkan banyak hal semenjak mendengar per mama papa nyonya-nyonya an.
"Sudah ma" sambil tersenyum walaupun masih pucat
"Jangan membuatku dan mama mu khawatir, Marselino" ucap pria itu dingin, dan ditatap tajam dari Karin yang merasa perlakuan pria itu sangat aneh dan kurang ajar.
"Diam" ucap Karin dingin dan memandang lurus dan dingin kearah pria itu.
'benar-benar mengesankan' ucap dalam hati nenek itu yang merasa sosok Karin yang berani melawan cucunya itu.
"Justru aku yang seharusnya bilang begitu" ujar pria itu lagi
'orang ini kenapa sih....?' Ucap Karin dalam hati
"Tingkah mu itu tidak sopan tau" ucap Karin, dia mengubah panggilan lu Lo jadi kamu karena dia masih di depan Marsel, jangan sampai mengucapkan kata-kata kasar yang pasti mudah ditiru oleh anak-anak.
'Apa-apaan adegan ini, seperti keributan suami istri' ucap Sandra dalam hati
"Ampun deh...., Tenanglah, jangan marah dan bicaralah dengan baik" ucap Sandra yang merasa harus menengahi mereka berdua.
"Situasi macam apa ini Alfist, Marsel masih sakit kamu malah begini, sudahlah Alfist kamu keluar saja dari ruangan ini, kamu tidak membantu Sama sekali" ucap nenek itu tegas. Karin baru tahu nama pria aneh yang suka memaksa kehendak. Alfist kenak ulti sekaligus dari mereka bertiga.
'namanya Alfist tapi tingkah laku nya bikin geleng-geleng kepala' ucap Karin dalam hati sambil geleng-geleng kepala
'Aku hanya tidak ingin Burung kenari ku terlalu dekat dengan bocah itu' ucap dalam hati Alfist yang merasa perlakuan Karin berbanding terbalik dengan Marsel anaknya sendiri.
Derttt, Alfist merasakan ponsel dikantong nya bergetar, mengambil dan melihat siapa yang menelepon, sebelum keluar Alfist melihat sebentar Karina yang masih memeluk Marsel, semakin dilihat dia makin kesal, kemudian dia keluar ruangan tanpa berkata apapun.
'tidak sopan' ucap nenek Alfist
'Siapa yang menelpon apa ibunya Marsel' yang sedang dipikirkan oleh Karin
'dah lah ngapa gw jadi kepo' membuang rasa penasaran yang dia rasa
"Nona Karin" ucap nenek Alfist
"Ya?" Langsung melihat ke arah nenek itu
"Kalau ada waktu, maukah nona mampir ke rumah kami?"
"Nenek" panggil Marsel yang merasa nenek nya akan menjauhi mama nya dari dia
"Eh...." Karin bingung untuk menjawab apa karena dia tidak ingin melihat Alfist
"Saya butuh bantuan nona, untuk menjenguk Marsel ketika nona sempat, untuk sekarang Marsel bersama kami, saya yakin nona sekarang sedang masa sibuk apalagi nona sudah akan ujian, ada juga yang ingin saya perlihatkan pada nona" ucap nenek itu
"Kok nenek tau" bingung Karin, kok bisa nenek itu tau, apa mereka sudah cctv kehidupan Karin?
'wahh ada peristiwa apa sebenarnya, kalau diingat-ingat Karin tidak pernah hilang selamanya ini dia selalu bersama kami, bagaimana bisa Karin mempunyai seorang anak, banyak sekali pertanyaan di otakku yang bikin puyeng' ucap Sandra dalam hati
"Nenek ini tidak ada kuasa untuk memperjelas kan secara rinci, tapi nenek jamin ini tidak akan merugikan nona" ucap nenek itu tersenyum
"Tolong mampir lah" ucap nenek itu lagi
"Baiklah"
"Terimakasih, terimalah kartu pengenal ini, jika sudah sempat, nenek akan menyuruh Alfist untuk menjemput nona"
'astaga, mendengar namanya gw langsung geram' ucap Karin
"Marsel ingin bersama mama, nek" ucap Marsel yang masih memeluk erat tubuh Karin dia merasa mama nya akan meninggalkan nya, seperti dulu, Marsel sangat menyayangi orang yang sudah dianggap mama nya itu, sedetik pun ingin bersama mama nya.
