Arrkkhhh sakit! Tuan tolong lepaskan aku, aku mohon. Delisa Jenifer
Diam! Kau sekarang adalah istriku, dan aku berhak melakukan apapun terhadap dirimu. Bahkan sampai melenyapkan mu pun aku sanggup. Albert Halston Xanders
Delisa gadis cantik yang tiba-tiba di culik dan dipaksa menikah dengan seorang pria yang tidak dia kenal sama sekali.
Menjalani pernikahan dengan Tuan Muda yang kejam, membuat hari-hari Delisa seperti di neraka.
Mampukah Delisa bertahan dengan pernikahan ini?
Atau mampukah Delisa mengubah sosok Tuan Muda yang kejam menjadi pria yang baik?
Yang penasaran dengan ceritanya, langsung saja kepoin ceritanya disini yuk.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bilqies, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Salahku?
Di sebuah kamar yang tampak luas, tampak seorang wanita yang sedang duduk di tepi ranjang dengan tatapan lurus ke depan. Seketika kilas balik perlakuan pria kejam itu yang tengah menyiksanya bak seperti kaset rusak yang terus berputar di kepalanya.
Merasa lelah dan sakit yang ada di sekujur tubuhnya membuat Delisa berbaring di atas ranjang. Tak menunggu lama akhirnya Delisa terlelap ke dalam mimpi indahnya.
"Siapa yang menyuruhmu tidur hah?" bentak Albert.
Suara keras itu sontak membangunkan Delisa dari tidurnya. Dia terperanjat kaget mendapati Albert yang sudah berada di dalam kamarnya.
'Ya Tuhan, apalagi ini yang akan dia lakukan padaku?' Delisa
Tak berhenti disitu, langkah lebarnya kembali berjalan mendekati Delisa. Tiba-tiba pria itu menarik kuat tangan Delisa dan menyeret bahkan menghempaskan Delisa hingga tubuh Delisa membentur dinding.
"Awww ...." ringis Delisa menahan sakit saat terbentur dinding.
"Tolong Tuan, lepaskan aku!" seru Delisa tanpa dia sadari buliran bening jatuh membasahi pipinya kala Albert menyeret tubuhnya.
"Hahahaha ... lepas kau bilang? Jangan harap! Justru aku akan semakin menyiksamu," tegas Albert dengan sorot tajam menatap Delisa.
"Lepaskan!" ucap Delisa memberontak saat batas kesabaran nya sudah mulai menyurut.
Delisa sudah tidak tahan lagi dengan segala perbuatan kejam Albert padanya. Delisa pun tak peduli dengan amarah pria itu yang akan meledak seperti lava. Tekadnya sudah bulat untuk melawan Albert, sosok pria dingin dan juga terkenal bengis.
Akan tetapi kekuatan Delisa kalah dengan tangan besar milik Albert. Bahkan pria itu tak mengindahkan sedikit pun ucapan Delisa.
Albert tetap saja menyeretnya hingga menghempaskan tubuh mungil Delisa masuk kedalam kamar mandi. Albert menyalakan shower lalu mengguyur Delisa dengan shower yang telah dia setel dengan mode dingin.
"Arrkkhhh sakit! Tuan, tolong lepaskan aku, aku mohon." pinta Delisa sambil menangis merasakan sakit bekas cambukan dan kedinginan menjalar di sekujur tubuhnya saat Albert mengguyur tubuh Delisa dengan air shower itu.
Albert yang mendengar keluhan Delisa hanya bisa tersenyum devil. Melihat wanita yang dia siksa menderita membuatnya sangat bahagia.
"Diam! Kau sekarang adalah istriku, dan aku berhak melakukan apapun terhadap dirimu. Termasuk melenyapkan mu pun sanggup," bentak Albert kembali menyiram Delisa tanpa ampun karena Delisa terus saja mencoba melawan sambil menangis
"Tuan tolong, hiks ... hiks ... hiks ..."
