NovelToon NovelToon
My Beautifull Ugly Wife

My Beautifull Ugly Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Diam-Diam Cinta / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Siska

Jelita Parasnya, wanita cantik yang berpura-pura tampil jelek agar suaminya tidak mencintainya.

Sakura Lerose, pria tampan yang tak pernah tahu bahwa istri jeleknya sedang menjebaknya untuk berkencan dengan wanita cantik.

Siapakah yang akan terjebak dalam jebakan cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

001 - Jelita

Kata orang memiliki wajah yang cantik sudah cukup untuk menyelesaikan separuh masalah hidup.

Namun sepertinya hal itu tidak berlaku bagi Jelita.

Meski Jelita memiliki paras dan penampilan yang cantik, namun kehidupan percintaannya bisa dikatakan tidak beruntung. Di usianya yang sudah genap tiga puluh lima tahun, Jelita masih belum menikah. Jelita tidak pernah menjalin hubungan dengan pria mana pun dikarenakan orang tuanya yang terlalu kolot.

"Oi!"

Jelita tersentak saat seseorang meletakkan sebuah kaleng minuman soda di depannya yang sedang duduk termenung di kursi teras sebuah minimarket.

"Baru ditinggal sebentar sudah melamun lagi! Awas kerasukan jin gabut!"

Jelita mengerutkan keningnya saat mendengar seringaian Okta. Okta adalah teman masa kuliah Jelita. Okta memiliki penampilan yang begitu maskulin sejak wanita itu mulai bekerja di lokasi tambang batu bara begitu lulus kuliah.

Okta melihat wajah Jelita yang nampak kusut bak pakaian yang belum disetrika. Okta membuka kaleng soda yang dibawanya lalu meneguk minuman soda rasa jeruk itu.

"Ada apa?" tanya Okta masih mengawasi ekspresi wajah Jelita yang makin kusut.

"Okta, apa kita tidak bisa pura-pura menikah?" tanya Jelita.

"Uhuk! Uhuk!"

Okta terbatuk mendengar pertanyaan Jelita.

"Lit! Kau benar-benar kesurupan jin gabut?" tanya Okta dengan ekspresi ngeri.

"Okta, aku tidak kesurupan jin gabut. Aku serius," jawab Jelita.

"Ya, ya, kau tidak kesurupan jin gabut! Tapi aku rasa kau sudah gila!" cibir Okta.

"Bagaimana bisa kau berpikir agar aku berpura-pura menikah denganmu, untuk apa?" tanya Okta.

"Dengan wajahmu, banyak pria yang bersedia menikahimu tanpa perlu berpura-pura," Okta kembali menyesap minuman sodanya.

"Okta, seandainya memang semudah itu, harusnya aku sudah tidak melajang sampai sekarang! Semua orang berpikir bahwa aku melajang karena terlalu pemilih. Padahal justru karena orang tuaku yang tidak memberiku izin untuk memilih sendiri pria yang kuinginkan," keluh Jelita.

"Aku sudah begitu lelah karena merasa hidupku terlalu dikekang dan dikendalikan oleh orang tuaku. Aku ingin mendapatkan kebebasan," lanjut Jelita.

"Wah! Wah! Rupanya kau ingin jadi anak durhaka?" Okta terkekeh.

"Okta! Aku serius! Bulan depan adalah jadwalku untuk pergi tur keliling Eropa! Aku sudah merencanakan hal itu sejak sepuluh bulan yang lalu! Tidak, lebih tepatnya aku memang sudah bertahun-tahun mengumpulkan uang untuk bisa pergi keliling Eropa dan baru mendaftarkan diri sepuluh bulan yang lalu," beber Jelita.

"Aku tentu tidak ingin tur yang sudah kubayar mahal itu harus batal hanya karena orang tuaku tidak mengizinkanku untuk pergi! Aku sungguh tidak ikhlas jika kerja kerasku selama ini demi tur harus berakhir dibatalkan! Aku benar-benar sangat rugi!" lanjut Jelita berapi-api.

"Bahkan kesempatanku untuk bertemu dan membawa pulang satu orang bule Eropa yang tampan harus hilang!"

"Haha!" Okta tertawa mendengar ucapan Jelita.

"Okta! Kenapa kau malah tertawa? Aku serius!" cibir Jelita.

"Jelita, jujur saja, kau jelas bukan tipe kesukaan bule! Kau tidak eksotis!" potong Okta.

"Okta, cinta itu buta!" potong Jelita.

"Haha, siapa bilang? Cinta bisa membedakan uang warna merah dan uang warna hijau!" Okta kembali terkekeh.

"Okta!" sungut Jelita.

