SERUNI

Sebuah kecupan hangat membangunkan Seruni dari tidurnya.Seruni membingkai Senyuman manis saat melihat siapa yang ada dihadapannya.Ia meletakkan telunjuknya di atas bibirnya dengan kerlingan mata,Roy tersenyum tipis.

KHEM KHEM

Gadis yang tidak menyadari kehadiran Bapaknya langsung bingkas bangun mendengar suara orang batuk.Ia kenal betul dengan suara itu.

"Bapak"Pekiknya,pipinya merona merah karena malu.Pak Salam tersenyum lalu duduk di sofa kosong.Roy hanya senyam-senyum melihat tingkah kekasihnya itu.

"Gimana Tuan Jaka?"Tanya Pak Salam.

"Yah begitulah Pak"Jawab Seruni.

"Bagaimana bisa tahu perkembangan Tuannya,wong jaga molor Sampek keluar air liur"Goda Roy.Serta Merta seruni mengusap ujung bibirnya.

"Ihhhh nggak ada kok"Dengan kesalnya Seruni memukul lengan Roy.Roy tertawa renyah mendapatkan hiburan di pagi hari.

"Bapak kesini sama siapa?"Seruni menengok tak ada orang lain lagi.

"Wooyyy sama aku"Roy menunjuk batang hidungnya sendiri.Seruni melengos saja.

"Nyonya sebentar lagi datang,dia sama Said"Jawab Pak Salam.

"Bapak kesini mau ngapain??"

"Mau ngajak kamu pulang"

"Loh katanya tadi mau nengokin Papa,kalau masalah Seruni pulang Pak Salam tenang saja.Roy memang akan bawa dia pulang kok"Sahut Roy.

"Bukan Pulang ke rumah nak Roy,tapi ke kampung"

"Hah????"Kedua sejoli itu kaget hampir bersamaan.Keduanya saling berpandangan.

"Kok mendadak Pak?"

"Semua sudah selesai Uni,untuk apa kita disini"

"Tapi Seruni kan masih kuliah Pak"Tambah Roy.

"Kita kembali ke rencana awal ya Uni,Uni kan mau bantu Bapak di kampung?"

Seruni menatap Roy dengan sendu,lalu tertunduk pilu.Roy tidak bisa jika harus berpisah dengan Seruni.

"Pak... sebentar lagi ujian semester awal,Seruni nggak bisa pulang begitu saja"

"Bagaimana Seruni?"Pak Salam seperti tidak mengindahkan ucapan dari Roy.Seruni diam seribu bahasa,ia tidak bisa mengecewakan hati Bapaknya.Tapi ia juga tidak sanggup jika harus berpisah dengan Roy secepat ini.

Tiba-tiba kericuhan terdengar dari arah luar kamar.Karena penasaran,ketiganya keluar untuk lebih tahu apa yang sebenarnya terjadi.

"Jangan kamu pikir aku tidak tahu,kamu sengaja kan mencelakai Rani untuk menguasai seluruh hartanya"

"Aku sangat mencintai istriku,jadi tidak mungkin aku melakukan semua yang kamu tuduhkan.Bukankah kamu sendiri sangat menginginkan istriku,bisa jadi kamu yang dengan sengaja merusak mobilku dan menginginkan aku celaka.Tapi nasib naas malah istriku yang memakai mobilku huhuhuhu"Pria itu menangis.

Seorang wanita tua hanya terduduk lemas dengan air mata yang tak hentinya berderai.

"Tidak usah akting kamu,aku tahu semuanya.Kamu sudah mengkhianati Rani,Rani yang cerita kepadaku bahwa dia menemukan barang pribadi milik seorang wanita yang jelas Rani tahu itu bukan miliknya.Ada di koper kamu ketika kamu baru datang dari Singapura"

"A-a-apa??Sekejam itu kamu fitnah aku??Untuk apa dia menceritakan masalah rumah tangga kami dengan mu?Aku yakin kamu bohong,Rani tidak mungkin curhat seperti itu kepadamu"

"Sudah!!!Cukup!!"Si wanita tua memekik kuat.

"Bu dia bohong,,,semua yang dikatakan Lian itu bohong"

"Tante aku tidak bohong,itu yang dikatakan Rani kepadaku"

"Cukup!!! Anakku,,,anak semata wayangku,sudah tiada.Jadi apapun yang kalian katakan semua tidak berguna"Wanita tua itu duduk kembali sambil menangis semakin menjadi.Di sampingnya ada seorang perempuan cantik yang berusaha menghibur si Wanita tua itu.

