Disha sudah lama mencoba untuk menarik perhatian seorang Ryan Alister, tapi usahanya selalu gagal dan tanpa Disha ketahui ternyata Ryan sudah lama mengawasinya. Hingga akhirnya sebuah jebakan Disha persiapkan agar ia bisa mendekati Ryan, tapi ternyata jebakan itulah yang membawa Disha terjebak pada seorang Ryan Alister.
Bagaimana kisah keduanya? apakah masalah keduanya akan terselesaikan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon elaretaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Deg-degan Gue
Pagi harinya, Disha sudah rapi dan melihat Ryan yang keluar dari ruang kerjanya tentunya juga sudah rapi, Disha pun mengikuti sang suami hingga sampai di meja makan dan ya mereka sarapan seperti biasanya.
"Hari kamu berangkatnya bareng aku, nanti pulangnya biar sama Pak Rudi," ucap Ryan dan menggenggam tangan Disha lalu mengajak Disha masuk ke dalam mobil.
Di dalam mobil, Disha bingung karena niatnya hari klini ia akan meminta Pak Rudi untuk turun agak jauh dari kantor. 'Bisa gak ya gue minta turun agak jauh dari kantor,' ucap Disha dalam hati.
Setelah beberapa saat, dimana mobil tersebut mulai dekat kantor Disha, ia pun memberanikan diri untuk berbicara pada Ryan.
"Aku berhenti di sebelah halte itu aja," ucap Disha.
"Kenapa?" tanya Ryan.
"Gapapa, aku pengen berhenti di situ aja," ucap Disha.
"Lanjut," ucap Ryan.
"Jangan masuk ke dalam, di luar aja," ucap Disha.
Ucapan Disha tentunya membuat Ryan menatap lekat perempuan yang sudah menjadi istrinya itu "Hehehe, sampai luar aja gak usah sampai dalam," ucap Disha.
Namun, tidak ada jawaban dari Ryan dan ternyata mobilnya masuk ke dalam hingga di luar gerbang kantor. Sekedar info jika gerbang di perusahaan Disha ada dua gerbang pertama yaitu gerbang pabrik dimana semua karyawan baik itu karyawan kantor ataupun karyawan pabrik menggunakan gerbang itu dan yang kedua gerbang kantor dimana yang bisa masuk ke sana hanya karyawan kantor dimana kantor dan juga pabrik berbeda arah.
Disha begitu gugup untuk keluar dari mobil tersebut pasalnya ia melihat Bella dan Shinta yang berjalan menuju gerbang kantor.
"Kalau ada apa-apa jangan lupa kabarin," ucap Ryan.
"Iya, aku disini dulu ya," ucap Disha.
"Kenapa?" tanya Ryan.
"Malu," gumam Disha, namun dapat di dengar Ryan.
"Malu? apa aku harus keluar untuk membukakan pintunya?" tanya Ryan dan hendak keluar, namun di tahan oleh Disha.
"Gak usah kamu disini aja, aku bisa keluar sendiri. Kamu langsung balik ya, selamat bekerja dan selamat bersenang-senang,' ucap Disha disha dengan memaksakan tersenyum.
'Tamat riwayat gue, pasti sebentar lagi mereka bakal tanya-tanya lagi ke gue,' ucap Disha dalam hati.
Dengan berat hati Disha pun keluar dari mobil Ryan dan seperti apa yang dia pikirkan jika Bella dan Shinta melihat ia keluar dari mobil Ryan lalu mereka berdua menatap Disha dengan tatapan yang sulit diartikan.
Disha hanya pasrah dan berjalan terlebih dahulu meninggalkan Bella dan Shinta, tak lama setelah itu Bella dan Shinta pun berjalan di samping Disha. "Yakin belum mau bilang semuanya?" tanya Bella.
"Aduh, aku lupa kayaknya belum matiin komputerku deh," ucap Disha dan berlari hingga sampai di ruangannya.
Sesampainya di kantor suasana heboh karena Bella tentunya, "Akhirnya sahabat seperjuangan gue udah kaya. Kalau tau gitu gue utang ke lo, Sha bukan ke bank," ucap Bella.
"Apa sih, udah deh Bel. Kapan-kapan deh gue cerita, tapi gak sekarang," ucap Disha.
"Terus kapan?" tanya Bella.
"Ya kapan-kapan, tapi gak tau kapan. Gue sekarang belum siap buat cerita soalnya masih ada yang harus gue urus, gapapa kan ya," ucap Disha.
"Huh, yaudah iya," ucap Bella.
"Makasih Bella, lo juga ya Shin kapan-kapan pasti gue cerita," ucap Disha.
