NovelToon NovelToon
Terjebak Perjodohan Sang CEO

Terjebak Perjodohan Sang CEO

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / perjodohan
Popularitas:17.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: Desy Puspita

Kisah cinta dua insan dengan karakter bertolak belakang yang diawali dengan keterpaksaan demi bakti kepada kedua orang tua. Jelita Khairani, gadis cantik 21 tahun yang baru saja menyelesaikan pendidikannya tak dapat mengelak kala kedua orang tuanya menjodohkannya.

Namun siapa sangka yang di maksudkan sebagai calon suaminya adalah pria yang sama dengan seseorang yang ia juluki "ALIEN, MANUSIA KAYU, dan PRIA KAKU" seusai pertemuan pertama mereka.

Dialah Abima Raka Wijaya, pria dengan segala keangkuhan dengan masa lalu menyakitkan yang membuatnya tak mampu berdamai dengan diri tidak mungkin menerima begitu saja keputusan orang tuanya. Kehadiran Kinan di lubuk hatinya menjadi alasan utama ia tak dapat membuka diri pada sembarang wanita.

Akankah Raka melupakan Kinan dan menerima kehadiran Jelita? Bagaimana jika suatu saat sang mantan kekasih berniat kembali padanya?

Ig: desh_puspita

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perlakuan Manis

Jelita membuka matanya perlahan, area pinggang dan perutnya masih terasa nyeri. Masih setia dengan posisi kaki terangkat Jelita merenggangkan otot tangannya. Hari sudah gelap dan lampu kamar telah menyala. Jelita terkejut ketika melihat Raka yang duduk disudut tempat tidurnya, tatapan laki-laki itu tertuju padanya.

Dengan gerakan kilat Jelita memperbaiki posisi tidurnya, ia merasa begitu malu bahkan sangat malu. Bisa-bisanya Raka melihatnya dengan posisi itu, mukanya terlihat memerah dibalik rambutnya yang terlihat berantakan.

"Sejak kapan anda masuk?" tanya Jelita menunduk malu.

"Sejak tadi sore," ujar Raka singkat.

"Kenapa tidak membangunkan saya?" Jelita bingung harus mengatakan apa kepada Raka.

"Aku rasa kau begitu lelah dengan posisi tidur anehmu itu." Raka berucap datar menyilangkan tangan diatas perutnya.

"Saya mencari posisi nyaman, Pak." Jelita berucap seadanya.

"Apa sebegitu sakit hingga kau harus seperti itu?" tanya Raka penasaran. Terlihat guratan khawatir terpancar jelas diwajahnya, Jelita hanya menganggukkan kepalanya.

"Bagaimana Anda bisa tahu saya disini?" Jelita mengangkat wajahnya menatap Raka didepannya.

"Randy yang cerita," ucap Raka singkat.

Jelita membuka matanya lebar, jangan-jangan Adiknya itu membicarakan semuanya tanpa tersisa kepada Raka. Rasa malunya sudah begitu menumpuk, seakan tidak ada yang Raka tidak ketahui tentang dirinya. Adik kecilnya itu benar-benar tidak bisa menjaga mulut jika telah bicara. Jelita terdiam ditempatnya dan beranjak ke kamar mandi.

"Apa kau tidak mengenakan pembalut?" tanya Raka polos ketika melihat noda merah yang melekat dicelana Jelita.

Dan lagi-lagi Jelita harus menanggung malu untuk kesekian kalinya. Seakan tidak ada yang ia tutupi dari laki-laki itu.

"Sepertinya ini terjadi karena posisi tidur saya yang salah."

Jelita segera mungkin menghampiri tempat ia merebahkan tubuhnya beberapa saat yang lalu. Dan benar saja terdapat noda juga disana, meskipun kecil tapi cukup menganggu dan memalukan tentunya. Melihat Jelita yang hendak melepaskan sprei yang ternoda itu Raka dengan sigap menggantikannya.

"Kau mandilah, aku akan melakukannya." Raka merebut ujung sprei ditangan Jelita. Dengan perasaan kagum bercampur malu Jelita tentu saja menolak.