"Marsel, mama mu sekarang sibuk, tidak masalah kan? nanti Marsel video call, kalau Marsel rindu sama mama mu" dan secara terpaksa Marsel hanya menggangguk, dia ingat kata papa nya jangan membuat khawatir apalagi mama nya sibuk sekolah dan kerja, Marsel sangat paham itu, biar masih kecil, Marsel sangat mudah paham apa yang harus dilakukan sebagai anak.
"aku haus mah"
"Baiklah" Karin mau mengambil botol air minum nya di dalam tas, sebelum mengambil Sandra sudah memberikan air minum didalam gelas ke Karin, dan diangguk kan dari Karin.
"Minum lah" sambil membantu Marsel minum.
Tok tok tok, ada orang yang mengetok, dan masuklah kak Andira bersama Sakura, dia sudah menyelesaikan permasalah nya.
"Kak, kakak dari mana, aku menelpon tidak diangkat" tanya Sandra khawatir dan mendekati kakak nya, sakura masih terlelap dalam gendongan Andira, sambil tersenyum Andira menjawab
"Kakak melihat kakak ipar mu, San, dan permasalahan nya akan segera berakhir" ucap Andira jujur sambil tersenyum, dan berjalan menuju Karin
"Bagaimana Marsel sudah baikan" tanya Andira yang juga khawatir sama keponakan yang sudah dianggap sebagai keluarga dari Andira
"Sudah kak"
"Syukur lah" kemudian Andira melihat nenek itu dengan tersenyum ramah
"Ada masalah nak Andira?" Tanya nenek itu, nenek Alfist tahu karena sepeninggal Karin dan Alfist mereka banyak membicarakan hal sesuatu, contoh nya ini.
Mendengar pertanyaan itu, Andira ingin berbagi cerita tapi baru bertemu beberapa waktu yang lalu disaat mereka sampai rumah sakit, mereka sudah diberikan fasilitas rumah sakit VVIP mewah yang tersedia kamar rawat inap yang luas, didukung dengan beragam fasilitas, seperti LCD, kamar mandi, dan lainnya. Tak hanya itu, rumah sakit ini juga menawarkan fasilitas mewah lainnya, seperti suster pribadi, mini-bar, personal stylish, koneksi internet, hingga ruang pesta, apa kah bisa se akrab itu, dan tanpa sengaja Andira menetes kan air mata yang masih memikirkan nasib keluarga. Melihat itu seperti ada tanggung jawab yang harus diberikan oleh seorang nenek padahal bukan keluarga dan baru ketemu tapi nenek ini merasa mereka yang menyayangi Marsel sudah dianggap sebagai keluarga. Dan mendekat lah nenek itu dan mengambil Sakura dan bermaksud untuk Sandra mengendong nya sebentar.
"Tolong ya cu, nenek ingin membantu kakakmu" diajak lah Andira ke sebuah ruangan yang seperti ruang pesta.
"Cerita lah nak, semoga nenek bisa membantu" ucap nenek Alfist tulus
"Hiks... Hiks.... Suami ku nek, dia selingkuh dan menurut perintah nya, hiks.... Dia tega menjambak rambut ku demi perempuan itu, dan membiarkan anakku tumbuh tanpa seorang ayah, hiks...." Mendengar itu nenek itu menenangkan dengan mengusap punggung Andira yang sekarang rapuh.
"Bagaimana nasib anak ku hiks.... Hiks.... di.... Dia.... Masih kecil" ucap Andira yang teramat sedih dan selalu memikirkan anaknya dari lubuk hati ingin bersama seperti dulu tapi dia sudah terlanjur kecewa.