"Hentikan tangisanmu!" teriak Albert sembari menjambak kuat rambut Delisa hingga membuat gadis itu mendongak menatap Albert.
"Saa ... Sakit," ucap Delisa dengan tubuh yang bergetar. Albert tertawa setelah melepaskan tarikannya pada rambut Delisa.
"Sakit yang kau rasakan tak sebanding dengan rasa sakit ku!" teriak Albert kembali dengan sorot mata iblis menatap Delisa.
Albert mematikan shower ketika melihat sekujur tubuh Delisa yang kini mulai menggigil menahan dingin nya air.
Saat Albert mau berjalan pergi, Delisa melontarkan pertanyaan. Sontak membuat Albert geram dengan tingkah laku Delisa yang berusaha melawannya.
"Apa salahku,Tuan? Sampai kau berbuat jahat dan kejam padaku!" tanya Delisa memberanikan diri.
Albert menghentikan langkahnya, kemudian berbalik menatap kembali Delisa. Sorot mata yang memerah menyiratkan sebuah amarah yang ada di raut wajahnya.
PLAK!
Albert menampar Delisa hingga sudut bibir wanita itu mengeluarkan darah. Pria di hadapan Delisa ini sungguh begitu kejam seperti monster.
"Salahmu karena kau telah lahir di dunia ini!" ucap Albert tegas membuat Delisa menoleh ke arahnya.
Seketika keduanya saling beradu pandang. 'Mata itu? Aku merasa familiar dengan manik mata itu.' Delisa
Beberapa saat kemudian Albert terlebih dulu memutus kontak mata. Dengan langkah lebar Albert keluar meninggalkan kamar Delisa.
Setelah kepergian Albert, Bi Mimi pun langsung masuk ke kamar dan mencari keberadaan Delisa. Bibi membuka pintu kamar mandi dan melihat kini Delisa sedang di bawah guyuran shower.
"Non Delisa, apa yang Nona lakukan?" tanya Bi Mimi terkejut.
"Biarkan seperti ini Bi. Delisa sudah tidak tahan, lebih baik aku mati saja." jawab Delisa lemah.
Apakah Delisa sudah lelah sampai-sampai dia memilih mati daripada bertahan hidup di dunia? Iya, dia sudah sangat lelah akan takdirnya saat ini yang tiba-tiba dia di culik dan berakhir menjadi istri dari Tuan Muda yang kejam bak seperti monster.
"Jangan bicara seperti itu, Non." Bi Mimi bergegas mematikan shower. Di tuntun nya tubuh Delisa keluar dari kamar mandi.
"Astaga! Pasti Non Delisa kedinginan," ucap Bi Mimi yang melihat Delisa menggigil.
Dengan sigap Bi Mimi mengambil handuk dan membantu Delisa agar segera mengganti pakaian nya yang sudah basah kuyup.
"Non Delisa ...!" pekik Bi Mimi sambil menutup mulutnya dengan tangan nya. Dia begitu terkejut dengan luka yang ada di punggung Delisa. Bi Mimi tahu kalau luka itu pasti ulah dari Tuan Muda nya.
Delisa merasakan sakit di punggungnya yang terdapat luka bekas cambukan. Melihat itu Bi Mimi segera mengambil kotak obat untuk mengobatinya.
"Terimakasih Bi," kata Delisa menatap wajah Bi Mimi yang terlihat tulus membantu dirinya.
Delisa sangat bersyukur di mansion ini masih ada orang yang peduli terhadap dirinya. Keberadaan Bi Mimi membuat Delisa tidak sendirian berada di tempat yang seperti neraka baginya.
"Sama-sama Non. Jika Non Delisa butuh sesuatu, jangan sungkan panggil saja Bibi di bawah."
"Iya Bi," ucap Delisa mengangguk mengiyakan perkataan Bi Mimi.
"Oh iya, nanti makan malam nya Bibi antar ke kamar atau Non Delisa mau makan di bawah?" tanya Bi Mimi memastikan.
