NovelToon NovelToon
Menikahi Wanita Tangguh

Menikahi Wanita Tangguh

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Perjodohan / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Model / Cinta Seiring Waktu / Tamat
Popularitas:27.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: Shan Syeera

Terpaksa.. demi memenuhi keinginan kakek nya, Devan Kanigara Elajar, menikahi seorang model yang penuh dengan skandal dan kontroversial. Pernikahan itu berlangsung di atas kesepakatan dan azas saling menguntungkan saja, tanpa melibatkan perasaan ataupun keinginan lebih.

Dalam perjalanan nya, kehidupan pernikahan mereka di warnai berbagai permasalahan hidup yang tidak mudah, sehingga membawa keduanya pada kedekatan serta rasa yang saling bergantung satu sama lain.. Mereka berdua ternyata memiliki
banyak kecocokan. Baik dalam segi sifat maupun karakter yang sama-sama keras di luar namun embut di dalam.

Bagaimanakah Devan dan Sherin melalui setiap masalah dengan kebersamaan dan kekompakan, Yuuk kita simak saja kisah selengkapnya..

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Babak Belur

***

Brian masuk ke dalam kamar khusus yang ada

di lantai paling atas. Dia mengunci otomatis

kamar tersebut kemudian melangkah ke arah

tempat tidur besar yang ada di ujung ruangan.

Perlahan dia membaringkan tubuh Sherin di

atas tempat tidur, kemudian melepas sepatu

yang di pakainya. Brian menatap lekat wajah

Sherin dengan nafas yang mulai tidak teratur.

Dia menatap seluruh sosok Sherin dari ujung

rambut sampai ujung kaki. Begitu sempurna,

begitu menggoda dan menggiurkan.

"Bagaimana mungkin aku akan melepaskan

dirimu Sherin.! Kau biarkan pria lain menikmati

dirimu, tapi kau tidak pernah membiarkan aku

menyentuh mu sama sekali. Itu adalah sebuah

penghianatan nyata bagiku.!!"

Desis Brian sambil kemudian melepas jas dan

dasi yang di pakainya, melemparnya asal. Dia

merangkak naik, mengurung tubuh Sherin.

Namun sesaat kemudian ponsel nya bergetar,

dengan wajah kesal dia membukanya.

"Stella..! Dia pasti mencariku.! Maaf Stella..aku

tidak bisa meninggalkan hidangan lezat yang

tersaji di depan mataku. Kau hanyalah hidangan

rumahan saja, tapi yang ini sangat istimewa."

Brian mematikan ponselnya dan melemparnya

ke ujung tempat tidur. Dia kembali memandangi

seluruh sosok Sherin. Matanya terkunci di bagian dadanya yang sedikit terbuka dan menampilkan keindahan tiada tara yang membuat nafasnya

semakin tidak stabil, tubuh bagian bawah nya

langsung meronta hebat.

"Shit.! baru menatap tubuh luarnya saja sudah

membuat tubuh inti ku menerjang hebat. Ohh

Sherin.. racun mu memang sangat dahsyat.!"

Umpat Brian sambil kemudian menyusurkan

jemari tangannya ke wajah Sherin. Membelai

dan mengelusnya lembut penuh perasaan, terus menelusurinya perlahan sampai ke bibir ranum

merah delimanya yang sangat menggiurkan itu.

Tak tahan lagi untuk berlama-lama menatapnya,

Brian mulai mendekatkan wajahnya bersamaan

dengan Sherin yang tersadar, membuka matanya

dan berusaha menggerakkan badannya. Namun

alangkah terkejutnya dia begitu menyadari ada

manusia tak bermoral yang sedang mencoba

menyentuh bibirnya. Dengan cepat dia berpaling

hingga usaha Brian gagal total.

"Brian..!! B*jing*n kamu..! Apa yang telah kamu

lakukan padaku.?!"

Geram Sherin sambil berusaha bangkit. Tapi..

Astaghfirullah.. apa yang terjadi dengan nya.?

Sherin melebarkan matanya saat menyadari dia kehilangan tenaganya. Dia tidak bisa bergerak

sama sekali. Tangan dan kakinya lemas semua.

"Kau ada di bawah kekuasaan ku Sherin. Kau

tidak akan bisa menolak apalagi melawan ku.!"

