NovelToon NovelToon
Dua Jagoan Kecil Mas Duda

Dua Jagoan Kecil Mas Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Contest
Popularitas:36.6M
Nilai: 5
Nama Author: Karita Ta

Antariksa dan Galaksi, anak yang tak diakui oleh ibu kandungnya sendiri. Batita yang tak dirawat, dan bayi yang tak disusui oleh ibunya sejak dini.

Entah takdir atau kebetulan, Rafa bercerai dari mantan istrinya lantaran perselingkuhan. Mantan istrinya itu berkhianat dengan masa lalunya dan memilih karir modeling daripada keluarganya.

Sama hal nya dengan Rindi, yang menjadi korban pengkhianatan mantan tunangan yang juga berselingkuh dengan adik tirinya sendiri. Mereka sangat serasi bukan?

Akankah keduanya saling membuka hati dan saling menyembuhkan luka? Apakah Rindi merupakan calon ibu yang tepat untuk kedua jagoan kecil dari Mas Duda? Ikuti kisah keduanya yuk...


NB: Cerita ini murni hasil pemikiran Karita, tanpa plagiat karya orang lain. Mohon maaf bila ada kesamaan nama tokoh ataupun sedikit alur cerita, karena semua itu bukan unsur kesengajaan. Mulai hargai karya orang, yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Karita Ta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 25

Setelah sampai di kamarnya, Rindi bergegas untuk membersihkan diri. Badannya terasa sangat lengket karena seharian ini bekerja. Setelah beberapa saat Rindi selesai mandi, gadis cantik itu mengeringkan rambutnya dengan hair dryer karena basah akibat keramas.

Selesai mengeringkan rambut dan memakai piyama, Rindi memeriksa ponselnya. Rindi terkejut karena mendapat email dari Rafa. Setelah dibuka pesan tersebut, ternyata berisikan berkas-berkas untuk pembangunan proyek di Lombok.

"Eh, iya... Tadi Anta nangis nggak ya? Takutnya kalau nangis, nanti Pak Rafa jadi repot" Tanya Rindi kepada dirinya sendiri. Rindi seketika mengingat balita mungil itu setelah membaca email dari Rafa.

"Entahlah, semoga Antariksa nggak rewel" Ucap Rindi dengan memegang erat ponselnya. Rindi bersiap turun untuk makan malam bersama keluarganya. Setelah melaksanakan kewajibannya, Rindi melangkah menuju ruang makan.

Sesampainya di ruang makan, Rindi memelankan langkahnya karena mendapati keberadaan orang tua Alvin dan tentunya mantan tunangannya itu. Menghembuskan napas dengan berat, Rindi mendadak merasa canggung.

'Ternyata belum pulang juga mereka' Ucap Rindi dalam hati dengan merotasi kan matanya karena malas. Rindi tersadar dari pikirannya karena panggilan dari sang Papi.

"Rindi, kemari Nak" Johan memanggil putrinya saat melihat Rindi hanya berdiri terdiam di tangga terakhir. Mau tak mau, Rindi berjalan mendekati meja makan tanpa menatap ke arah Dina, Doni dan Alvin.

"Ayo sayang, duduk dulu biar Mama ambilkan nasinya" Tawar Lia karena melihat Rindi tak kunjung mendudukkan dirinya di kursi makan. Dengan rasa enggannya, Rindi terpaksa duduk di meja makan sehingga menjadi satu dengan mereka semua.

Bukannya Rindi tidak menyukai kehadiran orang tua Alvin dan juga Alvin sendiri. Namun untuk saat ini, Rindi masih enggan bertatap muka dengan mereka semua kecuali sang Papi dan Mamanya.

Dina dan suaminya memandang sendu ke arah tempat duduk Rindi. Keduanya merasa jauh dengan gadis yang sudah mereka anggap putri, meskipun mereka sedang berdekatan. Hati Dina terasa sangat sakit ketika Rindi sama sekali tak memandang ke arahnya.

Sedangkan Linda hanya bisa menunduk ketika kakaknya duduk di samping kursinya. Linda masih mengingat jelas bagaimana kecewanya Rindi padanya. Tangan Linda yang berada di bawah meja, memegang erat tangan Alvin. Alvin yang mengetahui jika Linda, merasa cemas hanya bisa mengelus pelan tangan Linda di bawah meja.

