Kedua orangtuanya Clara meninggal, ayahnya meninggal karna sakit-sakitan. Setelah dua bulan kepergian ayahnya, Ibunya Clara pun meninggal dunia karna sakit kanker. Karna kedua orangtuanya meninggal Clara harus menggantikan kedua orangtuanya bekerja sebagai pembantu, namun saat Clara sedang menunggu bus di halte untuk pergi ke rumah tujuannya, tiba-tiba Clara diculik dan dibawa ke sebuah hotel hingga dirinya diperkosa oleh orang tak di kenal hingga hamil diluar nikah.
Saat tau dirinya hamil, Clara mencari pekerjaan lain dan tidak jadi ke rumah bos orang tuanya. Di sana Clara bertemu dengan seorang pria tampan yang akan menjadi majikannya, namun banyak keanehan dengan sikap tuan majikannya terhadap dirinya, majikannya seperti tengah menyembunyikan sesuatu darinya.
Rahasia apakah yang disembunyikan tuannya Clara?
Akankah Clara bakal bertemu dengan pria yang telah memperk*sanya? Dan apakah setelah bertemu dengan pria itu, Clara akan pergi jauh dari pria itu dengan membawa anaknya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saling rindu
Dua minggu kemudian......
Clara saat sedang bersantai didekat kolam sambil memakan buah-buahan.
"Sayang," panggil Mira yang berjalan menghampiri menantunya.
Clara menoleh ke belakang menatap mertuanya sambil tersenyum manis."Iya mah, ada apa?" tanyanya.
"Ayo kita sarapan pagi dulu," ajak Mira yang sudah berada disamping menantunya.
"Duluan aja mah, Clara belum mau makan," jawab Clara dengan lirih.
Mira menghela nafas."Kamu kangen Devan ya?" tanyanya.
Clara hanya terdiam. Mungkin iya dirinya merindukan Devan, terbukti selama ini ia tidak bisa tidur nyenyak tanpa adanya Devan di sampingnya, atau mungkin ini bukan dirinya yang rindu pada Devan tapi anak-anaknya.
Kejadian beberapa minggu yang lalu membuat hatinya begitu sakit hingga beberapa hari lamanya. Walaupun ia membenci Devan tapi ia tidak mau Devan sakit atau mati, lebih baik Devan pergi dari kehidupannya tapi jangan pergi untuk selama-lamanya karena Clara tentu tidak akan sanggup.
Karena Clara percaya tuhan mampu membolak-balikan perasaan seseorang. Mungkin iya, dulu ia begitu membenci Devan setelah mengetahui jika Devan lah yang sudah memperkosanya tapi sekarang rasa benci itu sudah mulai memudar dan tergantikan rasa rindu ingin melihat.
Namun Clara harus menahan rasa rindu ini karena ia tetap berpegang teguh pada pendiriannya. Clara berjanji akan kuat jauh dari Devan selama 3 bulan lamanya, ia berkata seperti itu dulu sebelum Devan pergi dari mansion milik Devan sendiri. Dan sekarang tersisa 2 bulan lagi.
"Apa kamu udah pengen ketemu lagi sama suami kamu, nak?" tanya Mira.
"Aku pengen ketemu sama mas Devan mah, tapi aku akan berusaha menunggu waktu itu," balas Clara.
Mira mengelus rambut menantunya itu dengan sayang."Mamah mengerti, yaudah yuk kita makan. Pasti kamu udah lapar kan, kamu sama cucu-cucu mamah harus sehat terus." ucapnya perhatian.
Clara tersenyum senang karna mempunyai mertua yang begitu sangat perhatian dan sayang pada dirinya sama anak-anaknya.
Clara mengangguk lalu berdiri dengan dibantu oleh Mira.
Mira dan Clara pun berjalan ke dapur untuk bergabung sarapan pagi yang dimeja makan sudah ada Arga, Tania, Gio dan Sagara.
Sementara di daerah lain di suatu perdesaan, seorang pria berbadan atletis tengah tiduran di atas dipan yang terbuat dari bambu dengan ukuran yang kecil yang sama sekali tidak muat untuk menampung ukuran tubuhnya yang besar. Di kampung ini jarak rumahnya jauh-jauh dan banyak di tanami oleh sayuran di sekelilingnya mungkin mata pencaharian orang sini adalah pertanian.
Keringat sudah membasahi badan pria itu membuat tubuhnya basah mengkilat dan terlihat eksotis.
"Nak Devan, tanamannya sudah kamu beri pupuk semua?" tanya seorang pria paruh baya yang baru keluar dari dalam rumah.
Devan segera bangun dari tidurnya.
"Belum pak, masih ada sedikit yang belum di beri pupuk karena cuaca panas sekali, jadi saya memilih untuk berteduh terlebih dahulu," jawab Devan, lagipula yang Devan tahu katanya tanaman tidak boleh diberi pupuk jika matahari sedang terik seperti hari ini.