"Ya, ya, baiklah, aku bisa paham garis besar masalahmu. Kau mau pergi tur keliling Eropa, tapi orang tuamu tidak memberi izin. Kau mengajakku untuk pura-pura menikah agar sekalian bisa pergi bulan madu ke Eropa," ucap Okta.

Jelita mengangguk-angguk penuh semangat.

"Kau benar-benar sudah gila, Jelita. Aku ini perempuan tulen, sampulku saja yang seperti pria! Apa kau mau kita berdua viral setanah air karena melakukan pernikahan sesama jenis?!" cecar Okta.

"Okta! Kumohon! Siapa lagi yang bisa kuajak untuk pura-pura menikah selain dirimu?" rengek Jelita.

"Memohonlah pada pria tulen!" jawab Okta dengan tegas.

"Lantas, di mana aku bisa mendapatkan pria tulen itu?"

"Ya, kau carilah pria yang butuh uang! Kau bayar saja! Untuk jalan-jalan saja kau perlu biro perjalanan, untuk jodoh, carilah di biro jodoh," sahut Okta.

"Okta, jujur saja, biro jodoh, aku tidak berani! Bagaimana jika pria itu ternyata seorang psikopat kejam berdarah dingin? Bisa melayang nyawaku di tangannya!"

"Atau bagaimana jika pria itu justru jatuh cinta padaku? Padahal aku ingin mendapatkan pria bule Eropa yang tampan!" beber Jelita.

Okta mendelik gusar mendengar betapa problematiknya seorang Jelita.

"Ya, kalau begitu, kau cari saja pria yang membencimu! Dengan begitu, pria itu tidak akan mencintaimu dan menghalangimu untuk mendapatkan pria bule Eropa yang tampan!" potong Okta.

Jelita kembali mendelik gusar.

"Okta, apa kau lupa? Berapa banyak pria yang membenciku karena aku menolak mereka semua?"

Okta kembali mendelik gusar sambil menghela napas berat.

Sewaktu masih kuliah, setiap hari Jelita mendapat banyak pengakuan cinta dan banyak pemuda yang mengajaknya pacaran. Namun semua berakhir dengan penolakan. Ada yang menerima penolakan itu, ada juga yang tak terima. Bahkan banyak pemuda pernah kedapatan menjadikan Jelita sebagai bahan taruhan.

Hingga sekarang, Jelita masih tetap konsisten untuk tidak berkencan dengan pria mana pun karena orang tuanya tidak memberinya izin.

Orang tua Jelita bersikeras akan mencarikan Jelita jodoh yang terbaik, itulah alasan mengapa orang tua Jelita tidak memberi Jelita izin untuk berpacaran dengan pria mana pun.

"Okta, para pria yang dulu kutolak pastilah membenciku, mana mungkin mereka bersedia menikahiku meski hanya pura-pura," keluh Jelita lagi.

"Jelita, apa salahnya mencoba dulu? Jika kau cemas mereka akan jatuh cinta padamu karena kau begitu jelita, bagaimana jika kau terlihat tidak jelita?" usul Okta.

Jelita mendelik gusar pertanda tidak setuju dengan usul Okta.

"Ayolah, Jelita! Daripada minta tolong pada laki-laki jadi-jadian sepertiku, lebih baik kau minta tolong pada laki-laki tulen!"

Jelita membuka kaleng minuman soda miliknya. Kemudian ia meneguk cairan bening bergelembung rasa jeruk nipis yang menggelitik kerongkongan.

Jelita bukan seorang penggemar minuman soda seperti Okta. Ia hanya meminumnya karena merasa tenggorokannya begitu kering.

Semua usulan dari Okta saat ini sedang diolah dalam otaknya.

Saat ini ia memang membutuhkan seseorang yang bisa ia mintai tolong untuk berpura-pura menikahinya. Pria itu tidak harus menikahinya, cukup berpura-pura akan menikahinya.

Jelita sudah mengatur rencana bahwa ia akan datang bersama pria yang bersedia berpura-pura menikahinya.

Jelita sangat yakin, kedua orang tuanya pasti tidak akan merestui pria itu. Dan di saat itulah, Jelita akan berpura-pura mengalami depresi karena tidak bisa menikah lalu menggunakan alasan depresinya itu untuk mengikuti tur keliling Eropa demi healing.

Sungguh rencana yang sangat sempurna yang harus segera Jelita realisasikan.

Sekarang yang perlu Jelita lakukan adalah mencari pria itu.

...----------------...

1
Uthie
coba mampir 👍
Diny Julianti (Dy)
jelita berarti udah ngga perawan dong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!