Merebut Suami Sang Pelakor

Merebut Suami Sang Pelakor

Calon Istri Baru Papa

Nancy diundang oleh Hanggono ke sebuah restoran mewah yang katanya sang papa ingin membicarakan sesuatu dengannya. Nancy sangat penasaran dengan apa yang hendak sang papa bicarakan dengannya karena sepertinya ini adalah masalah yang serius. Nancy tiba di restoran yang dimaksudkan oleh sang papa dan menemukan sang papa tengah menunggunya di sebuah meja namun ada satu hal yang mengganggu pemandangan Nancy yaitu sang papa duduk bersama seorang wanita yang usianya sepertinya sama dengannya dan mereka nampak sangat mesra sekali.

"Ehem."

Hanggono yang menyadari bahwa Nancy datang pun segera menjaga sikapnya dengan wanita yang ada di sebelahnya kemudian pria itu mempersilakan Nancy duduk.

"Jadi ada apa Papa mengundang aku datang ke sini?"

"Papa ingin mengatakan sesuatu padamu."

"Aku tahu kalau Papa mau mengatakan sesuatu jadi cepatlah katakan karena aku gak punya banyak waktu."

Hanggono nampak menarik napas dalam dan melirik wanita cantik di sebelahnya sebelum ia mulai memberanikan diri mengatakan pada Nancy mengenai maksud dan tujuannya mengundang Nancy ke sini.

"Ini adalah Dania, dia akan menjadi calon istri Papa. Papa harap kamu bisa menerima keputusan Papa."

Nancy terkejut saat Hanggono mengatakan hal tersebut padanya, ia memindai Dania dari ujung kepala hingga kaki dan Nancy bisa dikatakan secara terang-terangan menolak hal ini.

"Aku bisa saja mengizinkan Papa menikah lagi namun tentu saja bukan dengan wanita ini."

Sontak saja Dania terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Nancy barusan, ia tentu saja ingin marah dengan perangai Nancy ini namun Dania menahan diri untuk bersikap sopan dan tak membuat keributan di sini. Hanggono sendiri nampak tak terima dengan perangai Nancy barusan dan menegur putrinya.

"Papa tahu kamu bersikap seperti ini karena belum kenal dengan Dania. Kelak Papa yakin kalian berdua pasti akan akrab."

"Aku sama sekali gak yakin bisa akrab sama dia. Lihat dari wajahnya saja aku bisa tahu kalau wanita ini hanya mengincar harta Papa."

****

Nancy tak mau berlama-lama di sana, ia gerah melihat sandiwara Dania di depan Hanggono dan ia kesal bukan main karena papanya mau saja memercayai apa yang Dania katakan. Nancy langsung masuk ke dalam mobilnya dan menelpon seseorang.

"Iya Nona ada yang bisa saya bantu?"

"Saya butuh bantuan kamu, cari tahu semua informasi mengenai Dania."

"Baik Nona akan saya lakukan."

Nancy menutup sambungan teleponnya dan melajukan kendaraan itu menuju suatu tempat. Ia benar-benar tak habis pikir kalau sebentar lagi ia akan memiliki ibu tiri namun ia tak akan membiarkan itu terjadi. Nancy memberhentikan mobilnya di sebuah butik dan ia langsung turun dari mobilnya dan masuk ke dalam tempat itu. Nancy disambut ramah oleh pegawai butik yang mana mereka sudah sering melihat Nancy di sini.

"Natasha ada di ruangannya?"

"Iya, Bu Natasha ada di ruangannya."

"Baiklah, terima kasih."

Nancy langsung melangkahkan kakinya menuju ruangan Natasha yang merupakan sahabat sekaligus pemilik butik ini.

"Nancy, kamu kenapa?"

Nancy tak mengatakan apa pun untuk menjawab pertanyaan Natasha barusan hingga sahabatnya itu kemudian duduk di sebelah Nancy dan memberikan air putih padanya.

"Udah baikan?"

"Terima kasih."

"Sekarang cerita, kamu kenapa?"

Nancy kemudian menceritakan apa yang terjadi beberapa saat yang lalu pada Natasha mengenai rencana pernikahan Hanggono dan Dania.