"Brengsek kamu Brian, laki-laki pengecut ! Apa

yang kamu lakukan pada tubuh ku.?!"

Brian menyeringai tipis dengan tatapan yang

semakin berkabut, mengunci bibir Sherin yang

ingin sekali di nikmati nya, bibir yang di yakini

nya memilki banyak madu dan telah membuat

dia menggila karena menginginkan nya.

"Aku hanya melakukan yang seharusnya sudah

aku lakukan sejak lama. Kau itu milikku Sherin.

Seharusnya akulah yang bisa menikmati madu

pertama dari tubuh mu ini, bukan pria lain.!"

"Hentikan Brian.! Cepat lepaskan aku.! Kau tidak

bisa melakukan semua ini padaku.! Kita sudah

tidak ada hubungan apa-apa lagi.!"

"Kau pikir begitu.? Tapi tidak bagiku.! Sampai

kapanpun kau adalah milikku Sherin.!"

"Brian ! Kau sudah berubah.! Kau bukan Brian

yang dulu lagi, apa yang terjadi dengan mu.?"

Pekik Sherin sambil berusaha menggerakkan

tubuh nya, namun dia hanya bisa bergerak pelan

dan sedikit saja. Sial, apa yang telah dilakukan

pria brengsek ini padanya. Brian tersenyum tipis,

dia mendekat, kemudian meraih kedua tangan

Sherin, di kuncinya di atas kepala.

"Kau yang sudah membuatku berubah Sherin.

Pengkhianatan mu yang sudah membuat ku

jadi begini ! Kau tidak pernah membiarkan aku

menyentuh mu, tapi kau menjual dirimu pada..."

"Itu tidak benar sama sekali Brian.! Aku tidak

pernah melakukan semua itu.! Stella lah yang

sudah menyebarkan isu itu. Dan dia juga yang

telah menjual ku pada pria-pria hidung belang

itu, sadarlah Brian, kau salah faham selama ini."

Brian membeku, matanya menatap tajam wajah

Sherin yang memerah menahan amarah yang

kini menguasai dirinya, tapi sialnya dia tidak

bisa melawan sama sekali. Tangan kanan Brian

mencengkeram dagu Sherin, diangkatnya dan

di dekatkan padanya hingga nafasnya yang

panas memburu menerpa wajah Sherin.

"Jangan coba-coba membela dirimu dengan

melemparkan kesalahan pada Stella Sherin.!

Apa kau pikir aku akan percaya padamu.?"

Desis Brian sambil kembali mendekatkan bibir

nya membuat Sherin semakin di hantam oleh

kemarahan. Dia berusaha menjauhkan wajahnya

dari jangkauan Brian, hingga bibir Brian hanya

bisa menyentuh pipi bening nya. Brian kembali

menarik wajah Sherin dengan kasar agar mereka saling menatap. Bibirnya menyeringai sadis.

"Aku sudah tidak percaya mulut manis mu ini

Sherin, ucapan mu penuh dengan bisa.!!"

"Terserah kau percaya atau tidak ! Semua itu

sudah tidak penting lagi bagiku sekarang.!"

"Hooh ya..tentu saja.! Tapi aku perlu bukti kuat

atas semua yang kau katakan tadi. Kita lihat,

apa benar kau belum tersentuh sama sekali.!"

Geram Brian sambil kemudian melepaskan

cengkeraman tangannya. Dia bangkit, melepas

kancing kemejanya satu persatu. Mata Sherin

melebar panik, dia berusaha beringsut dengan

mengerahkan sisa tenaganya, tapi benar-benar

sial, pria ini sudah melumpuhkan saraf nya.

"Apa yang ingin kau lakukan Brian.? Jangan

coba-coba melakukan semua itu padaku.!"

"Aku akan melakukan nya Sherin.! Sudah lama

sekali aku ingin melakukannya.! Siapa yang

tahan melihat tubuh mu ini, aku pria normal.!"

"Jangan Brian.! Kau pria bejat, menghalalkan

segala cara hanya untuk semua ini. Kau buat

aku tidak berdaya begini.!"

Geram Sherin sambil memejamkan matanya

saat melihat Brian sudah bertelanjang dada.

