Kisah Dania yang bertahan dengan suami yang tak mencintainya. Dania bertahan karena cintanya pada Cilla anak dari suaminya. Akankah Pram membuka hati untuk Dania? Sanggupkah Dania bertahan? Atau Dania akan menyerah menjadi bunda pengganti bagi Cilla? Ikuti ceritanya ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nonny Afriani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cinta Bunda Pengganti 26
Waktu berganti, pernikahan Dania memasuki bulan ke lima, perlahan Pram mulai melunak terhadap Dania. Dania yang merasa Pram tak sekasar dulu perlahan pun mulai menerima. Walau bagaimana pun, pernikahan Dania dan Pram itu suci,dan Dania menghormati itu. Segala keperluan Pram, Dania siapkan. Hanya urusan biologis Pram, yang sampai saat ini, Pram belum juga meminta, begitu pun Dania tak ingin merayu untuk menyerahkan diri.
Seperti pagi ini. Pram yang terlambat bangun pun, terburu-buru memakai pakaiannya. Dania yang masih membereskan ranjang pun, segera membantu Pram memakaikan dasi di lehernya. Lalu memakaikan jas di badannya.
" Duh...kok aku bisa terlambat bangun sih?"
Pram ngedumel sendiri, sementara Dania membantu merapikan beberapa berkas yang masih tergeletak di meja kamar.
" Siapa yang nyuruh kamu tidur sampe larut?"
Sahut Dania sambil memasukkan berkas itu di tas Pram.
" Kerjaan ku numpuk, Dania. Sekretaris ku cuti karena akan menikah."
Dania mengedipkan bahunya. Rasanya memang percuma berdebat dengan Pram. Dania melanjutkan pekerjaannya. Membereskan ranjang mereka. Memang mereka sudah tidur seranjang, akibat beberapa hari yang lalu, Fatma masuk tanpa mengetuk pintu, dan melihat Dania yang tidur di sofa.
Pram bergegas turun, menuju ruang makan,sudah ada Fatma dan Cilla disana. Pram mencium tangan Fatma. Lalu mencium pucuk kepala Cilla.
" Papa..."
" Iya, Sayang. Papa berangkat ya. Cilla jangan nakal."
" Kamu gak sarapan, Pram."
Tanya Fatma saat melihat Pram langsung pergi.
" Pram udah terlambat, Mi. Ada meeting penting di kantor."
Setelah kepergian Pram. Dania pun turun. Sudah rapi dengan pakaiannya. Fatma yang melihat menantunya sudah rapi, lantas menaikan alisnya.
" Kamu mau berangkat pagi juga, Sayang?"
Dania tersenyum manis pada mertuanya ini.
" Iya, Mi."
Tak lama Dania memanggil Mbok Sri, dan Mbok Sri datang membawa tas perlengkapan Cilla. Fatma melihat ke arah menantunya.
" Kamu mau bawa Cilla lagi, Sayang? Emang Cilla gak ganggu kamu nantinya?"
" Gak apa-apa, Mi. Mami kan mau pergi ke pangajian. Kasian Cilla kalau harus di rumah. Biar Dani bawa aja ya, Mi."
Fatma mengangguk, selesai sarapan, Dania pun berangkat dengan membawa Cilla ke cafenya. Sejak Dania membuka cafe, dan waktunya berkurang dengan Cilla, sejak saat itu, Dania sering membawa Cilla ke Cafenya. Di ruangan nya kini, di ubah layaknya tempat bermain untuk Cilla.Di ruangan itu juga ada kamar yang di buat senyaman mungkin untuk Cilla. Semua di ubah Dania untuk putrinya itu.
" Bunda, warna..."
Cilla meminta buku mewarnai dan pewarna. Lalu Dania meletakkan buku dan pensil warna itu di meja yang khusus untuk Cilla. Selama Cilla coret-coret di buku mewarnai itu, Dania pun memeriksa beberapa laporan yang masuk ke emailnya.
Dengan memperhatikan Cilla yang bermain kesana-kemari, di ruangan itu. Dania terus mengontrol karyawan nya untuk melakukan tugas yang sudah di berikan pada mereka. Masing-masing sudah paham akan tugasnya.
Menjelang makan siang, pintu ruangan Dania di ketuk. Ternyata Reyhan datang, untuk makan siang di cafe itu.
" Om Rey...."
Cilla pun berlari ke arah Reyhan. Reyhan langsung berjongkok, mensejajarkan diri dengan Reyhan. Cilla memeluk Reyhan. Dan di balas dengan kecupan di wajah imut Cilla.