"Tidak, ini menjijikkan aku akan menyelesaikannya." Jelita berusaha menahan tangan Raka.

"Cepat bersihkan dirimu. Kau tidak risih dengan bau badanmu." Raka berucap datar.

Jelita yang merasa tersinggung mencium badannya yang tidak begitu bau, bahkan masih wangi menurutnya. Karena kesal dengan ucapan Raka barusan Jelita berlalu meninggalkan Suaminya kekamar mandi.

Usai membersihkan diri Jelita keluar kamar mandi dengan handuk melilit di tubuhnya. Tempat tidur terlihat telah rapi bahkan Raka mengganti spreinya. Jelita memang tidak menyembunyikan benda itu terlalu jauh wajar saja Raka dengan mudah menemukannya.

Laki-laki itu masih setia menunggu Jelita duduk manis dimeja belajarnya semasa sekolah yang masih berdiri kokoh disudut kamar.

"Maaf, Pak. Saya ingin memakai baju," ucap Jelita berharap Raka mengerti.

"Lalu?" Raka dengan santainya seakan tak perduli.

"Bisakah Anda keluar saja, atau mungkin tunggu di meja makan." Jelita memberikan penawaran yang bermakna pengusiran.

"Aku tidak akan melihatmu, dan juga aku tidak tertarik melihatnya," Raka berucap tanpa dosa. "Dan bukankah kau pernah bilang aku menyukai laki-laki, lantas apa yang kau takutkan." Sambungannya kemudian.

Mendengar penuturan Raka wanita itu menjadi terdiam, kembali mengingat ketika Raka meracau nama wanita yang bahkan ia tidak mengenalnya. Jelita sempat berpikir bahwa sosok Kinan adalah wanita yang bersikap tidak ramah terhadapnya ketika hari pernikahan mereka.

"Maaf, Pak. Tetap saja saya merasa terganggu." Jelita kekeh dengan keinginannya.

"Merepotkan saja." Raka berlalu meninggalkan keluar kamar.

"Dari tadi kek, mau ganti baju aja ribet banget." Jelita berdecak sebal. Tentu saja itu ia ucapkan ketika Raka sudah tidak berada di kamarnya.

Dengan handuk yang masih membungkus kepalanya Jelita keluar kamar hendak mengisi perutnya yang terasa lapar. Tentu saja ia tidak menemukan kedua orangtuanya dan juga Randy, mengingat ini sudah cukup larut.

Raka dengan wajah datarnya telah menanti dimeja makan, laki-laki itu hanya diam tanpa melakukan apapun. Jelita merasa aneh melihat Raka yang seperti itu. Jelita yang sudah tidak bisa menahan laparnya segera mengambil beberapa lauk yang tersedia dimeja.

Apa mungkin ibunya yang menyiapkan makanan untuknya, tentu saja pikir Jelita. Tanpa menghiraukan Raka Jelita hendak memulai acara makannya, namun terhenti ketika Raka berdehem singkat seolah meminta Jelita untuk mengerti.

"Anda kenapa?" Jelita menatap Raka heran.

"Aku berada dihadapanmu, dan kau hanya akan makan sendiri?" Jelita menjatuhkan sendok yang sudah ia pegang sejak tadi. Ia tidak menduga jika Raka bahkan belum makan malam, apa laki-laki itu belum makan hanya karena menunggunya. Jelita tidak habis pikir.

"Saya pikir Anda sudah makan malam." Jelita memperlihatkan senyum manisnya merasa bersalah.

Dengan segera Jelita menyiapkan makanan untuk Suaminya. Keduanya menikmati makan malam yang cukup tertunda itu. Jelita merasa sedikit bersalah jika mengingat Raka sampai telat makan malam hanya karena menunggunya.

Tidak mungkin jika mereka harus pulang selarut ini, terpaksa mereka menginap malam ini. Dengan tempat tidur yang terbilang cukup kecil Jelita merasa tidak nyaman jika harus tidur bersama Raka dengan jarak sedekat itu, dia tidak sadar bahwa sebelumnya Raka sudah tidur disampingnya.