Banyak orang menyaksikan perdebatan itu,mereka berargumen menurut pendapat mereka masing-masing.Seruni sejak mula hanya diam saja,tatapannya lurus ke arah wanita tua itu.

Ada sosok lain di samping wanita tua itu,yang tidak terlihat oleh siapapun.Hanya Seruni yang mampu melihatnya.Sosok perempuan dengan wajah menyedihkan menatap si wanita tua penuh kepedihan.

Sepertinya wanita itu ingin mengatakan sesuatu kepada si wanita tua.Namun karena dia sekarang hanyalah roh yang tidak bisa terlihat, si perempuan hanya bisa menatap si wanita tua itu.

Seruni menunggu,menunggu waktu yang tepat untuk bisa menemui perempuan menyedihkan itu.Ia ingin membantu menyampaikan apa yang ingin dikatakan si perempuan terhadap wanita tua itu.

Selang beberapa saat kemudian seorang suster datang dan meminta seluruh keluarga korban menemui Dokter di ruangannya.Disaat keluarga korban mengikuti perintah suster,saat itulah perempuan yang menyedihkan itu tinggal sendirian.

Beberapa orang yang sejak tadi menonton gratis adegan perdebatan itu mulai membubarkan diri.Termasuk Roy dan Pak Salam keduanya masuk kembali ke ruangan Tuan Jaka dirawat.Hanya Seruni yang memilih diam di tempat,ia mendekati si perempuan menyedihkan itu.

"Kamu kenapa?Ada yang bisa aku bantu?"sapa Seruni.Perempuan itu tersentak kaget.Keduanya saling berpandangan beberapa saat.

"Ka-kamu bisa melihat aku?"

Seruni mengangguk pelan.

"Ah untunglah,kamu bisa bantu aku?"Raut kepedihan berangsur pudar dari wajah pucat perempuan itu.Seruni mengangguk lagi.

"To-tolong katakan pada ibuku,wanita tua yang menangis tadi,kamu lihat kan?"

Seruni mengangguk untuk kesekian kalinya.

"Katakan padanya,jangan percaya apapun yang dikatakan oleh suamiku.Dia jahat,dia yang merancang semua kecelakaan ini.Aku memergoki dia berselingkuh dengan sepupuku Jenny di dalam mobil,lalu dia membunuhku dan membuat alibi seolah-olah aku kecelakaan"

"Apa??"Seruni terhenyak tak percaya.Meskipun ini tidak terjadi kepadanya,namun ia merasakan sakit juga dalam hatinya.

"Iya...tolong bantu aku untuk mengatakan itu semua"

Seruni jadi bingung sendiri,bagaimana caranya ia menyampaikan hal tersebut??

"Seruni..."

Seruni menoleh mendengar panggilan dari Roy.

"Ngapain kamu disitu,ayo masuk"Roy meraih tangan kekasihnya.

"Tunggu aku ada urusan sebentar"Seruni mengelak lalu berlari kecil untuk menyusul keluarga perempuan itu.Ternyata perempuan itu mengikutinya.

Roy tak percaya kalau Seruni tak mengindahkan dirinya,ia merasa penasaran urusan apa yang akan Seruni lakukan karena terlihat sangat penting sekali.Akhirnya mau tidak mau,Roy pun ikut menyusul Seruni.

Perempuan itu memberi petunjuk dimana ruang Dokter yang didatangi oleh keluarganya.Seruni mengikuti petunjuk itu,ketika sudah di jumpai,Seruni bingung gimana caranya ia masuk.

Sudah kepalang tanggung ikut masuk campur dalam urusan orang,Seruni nekat main masuk saja ke ruangan Dokter itu meskipun tanpa ijin.

Roy kaget melihat sikap Seruni yang terbilang kurang ajar.

"Apa-apaan ini?"Gerutu Roy,mau tidak mau dia pun ikut masuk ke dalam.

Semua orang yang begitu antusias mendengarkan penjelasan dari Dokter sebab kematian Korban,kaget melihat kehadiran tamu tak diundang.

"Anda siapa?"Tanya seorang wanita berjaz putih,mungkin dialah si Dokter.

Seruni bingung mau menjawab apa?Ia begidik juga menerima tatapan penuh selidik dari semua orang yang berada di ruangan itu.