Vernando Permana. banyak orang yang memanggilnya Nando, seorang siswa yang dikenal berekspresi datar. namun banyak siswi-siswi yang mengidolakan nya, tidak ada seorang siswi manapun yang bisa menembus dinding hati beku nya Nando.
Sampai takdir yang mempertemukan dirinya dengan seorang gadis ceria bernama Monisha Listiani yang biasa dipanggil Mona, kisah hidup dan kisah cintanya berawal dari situ.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PHB | 26. Rencana Si Muka Dua
Esok harinya, Nando dan Mona kembali ke sekolah seperti biasa.
Mona memilih menyembunyikan cincin pertunangan nya di rumah, sedangkan Nando dengan santai nya Ia membawa cincin itu.
"Sial, sembunyikan itu sekarang"
Nando menoleh "Kenapa?"
"Ada orang yang nanya tentang cincin itu gimana nanti?"
"Ya bilang aja habis tunangan"
Dengan membawa wajah datar, Nando malah mengusap kepala Mona setelah ia bilang seperti itu.
Mona melotot tajam "Mau aku tabok?"
Disaat Nando ingin menyemburkan kata Nurul menghampiri, Ia hanya ingin memberi kue yang dibuat nya dari rumah untuk Mona.
"Apa ini?" Mona menerima kue itu.
Nando memicing mata "Jangan di ambil kue itu, racun"
Nurul terhentak "Jangan suudzon ya, aku baik-baik ngasih nya"
Kali ini Nando yang dikenal pendiam menjadi bawel —kalau sudah di hadapan Nurul, dia terus merecoki Nurul karena emang pria itu sudah tidak suka di tuding memperkosa diri nya.
"Kelakuan kamu yang saya tahu suka berubah kaya bunglon, baik ke jahat, jahat ke baik, dan sekarang, niatnya apa? mau bermuka dua?" Tajam Nando.
Nurul terdiam sesaat, memandang wajah Nando yang sudah menahan amarah yang meluap-luap dari kemarin.
"Kamu yang sudah berani sentuh tubuh saya, dan kamu tidak bertanggung jawab atas perbuatan kamu!"
"Gausah drama di tempat umum!"
Mona mengulur tangan kedepan, meminta mereka untuk diam. Serasa sudah diam, Mona pun langsung berbicara "Kalian ini punya masalah apa sebenarnya? dari kemarin loh aku perhatikan ribut terus kaya tom and jerry"
"Aku di perkosa sama Nando mon"
Alih-alih Nurul bicara seperti itu hanya untuk membius pikiran Mona, namun terbilang sia-sia. Sebab gadis itu tak sama sekali merespon sedih atau pun marah.
Ia hanya mengganggap Nurul sedang membuat lelucon konyol.
"Masa sih?" Mona mulai bersuara "Bukti nya mana kalau pacar saya perkosa kamu, Nur?"
Berhubung bukti itu sudah dihilangkan, Nurul tak bisa menunjukkan apa-apa. Dia hanya bermodal omongan, tetap aja Mona menganggap itu sebuah lelucon semata.
Nando langsung menggamit lengan Mona untuk menjauh dari cewek gila yang menurut sudut pandang nya sangat menyebalkan.
Nurul disana mendengus kasar, entah gimana cara nya agar Nando percaya, dia sebenernya berpura-pura baik hanya untuk mendapatkan empati dari Nando.
Nurul Mengikuti cara Mona, dia sebagai murid baru berhasil mendapatkan Nando dalam sekejap.
Sedangkan Nurul yang bertahun-tahun hanya menerima ampas nya saja.
Pria berhati beku itu sama sekali luluh dengan puluhan rencana yang Nurul kembangkan.
Disaat Nurul ingin pergi, Disky menghampiri.
Diketahui, Disky dan Nurul adalah teman masa kecil sedari SD, bersama Nando juga yang menyandang sebagai teman masa kecil, rumah mereka juga tak jauh, masih satu wilayah. Hanya saja Nando pindah rumah dua bulan yang lalu, lebih tepatnya setelah Bu Erni mengetahui kalau Bu Sisil akan pindah ke Bandung.
"Ada apa lagi cantik?" Kata Disky dengan nada lembut.
Nurul mengerucut bibir sebal "Cewek itu makin dekat dengan Nando, sebel"
"Jadi aku harus gimana lagi?" Disky mencoba mengembangkan senyum. Nurul adalah orang yang sangat disukai Disky, dia rela melakukan apapun untuk pujaan hati nya senang, bahkan saat menyuruh dirinya untuk mendekat ke Mona beberapa hari yang lalu.
Walau menyebalkan, tapi Disky tidak baper, karena emang pria itu terlihat sangat santai.
"Pepet terus Mona" Pinta Nurul.
Disky memegang puncak kepala Nurul, sekedar memberinya senyuman, dalam hati dia merasa senang bisa dekat dengan Nurul dengan cara seperti ini.
"Ayo masuk kelas, keburu bel bunyi"
Setelah pegang kepala nya yang sudah jadi kebiasaan, Disky langsung menggamit pergelangan tangan Nurul untuk masuk kelas bersama. Sampai di pertigaan koridor mereka terpisah, karena kelas nya berbeda.
**
Di jam istirahat, tak banyak siswa yang hadir di kantin sekolahan.
Venera sedang bersama Nando, Novi dan Arip di meja paling pojok.
Terlihat di arah tengah, ada Nurul yang sedang bersama Sindi dan juga Salsa, samping meja nya ada Disky dan Farid yang sedang mengobrol.
"Nur?, kok kamu tumben akhir-akhir ini gak buat onar?" Salsa memecah keheningan.
"Gak, setelah dipikir-pikir buat apa caper, orang yang dicaperin nya aja udah gak peduli"
"Nando?" Timpal Sindi.
"Iya lah siapa lagi, udah jago basket, cantik, aku berasa kalah saing sama dia"
"Mona di kelas juga pintar loh, dapat nilai bagus terus" Timpal Disky yang rasanya ikut menimbrung.
"Eh apa sih jangan ikutan kamu ki" Nurul menyenderkan punggung sambil menyilangkan tangan di dada.
Disky menopang dagu melihat Nurul yang lagi cemberut, Nurul mendelik dan mengerut kening
"...." Nurul speachless entah mau ngomong apa tentang gaya rambut Disky yang kemarin di pangkas model two block—
"Ganteng kamu di cukur model itu" Gumam Nurul sambil bibir nya menyeruput es, tatapan nya di buang ke arah ruang koperasi dekat kantin.
Disky tersenyum, dia latah mencubit pipi Nurul, namun ditepis kasar oleh nya.