Keadaan ruang makan sangat canggung. Karena sebelum Doni dan istrinya pulang, Lia memaksanya untuk makan malam terlebih dahulu. Sehingga membuat Dina dan Doni menerima ajakan dari Lia.

"Selamat makan" Ucap Johan yang dianggukki oleh semua orang kecuali Rindi. Gadis cantik tersebut memegang piringnya yang sudah diisi lauk oleh Lia dan mendorong kursi kebelakang.

"Maaf, Rindi permisi mau makan sendiri. Selamat makan semuanya" Ucap Rindi dengan datar setelah berdiri dari duduknya. Rindi melangkahkan kakinya menuju belakang rumah ke arah kolam renang.

Johan hanya bisa pasrah saat putrinya itu memilih untuk menyendiri. Karena Johan mengerti akan perasaan Rindi. Sedangkan semua orang menjadi canggung setelah kepergian Rindi.

Langkah kaki Rindi membawanya ke arah tempat duduk yang berada di dekat kolam renang. Rindi mendudukkan tubuhnya di sana dan meletakkan piring berserta ponselnya di meja. Rindi memutuskan untuk segera memakan makanannya sebelum dingin.

"Maaf Mbak Rindi, ini minumnya sudah Bibi bawakan" Rindi mendongak untuk menatap ke arah asisten rumah tangganya. Asih meletakkan segelas air putih di atas meja.

"Oh iya Bi, makasih banyak ya. Tadi Rindi lupa mau bawa minum sekalian" Ucap Rindi disertai dengan senyum manisnya. Rindi memang selalu ramah kepada asisten rumah tangganya.

"Iya Mbak, kalau gitu Bibi permisi ya" Ucap Asih dengan membungkukkan sedikit badannya ke arah Rindi. Sedangkan Rindi hanya mengangguk untuk menjawab ucapan Asih.

Rindi melanjutkan makannya hingga tandas dan segera meminum air putih. Rindi mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru halaman belakang rumah. Rindi jadi teringat pada Antariksa yang pagi tadi ditemuinya.

Ketika Rindi sedang meminum air putihnya, ponsel milik Rindi bergetar. Setelah dilihat, ternyata panggilan tersebut dari Tika. Rindi segera mengangkat panggilan tersebut.

"Assalamualaikum Tika, ada apa?" ~ Tanya Rindi setelah panggilan telepon tersambung.

"Waalaikumsalam, Lo lagi apa Rin?" ~ Tanya Tika kepada Rindi.

"Ini, aku habis makan malam. Kalau kamu Tik?" ~ Tanya Rindi dengan meletakkan gelas yang sudah kosong di atas meja.

"Gue baru aja mandi Rin, terus lanjut makan deh. Sekarang lagi cek perkembangan cafe sama butik Lo" ~ Jawab Tika di seberang sana dengan membuka laptopnya.

"Santai aja Tika, nggak usah sampai lembur-lembur nanti kamu malah capek karena kerjaan" ~ Nasihat Rindi kepada Tika yang malah ditanggapi dengan tawa dari Tika.

"Nggak akan lah Rin, lagian kerjaannya nggak terlalu banyak kok. Cuma ngecek pemasukan terus tinggal setor deh ke Lo" ~ Ucap Tika yang dianggukki oleh Rindi meskipun tidak terlihat oleh Tika.

"Jadi ada apa nih telepon jam segini?" ~ Tanya Rindi.

"Gini Rin, Gue cuma mau ngingetin kalau pegawai cafe yang kemarin kecelakaan masih di rawat inap. Kalau Lo mau jenguk sekarang bisa nih, mumpung baru aja maghrib jadi masih sore. Kan cuma Lo doang yang belum jenguk" ~ Ucapan Tika seolah mengingatkan Rindi jika belum menjenguk salah satu pegawainya yang sedang di rawat inap.

"Oh iya Tik, aku hampir lupa kalau nggak kamu ingatkan. Aku jenguk sekarang aja deh, nggak enak sama pegawaiku" ~ Ucap Rindi.

"Mau ditemani nggak Rin? Kalau semisal iya, Gue otw ke rumah Lo" ~ Tawar Tika yang membuat Rindi menggelengkan kepalanya.