Bukan nya menjawab justru Delisa melontarkan pertanyaan yang berhasil membuat Bi Mimi menatap iba pada Delisa.
"Bi, kenapa dia begitu kejam padaku. Sebenarnya apa salah ku, Bi?" tanya Delisa yang masih menatap kosong ke arah depan.
"Non Delisa yang sabar ya. Sebenarnya Tuan Muda itu orangnya baik, tapi dia berubah setelah kedua orang tuanya meninggal," terang Bi Mimi akan fakta sebenarnya perihal perubahan sifat Albert.
"Me- Meninggal?" ucap Delisa terbata mengulang kembali perkataan Bi Mimi.
"Iya Non. Kedua orangtua Tuan Albert telah meninggal beberapa bulan yang lalu," kata Bi Mimi yang seketika itu raut wajahnya berubah mengingat kematian majikan nya.
"Tapi kenapa dia menyiksaku, Bi? Bahkan aku saja tidak mengenalnya sama sekali. Dan kenapa dia memaksaku untuk menikah dengannya?" tanya Delisa penasaran. Berharap Bi Mimi bisa menjawab segala pertanyaan nya yang selalu terngiang di benaknya.
"Maaf Non, untuk yang itu Bibi tidak tahu. Kalau begitu saya permisi dulu Non," pamit Bi Mimi membungkukkan tubuhnya sopan, berjalan keluar meninggalkan kamar Delisa.
'Apa sebenarnya salahku? Mengapa aku seolah menjadi tahanan disini?' Delisa
Tes
Butiran kristal terus berjatuhan membasahi wajahnya.
"Hiks ... hiks ... hiks ..."
"Kakak, tolong aku ...."
🌷🌷🌷
"Apa kau sudah membantunya mengganti pakaian?" tanya Albert saat melihat Bi Mimi keluar dari kamar Delisa.
"Sudah Tuan," jawab Bi Mimi sambil menatap lekat lantai.
"Bagus. Itu artinya aku bisa kembali untuk menyiksanya," ucap Albert sambil tersenyum devil.
"Tuan, kasihan Nona Delisa. Apa sebaiknya kita bawa dia ke rumah sakit," usul Bi Mimi memberanikan diri.
Mendengar hal itu sontak Albert menoleh dengan sorot tajam menatap Bi Mimi. Rahangnya mengeras terdengar gigi yang bergemeletuk di dalam nya. Kedua tangannya pun mengepal seolah menahan sebuah amarah.
"Jangan berucap apapun tentang wanita itu di hadapanku! Kau tahu Bi, orang tuanya lah yang menyebabkan aku jadi yatim piatu, dan dia harus membayar mahal atas semuanya," sarkas Albert kemudian pergi meninggalkan Bi Mimi yang masih mematung.
.
.
.
🌷Bersambung🌷
Selalu kesel setiap baca ceritanya, karena kekejaman yang dilakukan Tuan muda Albert kepada Delisa.
Namun meski begitu, aku juga suka karakter Delisa nggak yang pasrah aja diperlakukan kejam, dan balik membalas/CoolGuy/
Berharap kelak Albert dapet balasannya karena menyia-nyiakan Delisa.
Nggak berharap mereka bersatu karena saking keselnya😭😭😭
Tapi kalau pun bersatu, perjuangan Albert bener-bener harus menemui banyak kesulitan seperti dia yang selalu menyulitkan Delisa🤭✌️❤️
Semangat terus untuk Kakak. Semangat nulisnya💪💪💪🥰🥰❤️❤️
Berharap bahwa Delisa dan Albert nggak bersatu.
Pun kalau bersatu, Albert harus berjuang sampai titik darah penghabisan untuk mendapatkan Delisa kembali🤭🤭
Tapi sebelum itu, balik lagi Albert harus bener-bener menyesal dan sampai nagis darah👍😁😂