Dua Jagoan Kecil Mas Duda
...Selamat datang di cerita ini untuk para pembaca tercinta. Karita ucapkan terimakasih sudah mampir di karya pertama ini. Semoga suka dengan jalan ceritanya ya Kak, Bun....
...Cerita belum di revisi karena masih On-going. Harap maklum jika banyak kesalahan....
...Karita Ta...
...**********************...
"Rindi, itu bukannya tunangan lo ya? Kok dia ada di sini sih, sama cewek lagi. Bukannya dia bilang, lagi ada kerjaan?" Tanya Tika dengan memusatkan pandangannya ke arah objek yang sedang dibicarakan.
Wanita yang dipanggil 'Rindi' itu tidak menggubrisnya karena sedang memperhatikan ponsel yang berisi pesanan pelanggannya.
"Mana sih? Tidak mungkin lah dia ada di sini, apalagi sama cewek lain. Aku percaya kok sama dia" Sahut Rindi setelah selesai dengan urusan pelanggannya, sembari melihat kearah pandang Tika. Namun, Rindi tak melihat apapun di sana.
"Tapi gue yakin kok, kalau itu tunangan lo. Kayaknya sih habis belanja gitu Rin. Ceweknya juga nggak asing lagi deh" Sergah Tika dengan nada tidak sukanya.
"Mungkin kamu salah liat kali, Aku percaya sama dia" Sangkal Rindi yang seolah tidak percaya dengan ucapan sahabatnya itu. Gadis cantik itu berlalu meninggalkan sahabatnya menuju toko kain.
"Jangan terlalu yakin sama dia Rin, siapa tahu dia memang selingkuh dari lo, kan kita tidak tahu. Jangan sampai lo dibohongi sama laki-laki seperti dia" Jelas Tika setelah menyamakan langkahnya dengan Rindi. Namun yang di nasihati hanya menggedikkan bahunya dengan acuh.
Rindi seakan tidak percaya bahwa Alvin- tunangannya, yang sangat dicintai akan selingkuh dari dirinya. Dalam hati, dirinya berdoa semoga hal itu tidak akan pernah terjadi dalam hubungannya.
Rindima Callista, seorang gadis cantik berdarah Indonesia Spanyol yang kini berusia 24 tahun. Dengan rambut cokelat keemasan sebahu serta bola mata berwarna cokelat terang seakan kontras dengan wajahnya yang memiliki pipi chubby dan berhidung mancung, jangan lupakan dengan bibir mungilnya. Memiliki tinggi badan sekitar 155 cm dengan tubuh proporsionalnya banyak yang mengatakan dirinya lucu dengan tubuh mungilnya.
Saat ini Rindi dengan teman dekatnya yang bernama Tika, sedang berada didalam mall untuk berbelanja barang-barang persediaan di cafe serta butik milik Rindi. Karena Rindi seorang designer dan owner cafe, sehingga membuatnya sibuk akan bisnisnya itu.
Setelah keduanya selesai dengan belanjaan untuk persediaan, mereka memutuskan untuk makan di restoran yang ada di mall tersebut.
Rindi memesan spaghetti carbonara serta minumnya ice coffe. Sedangkan Tika yang memiliki porsi makan lebih banyak dari Rindi, memesan pasta, onion ring, sponge cake dan ice coffe. Rindi yang melihat hal tersebut hanya menggelengkan kepalanya.
Tika merupakan assisten sekaligus manager di butik dan cafenya. Rindi meminta Tika untuk tidak sungkan kepadanya sehingga mereka berdua bersahabat dekat meskipun awalnya sebatas atasan dan bawahan.
"Tika, sejujurnya aku udah curiga sama Alvin. Secara kan kita tunangan udah setahun terakhir, jadi aku hafal lah sama tingkah dia. Setiap aku minta bertemu untuk membahas kesiapan dia, selalu saja beralasan untuk menolak" Tutur Rindi memecah keheningan di antara keduanya.
"Lo harus hati-hati Rin, siapa tau dia main di belakang lo. Kalau misal dia beneran selingkuh, gue maju duluan buat hajar dia. Beraninya nyakitin sahabat cantiknya gue" Ucap Tika dengan nada sewotnya sehingga membuat Rindi terkekeh karena lucu.
"Alasan aja kamu ini, bilang aja modus buat minta bayarin makanan kamu kan" Goda Rindi sembari menyeruput minumannya. Sedangkan yang ditatap hanya cengengesan menampilkan deretan gigi putihnya.
"Awalnya sih gue beneran Rin. Tapi kalau lo maksa, juga nggak papa deh. Itung-itung nyenengin pegawai kan dapet pahala juga buat Bu Bos, hehe" Canda Tika dengan menampilkan deretan gigi putihnya.
"Kamu ini ada-ada aja, lagipula setiap kamu keluar makan sama aku, siapa yang bayar? Ya udah nanti sekalian tidak apa-apa deh" Pasrah Rindi sehingga disambut tawa dari sahabatnya.