"Nggak perlu Tika, lagian ini belum malam banget kok" ~ Jawab Rindi dengan mantapnya.

"Ya udah, buruan berangkat nanti keburu malam. Gue tutup ya Rin, Assalamualaikum" ~ Ucap Tika.

"Waalaikumsalam Tika" ~ Jawab Rindi dan segera memutuskan sambungan teleponnya.

Rindi segera bangkit dari duduknya dan tak lupa membawa piring serta gelas untuk diletakkan di dapur. Setelahnya, Rindi bergegas menuju kamarnya untuk berganti pakaian.

Setelah beberapa saat, Rindi sudah siap dengan celana jeans dan sweater berwarna putihnya. Tak lupa, Rindi membawa tas selempang dan memakai sepatu berwarna putihnya.

Rindi bergegas turun ke lantai bawah untuk pamit kepada kedua orang tuanya. Rindi memutuskan untuk membawa mobil saja tanpa sopir.

"Papi, Mama, Rindi ijin mau ke rumah sakit untuk jenguk pegawai Rindi ya?" Tanya Rindi ketika dirinya sudah berdiri di hadapan Johan dan Lia.

"Kamu mau diantar oleh sopir tidak Nak?" Tanya Johan kepada putrinya itu. Sedangkan Rindi hanya menggeleng dan menunjukkan kunci mobilnya.

"Tapi ini udah malam sayang, gimana nanti kalau ada apa-apa? Diantar sopir saja ya Nak?" Ucap Lia dengan khawatirnya. Sedangkan Rindi memegang kedua tangan milik Lia dan mengelusnya pelan.

"Rindi sendirian nggak papa kok Ma. Insyaallah Rindi baik-baik saja Ma. Ya sudah, Rindi berangkat dulu ya? Assalamualikum" Rindi dengan sopan mencium punggung tangan kedua orang tuanya. Setelah itu, Rindi melangkahkan kaki keluar dari rumah.

Rindi memasuki mobilnya yang terparkir rapi di garasi, dan melajukan mobilnya menjauhi pekarangan rumahnya dengan kecepatan rata-rata.

Di tengah jalan, Rindi tak lupa mampir di toko buah untuk membawakan bingkisan kepada pegawainya itu. Usai membeli bingkisan buah, Rindi melanjutkan perjalanannya menuju ke arah Rumah sakit sebelum malam semakin larut.

Sesampainya di rumah sakit, Rindi segera menuju ke ruangan yang sudah dikirimkan oleh Tika melalui pesan. Ketika sudah sampai di depan ruangannya, Rindi terlebih dulu mengetuk pintu. Ketika sudah mendapat jawaban dari dalam, Rindi membuka pintu tersebut dengan perlahan.

'Ceklek'

Rindi melangkah masuk ke dalam ruangan rawat pegawainya. Disana terdapat sang pegawai yang sudah ditemani oleh suaminya.

"Aya bagaimana keadaanmu? Maaf ya, Mbak Rindi baru bisa jenguk kamu sekarang" Tanya Rindi setelah menyerahkan bingkisan buah yang dibawanya kepada suami dari Aya- pegawainya.

"Sudah semakin baik Mbak, Makasih banyak sudah menyempatkan untuk menjenguk Aya. Lagian Aya juga maklum, kan pekerjaan Mbak Rindi juga banyak" Balas Aya dengan menatap ke arah atasannya.

"Kamu kok bisa kecelakaan sih? Gimana ceritanya?" Tanya Rindi setelah dipersilahkan duduk di kursi samping brankar oleh suami Aya.

"Kemarin sore saat Aya mau pulang dari cafe, waktu nyebrang jalan ada yang menabrak Mbak" Ucap Aya dengan wajah sendunya. Rindi memegang tangan Aya yang dipasang perban. Rindi memandangi beberapa luka yang ada di tubuh Aya.

"Kok bisa sih pengendaranya nggak hati-hati. Tapi nggak ada yang parah kan?" Tanya Rindi dengan khawatir akan keadaan pegawainya itu.

"Alhamdulillah semua nggak ada yang parah Mbak. Cuma luka-luka ringan saja, mungkin beberapa hari kedepannya sudah sembuh" Ucap Aya dengan memandangi luka yang ada di tangannya.

