Kelahiran Gara menjadi pertanda karena bertepatan dengan kematian Hybrid yang telah membawa malapetaka besar untuk daratan barat selama berabad-abad. Pertanda itu semakin mengkhawatirkan pihak kerajaan ketika ia belum mendapatkan jati dirinya diusia 7 tahun. Mendengar kabar itu, pemerintah INTI langsung turun tangan dan mengirimkan Pasukan 13 untuk membawanya ke Negeri Nitmedden. Namun Raja Charles menitahkan untuk tidak membawa Gara dan menjamin akan keselamatan bangsa Supernatural. Gara mengasingkan diri ke Akademi Negeri Danveurn di wilayah Astbourne untuk memulai pencarian jati dirinya.
Akankah Gara mendapatkan jati dirinya? Bagaimana kehidupan asramanya di Akademi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cutdiann, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CHAPTER 32: THEY'RE COMING.
Aku tertawa kecil melihat wajah kesal kak Allegro, aku menyukai wajah itu setiap saat. Bahkan ketika aku sengaja menjahilinya sesekali, seperti pura-pura tidak mendengar ia ketika berbicara padaku, atau saat aku tidak mengikuti perintah baiknya. Kak Allegro akhirnya ikut ketawa bersamaku.
"Ah, perutku geli sekali. Aku bisa ketawa karna melihatmu tertawa."
"Aku tertawa karna-"
Tiba-tiba saja aku merasakan sesuatu yang tidak asing. Diamku membuat kak Allegro mengerti, akan sesuatu yang sedang mengarah ke tempat ini. Aura yang menjijikkan, seorang Omega, namun sangat beda dengan aroma Selena.
Seseorang itu tidak sendirian. Dia datang bersama orang lain, yang punya aura lebih kuat darinya. Seperti aura Beta, Delta dan General. Aku pikir mereka adalah teman-temanku, tapi bukan. Aku sangat tau aura teman-temanku. Mereka yang sedang menuju tempat ini, sangatlah asing.
"Bukan dari udara" ucapku sambil menengadah ke atas sana.
"Aku masih belum mencium aroma apapun, mungkin jaraknya sangat jauh untuk ku gapai dengan indra penciumanku" kata Allegro.
Semakin lama, aku mendengar sesuatu yang lain. Aku mencoba untuk merendahkan diri lebih dekat dengan tanah, suaranya semakin jelas. Lalu aku benar-benar mendekati permukaan tanahnya yang tidak terlalu lembap. Saat itu aku mendengar suara kaki-kaki kuda yang berlarian, dengan sangat cepat.
Aku kembali tegak, "Sesuatu itu datang menggunakan banyak kuda."
"Ini tidak aman untukmu, ayo kembali ke lapangan dan mengatakannya pada paman Lion" kak Allegro mengganggam lengan kananku dan menarikku dalam lariannya. Aku ikut berlari, keluar dari hutan dan langsung menuju Akademi.
Saat sampai si lapangan, ku lihat ia sedang melatih beberapa murid lain. Menyadari kehadiran kami, Mr. Chairoz langsung bertanya, "Kalian kenapa?"
"Sesuatu sedang datang ke tempat ini. Mereka berkuda, ada seorang Omega, yang lainnya Beta, Delta dan General. Mungkin jarak mereka masih sangat jauh, tapi-"
Kalimatku disela Mr. Chairoz, "Hm, aku bisa merasakannya."
"Mereka adalah... seorang Omega dengan baju kerajaan, Vale Barbarian, dan beberapa pasukannya" ungkap Mr. Samuel yang mendekat sambil menyalakan matanya.
"Omega dengan baju kerajaan... apakah dia adalah paman Robert?" Tanyaku mencari kebenaran.
"Satu-satunya Omega yang seperti itu adalah Pangeran Robert, namun kenapa dia datang bersama dengan Vale Barbarian?" Mr. Chairoz bahkan terlihat bertanya-tanya.
"Berprasangka baik saja" kata Mr. Michael ikut mendekat bersama dengan guru-guru lain yang terlihat khawatir.
"Tidak mungkin kita harus berprasangka baik di saat seperti ini. Dia adalah Vale Barbarian, dia pasti kemari untuk melihat para murid, membuktikan bahwa Gara benar tidak ada di sini. Sebaiknya Gara harus di sembunyikan dengan cepat" tegas Mr. Chairoz.
"Gara adalah..." saat Mr. Harold hendak bicara, mungkin ingin mengatakan aku adalah anak Hybrid, namun karna kehadiran anak-anak lain yang menyusul membuatnya nyaris kehilangan kata pengganti, "Dia adalah Lycanthrope yang istimewa. Jika menyembunyikan Gara di suatu tempat sekitar sini, hal itu tidak mungkin berhasil. Aroma Gara yang sangat berbeda menyebar ke penjuru lembah Astbourne. Meski Gara tidak mengeluarkan aromanya, namun tetap akan tercium sedikit sekali. Kita tidak tau salah satu dari mereka memiliki penciuman yang amat sangat tajam atau tidak."
