[Support, Like, dan Komen ya untuk karya baruku gengs] Bulan Desember seharusnya terasa menyenangkan. Bonus tahunan akan cair, cuti panjang di depan mata, liburan yang tak perlu dilewatkan, dan hadiah natal yang akan didapatkan. Tapi, Catalina malah mendapatkan pengkhianatan dari Delon kekasihnya dan perpisahan ini berpeluang menghancurkan banyak rencana yang sudah dia siapkan jauh - jauh hari. Demi tetap menjalankan rencana mereka Catalina dan Delon akan bersama setidaknya sampai melewati Hari Natal. Bagaimanakah kelanjutan kisah 2 orang asing yang sudah tidak bersama tapi terpaksa menjalani momen indah bersama karena keadaan? Kisah romantis, lucu, dan sedih dari pasangan ini siap menemani hari - hari anda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Calistatj, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bisakah ini Disebut Kencan?
Catalina mengikuti Aaron. Mereka berjalan bersisian. Aaron memasukan kedua tangannya ke dalam saku jaket. “Apakah perjalanan ini membuatmu bahagia?” Aaron membuka percakapan.
Talin merenung jauh memikirkan jawaban sebelum asal sebut. “Sepertinya nggak” Perjalanan ini memang terasa sangat tidak menyenangkan untuk Talin. Bersama Delon membuat perasaannya jadi tidak menentu apalagi lelaki itu selalu berkata ingin memperbaiki hubungan yang sudah dirusaknya. Melihat Delon membuat Talin mengingat kenangan mereka yang indah sekaligus yang menyakitkan.
“Yakin? Kamu terlihat memikirkan jawaban sebelum menjawabnya?”
“Memang ngaruh, Pak?”
“Nggak semua jawaban harus dipikirkan dulu, Talin”
“Bagi saya harus, Pak. Jangan sampai kita salah mengartikan perasaan kita sendiri”
“Lantas bagaimana perasaanmu yang sebenarnya?”
“Pak Aaron, jadi kita mau kemana?” Talin mengalihkan pembicaraan.
“Saya ikut kemana pun kamu mau pergi”
“Yakin? Saya masih kuat untuk belanja di Shibuya loh” Jawab Talin. Namanya juga wanita belanja menjadi hobi nomor 1 yang sangat mudah menggeser tingkah kelelahan.
“Saya temenin kamu belanja”
Talin tersenyum dan mengangguk perempuan itu mengajak Aaron berjalan mengelilingi perempatan Shibuya yang selalu ramai, hingga memasuki Jalan Kucing Shibuya. Aaron dengan santai juga membayar belanjaan Talin.
“Pak… apa nggak ngerepotin kalau semua belanjaan saya dibayarin?”
“Memangnya kenapa?”
Talin mengangkat kantong belanjanya. Semua yang dia beli memang tidak mahal untuk seorang Aaron, tapi tetap saja. Memang Aaron iklas?
“Nggak masalah” Jawab Aaron santai. Momen ini sangat ditunggu Aaron. Tentu dia ingin membuat Talin terkesan.
Talin mengambil duduk di kursi depan toko - toko yang tersedia. Belanja memang menyenangkan sekaligus melelahkan.
“Saya beliin minum dulu buat kamu. Jangan kemana - mana” Perintah Aaron yang dibalas anggukan oleh Talin.
Talin menunggu dengan sabar kedatangan Aaron sambil mengistirahatkan kakinya yang terasa mau patah. Aaron kembali 15 menit kemudian dengan minuman dari funding machine. Aaron langsung menyerahkan minumannya pada Talin.
“Makasih, Pak… untuk semuanya”
Aaron yang sedang menyesap minumannya langsung memandang Talin. Suasana ini langsung berubah menjadi sedikit dramatis untuk mereka.
“Saya nggak masalah selama kamu bahagia”
“Bapak beneran suka sama saya?” Tanya Talin mengingat ucapan Aaron selama ini.
Aaron sedikit tersedak. Wajahnya langsung menoleh menatap Talin yang sedang memandang ke arah sepatunya. “Saya benar - benar suka sama kamu”
“Kenapa suka sama saya?”
“Karena kamu sesuai dengan tipe saya”
“Kalau saya suka balik sama Bapak… saya harap saya nggak akan dikhianati seperti ini lagi”
“Kalau kamu suka sama saya… saya akan langsung melamar kamu setelah kamu yakin sama saya. Kamu nggak perlu nunggu saya melamar kamu bertahun - tahun sampai kamu kecewa”
Di bawah langit gelap dan sinar lampu yang temaram pandangan Talin dan Aaron bertemu. Aaron sepertinya memang sudah siap berkomitmen. Pertemuan singkat ini apa bisa Talin sebut sebagai kencan?
...****************...
Delon mondar - mandir di dalam kamar dengan perasaan yang sangat gelisah. Dia terus memikirkan tentang Talin dan Aaron. Bosnya Talin sudah pasti menyimpan rasa untuk Talin. Delon yakin itu. Yang masih belum dapat dia prediksi adalah apakah Talin sudah melupakan Delon secepat itu dan beralih perasaan pada Aaron?
Talin membuka kamar dengan banyak belanjaan. Talin meletakan belanjaannya di atas koper.
“Habis dari mana kamu?” Delon tidak tahan untuk tidak bertanya.
“Memangnya itu masih jadi urusan kamu?”
Delon terdiam dan berpikir cara yang tepat untuk menjawab Talin. “Sampai hari Natal kamu masih sama aku” Delon mengulang kesepakatan mereka.
Talin mengibaskan jemarinya di depan Delon. “Bersama, tetapi tanpa status”
“Talin… aku nggak suka lihat tatapan bos kamu sama kamu. Aku takut dia mencoba menyakiti atau memanfaatkan kamu”
Talin tertawa. “Kamu lagi mengingatkan aku tentang diri kamu?”
Delon menghela nafas. “Kalau kayak gini kita nggak perlu sama - sampai hari Natal”
“Aku nggak masalah. Kita bisa berpisah mulai dari sekarang dan bertemu di pesawat saat pulang?”
Talin yang saat ini berdiri di depan Delon benar - benar berbeda dengan perempuan yang dulu sangat mencintai Delon. Perempuan memang bisa berubah sangat berubah ketika hatinya disakiti.
“Nggak usah dibahas kalau gitu. Lakukan semua yang kamu mau dan aku akan melakukan semua yang aku mau juga. Hubungan ini memang nggak akan bisa kita selamatkan”
“Kamu tau kenapa aku minta kita bersama sampai hari Natal? Karena aku nggak mau ditanya - tanya tentang kenapa kita putus. Alasan putus kita terlalu memalukan untuk diakui! Kamu sadar kan?”