Pria itu kini bergerak mengurung tubuh Sherin.

"Kalau tidak begini, mana bisa aku memiliki

dirimu.! Kau sangat liar dan beringas.!"

"Brian, ku mohon jangan..aaa... Brian..!!"

Sherin menjerit kuat saat dalam gerakan kasar,

Brian menarik paksa gaun bagian atasnya hingga terbuka. Mata Brian semakin menyala bagaikan

predator buas yang siap menerkam mangsa, saat melihat keindahan tubuh bagian atas Sherin yang terpampang nyata di depan matanya, tampak

sangat menggoda dan memabukkan.

Brian menelan ludah nya yang mengganjal di

tenggorokan dengan nafas yang kian memburu.

Dia bisa gila kalau tidak bisa memilki tubuh ini

sekarang juga.

Sementara itu, beberapa saat yang lalu...

Devan tahu semua ini akan terjadi. Dia segera

menghubungi Roman untuk cepat merapat dan bergerak masuk ke dalam kawasan bungalau.

Dengan langkah lebar dan wajah yang sudah

sangat dingin, dia bergerak ke ruangan bagian

belakang yang di jaga ketat oleh para pengawal.

"Apa yang anda cari Tuan, kau tidak boleh masuk

ke kawasan ini.! Ini area terlarang untuk tamu.!"

Cegat salah seorang. Mereka yang berjumlah

sekitar 10 orang itu maju menghadang Devan

yang terlihat berdiri tegak dengan tampang

datar dan dingin. Matanya menatap tajam

ke arah orang-orang itu.

"Kemana b*jing*n itu membawa istriku.?!"

Geram Devan sambil melonggarkan dasi nya

dengan gaya yang sangat santai namun tegas.

Orang-orang itu tampak saling melihat dan

terkejut, mereka langsung bersiaga penuh.

"Itu urusan Tuan kami.! Yang jelas anda tidak

bisa masuk ke tempat ini.!!"

"Oya..?? Baiklah.. kita lihat bisa apa kalian.!"

Ucap Devan sambil kemudian melangkah tenang.

Orang-orang itu langsung menyerangnya. Namun dengan santai dan tetap melangkah, Dev tampak

mendorong telapak tangannya. Dia menahan

serangan brutal orang-orang itu hanya dengan menggerakkan kedua tangan nya. Pukulan dan

tepisan tangan yang terkesan sepele itu tenyata mampu menghempas dan melemparkan tubuh

mereka ke dinding ruangan.

Devan berhenti sesaat begitu tiba di depan pintu

lift. Orang-orang itu yang sudah berhasil bangkit,

kembali menyerang Devan secara bersamaan

dengan gerakan yang semakin brutal. Devan kini

berbalik, wajahnya terlihat membesi. Kemarahan

saat ini sudah menguasai dirinya. Dengan cepat

dan lincah dia menggerakkan kaki dan tangannya

membagi pukulan dan tendangan keras ke tubuh

para pengawal itu hingga mereka beterbangan

dan berjatuhan ke berbagai sudut tempat.

Namun ada dua orang lagi yang tiba-tiba datang,

langsung mengokang senjata dan membidikkan

ke arah Devan yang tetap terlihat santai. Matanya

berkilat hebat, dia mengibaskan tangannya hingga

senjata yang satu terlempar ke tangan Devan.

Dengan gerakan cepat dia memutar, memilin,

lalu menjatuhkan senjata itu yang kini sudah

remuk tak berbentuk dalam hitungan detik.

Mata orang-orang itu terbelalak tercengang,

tak bisa percaya pada apa yang mereka lihat.

Dengan santai, Devan menepiskan tangannya

ke arah pistol yang di pegang oleh pengawal

satu lagi, dan tiba-tiba saja senjata itu berubah

lentur seperti karet layaknya mainan.

Seketika, tubuh mereka bergetar hebat di serang

ketakutan, kemudian menjatuhkan diri, duduk bersimpuh tanda menyerah.

"Kalau kalian semua pernah mendengar nama

King Sadat... akulah orang nya. Pergi, atau aku

tidak akan mengampuni nyawa kalian.!"

Tegas Devan sambil mengibaskan jas nya. Dia

melangkah masuk ke dalam lift. Orang-orang

itu semakin bergetar hebat, apa..King Sadat..??