"Nenek hanya bisa memberikan nasehat nak, mencari sosok suami itu yang bisa membuat nak Andira nafsu makan meningkat, jam tidur teratur dan senyum di wajah tidak pernah pudar, dan carilah suami yang rasa cintanya lebih besar darimu bukan kamu yang terlalu mencintai dia, tapi nak Andira sudah menikah jadi suami selingkuh jangan langsung minta cerai coba lakukan yang nenek bilang, suami selingkuh dan 'sering' selingkuh, berarti suami telah berulang kali melakukan kesalahan, maka yang harus dilakukan adalah menasehati dan mengingatkan hingga sadar, memang tidak mudah, Sembari mengingatkan, nak Andira juga harus membenahi diri dan jangan sampai terbawa keburukan juga, karena takut akan mengantarkan ke hal yang tidak diinginkan dan meniru suaminya untuk selingkuh, Pasalnya perbuatan ini sangat disukai setan. Kalo sudan dinasehati, diingatkan berulang-ulang, namun tetap tidak ada titik temu Cobalah undang orang-orang yang diseganinya atau orang yang faham agama untuk menasehati dan menengahi permasalahan. Namun, setelah suami dinasehati dan diingatkan oleh orang yg diseganinya atau orang-orang yang faham agama namun juga tak kunjung berubah, sebaiknya istri kembali dan berserah diri kepada Tuhan dan meminta permohonan terbaik, semoga Tuhan masih memberikan kesempatan dan memberkati pernikahan kalian tanpa berpisah, nak Andira harus memikirkan anak kedepannya, tapi kalo bersama malah menyakitkan sebaiknya cerai, tapi jangan takut membuka hati hanya karena masa lalu, trauma boleh dipulihkan tapi jangan abaikan orang orang yang ingin mendekatimu, hanya karena ketakutanmu di masa lalu. ingat, jangan sampai orang orang yang kau abaikan itu adalah jawaban dari doa doamu yang setiap saat" ucap nenek Alfist
Mendengar itu semua Andira terpikir untuk memberikan kesempatan tapi mengingatkan kemesraan mereka dan semua yang terjadi malah membuat sesak, sakit di hati.
"Terimakasih ya nek, sudah memberikan nasehat nya, untuk memberikan kesempatan dan menyadari nya itu adalah ide yang bagus dan keluarga kami kemungkinan tidak akan berpisah tapi nek, perasaan ku sudah lenyap, setiap mengingat dan melihat nya hati ku sakit" ucap Andira jujur dan kedengaran menyesakkan, emang kalo hati sudah benci mau bagaimana pun sangat susah untuk memulihkan dan hanya waktu yang bisa mengobati rasa sakit itu.
"Nenek berharap yang nak Andira pilih itu yang terbaik" ucap nenek itu tersenyum sendu
"Terimakasih nek" dan nenek itu memeluk Andira dan pernah merasakan hal itu di masa lalu, sungguh menyesakkan dada.
~
Alfist mengangkat telponnya, dia mengangkat telponnya di dalam mobil, karena tempat itu aman.
""Saki ada kabar terbaru?"" Ucap Alfist di seberang sana yang bernama Saki Kai dia adalah asisten terpercaya, tangan kanan Alfist dan sudah seperti sahabat sendiri.
""ini soal 'Tiartiz shot' bos""
""Hemm, teruskan""
""Di pabrik itu banyak obat tersebut""
""Apa kau mengambilnya?""
""Iya, hanya satu botol bos, disana sangat ketat penjagaannya, anak buah yang kita bawah secara diam-diam masih didalam entah selamat atau tidak"" info lanjut Saki
""Sudah di cek obat tersebut?""
""Sudah bos tapi untuk lengkap nya masih belum diketahui, yang saya tahu untuk sekarang obat itu sangat berbahaya""
""Kandungan obat itu satu pun sudah kalian ketahui?""
""Belum bos, kandungan obat itu masih belum diprediksi, tapi profesor Won mencoba memberikan pada hewan-hewan di laboratorium, contohnya tikus, kelinci, anjing Dan hewan-hewan itu mati di waktu yang berbeda-beda dan sebaliknya ada hewan yang perlahan menjadi buas seperti Anjing, Jika diberikan pada orang dugaan profesor Won tergantung pada stamina mereka kuat atau tidak, perlahan menjadi buas juga bos, dan jika sudah parah, orang itu akan menjadi gila"" terang Saki panjang x lebar
""Hem, tidak mungkin tetap waras jika minum obat yang mengandung bahaya, aku akan mengunjungi Profesor Won segera, yang memahami semua situasi yang sedang kita cari"" ujar Alfist
Kemudian Alfist menelpon profesor Won
""Prof, bagaimana selanjutnya?"" Tanya Alfist
""Saya butuh sampel yang banyak bos, untuk mencari cara penyembuhan efek samping obat itu"" ujar profesor Won
""Untuk kandungan nya sudah kau ketahui?""