"Mbak Rindi datang sendirian?" Tanya suami Aya kepada Rindi sehingga membuat Rindi menganggukkan kepala dua kali.

"Iya, saya datang sendiri" Jawab Rindi dengan ramah.

Ketiganya larut dalam obrolan sehingga membuat ruangan rawat Aya menjadi ramai karena tawa yang timbul dari ketiganya. Sedangkan Aya merasa begitu bersyukur karena memiliki atasan seperti Rindi yang sangat baik.

Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam. Menandakan bahwa sudah empat puluh lima menitan Rindi menjenguk Aya. Rindi memutuskan untuk pamit deri ruangan tersebut.

"Terimakasih Mbak Rindi, sudah menyempatkan untuk menjenguk istri saya" Ucap suami dari Aya yang mengantarkan Rindi hingga pintu masuk.

"Iya sama-sama" Jawab Rindi dengan senyumnya dan anggukkan kepala.

"Mari, saya permisi" Lanjut Rindi dengan membungkukkan sedikit badannya dan membalikkan badan. Melangkahkan kakinya menuju lobi rumah sakit.

Ketika Rindi melewati bagian resepsionis, Rindi menghentikan langkahnya. Rindi berniat untuk membayar semua tagihan rumah sakit yang harus dibayarkan oleh Aya dan suaminya.

"Permisi Mbak, saya mau tanya biaya perawatan atas nama Ayanda sudah dibayar belum ya?" Tanya Rindi kepada resepsionis wanita di depannya.

"Oh, atas nama Ayanda belum dibayarkan Mbak. Ada yang bisa saya bantu Mbak?" Tanya resepsionis tersebut dengan ramahnya disertai senyum.

"Jadi begini Mbak, saya akan membayarkan tagihan rumah sakit dari Ayanda sekalian beberapa hari ke depan, bisa Mbak?" Tanya Rindi dengan sabar.

"Oh tentu bisa Mbak" Balas resepsionis wanita tersebut. Rindi mengangguk dan mengangkat tas selempang nya di atas meja resepsionis untuk mengambil dompetnya. Rindi mengeluarkan kartu kreditnya dan diserahkan kepada resepsionis.

"Sudah ya Mbak, terimakasih banyak" Ucap sang resepsionis dengan menakupkan kedua tangannya di depan dada. Rindi tersenyum ramah dan mengangguk dua kali.

"Saya permisi ya Mbak, terimakasih atas bantuannya" Ucap Rindi dengan sopan dan segera melangkahkan kakinya keluar dari rumah sakit menuju ke arah parkiran.

Sesampainya di parkiran, Rindi segera memasuki mobil dan melajukannya meninggalkan pelataran rumah sakit. Di dalam mobil, Rindi menyalakan radio untuk mengisi kekosongan yang ada.

Ketika Rindi melewati jalan yang lumayan sepi, Rindi mengerutkan keningnya bingung. Pasalnya, pada hari-hari biasanya, jalanan ini tidak terlalu sepi seperti saat ini. Namun, Rindi mencoba tetap acuh mengikuti irama lagu yang diputarkan di radio dan melajukan mobilnya dengan kecepatan biasa.

Namun, tiba-tiba saja mobil yang dikendarai oleh Rindi semakin melambat. Radio yang tadi menyala pun seketika mati. Seketika, mobil yang ditumpangi oleh Rindi berhenti di tengah jalanan yang lumayan sepi tersebut.

"Aduh, ini kenapa kok tiba-tiba berhenti sih?" Tanya Rindi kepada dirinya sendiri. Rindi mencoba untuk menyalakan kembali mobilnya, namun usahanya tetap nihil. Mobil tersebut tidak dapat menyala kembali.

"Ini kenapa ya? Padahal baru minggu kemarin di service. Masa rusak lagi sih?" Gumam Rindi dengan mencoba kembali menyalakan mobil. Rindi mendesah napasnya berat karena usahanya tetap tidak membuahkan hasil.

Seketika Rindi menjadi khawatir dan was-was. Karena kondisi jalanan yang lumayan sepi membuat Rindi takut akan terjadi sesuatu yang buruk padanya. Rindi berusaha untuk tetap tenang meskipun hatinya sudah sangat ketakutan.