"Saat kemarin Vale datang, sedikit aroma Gara menghilang, bahkan di tempat tidurnya. Apa itu karna Gara berada di dalam hutan, yang pada waktu itu Harold menggunakan kekuatannya untuk menghilangkan isi hutan ke dimensi berbeda?" Tanya Mr. Arthur.
"Iya, aku menghilangkan seisi hutan dan memindahkannya ke dimensi yang berbeda. Sama seperti kami para bangsa Mermaid membuat kerajaan kami tambak menghilang dari lautan" jelas Mr. Harold.
"Berarti, Gara harus dipindahkan ke dimensi yang berbeda untuk sesaat sampai mereka benar-benar meninggalkan lembah Astbourne" kata guru Chairoz sambil menatapku serius.
"Aku bisa memindahkan Gara sebentar, dengan Pentagram Demon, kalau kau mengizinkannya" usul Mr. Arthur yang terlihat semangat.
"Tergantung persetujuan Gara, mungkin kau tidak ingin melihat neraka" kata Mr. Chairoz.
"Ah, tidak apa. Bahkan neraka lebih jauh dari tempat ini" jawabku.
"Baiklah, tetap diposisimu" titah Mr. Arthur. Ia memberi gestur kepada anak-anak lain untuk menyingkir lebih jauh, lalu mulai menggunakan kekuatannya.
"Yang lain tetap di sini, jangan ada yang ikut dengan Gara. Posisi Gara atau posisi Alpha saat ini akan digantikan sementara untuk mempermainkan mereka" ucap Mr. Chairoz.
"Bagaimana bisa?" Tanyaku.
"Aku akan meminta salah satu murid dari tahun kedua untuk menggantikanmu."
Aku diam, memperhatikan cahaya-cahaya disekelilingku. Kemudian melihat kak Allegro yang berdiri di depanku. Wajah senang tadi, menghilang. Pentagram Demon selesai, dan di dalam sini rasanya sangat berbeda. Seakan seluruh tubuhku bukan milikku lagi. Seperti aku tidak hidup saja. Bahkan detak jantungku seakan berhenti.
"Dia tidak mungkin di sana sendirian, orang-orang akan dengan mudah mengetahui keberadaan makhluk luar neraka, mereka akan curiga padanya. Jangan lupakan, mereka adalah iblis dengan hati yang tertutup. Sebaiknya aku menemani Gara, aku juga ingin pulang" adik kembar Xavier angkat suara. Lucier berjalan dan masuk kedalam Pentagram Demon tanpa keraguan sedikitpun diwajahnya.
"Kau akan kembali?" Tanya Xavier tiba-tiba.
Lucier melirik arah lain, "Hm, ya begitulah."
"Ah... aku bahkan belum bicara sepatah kata padanya. Pun aku tidak akan peduli, pergilah, jangan temui aku, itu yang kau inginkan dari awal" itu adalah batin dari Xavier, dengan wajah seriusnya. Aneh, aku bisa mendengar batinnya. Xavier tampak kecewa dengan keputusan Lucier yang pulang lebih cepat, meninggalkannya.
"Baiklah, teleportasi akan dimulai."
Kemudian, cahaya yang ada di sekelilingku semakin terang. Klimaksnya membuat kepalaku sedikit pusing. Aku hanya bisa menutup mata. Orang yang terakhir kulihat adalah kak Allegro.
"Kita akan bertemu kembali kak, tenang saja" ucapku lewat Pack Link.
"Aku menunggunu, berhati-hatilah di sana, mengerti?"
"Baiklah."
Tidak lama, tubuhku menjadi sangat aneh. Aku tidak lagi menginjak tanah, atau berpijak pada sesuatu. Seakan tubuhku sedang melayang. Kepalaku semakin pusing bersamaan dengan seluruh tubuhku yang terasa begitu sakit. Seperti sedang ditarik dengan kuat. Bahkan, aku sempat berpikir kedua kakiku, perutku, tangan-tanganku atau bahkan kepalaku akan terlepas dan menjadi beberapa bagian akibat tarika menyakitkan itu.
Tarikan itu membuat aku berteriak kesakitan dan sontak membuka mata. Namun, yang kulihat hanyalah gelap gulita, terkadang aku melihat sinar-sinar merah, atau bayangan-bayangan mengerikan di sekelilingku. Itu seperti orang-orang dengan tubuh yang tidak utuh lagi, sebagian hanya diam, yang lain seakan sedang tersiksa. Seperti ilustrasi-ilustrasi makhluk neraka yang ada dibuku-buku. Sungguh aneh sekali.
Aku semakin berteriak kesakitan, bahkan aku tidak bisa menggerakkan satu bagian pun dari tubuhku.
Lalu, aku tidak apa yang terjadi setelahnya.