""Belum bos, itu hanya dugaan ku saja, karena setelah diperhatikan hewan yang buas tadi seperti tidak sadar kan diri walaupun mereka masih bernafas dan membuka mata, hewan itu bergerak kemana mana"" lanjut profesor Won
""Baiklah, aku akan menyuruh Saki untuk mendapatkan banyak botol obat itu""
Dan dimatikan sambungan telepon tersebut
Kemudian Alfist menelpon nenek nya lagi btw Alfist ini doyan kali nelpon-nelpon.
""Halo nek""
""Iya Alfist, kau akan kesini?""
""Tidak, aku ada urusan, aku akan menyuruh Iwung untuk menjemput kalian, suruh Karin untuk menginap di rumah nek"" suruh Alfist
""Nenek bisa mengurus nya, hati-hati Fist"" ucap nenek yang sedikit khawatir, nenek itu tidak tahu kalau Alfist ada kerjaan lain selain pekerjaan di perusahaan.
Kemudian Alfist menelpon Saki untuk mempersiapkan segala nya untuk menyerbu Pabrik obat 'Tiartiz shot'
~
Dan hanya 3 kelompok yang disiapkan untuk menyerbu Pabrik obat itu, kelompok yang dipimpin oleh Alfist sendiri kemudian dipimpin Saki Kai dan Nathan Alaster Wiratama teman bisnis, teman yang dari dulu sekolah bersama Alfist, teman seperjuangan, teman sekelas, teman untuk menghancurkan musuh, sudah seperti saudara an, dia sangat suka berkelahi waktu sekolah, bisa dibilang preman. Dan dia seorang bersikap akan membalas dendam jika disenggol, sampai titik darah penghabisan. Setiap kelompok beranggota 10 orang. Mereka pergi ke pinggiran hutan rimba Haubu yang berjarak 15km, menggunakan mobil modifikasi Tundra CrewMax yang sudah dilengkapi dengan anti peluru dan kuat sekuat baja dan senapan mesin yang sudah dimodifikasi bersama mobil tersebut. Dengan area tujuan yang sangat mulus semulus muka oleng banyak sekali Lila liku kehidupan kelokan sehari-hari terombang ambing oleh nasib dan berakhir sampai di tujuan dengan jalan yang very mulus wkwk.
Dengan senyap mereka bergerak dan saling terhubung lewat toa eh maksudnya menggunakan Mountable (alat komunikasi yang sulit dijangkau di area tanpa sinyal dan internet). Singkat saja lah ygy jujurly kurang pandai mendeskripsikan subuah pertempuran.
Mereka berpencar untuk mendapatkan obat itu secara senyap tapi kalau ketahuan apa boleh buat, harus di bacok. Dan Alfist memerintahkan anggota Kai untuk fokus menjaga diluar takutnya ada musuh yang diam-diam menyerang. Separuh anggota Kai berpencar diluar dan sebagian memanjat pohon yang paling tinggi untuk memantau perkembangan yang terjadi disekitar. Dan menyediakan peralatan tempur, dan ada yang stay di mobil untuk menyiapkan senapan AK-47, dan Alfist yang memegang sebuah pedang dan sebuah pistol Smith, dan tidak lupa Nathan yang memegang pistol Wesson 500 Magnum, dan semua anak buah yang sudah disediakan Glock secara senyap, dan di setiap sudut dan jalan ternyata ada cctv, Kai pun lulusan cyber, dan sudah biasa, Kai bisa disebut black hat hacker untuk mencapai tujuan yang tidak begitu jahat.
Setelah berapa saat cctv sudah dipastikan mati, dan mereka berpencar untuk mendapatkan obat itu.
~Alfist
Karena disetiap sudut ada penjagaan dia pun keluar tanpa merasa takut.
Dan menyerang tanpa ampun tujuan nya hanya satu mendapatkan lebih banyak obat tersebut. Dengan berbagai serangan akhirnya mendapatkan ketuanya yang sedari tadi menyuruh untuk membunuh Alfist dan anak buahnya.