****

Hanggono meminta maaf atas sikap Nancy barusan pada Dania. Hanggono berusaha meyakinkan pada Dania bahwa Nancy bersikap seperti itu karena belum kenal Dania.

"Nancy itu memang sifatnya keras kepala karena ia anak tunggal. Namun dia bersikap seperti itu karena dia belum kenal kamu nanti kalau kalian sudah kenal baik maka aku yakin bahwa Nancy akan jadi baik padamu."

"Aku paham kok. Lagian ini semua juga terlalu mendadak buat dia."

"Iya, harusnya aku mengatakan ini lebih cepat."

"Sudahlah, jangan disesali apa yang sudah terjadi. Toh sekarang Nancy sudah tahu kan kalau tak lama lagi kita akan menikah."

Hanggono tersenyum mendengar ucapan Dania barusan. Pria tua itu kemudian melabuhkan sebuah kecupan hangat di dahi Dania dan menggenggam tangan wanita yang seusia putrinya itu.

"Saya pikir saya gak akan pernah lagi jatuh cinta namun rupanya saya salah. Saya harap ini adalah pelabuhan cinta terakhir saya."

"Semoga saja hingga hari pernikahan nanti, semua dipermudah dan gak ada halangan yang berarti."

Akhirnya mobil yang membawa mereka tiba juga di apartemen. Dania mengecup mesra Hanggono sebelum akhirnya ia turun dari dalam mobil pria tua itu dan berjalan masuk ke dalam apartemen yang menjadi tempat tinggalnya. Dania tiba di depan unit apartemennya dan menemukan seorang pria yang menunggunya di sana. Dania nampak memutar bola mata malas dan berniat untuk tak melakukan percakapan apa pun dengan pria ini.

"Dania, aku sudah lama menunggu kamu di sini. Kita bisa bicarakan ini dengan baik-baik."

"Aku sudah memberikan keputusanku jadi gak ada lagi yang perlu kita bicarakan!"

****

Nancy sudah mendapatkan bukti bahwa ternyata Dania masih berstatus sebagai istri orang dan tentu saja Nancy makin benci pada Dania karena rupanya dugaannya soal Dania memang benar adanya. Wanita itu mendekati sang papa hanya demi harta saja dan Nancy tentu saja tak akan membiarkan sampai hal itu terjadi, ia tak akan rela jika harta keluarganya akan dikuasai oleh orang tamak dan gila harta macam Dania. Nancy kembali ke rumah dan segera mencari papanya.

"Papa sudah kembali ke rumah, Bi?"

"Tuan belum kembali, Non."

"Ya sudah, terima kasih."

Nancy menghela napasnya panjang seraya menunggu sampai papanya kembali ke rumah dan setelah menunggu selama hampir 1 jam lamanya akhirnya sang papa muncul juga. Tanpa buang waktu Nancy langsung menghampiri sang papa dan menyerahkan bukti yang menunjukan bahwa Dania masih berstatus sebagai istri orang.

"Ini aku bawakan bukti untuk Papa bahwa wanita itu masih menjadi istri orang. Dia itu bukan wanita baik-baik, aku bahkan sudah bisa menduganya sejak awal pertama kali kita bertemu."

****

Respon yang diberikan oleh Hanggono sungguh sama sekali tak seusai dengan apa yang diharapkan oleh Dania, sang papa mengatakan bahwa ia tahu akan hal ini dan Dania dan suaminya saat ini sedang dalam masa cerai dan tak lama lagi setelah mereka resmi bercerai maka Dania akan menikah dang Hanggono.

"Papa tahu itu dan masih saja mau menikahi wanita itu?"

"Dia wanita baik, dia gak seperti apa yang kamu pikirkan. Suaminya itu suka melakukan KDRT dan juga pelit, dia ditindas oleh keluarga suaminya yang sekarang oleh sebab itu dia menggugat cerai suaminya itu."

Dania tertawa mendengar jawaban Hanggono barusan, papanya polos sekali bisa memercayai semua ucapan Dania yang Nancy yakin seribu persen adalah kebohongan belaka.

"Baiklah kalau Papa gak percaya dengan apa yang aku katakan. Jangan menyesali semuanya nanti setelah dia menunjukan wajah aslinya pada Papa."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!