Berbeda dengan Jelita yang merasa bingung dengan keadaan Raka yang dengan santainya merebahkan tubuhnya ditempat tidur.

"Tidurlah, malam tidak akan menunggumu." Raka berucap dengan matanya yang sudah terpejam.

"Iyalah, ngapain juga dia nungguin." Jelita berucap pelan seraya mematikan lampu.

"Kau bilang apa." Raka masih berucap dengan nada yang sudah terdengar begitu mengantuk.

"Tidak ada , selamat malam."

Jelita ikut merebahkan tubuhnya berharap tidurnya akan nyaman malam ini. Meskipun Jelita terlah tertidur sejak tadi siang. Namun, ketika tubuhnya bertemu tempat tidur kesayangannya matanya menjadi mengantuk seketika. Daya tarik tempat tidurnya begitu kuat hanya dalam hitungan menit Jelita kembali menyelami dunia mimpinya.

*****

Malam berlalu, pagi itu cukup terasa dingin. Rintik hujan terdengar merdu diluar kamar. Jelita membuka matanya, tidurnya begitu nyaman tadi malam. Beberapa kali Jelita menguap dan mengusap lengannya kasar karena dingin yang cukup menusuk kulit.

Jelita tidak menemukan Raka disampingnya mungkin laki-laki itu ingin menghangatkan tubuhnya dengan segelas kopi hangat pikirnya. Udara dingin belum lagi hujan diluar membuat Jelita enggan meninggalkan tempat tidur.

Raka yang tanpa diduga masuk kedalam kamar membawa satu gelas susu jahe hangat ditangannya dan meletakkannya di nakas.

"Minumlah, itu akan sedikit menghangatkanmu," ucap Raka yang berlalu begitu saja tanpa sempat Jelita mengucapkan terima kasih.

Jelita yang mendapat perlakuan Raka yang begitu manis sedari kemarin menjadi salah tingkah. Tangannya memegang dadanya yang merasakan jantungnya seakan tak bisa diajak kerja sama hari ini. "Sial ngapain lagi ni jantung kayak mau loncat!" Jelita membantin dengan senyum yang terukir jelas diwajahnya.

TBC 🌻

.

.

.

Maafin kalau ada typo nyelip. Bilangin aja langsung ya, Wak💜

1
Riyati Kasno
wadduuhh...siapa lagi nih penggagunya
Riyati Kasno
mutia menyebalkan...
Riyati Kasno
🤣🤣🤣makin kesini makin bagus alurnya...ngga bosenin bisa menghibur .
Riyati Kasno
mantap kau jelita....benih benih pelakor harus d babat habis supaya tidak jadi penyakit🤣🤣
Riyati Kasno
jalita jangan terlalu baik takut nya nanti d manfaatkan loh
Riyati Kasno
🤣🤣🤣
Riyati Kasno
ngga ada bosannya pokoknya...cerita nya bagus jga menghibur karena ada selingan yg lucu
Riyati Kasno
duh sudah ikutan deh degan...TPI akhirnya..ha..ha..ha.../Drool/
Riyati Kasno
mutia tukang bikin kacau..
Riyati Kasno
tanda tanda ulat bulu nih.
mutia...
Riyati Kasno
wah makin asyik nih/Drool//Drool/
Riyati Kasno
ceritanya bagus...mengalir dengan baik...ikutan deh degan..
nantinya gimanaaa ..apakah Raka jadi bucin pa ngga
Riyati Kasno
Buruk
Febri Istiqomah
baca yg ke 3x nya thor
Desy Puspita: Aduh makasih ya, ini karya pertama maaf kalau banyak kesalahannya🌹
total 1 replies
@bimara Zyann
pantes andra tergoda...rhania cantik bgt
Marlvsa Marlvsa
/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
@bimara Zyann
gara2 baca kinan selalu menebak2 akhirnya ke sini dulu...baru bisa nyambung ke cerita vino...ternyata cinta sendirian...kasihan bgt si vino🤔
riski sahid
/Smile/
@bimara Zyann
menarik
Athallah Linggar
bener,100bwt bang andra hujan adl airr🤣🤣🤣👌👌👌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!