"Ya ampun, sahabat gue baik banget sih. Kalau gini kan jadi makin cantik" Ucap Tika disertai candaan di akhirnya. Rindi kembali meledakkan tawanya saat mendengar guyonan dari Tika.
Setelah keduanya selesai makan dan berakhir dibayarnya total tagihan oleh Rindi, mereka melanjutkan acara belanjanya keliling mall.
Ketika Rindi melihat toko bayi, matanya berbinar. Sehingga kakinya dipercepat supaya sampai di toko tersebut. Melupakan Tika yang sedang menggerutu karena kebiasaan dari atasannya yang selalu bersikap demikian yang berhubungan dengan bayi.
Entahlah, semua orang terdekat dari Rindi sudah paham akan kebiasaannya dan kesukaannya tentang bayi. Rindi sangat menyukai semua hal yang menyangkut tentang bayi, sampai-sampai aroma yang tercium dari tubuh Rindi merupakan aroma bayi. Semua benda-benda yang berhubungan dengan bayi, sangat banyak tersedia di kamarnya.
Saat Tika memasuki toko bayi untuk mengikuti Rindi, Tika dikejutkan oleh keranjang yang didorong oleh Rindi sudah dipenuhi oleh perlengkapan bayi. Tika melihat sahabatnya itu masih sibuk memilih perlengkapan lainnya. Dia sampai tak habis pikir dengan kelakuan atasan sekaligus sahabatnya itu.
Tika yang melihat Rindi masih sibuk memilih, akhirnya memutuskan untuk duduk di tempat yang memang disediakan oleh toko tersebut. Setelah lama berkutat dengan ponselnya, bertepatan dengan Rini yang selesai belanja. Tangan Rindi membawa empat buah paperbag berwarna biru langit yang berisi berbagai macam perlengkapan bayi.
"Yuk kita balik lagi ke butik, aku udah selesai belanja" Ucap Rindi sembari menunjukkan belanjaannya pada sahabatnya itu. Tika yang mendengar itu lantas berdiri dan mengangguk dan berjalan sembari membawa belanjaan kebutuhan cafe dan butik.
"Lo ini, hobi banget ya koleksi perlengkapan bayi seperti itu. Di rumah kan udah ada banyak Rin, ngapain beli lagi coba? Kayak mau lahiran aja" Cerocos Tika saat mereka berjalan menuju lobi mall.
"Aku suka aja sama perlengkapan bayi kayak gini Tik. Setiap kali liat, tanganku rasanya gatal banget pengin pegang terus beli. Toh lagi pula besok kalau aku udah punya anak juga berguna kan. Itung-itung nyicil lah" Balas Rini yang disertai senyum sehingga membuat wajahnya cantik berkali lipat.
"Apa lo bilang Rin? Nyicil? Yang bener aja, yang namanya nyicil itu barangnya masih dikit. Lah punya lo mah namanya nimbun, dodol" Geram Tika yang malah membuat Rindi terkikik geli mendengarnya.
"Lagian lo juga aneh Rin, kebanyakan wanita mah borong skincare biar cantik plus wangi. Lah kalau lo, yang di borong malah perlengkapan bayi gituan. Sampai-sampai badan lo bau bayi Rin" Lanjut Tika yang malah semakin membuat Rindi tertawa terbahak-bahak.
"Ya udah nggak apa-apa dong Tik. Lagian aku juga suka bau-bau bayi gini, enak gitu Tik" Tutur Rindi dengan mencium lengan bajunya yang beraroma khas bayi.
Rindi bergegas memasuki mobil berwarna hitam miliknya. Diikuti oleh Tika yang memasukkan belanjaan terlebih dahulu kedalam jok belakang. Lalu mobil yang dikendarai oleh Rindi melaju membelah jalan menuju butik milik Rindi.
Setelah perjalanan selama 20 menit, mobil tersebut berhenti tepat di depan butik pakaian terkenal milik Rindi yang bernama 'Rindima Callisstyle'. Bangunan bercat putih tulang tersebut berdiri kokoh dengan gaya klasik sehingga memberikan kesan mewah.
Butik milik Rindi tersebut merupakan butik yang didirikan oleh Rindi menggunakan hasil kerja kerasnya. Sehingga membuat kagum orang-orang terdekatnya.
Keduanya turun dan bergegas masuk karena cuaca yang sedikit panas. Ketika membuka pintu, para karyawan menyapa Rindi dan Tika yang dibalas dengan senyuman dan sapaan dari atasannya.
Mereka berdua beranjak menuju lantai tiga yang di sana terdapat kamar pribadi milik Rindi. Sebenarnya di lantai tiga tersebut terdapat kamar, dapur, ruang tv, ruang kerja dan kamar mandi yang biasanya ditempati oleh Rindi ketika tidak pulang ke rumah orang tuanya.
Saat melewati lantai dua yang menjadi tempat fitting dan tempat jahit berada. Keduanya berhenti karena panggilan dari salah satu karyawannya yang bernama Fani. Karyawan dari Rindi itu lumayan dekat dengan keduanya.