Cari mati mereka semua kalau begini.!

Devan keluar dari dalam lift di sambut oleh para

pengawal yang ada di lantai teratas. Namun, tak

ingin membuang waktu lebih lama lagi, Devan

segera mengeluarkan jurus pelumpuh nya. Dia

mencecar mereka dengan pukulan maut yang

langsung membuat orang-orang itu terkapar tak

berdaya dengan kondisi kaki dan tangan mereka

langsung membeku tidak bisa di gerakkan.

Sementara keadaan di dalam kamar saat ini..

Sherin menjerit kuat saat Brian berusaha untuk

menjamah tubuh nya . Pria itu sudah di kuasai

oleh nafsu birahi yang meluap-luap.

"Hentikan Brian..lepaskan aku.. jangan..! Brian..

tidaakk.. ahhh.. Devaann... tolong akuu...!"

Akhirnya Sherin melontarkan permintaan tolong

pada Devan yang membuat amarah Brian kian

naik dan kalap. Dia kembali menarik gaun Sherin

dengan brutal bersamaan dengan pintu kamar

yang di jebol dengan keras dari luar.

Sherin dan Brian langsung melihat ke arah pintu. Sosok Devan tampak berdiri tegak di ambang

pintu dengan wajah yang kini sudah menjelma

menjadi iblis pembunuh.!

"D-Devaan... tolong akuu.."

Lirih Sherin dengan luruhan air mata kepedihan.

Dirinya sangat menyedihkan, hanya untuk sekedar

menutupi tubuh nya yang terbuka saja dia tidak mampu. Devan menatap kuat ke arah Sherin.

Matanya tampak berkilat hebat, dengan gerakan

cepat dia mengibaskan tangannya membuat

selimut yang ada di ujung tempat tidur tiba-tiba

terbang kemudian jatuh menutupi tubuh Sherin.

Mata Brian membelalak tak percaya pada apa

yang di lihatnya. Apa yang terjadi, bagaimana

laki-laki ini bisa sampai ke kamarnya.? Dia juga berhasil menjebol pintu besi otomatis nya

yang sudah di rancang nya dengan canggih itu.

Brian bangkit dari atas tempat tidur, kemudian

berdiri menghadap ke arah Devan yang datang mendekat padanya.

Keduanya kini saling berhadapan. Brian tampak

mundur beberapa langkah saat melihat Devan

maju sambil menyeringai sadis.

"Bagaimana kau bisa datang ke kamar ini.?"

"Itu hal mudah bagiku Tuan brengsek.! Yang

jelas, kau telah berani menculik wanita milikku.!"

"Hahh, milik mu.? Wanita itu bisa di miliki siapa

pun yang berani membayar nya mahal.!"

"Ya.. tentu saja, aku tahu itu. Tapi..malam ini

dia adalah milikku.! Kau tidak punya hak untuk

mengusik apalagi mengganggu nya.!"

Ucap Devan sambil kemudian dengan gerakan

cepat dia memasukkan tendangan kuat ke

dada Brian yang seketika terlempar ke dinding

ruangan dan mulutnya menyemburkan darah

segar. Brian berusaha bangkit dengan tatapan

di penuhi oleh angkara murka.

Dia maju menyerang Devan dengan gerakan brutal tidak terkontrol hingga memudahkan Devan untuk mengatasi nya. Dalam hitungan detik saja, Brian

sudah jatuh tersungkur di sudut tempat tidur.

Namun rupanya Devan masih ingin bermain-main dengan pria ini. Brian mencoba bangkit sambil memegangi dadanya yang terlihat memar di

beberapa bagian.

"Bagaimana..apa kau masih penasaran ingin

mendapatkan yang lebih parah lagi.?"

Devan bertanya sambil menatap tajam wajah

Brian yang terlihat menyeringai tipis.

"Tuan Elajar yang terhormat..wanita itu adalah

milikku.! Kau tahu, wanita kotor sepertinya

tidak pantas untuk kau pakai jasa nya...aaa..!"

Belum selesai dia berucap Devan sudah maju,

lalu menghajarnya habis-habisan hingga tubuh

Brian bersimbah darah. Devan maju mendekat, menekan leher Brian ke atas meja rias hingga

nafas pria itu tersengal.