"Gue mah santai aja sih Sha," ucap Shinta.
"Makasih kalian semua," ucap Disha.
'Ternyata semudah ini, kalau tau gitu kemarin gue bilang kayak gini juga,' ucap Disha dalam hati.
Suasana pun kembali normal dan tak lama kemudian Bu Indri datang, "Semuanya ke lobby ya dnegan memakai id card dan pakaiannya harus rapi," ucap Bu Indri Direktur perusahaan.
"Kenapa, Bu?" tanya Gio.
"Ada tamu mau datang, cepetan," ucap Bu Indri.
Mereka bertempat pun langsung menuju lobby seperti yang di perintahkan Bu Indri, saat mereka sampai di lobby ternyata disana sudah ramai semua karyawan kantor sudah ada disana.
"Tamu siapa yang datang kok gak ada info sebelumnya?" tanya Bella.
"Denger-denger sih Pak Ryan dari Kein grup," ucap Dilla.
Disha pun terkejut mendengarnya, "Lo beneran, La. Pak Ryan dari Kein grup?" tanya Disha.
"Iya beneran, gak bohong gue. Gue dari Bu Indri," ucap Dilla.
"Santai aja, jangan kelihatan gugup nanti orang-orang curiga," bisik Gio pada Disha.
"Deg-degan gue," bisik Disha.
"Santai," bisik Gio yang berusaha menenangkan Disha.
"Tapi, kenapa Pak Ryan ke sini?" tanya Shinta.
"Gak tau, mungkin aja Pak Ryan mau beli produk kita," ucap Dilla.
Tak lama setelah itu, Ryan pun menampakkan dirinya dan langsung membuat Disha gugup apalagi Ryan menatap lekat dirinya.
Ryan dan beberapa jajaran petinggi perusahaan pun masuk ke lobby, "Semuanya perkenalkan ini Pak Ryan, beliau ini adalah pemilik Kein grup yang bisnisnya sudah ada dimana-mana. Jadi kedatangan beliau ke perusahaan ini untuk berinvestasi yang tentunya demi kemajuan perusahaan kedepannya," ucap Pak Heri pemilik perusahaan tempat Disha bekerja.
Setelah perkenalan, Ryan pun masuk ke dalam ruangan khusus tamu dan semua karyawan kembali ke pekerjaan masing-masing. "Eh, tapi kalian ada yang ngerasa gak sih kalau Pak Ryan tadi itu kayak lihat ke arah kita terus," ucap Bella.
"Iya, gue juga ngerasa apa jangan-jangan ada yang disukai sama Pak Ryan lagi diantara kita," ucap Gea.
Disha begitu gugup mendengar obrolan teman-temannya itu, 'Masa gue ketahuan sih, lagian kenapa Ryan dari tadi lihatin sih kan meeka jadi curiga,' ucap Disha dalam hati.
"Hahahaha," tawa Gio yang membuat para perempuan itu melihatnya.
"Kenapa lo?" tanya Shinta.
"Lucu aja, masa gara-gara Pak Ryan ngelihat ke arah kalian, kalian pikir Pak Ryan suka sama kalian. Bisa jadi dia emang lihatin kalian gara-gara kalian dari tadi berisik, gue denger Pak Ryan orangnya cukup sensitif gitu," ucap Gio.
"Iya juga sih, sekelas Pak Ryan ngapain suka sama cewek kayak kita, mungkin tadi dia lagi memperhatikan karyawan sini kali, sama dari tadi kita ngobrol terus mungkin aja orangnya ke ganggu dan ngelihatin kita biar kita diem," ucap Shinta.
"Masuk akal, ya gak jadi salting deh," ucap Gea.
Mereka pun kembali ke ruangan masing-masing, "Makasih ya, Gi," bisik Disha yang berada di belakang bersama Gio.
"Santai aja, gue kasihan lihat muka lo dah kayak mau nangis tadi," bisik Gio.
"Kampr*t," ucap Disha.
Sesampainya di ruangannya, Bella tidak bisa untuk tidak memuji ketampanan Ryan. "Taoi, kalau di pikir-pikir. Pak Ryan cakep banget ya," ucap Bella.
"Tapi, kayaknya Pak Ryan udah nikah deh," ucap Shinta dan membuat Disha gugup.
'Apa jangan-jangan Shinta udah curiga?' tanya Disha dalam hati.
.
.
.
Tbc...
Terimakasih atas dukungannya semuanya😍
Jangan lupa dukung author dengan like, komentar, mau kasih hadiah juga gapapa, vote juga gapapa kok🤭 sama juga jangan lupa buat kasih author ⭐ di kolom komentar ya supaya author tambah semangat nulisnya.