Rindi memutuskan untuk mencoba menelepon orang tuanya dan meminta bantuan. Namun sudah beberapa kali Rinda mencobanya, tetap tidak diangkat oleh keduanya.

"Oh iya lupa, Papi sama Mama kan kalau malam ponselnya di matikan daya" Ucap Rindi dengan menepuk pelan dahinya. Pasalnya, Johan dan Lia memang mematikan ponselnya kala malam hari untuk menghargai waktu bersama keluarganya.

Rindi yang akan mengubungi Tika, menghentikan gerakannya ketika melihat motor sport berwarna hitam mendekat ke arah mobilnya. Rindi mencengkram erat ponselnya karena takut jika orang tersebut berniat jahat padanya.

Ketika motor tersebut berhenti tepat di dekat jendela mobil bagian pengemudi, Rindi dapat melihat jelas jika pengendara tersebut adalah laki-laki. Pria itu mengenakan jaket hitam dan celana jeans serta helm full face sehingga Rindi tak dapat melihat wajah pria itu.

'Tok...tok...tok'

Rindi semakin takut kala pria itu mengetuk pelan kaca mobilnya. Rindi mencengkram erat sabuk pengaman yang masih membelit badannya dan berusaha menyembunyikan ketakutannya.

'Aduh, gimana nih kalau orang ini berniat buruk padaku?' Ucap Rindi dalam hatinya dan menutup matanya erat. Dalam hati, Rindi mengucapkan doa supaya tatap dilindungi oleh Allah.

Pria yang sedari tadi masih duduk di atas motornya itu, kembali mengetuk kaca mobil Rindi dengan lebih keras sehingga membuat Rindi semakin ketakutan. Saking takutnya, Rindi sampai lupa untuk mengabari Tika atau yang lainnya. Air mata Rindi sudah menggenang di pelupuk mata karena merasa begitu takut akan pria itu.

Seketika mata Rindi membulat saat.....

...*****...

Hai kak, Karita update nih...

Maaf ya kak, seharian kemarin Karita nggak up sama sekali. Ditunggu kelanjutannya ya kak...

Terimakasih untuk pembaca yang masih stay di cerita pertama Karita dan Terimakasih untuk like serta komennya Kak.

...Gracias...

1
Yuli Yuli
ya em dsni g ada org lain kok, cm" itu" aja orgnya
Devi Handayani
lanjut kak...udah ga sabar nih..
Nurul Indarti
klo udah gk sanggup nerusin d end kan saja Thor...daripada d gantung ber bulan bulan gk lanjut lanjut
Yuli Yuli
bkin tgang we☺️☺️☺️
Yuli Yuli
jgn smpe bneran tu 😭😭😭
Jihan Putri
mending sama rindi sih si Laura gblok bgt itu anak lo sendiri malah nggak mau kasih asi ibu macam apa lo Laura
Jihan Putri
laki laki bnyk rin biarin Alvin sama si baru kali kaya Linda dan kebahagiaan akan menyertaimu rin
Jihan Putri
iya bener rin cowok kaya Alvin mah buang aja siapa tahu dapet berlian kan
Yuli Yuli
JD melo, Oma SM opa nenek SM kakek kok g ada
Yuli Yuli
sekalian tu Rajendra dgn titania dnikahkan brengan SM galaksi dn azura biar seru🌹🌹🥰🥰
Yuli Yuli
tu emg sifat aslinya kyak gt kn gala, apa LG uda ktmu SMA pujaannya ya kn gala🥰🥰🌹🌹
Yuli Yuli
👍👍🥰🥰💪💪💪
Yuli Yuli
knp Rajendra, ktnya mau mengajak titania kswatu tmpat kok g jd
Yuli Yuli
lgsg tancap gas aja Jen🤣🤣
Yuli Yuli
Titania anak cewek kok mknya byak bget, Uda pesen siome kok jg mei ayam🤣🤣
Yuli Yuli
pnya istri kok lupa si anta😅😅
Yuli Yuli
galaksi Uda mulai usil tu kyaknya
Yuli Yuli
tu Jendra Uda gandeng" titania Uda ada tanda" nii🥰🥰
Yuli Yuli
jgn" Jendra suka tu SM titania
Yuli Yuli
lnjt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!