NovelToon NovelToon
Terjerat Pesona Dokter Tampan

Terjerat Pesona Dokter Tampan

Status: tamat
Genre:Tamat / Asmara / Romansa
Popularitas:35.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Asri Faris

Mencintai pria dewasa yang umurnya jauh lebih matang sama sekali tidak terbesit pada diri Rania. Apalagi memikirkannya, semua tidak ada dalam daftar list kriterianya. Namun, semua berubah haluan saat pertemuan demi pertemuan yang cukup menyebalkan menjadikannya candu dan saling mengharapkan.

Rania Isyana mahasiswa kedokteran tingkat akhir yang sedang menjalani jenjang profesi, terjebak cinta yang rumit dengan dokter pembimbingnya. Rayyan Akfarazel Wirawan.

Perjalanan mereka dimulai dari insiden yang tidak sengaja menimpa mobil mereka berdua, dan berujung tinggal bersama. Hingga suatu hari sebuah kejadian melampaui batas keduanya. Membuat keduanya tersesat, akankah mereka menemukan jalan cintanya untuk pulang? Atau memilih pergi mengakhiri kenangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 10

"Auww ..." Rania berjongkok meneliti kakinya yang berdenyut.

"Ra, kamu nggak pa-pa? Sorry aku nggak tahu kalau kamu di sini juga." Rayyan ikut berjongkok meneliti kakinya. Pria itu tidak bisa tidur semalaman, dan merasa haus juga. Makanya malam-malam sampai turun ke bawah.

Gadis itu membuang pandangan saat Dokter Rayyan meneliti kakinya. Pria itu saat ini hanya bertelanjang dad@ dengan celana pendek boxer miliknya. Sungguh membuat gadis itu keki sendiri di dekatnya.

"Nggak pa-pa, Dok, udah aman kok," jawabnya gugup sendiri.

Yang nggak aman hati gue, ampun deh nih orang, bisa banget bikin anak orang shock. Pemandangan macam apa ini, astaga! Mata gue ternoda!

"Duduk dulu sini, itu jari kelingkingnya merah, aku ambilin obat ya?" ujar pria itu membimbing Rania menempatkan posisi pada kursi kosong di dapur.

"Eh, nggak usah!" cegah Rania bangkit dari kursi, namun Rayyan menahan tepat di pundaknya. Gadis itu hanya menunduk gugup.

"Diem di sini, Ra, nggak pa-pa kok, itu pasti nyeri, aku ambilin obat dulu," ujar Rayyan sedikit memaksa.

Sebenarnya sudah nggak pa-pa, namun Rania malah takut kalau tiba-tiba Rayyan menyusulnya ke kamar. Gadis itu benar-benar harus waspada, menyikapi hal yang tak terduga. Ia bangkit hendak bergegas ketika Rayyan sudah kembali muncul, namun kali ini beruntungnya pria itu sudah memakai kausnya.

Rayyan kembali berjongkok, menempatkan telapak kaki Rania pada paha dirinya. Tangannya cekatan mengolesi dengan telaten.

"Nih ... jari kelingkingnya sampai merah gini, lain kali hati-hati!"

Rania mengamati dengan detail sentuhan tangan Rayyan yang begitu lembut menyentuh kulitnya.

"Makasih," ucapnya seraya menarik kakinya sedikit menjauh.

"Kembali ke kamar saja istirahat, ini sudah malam. Atau ...."

"Atau apa, Dok?"

"Pingin aku temenin," gurau Rayyan tersenyum.

"Dokter pas sekolah bahasa Indonesianya jago ya?" tebak Rania ngasal.

"Nggak juga, tetapi lumayan lah, emang kenapa?"

"Pinter ngarangnya, lagian Dokter ada-ada aja." Rania berjalan pelan menuju kamarnya. Rayyan mengekor dari belakangnya.

"Night!" ucapnya tersenyum seraya melangkah memasuki kamar.

Mereka sudah masuk ke kamar masing-masing. Rania giliran yang tidak bisa tidur kali ini, penasaran dengan isi ponsel Rania yang sedari tadi berisik adanya notifikasi pesan. Sayang sekali tidak bisa kepo sebab handphone gadis itu terpasword rapih.

Pria itu baru saja terpejam beberapa detik yang lalu tetiba vibrasi handphone gadis itu cukup berisik mengusik telinganya. Cekatan tangan kanannya menyambar benda pipih kesayangan sejuta umat itu dengan sedikit kesal. Siapa kah gerangan yang di jam random begini melakukan panggilan.

Matanya memicing menemukan nama pria yang tertera di id caller ponsel milik Rania. Sesungguhnya ia cukup kepo, hendak mengangkat, namun ia urungkan. Berencana mengembalikan ponsel itu saja, barang kali penting sampai menelepon beberapa kali panggilan ulang.

"Ra, kamu udah tidur!" seru Rayyan memanggil seraya mengetuk pintunya dengan pelan. Ia hendak menerobos saja karena tak kunjung dibukakan kamar. Iseng-iseng berhadiah, siapa tahu mendapat sambutan dari yang punya kamar. Nihil, Rania cukup jeli dengan keadaan, ia tahu saja kalau dalam mode kewaspadaan. Gadis itu mengunci pintunya rapat.