"Aku peringatkan padamu Brian Mcknight..

Jangan coba-coba mengusiknya lagi. Atau aku

akan menghancurkan hidupmu sampai hangus

menjadi abu..!"

Desis Devan dengan tatapan serigala nya. Tapi

Brian masih saja memasang tampang angkuh.

Dia menatap tajam wajah Devan dengan senyum

remeh terukir di bibirnya.

"Kau begitu gigih mempertahankan wanita itu.

Berapa yang kau tawarkan padanya untuk bisa

menikmati kehangatan tubuh nya.? Aku akan

membayar nya sekarang juga, asal kau mau mengembalikan nya padaku.!"

Devan menyeringai tipis. Dia melepaskan leher

Brian dan mendorong tubuh lemah itu hingga

ambruk di lantai yang di penuhi ceceran darah.

"Kau ingin tahu apa yang ku pertaruhan untuk

dapat memilki wanita itu.?"

Brian mencoba untuk bangkit, kemudian dia

menyandarkan tubuhnya ke dinding ruangan.

"Aku akan mengembalikan nya padamu. Asal

kau lepaskan wanita itu untuk ku.!"

Desis Brian sambil memicingkan matanya yang

kini tertutup tetesan darah dari pelipisnya.Devan menegakkan badannya, menatap tajam wajah

pria brengsek itu yang tampak mengenaskan.

"Apa kau yakin mampu mengembalikan semua

yang aku tawarkan padanya Tuan Mcknight.?"

"Memang apa yang kau pertaruhkan untuk nya.?"

Devan tersenyum miring. Dia mendekat, lalu

berjongkok di hadapan Brian sambil menekan

bahunya yang terluka hingga pria itu meringis.

"Aku akan memberikan seluruh aset yang kini

kumiliki hanya untuk nya. Dia bisa merengkuh

dunia dengan itu. Termasuk melempar mu

ke jalanan seperti hewan menjijikkan.!!"

Wajah Brian langsung saja pucat pasi. Devan

berdiri, kemudian menatap Brian dengan sorot

mata yang terlihat sangat jijik. Setelah itu dia

melangkah ke arah tempat tidur, melepaskan

jas yang di pakainya.

Matanya kini beradu tatap dengan mata Sherin

yang di penuhi luruhan cairan bening. Terlihat

jelas ada kesakitan dan penyesalan yang kini

terpancar dari mata lemah Sherin.

"Dev.. maafkan aku..! Aku benar-benar tidak

berdaya.. aku tidak bisa menjaga diriku..."

Devan segera meraih tubuh lemah Sherin ke

dalam pangkuannya. Tanpa kata dia menutup

tubuh terbuka itu dengan jas nya. Setelah itu

beranjak turun. Untuk sesaat dia melirik ke arah

Brian yang terlihat menundukkan kepalanya.

"Kau sudah terlalu banyak menyakitinya. Kau

juga sudah menipu dan memanfaatkan nya. Bersiaplah menerima pembalasan nya Tuan

Mcknight..!!"

Ucapnya sambil kemudian berjalan tenang

keluar dari ruangan itu. Sherin benar-benar

tidak berdaya, dia hanya bisa menyandarkan

kepalanya di dada Devan yang terlihat sangat

beku dan kelam.

Tiba di tangga utama menuju ruangan pesta,

Devan menghentikan langkahnya. Kali ini dia

tidak akan mengampuni laki-laki bajingan itu.

Devan memposisikan tubuh Sherin di atas

satu lengannya, dan tangan yang satu lagi kini

bergerak berputar cepat kemudian di dorongnya

ke depan tepat ke arah 5 lampu kristal besar

yang tiba-tiba meledak beruntun membuat

suasana pesta berubah mencekam. Para tamu

kini berlarian menghindari pecahan lampu

yang beterbangan di udara.

Pecahan lampu-lampu tersebut di susul dengan

pecahan-pecahan barang-barang lainnya yang

ada di atas meja perjamuan hingga membuat

suasana semakin tidak terkendali. Para tamu

tampak berhamburan, berlari panik keluar dari bungalau untuk menghindari kejadian yang

tidak di inginkan.