"Maaf Mbak Rindi, bukannya saya lancang atau mau ikut campur. Tadi saya tidak sengaja melihat Mas Alvin jalan sama cewek. Saya kira, tadi Mbak Rindi, tetapi ternyata bukan" Jelas Fani dengan wajah seriusnya.
"Nggak kok, dari tadi si Rindi jalan sama gue Fan. Jadi siapa dong? Eh tadi gue juga liat si Alvin juga sama cewek gitu pakai baju dress hitam, kalau nggak salah" Bukannya Rindi yang menjawab, namun malah Tika yang menyahut terlebih dahulu.
"Bener tuh, tadi cewek yang saya lihat juga pakai baju dress hitam gitu. Mbak Rindi aja pakai baju putih gini. Atau jangan-jangan Mas Alvin selingkuh mbak?" Timpal Fani yang seakan-akan malah menjadi kompor di antara mereka.
"Wah, bisa aja sih ini. Coba lo cari tahu Rin, siapa tahu dia memang selingkuh dari lo" Saran Tika kepada Rindi.
"Udah-udah, kalian ini malah pada sibuk ngomongin Alvin. Fani kamu lanjut kerja aja. Dan kamu Tika, malah ikut-ikutan ngegosip. Ayo kita lanjut keatas, katanya mau bongkarin belanjaan ku" Perintah Rindi kepada kedua bawahannya tersebut yang bersikap seakan tak peduli.
Meskipun terlihat tak peduli akan hal tersebut, dalam hatinya Rindi tengah dilanda gelisah. Dirinya khawatir jika apa yang dilaporkan oleh sahabat dan karyawannya tadi benar-benar terjadi. Sibuk akan lamunannya, Rindi tak sadar jika sudah tiba di lantai tiga dimana kamarnya berada.
"Terus barang-barang bayi lo mau ditaruh di mana lagi Rin? Di kamar kan udah banyak tuh, apalagi yang di kamar rumah Papi lo. Itu udah mirip kamar bayi Rin, barang-barang bayi ada dimana pun" Ucap Tika yang kini tengah berdiri di ambang pintu kamar Rindi seraya mengedarkan pandangannya.
"Nanti aku simpan di lemari bawah, masih ada tempat kosong kok" Jawab Rindi yang dengan santainya sambil membuka lemari. Lemari pakaian itu berwarna putih yang dijadikan khusus tempat menyimpan koleksi pakaian bayi miliknya.
Tika yang mendengar hal tersebut hanya mengangguk sebagai jawaban. Tika mendudukkan dirinya di sofa yang ada di kamar Rindi sembari memperhatikan sahabatnya yang sedang membereskan belanjaan bayi miliknya tadi.
"Rin, malem ini lo nginep di sini atau pulang ke rumah Papi?" Tanya Tika yang kini beranjak dari duduknya, berjalan mendekati sahabatnya.
"Mungkin malam ini aku tidur di sini deh Tik. Gimana kalau kamu juga temani aku seperti biasanya? Kan kamu di apartemen juga sendirian" Tawar Rindi sembari menatap sahabatnya tersebut.
Cantika Arracelly, karyawan sekaligus sahabat dari Rindi tersebut merupakan gadis yatim piatu yang bertemu dengan Rindi ketika masa SMA. Tika juga tinggal sendirian di apartemen hadiah dari Om dan Tantenya yang tinggal di luar negeri.
"Ya sudah, tidak apa-apa Rin. Gimana kalau nanti malam, kita makan diluar aja? Gue tahu tempat yang baru buka seminggu lalu. Katanya sih, makanannya enak-enak. Gantian gue yang traktir deh" Ajak Tika yang sangat antusias jika berhubungan dengan makanan. Rindi yang mendengar semangat dari sahabatnya itu hanya mengangguk.
"Ya udah, nanti kita berangkat jam tujuh aja, supaya jalannya lumayan lenggang. Nanti kamu pakai baju aku aja yang di lemari. Aku pulang dahulu ke rumah Papi, mau ambil flashdisk sama buku desainku yang ketinggalan" Jawab Rindi seraya melangkahkan kakinya menuju lantai dua.
...*****...
...Berkomentar lah dengan bijak, pada cerita ini. Jangan gerakkan jari Kakak dan Bunda, hanya untuk menyampaikan pendapat yang sekiranya akan menyakiti hati Karita, selaku penulis cerita ini....
...Karita tidak akan segan menghapus atau melaporkan komentar yang menggiring opini buruk pembaca lain dan komentar yang menyakiti hati Karita!...
...Salam manis, Karita Ta....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 314 Episodes
Comments
Rara Aska
mulai baca..
2023-12-06
1
Maria Mebanua
Hello Karita,aku balik lagi krn kangen sama novelmu ini
Lagi pula akun aku yg lama telah hilang.Makanya levelnya baru 7
2023-12-03
1
Diana Silaen
kasian amat Uda tunangan malah di selingkuhan,
2023-12-01
0