"Yah ... kok dikunci sih! Padahal cuma mau balikin handphone, Ran, ya pengen tahu juga cara tidur kamu di ranjang. Hahaha." Rayyan bergumam pelan, mengetuk kepalanya pelan, sepertinya efek jomblo yang menyerang mulai meronta, dan parahnya meminta tumbal.

Keesok paginya, Rania terjaga tepat saat adzan subuh berkumandang. Ia pun bernapas lega karena tidak kesiangan, walaupun masih malas dan mengantuk berat, gadis itu harus bergegas untuk mulai koas pagi ini.

Pertama kali membuka mata merasa asing dengan tempatnya, baru tersadar kalau dirinya tengah ikut di rumah orang dan harus menyiapkan segala sesuatunya.

"Astaga! Rayyan!" celetuk Rania bergegas ke luar kamar. Namun, sesaat ia kembali mengerem kakinya. Kembali ke kamarnya sendiri, mendahulukan keperluan dirinya sendiri dulu. Membersihkan tubuhnya, menunaikan kewajibannya dan terakhir bersolek rapih di depan cermin. Untung saja Rania sudah menyiapkan perlengkapan apa saja yang akan dibawa sejak semalam. Ia hanya perlu meneliti ulang tanpa repot harus ketinggalan.

"Stetoskop, aman. Hammer reflek, flash light, termometer, logbook." Rania mengabsen alat-alat yang harus dibawa. Merasa sudah aman, Rania pun mengumpulkan keberaniannya untuk mengetuk pintu kamar Dokter Rayyan. Tak ada sahutan, membuat ia bertekad masuk saja sesuai dengan intruksiknya.

Dari pada salah tidak membangunkan, bisa jadi Rania dalam masalah. Perempuan itu bahkan belum begitu paham karakter pria itu sesungguhnya. Seramnya jika sedang marah, atau bahkan lebih dari mengerikan. Gadis itu sempat membayangkan sebentar wajahnya yang tampan berubah jadi garang, ia lun begidik ngeri sambil menggeleng pelan.

Rania membuka pintunya, hatinya mendadak deg degan bercampur gerogi tak karuan. Yang benar saja, ini bahkan pengalaman paling awam dalam sejarah kehidupan. Di mana dirinya dipekerjakan orang dalam suasana cukup menegangkan. Di kamar pria.

Rania mengitari ranjang, mendekat lalu dengan memantapkan hati, memberanikan diri menggoyang bahunya perlahan.

Sial! Dasar Dokter lucknut!

Gadis itu mengumpat kesal saat lagi-lagi menemukan pria itu tidak memakai kausnya saat tengah tertidur. Sepertinya ia besok harus protes dengan keadaan yang sama sekali tidak menguntungkan untuk dirinya. Atau malah kebal dan mencoba membiasakan diri saja.

"Dok, Dokter Ray, bangun Dok! Dokter berangkat jam berapa?" guncangan lembut gadis itu tak mampu mengusik tidurnya.

Rania berusaha lebih strong, mengguncang sedikit lebih keras bahunya kembali yang sengaja menyentuh bagian selimutnya, bahkan untuk yang ketiga kalinya karena gemas tak kunjung bangun, Rania sampai duduk di bibir ranjang dan sedikit lebih keras menyeru di telinganya.

Entah disengaja atau tidak, Rayyan yang masih setia menutup mata, tiba-tiba menariknya hingga gadis itu terjerembab ke atas ranjang. Membuat gadis itu terpekik shock.

1
Yenny Yasmin
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
altanum
suka banget hepi endingnya.alurnya dikemas apik dan mengalir.banyak istilah kedokteran.authornya te o pe begete....
sukses selalu thor
Alifah Azzahra💙💙
Itu pasti dari Mas Dokter 🤭
Alifah Azzahra💙💙
Wah kayaknya ada yang kepergok nih🤭
Alifah Azzahra💙💙
Mau banget mas Dokter 🤭
Alifah Azzahra💙💙
Selamat berjuang pak Dokter 🤭
Alifah Azzahra💙💙
Dasar Pak Dokter yang modus tuh Ran🤣🤭
Alifah Azzahra💙💙
Palingan itu jga modus pak Dokter Rania🥰 padahalkan dia nya sudah bangun
Alifah Azzahra💙💙
Bikin ngakak Thor 🥰
Alifah Azzahra💙💙
Modus tuh pak Dokter 🤭
Alifah Azzahra💙💙
Hadir yah Thor 🥰
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
perasaan di bab 89 nama ponakannya zara disini ganti jd shaila 🤣
Irmaulidyah Wahyu Utami
Luar biasa
ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢
berasa lagi berantem sm pacarnya ya mas dokter 🤣
Aflida Enriana Shari Rahmita
selesaii dah Kak Asri Faris membaca kembali novel ini....untuk kesekian kalinya .......🥰🥰🥰🥰🥰 luarrrrr biasaaaa...... pasangan dokter 2R.......... Smoga di waktu mendatang akan hadir lagi karya Kaka juga masih di dunia kedokteran........... yang tak kalah bagusnya dengan TERJERAT PESONA DOKTER TAMPAN......💗💗💗💗💗
wanti astuti
Pasti yg ngirim si Domes tuh🤭
Winayansi Wina
baru aja mampir dri cerita sebelah
Alpariji Alpi
baca yg ke 2x
Anita
Luar biasa
Liana Wati
Kecewa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!