Devan membawa Sherin keluar dari bungalau

itu lewat pintu samping dimana di sana Simon

dan Roman sudah menantinya. Dan ternyata,

semua penjaga yang semula di siagakan di

berbagai sudut tempat, kini sudah berhasil

di lumpuhkan.

"Kau membawa penawar yang aku pesan.?"

Devan bertanya sambil menatap lekat wajah

pucat Sherin yang berada dalam pangkuannya.

Matanya tampak terpejam rapat. Saat ini mereka

sudah ada di dalam mobil yang meluncur cepat

keluar dari lingkungan bungalau itu.

"Semuanya sesuai perintah anda Tuan."

"B*jing*n itu telah melemahkan sistem saraf

pusat nya. Dia bermaksud menguasai nya

dalam jangka waktu yang lama. Kali ini, Sherin

tidak boleh mengampuni si brengsek itu.!"

"Sudah saatnya Nyonya Sherin memberikan

pelajaran pada orang-orang yang selama ini

telah menganiaya nya Tuan.!"

Sahut Roman dengan wajah yang ikut-ikutan

dingin dan datar. Devan mempererat pelukan

nya sambil menciumi kening Sherin. Sekuat

tenaga dia berusaha mengontrol amarahnya..

***

Bersambung...

.

.

Note:

Jangan lupa untuk tetap menjalankan protokol

kesehatan..3M..😁😁 Happy Holiday..😘

Sampai jumpa tahun depan.. Aku bakal kasih

yang kalian tunggu-tunggu selama ini..

MP nya Dev & Sherin..😃😃🤭🤭

1
Ulfah Afiatul Janah Purnama
sudah 18 kali baca ini novel kok aku masih ga bisa move on. aku baca lagi dari awal ga ada yang di lewat sama sekali
Grasilda Clairin
sangat bagus... sdh baca berkali kali tp tk pernah bosan... suka banget sama ceritanya kak...
Ulfah Afiatul Janah Purnama
kak othor ini dah Agustus 2025 aku mau baca novel hasil karya mu kak
Citi Nuryoni
karya yang hebat./Heart/
Yuniar Kusmarini
sherin kamu baik dan tangguh tapi jangan mau di tindas² sama pamela dan stella pukul aja klo menghinamu ya
Naufal hanifah
cerita nya bagus udah baca berulang-ulang
Siti Humaira Belung
novel barunya thor baru kali ini dapat novel se asyik gini 🥰🥰 udah 5 kali baca tapi nggak bosan bosan 👍👍👍👍
Putu
Thor udh pertengahan 2025 kenapa blm ad cerita baru? Kangen bgt lohh
Azzami🍁
kangen kak shan
MissKei
owh ... padahal SDH baca novelnya aku.. tetep aja masih terdevan Devan 🫢😅🥰🫶
MissKei
Sudah THN 2025 Thor... belum ada karya baru lagii Thor... sumpah cerita buatan Author bikin nagih ... Bener2 The best bgt ... seumur2 baru kali ini aku baca novel Ampe diulang 😅😅... ceritanya bikin candu,baper dan gak bisa move on... kerenz bgt sih kamu Thor🥰🙏🫶😍😍
Abdy Mo: iya belum adalah certa baru
total 1 replies
Ira Suryadi
2025 kembali Baca Ulang Novel Karya mu Ka,,ini yg ke-6x nya,,smoga K'Author sehat sllu,,,🥰
Lia Lia
karya ka
rya mba shan seera semuanya bagus bagus, saya membaca berulang, tp sepertinya SDH lama mba gak nulis Laginya, atau pindah platform, kalo pindah dimana ya, ada yg bisa kasih onfo
Wahyu Kasep
tulisannya kaya anak kelas dua SD
Wahyu Kasep
author nya goblok
Endah Widartin
kami menunggu karya terbarumu author...
menunggu baby quinsha dan keanu
Eskael Evol
kyk pernah baca ya lupa² ingat tapi menarik👍👍👍❤❤❤❤
Evy
bagus alur ceritanya
Khadijah Nafisah
dan ternyata sherin datang bulan 🤣🤣
Khadijah Nafisah
tetep aja gregetan walau dah baca banyak kali 🤣🤣
Balthazar Winarno: aku juga kk baca berkali2 tetap suka bangett
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!