"Jangan beromong kosong, jawab pertanyaanku, jika anda tidak ingin mati seperti mereka" dengan wajah sangar dan ucapan dingin, dia ingin menyelesaikan permasalah ini dan bertemu Karin di rumah. Alfist langsung menjijak perut musuhnya.
"Haa.... haa...." ucap musuh yang ngos-ngosan, dia sudah terbaring lemah dengan nafas yang tidak beraturan, pedang yang penuh darah itu 'sring' dia buka dan 'jleb' disamping kepala musuh nyaris kena muka sebelah kiri musuh itu.
"Kalau jawaban anda tidak sesuai yang ku mau, aku tidak akan segan memenggal kepala anda" dengan tatapan bengis
"Kutanya, siapa kalian?" Sambil berjongkok dan kaki sebelah kiri Alfist masih menjijak perut musuhnya.
"K.... Kami 'Tiartiz shot'?"
"Lalu, apa alasan kalian cari gara-gara dengan kami perusahaan Eckart?" Sambil menggoyang pedang yang masih menancap di dekat kepala musuh, kalau di goyang lagi sudah pasti muka musuh itu sudah terluka kena goresan pedang itu.
"Haa.... Haa...." Masih mengatur nafasnya.
~Kai
Di bagian Kai dia sudah diserang, dengan bantuan penembak jitu terbaik yang masih diam di atas pohon, dan mereka saling bertempur, disaat sibuk bertempur dan beberapa anak buah yang sedari tadi sudah diatur untuk melakukan sesuatu, ternyata sudah ada anggota pasukan musuh yang sudah dekat menuju ke tempat mereka yang pasti itu bukan pasukan Alfist dan lainnya.
Dengan cepat yang melihat kendaraan yang melintas kearah mereka mengabarkan ke Kai
''"Tuan kai ada sekitar 7 mobil menuju ke arah kita, 5 menit akan sampai kesini"'" mendengar itu, langsung memegang Mountable ingin mengabarkan situasi
""Bos sekitar 4 menit kemudian akan ada pasukan musuh yang menuju kemari"'" ujar Kai sambil beradu pedang dengan musuh
~Nathan se ruangan dengan Alfist
Dengan cepat dan perlahan Nathan menghunuskan pisau Spearpoint Lace pisau lipat kesayangan nya yang dia beli di pelelangan, di leher musuh yang masih bisa berdiri, btw Nathan ini suka membeli barang lelang yang antik dan pasti nya berguna.
"Cepat katakan" ucap Nathan kepada musuh yang dia hunuskan
"Ga....gara-gara kalian, pemasukan kami berkurang drastis!" Ucap musuh Sedikit terbata bata
Alfist dan Nathan mendengar apa yang dikatakan Kai barusan sambil mendengarkan Jawaban dari musuh yang dia tanya, dengan cepat menyadari bahwa ada musuh yang baru datang.
"Mau kalian penggal kepala mereka tidak ada gunanya, kami sudah mendapatkan bantuan dari Tiartiz shot, kalian akan mati" ujar pria berbaju hitam bermasker hitam, seperti nya dia adalah atasan mereka semua. Dia masih mempunyai puluhan pasukan sedangkan Alfist dan lain masih tetap tapi ada yang terluka.
Melihat itu Alfist masih tenang.
"Lalu? Bagaimana kalian tahu kami ada disini" ujar Alfist sambil menggoyang pedang dan memenggal kepala yang sedari tadi dia jijak.
"Akh" semua yang melihat merasa ngeri tapi
"Dari rute yang kalian lalui kemudian kami lacak, sudah pasti kalian akan datang kesini, apalagi ada tikus-tikus bertebaran di pabrik ini" ujar berbaju hitam yang cuek.
"Karena itu, dari beberapa hari yang lalu kami mencari kalian, kalian tahu? Betapa stress nya kami mengelapkan obat-obatan terlarang kami ke luar negeri karena kalian mengambil alih jalur laut dikota Manggar dan perbatasan Manggarai yang kalian tutup untuk keperluan kalian" ujar pria berbaju hitam lagi dalam kalimat nya dia seperti kesal dan marah.