" Cilla ikut Bunda kerja?"
Cilla yang di tanya pun mengangguk.
" Cilla ganggu Bunda gak?"
" Gak, Om. Cilla main, trus gambar tadi."
Bocah keriting berusia tiga tahun itu,menjawab dengan cadel nya, yang merupakan ciri khas anak-anak seusianya. Reyhan pun mengacak rambut keriting Cilla. Sedangkan Dania tersenyum melihat Cilla dan Reyhan.
" Yuk, kita makan dulu. Cilla sini gendong Bunda aja. Kasian Om Rey pasti lagi capek."
Dania menjulurkan tangannya untuk meminta Cilla yang ada di gendongan Reyhan. Namun Reyhan memiringkan tubuhnya. Dan menahan Cilla di gendongannya.
" Biar Cilla sama aku aja, sekarang kita turun. Aku laper banget."
Mereka bertiga turun dengan Cilla yang berada di gendongan Reyhan. Mungkin saat orang lain melihat, mereka adalah sebuah keluarga yang harmonis, namun pada kenyataannya mereka hanya berteman.
Saat di bawah, Dania langsung menuju karyawannya. Saat Reyhan sudah mendudukkan Cilla. Dania dan Reyhan memilih untuk makan di meja yang berada di tengah-tengah Cafe milik Dania.
" Sepertinya cafe kamu, semakin banyak pengunjungnya ya?"
Reyhan berkata saat Dania datang, bersama karyawannya yang ikut di belakangnya membawakan minuman bagi mereka.
" Alhamdulillah Mas. Dari grafik penjualannya sich, memang meningkat, aku bersyukur banget. "
Reyhan tersenyum dan menatap wajah Dania yang sedang tersenyum sambil memindai sekeliling ruangan itu dengan matanya.
Siang itu Dania meminta karyawannya untuk membawakan mereka menu baru di cafe itu. Dan untuk Cilla, Dania meminta karyawan bagian pantry membuatkan sup ayam, jamur untuk putrinya itu. Hidangan sudah tersaji di meja. Dan Dania pun meminta Reyhan untuk menikmati makan siangnya.
Reyhan memperhatikan Dania yang menyuapi Cilla makan. Siang itu, tampak Cilla makan dengan lahap. Setiap suapan yang masuk ke mulutnya, dengan cepat di habiskannya.
"Makannya jangan langsung telan dong, Nak. Di kunyah dulu. Cilla laper berat ya?"
Cilla mengangguk, sedangkan Dania hanya tersenyum dan mengusap bibir Cilla yang masih tersisa bekas makanan.
Setelah selesai makan siang. Reyhan pun pamit, karena harus segera kembali ke rumah sakit. Laku Dania pun menghantarkan Reyhan sampai di parkiran. Dania menggendong Cilla yang tampak mulai mengantuk.
" Aku pamit ya, Dan. "
Lalu Reyhan pun mengacak rambut Cilla yang sedang merebahkan kepalanya di pundak Dania. Reyhan mencium Cilla, dan dengan jarak yang begitu dekat, Reyhan dapat mencium aroma parfum yang di pakai oleh Dania. Karena jarak mereka yang cukup dekat.
Reyhan merasa jantungnya berdetak dengan kencang. Dan segera Reyhan menarik wajahnya, karena Reyhan takut, Dania mendengar suara jantungnya sendiri. Reyhan segera berjalan menuju mobilnya dan menghidupkan mesin mobilnya itu. Setelah melambaikan tangan, dan mobil Reyhan pun tampak menghilang dari pandangan, barulah Dania masuk ke Cafe, sambil menggendong Cilla.
" Bunda...Cilla ngantuk."
Rengek Cilla. Namun karena dirinya sudah sangat mengantuk, Cilla pun berkata sambil sedikit berbisik.
" Yaudah, kita ke atas ya. Cilla harus bobok siang."
Cilla si gadi keriting itu hanya mengangguk. Dania membawa Dania ke ruangannya dan merebahkannya tubuh gadis kecil itu di ranjang. Setelah sekitar sepuluh menit.
Setelah dirasa Cilla sudah tertidur nyenyak, barulah Dania keluar dari kamar, dan melanjutkan pekerjaannya yang masih tersisa. Tapi saat melihat ke arah tempat Cilla bermain tadi, Dania membereskan mainan Cilla terlebih dahulu sebelum Dania kembali memulai pekerjaannya. Dania mengalihkan wajahnya, saat melihat siapa yang datang ke ruangannya.
aneh pemikiran situ itu
🤦🤦🤦🤦
catat itu di otak mu Pram