Inilah sekarang pekerjaannya sehari-hari setelah di usir oleh Mira dan Arga, ia berladang di kebun milik pak RT yang berada dikampung Clara. Temannya saat ini bukan lagi komputer dan laptop tapi berganti sebuah cangkul dan juga bibit tanaman. Walaupun sebenarnya Devan bisa saja bekerja di sebuah perusahaan tapi ia menghargai keputusan mamahnya yang menyuruhnya untuk tinggal di kampung dan belajar bertani di sini.
"Tentu saja di sini panas, di sini tidak ada AC seperti di rumah nak Devan yang di setiap sudut ruangan pasti ada," ucap Pak Doni RT kampung Clara.
Devan tinggal di rumah kecil yang sudah tidak ditempati oleh Pak Doni.
"Ya sudah ayo ke dalam, kita makan siang dulu nanti lanjutin lagi kerjanya."
Devan mengangguk sekali lagi kemudian mengikuti langkah Pak Doni masuk ke dalam rumah.
Devan menatap meja makan yang tersedia lauk pauk yang terlihat begitu sederhana, hanya ada sayur bayam, sambal terasi, tempe, ikan asin, dan juga telur balado. Ini mungkin sedikit mewah biasanya dirinya hanya makan sayur kangkung dan juga tempe saja. Devan dulu menganggap jika makanan seperti ini adalah makanan tidak bergizi dan bukan levelnya tapi nyatanya selama ini ia suka makanan sederhana ini bahkan tubuhnya tetap terasa bugar.
"Ayo duduk nak Devan, kamu liatin makanannya terus dari tadi. Kamu nggak suka ya?" tanya Sinta istri pak Doni.
Pak Doni dan Sinta sudah ditugaskan untuk membantu Devan dikampung tersebut oleh Arga. Sebenarnya Pak Doni dan Sinta gak enak tidak memanggil Devan dengan panggil 'Tuan' namun karna perintah Arga untuk mereka tidak memanggil putranya itu 'tuan' jadi mereka hanya memanggil 'Nak Devan' saja.
"Eh nggak bu, saya suka kok," jawab Devan sambil duduk di kursi.
"Syukuri aja apa adanya yang penting bisa makan kan? Memang ini lauknya nggak mewah nggak kaya yang biasanya kamu makan, ngga ada ikan, daging, ataupun seafood. Tapi bagi kami ini adalah makanan yang begitu mewah bahkan daging saja rasanya kalah dengan makanan ini."
"Nyatanya kamu kelihatan lebih bugar kan?" tanya Pak Doni.
"Iya pak," balas Devan.
"Yaudah yuk kita mulai makanya," ujar Bu Sinta.
****
Malam harinya, Devan memasuki kamarnya yang selama ini ia tempati. Saat sudah berada dikampung waktu itu ia meminta kepada Pak Doni pengen mengambil bantal milik Clara yang berada dirumah istrinya itu yang dikampung. Setidaknya rasa rindunya selalu terbayar saat mencium bau Clara di bantal milik istrinya itu. Bahkan Sinta yang berniat ingin mencuci sprei dan juga selimut milik Clara di larang oleh Devan.
Karena Devan berpikir bagaimana jika dirinya merindukan Clara nanti, ia tidak bisa melihatnya secara langsung hanya cara ini untuk mengobati rasa rindunya pada Clara maupun anak-anaknya.
Devan duduk di ranjang, ia lalu merebahkan tubuhnya di sana sembari menatap langit-langit kamar.
"Kapan Clara memperbolehkan gua untuk menemuinya apa dia masih marah?" gumam Devan.
Devan selalu menunggumu Clara mengijinkan untuk kembali, tapi sepertinya ia harus lebih bersabar menunggu 2 bulan lagi.
"Apa gua masih bisa ketemu sama istri dan anak-anak gua?"
"Aku kangen banget sama kamu dan anak-anak kita sayang, kapan kamu memperbolehkan aku ketemu sama kalian." ucapnya lirih dan matanya sudah berkaca-kaca.
***
Di kota jakarta saat ini Clara sedang berada dikamar yang dulunya selalu ditempati olehnya bersama Devan.
"Mas aku kangen sama kamu, aku kangen kamu elus-elus perut aku sebelum aku tidur," ucapnya dengan terisak sambil memeluk dan mencium kemeja kantor suaminya.
Clara memang kalau saat mau tidur akhir-akhir ini selalu sambil mencium kemeja suaminya untuk membayar rindunya.
"Sampai ketemu dua bulan lagi ya mas." setelah mengatakan itu Clara mulai memejamkan matanya.
semangat author
disini kita belanja... menghargai seseorang
jangan nyesel ya nanti ketika Clara udah nyerah dan memilih untuk mundur... Clara berserta anak anak akan pergi meninggalkan kamu ....
gerammmm deh pengen mukul tuh kepala devan... egois banget,,,
buat kaka author semangat....
ditunggu kelanjutan nya...
pasti bapaknya juga udah tau tuh bahwa yang dikandung Clara cucu kandung nya juga