"Itu bukan urusanku" ujar Alfist dingin
"Membunuh mereka bisa membawa masalah untuk kita" ujar salah satu bawahan pria berbaju hitam yang sangat tahu tentang kehidupan keluarga Eckart dan rekannya.
"Kita hanya bertindak karena mereka lebih dulu mencari gara-gara" ujar yang lainnya dari pihak musuh
"Hah, jadwal kami padat, kami tidak mengusik Tiartiz shot, tapi kalian yang merasa terusik, dan memprovokasi kami" ujar Nathan langsung mengorok musuh yang sedari tadi dia sandera.
""Kai lakukan kan"" perintahh Alfist di Mountable, tidak berapa lama bunyi desingan peluru diluar membahana, dan bunyi bom yang ternyata sudah disiapkan dari anak buah Kai ditempat yang pasti dilalui kendaraan dengan bantuan penembak jitu yang sedang diatas pohon, dengan mengatakan tekan, dan rekan lain melakukan bom yang bisa diledakkan saat di tekan tombol di laptop, kemudian mobil modifikasi Tundra CrewMax mereka menghancurkan dinding pabrik yang terbuat dari batako semen itu dengan membabi buta (anggap lah seperti itu ygy, jujur gak tau juga sih aslinya tapi halu dikittttt) , mobil modifikasi mereka sudah di coba untuk menghancurkan sebuah bangunan sebelum nya, sudah diperkirakan kalau bangunan itu runtuh mereka akan segera berlari ke arah mobil karena mobil modifikasi itu kuat, ternyata pabrik itu masih bisa bertahan padahal setengah bangunan sudah runtuh.
"Bos" panggil Kai turun dari mobil, yang mobil modifikasi mereka sudah berhadapan langsung dengan musuh, yang pasti mobil tersebut sudah siap memuntahkan ratusan peluru.
"Pengecut, bisanya menyergap, dasar, akan kubunuh kalian semua" umpatan dari pria berbaju hitam
"CK" ujar Alfist kesal, dengan cepat Alfist menembak menggunakan pistol Smith ke arah kaki kanan pria berbaju hitam.
"Aaargh! K.... Kakiku....!!"
"Itukah ucapan terakhir mu?" Mendekat dengan aura membunuh
"K.... Kami Tiartiz shot, aku ketua dan kakakku pemimpinnya!" Ujar baju hitam ketakutan dan menunjukkan siapa dia dia di 'Tiartiz shot'
Tap tap tap tap tap dengan tatapan bengis, melihat itu mereka 'drr' 'drr' ketakutan, padahal senjata ada ditangan mereka.
"Baiklah, kami akan pergi, biarkan kami pergi!" Mohon pria berbaju hitam
Dap dap dap dap Alfist semakin mendekat
Dap dap dap dap dap langkah kaki berlari menuju mereka
"Bos kami mendapatkan obat itu" dan mereka membawa se kardus, melihat itu Alfist pun berkata
"Pergilah, sebelum aku berubah pikiran, dan katakan pada kakak mu, kalau masih menganggu siap-siap terima konsekuensi nya" ujar Alfist dingin, mendengar itu mereka semua lari terbirit-birit dan Kai pun beranjak pergi untuk memantau, melihat pria baju hitam menggunakan mobil lain dengan satu perintah ke anak buah nya ""lakukan"" kemudian 4 mobil yang mereka gunakan meledak hanya menyisakan 1 mobil yang digunakan pria baju hitam itu, yang pasti pria itu setelah melihatnya langsung keluar dari mobil dan berlari dibantu oleh bawahan nya.
Setelah kejadian itu
"Ah, omong-omong, kenapa kita tidak membunuh orang-orang itu?" Tanya Nathan heran yang merasa rugi membiarkan mereka lepas biarpun masih hitungan jari yang tersiksa.
"Jelas kan Kai" dan Alfist mendekat melihat semua botol obat yang mereka dapat
"Tiartiz shot yang barusan kita lihat, 1 dari 10 kelompok yang tersebar di dua Negara contohnya negara Revon, dan tentunya di negara ini. Tidak masalah sebenarnya membereskan mereka barusan, tapi pasti akan memicu masalah, kelompok mereka berada di negara Revon yang memiliki kota yurisdiksinya (kekuasaan yang dimiliki suatu negara untuk membuat peraturan hukum, melaksanakan dan memaksakan berlaku nya peraturan tersebut) masing-masing, dan di tiap kota itu pasti ada kelompok mereka yang pastinya mereka sudah berkuasa disana, dan yang aku tahu pasukan mereka di negara Revon luar biasa dan sangat besar" terang dari Saki Kai, dan diangguk kan oleh Nathan.
"Kalau begitu, apa yang menyebabkan mereka berkuasa?" Tanya Nathan lagi
"Itu karena pemimpin negara Revon adalah pemimpin dari 'Tiartiz shot' itu kemungkinan yang aku pikirkan dan mempunyai pasukan membunuh yang kuat di negara nya" ujar Alfist sambil membawa botol obat itu.
"Jika ada yang mengusik Tiartiz shot, pasukan negara Revon didalam kota yurisdiksi, dia akan dicap sebagai pemberontak, dan pasukan negara Revon berhak untuk membunuh orang itu" jelasan dari Alfist
"Ayo kita ke mobil, lebih jelasnya kita bicarakan sambil pulang, aku ingin segera bertemu dengan Burung kenari ku" sambil berjalan menuju mobil, dan diangguk kan dari Nathan dan Saki.
Setelah sampai mereka bertiga masuk ke mobil yang sama Nathan berdampingan dengan Kai dan Alfist seorang dibelakang, dan Kai yang menyopir, dan Kai menjelaskan mengapa mereka tidak membunuh adiknya yang pasti adik dari salah satu kelompok yang tersebar.
"Kemudian, penguasa kota harus membunuhnya dengan dalih menjaga martabat pemerintah Negara Revon, masalah nya, pasukan negara Revon memihak kelompok 'Tiartiz shot' yang mungkin pemimpin Tiartiz shot adalah penguasa negara Revon atau mereka memberikan suap (tindakan pemberian uang atau menerima uang atau hadiah yang dilakukan oleh pejabat pemerintah untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu yang bertentangan dengan kewajibannya), kalau mereka kesal dan melaporkan kita pada penguasa negara Revon, maka...." ujar Kai Terhenti
"Ya, aku mengerti, tapi tadi orang-orang Tiartiz shot bilang mereka mencari kita sejak beberapa hari yang lalu" ujar Nathan
"Berarti kita sudah ditandai" ujar Alfist tenang
"Kalau penguasa negara Revon Tiartiz shot itu, dia bisa saja menyebarkan berita bohong, kan?" Tanya Nathan lagi
"Wah, kau makin pintar ya, otakmu makin encer!" Ujar Kai ceria sambil sek sek sek kepala Nathan btw Nathan dan Saki ini tingkah laku nya sudah seperti saudara tapi Saki tidak berani berkata dan bertindak in formal dengan Alfist, tidak tahu kenapa saki harus bertindak sesuai alur Athor oleng.
Melihat itu Alfist pun tertawa
"Hehe" merasa lucu dengan sahabat terbaik yang dia punya.
"Tapi, itu bisa saja salah...., Mari berpikir positif" ujar Nathan sambil nyengir.
"Tidak, itu mungkin" ujar Alfist
"Semoga si pemimpin Tiartiz shot itu memang benar bukan pemimpin negara Revon" ujar Kai sambil tersenyum kaku, masih berharap kemungkinan yang terbaik buat semua nya
"Sial, tapi aku masih memikirkan pemimpin negara Revon, jika kita kesana, bisa-bisa sudah dihadang, kalau punya kekuatan yang bisa membuat mereka pingsan semua aku akan mengantungi kepala mereka di pohon cabe mommy" ujar Nathan
"Kusarankan pakai kekuatan Dante (seperti sihir tubuh dan sihir gravitasi yang bisa memanipulasi gravitasi tubuhnya, melepaskan jurus Singularitas Gravitasi, yang menciptakan dan memanipulasi lubang hitam dan menyerap dan menghancurkan apa saja di depannya -
Black Clover) untuk menghabiskan mereka" ujar Kai sambil nyengir dan Alfist hanya menonton saja.
Mereka pulang dengan keadaan sehat tanpa kekurangan apapun hanya pakaian mereka yang penuh darah.
Sekian, terima nasib.