Era Kekacauan dimulai setelah seorang pengembara misterius datang membawa sebuah pusaka suci. Pusaka yang dikatakan memiliki kekuatan bahkan dapat membelah dunia, siapa yang bisa mendapatkannya maka dia akan berdiri di atas puncak.
Dunia dimana seni beladiri adalah segalanya, semua orang berlomba untuk mendapatkan pusaka tersebut. Seorang pemuda bernama Zhen Liang muncul sebagai orang yang tidak pernah disangka di dunia persilatan.
Kultivator muda itu membuat para orang tua dan sesepuh di dunia persilatan tercengang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26. Apa Itu Keadilan?
Xue Hua yang mengamati dari kejauhan akhirnya berdiri, dia menghela napas dengan perbuatan yang baru saja dilakukan muridnya.
Muridnya terlalu kejam membantai dan membunuh mereka tanpa belas kasihan, cara yang dilakukannya mengingatkan dirinya dengan orang-orang dari aliran hitam. Membuat Xue Hua bertanya kemana sumpah yang diucapkan Zhen Liang kepadanya.
"Meski mereka adalah orang-orang buruk sekalipun, kau tetap tidak bisa membunuh orang lain secara sembarangan."
Xue Hua telah muncul di belakang muridnya, "Mereka berhak mendapat sebuah pertobatan."
"Pertobatan?"
Zhen Liang mengerti jika yang dilakukannya buruk, tetapi dia tidak peduli sekalipun Xue Hua yang mengatakannya. Menurutnya pertobatan yang terbaik untuk mereka adalah dengan pergi ke langit.
"Guru terlalu baik, tapi bukankah dosa mereka sudah terlalu besar?"
Zhen Liang kemudian menoleh kearah satu bandit yang tersisa, dia sengaja menyisakan satu orang demi kesempatan ini.
"Darimana kau bisa tahu dosa dari seseorang?" Tanya Xue Hua.
"Saya tidak berani menjawabnya, tapi bandit satu ini mungkin bisa. Hei, katakan padaku perbuatan apa yang telah kau lakukan sampai sekarang?"
Bandit itu tampak ketakutan dengan aura intimidasi dari Zhen Liang, celananya mulai basah kuyup terkena air seni miliknya.
"Ka-Kami adalah Bandit Setan Gunung, kelompok kami adalah yang terkuat jadi kau jangan macam-macam denganku--Uhuk!"
"Apa aku memintamu menceritakan asalmu?"
Zhen Liang mengayunkan tangannya. Mengatakan sesuatu yang tidak ingin didengar, Zhen Liang langsung menampar pipinya berkali-kali sampai bandit itupun memuntahkan darah dan beberapa giginya.
Seketika Xue Hua menahan tangan Zhen Liang, jika dibiarkan saja satu lagi korban akan bertambah. Dia menggelengkan kepalanya, tidak setuju dengan cara muridnya.
"Bandit, cepat ceritakan semuanya, kenapa ragu? Padahal hanya kultivator biadab dan sampah." Mata Zhen Liang sungguh dingin.
"Kau takut akan dibunuh?" Zhen Liang meletakkan tangannya pada leher bandit tersebut. Tubuh bandit itu bergetar hebat.
"Hentikan Zhen Liang, membunuh tidak pernah diijinkan."
"Katakan saja, apa kau tidak mau selamat?" Zhen Liang menghela napas panjang.
"Kau akan mengampuniku?"
Bandit itu mulai menjelaskan, bahwa Bandit Setan Gunung kelompok yang menguasai puncak dua gunung besar, Shan Zhi dan Qing Long. Karena kelompoknya tersebut, mereka bisa menguasai sampai lima desa kecil di sekitar.
Kelompok mereka mengancam para penduduk desa kemudian memerasnya bahkan menjarah para pedagang yang melintas wilayahnya. Bukan hanya itu, mereka juga menculik anak-anak untuk dijadikan budak, menjualnya dengan harga tinggi pada para bangsawan.
Dengar cerita itu, Xue Hua membuat ekspresi rumit di wajahnya, sedangkan Zhen Liang tampak mengepalkan tangannya.
"Menculik anak kecil untuk dijadikan budak?" Amarah Zhen Liang hampir tidak terkendali.
Begitulah ahli kultivasi yang dirinya kenal, mereka berbuat seenaknya sendiri karena merasa memiliki kekuatan hebat.
"Katakan sekali lagi dimana letak markasmu itu?" Wajah Zhen Liang berubah dingin.
"I-Itu ada di Gunung Shan Zhi dan Qing Long!"
Zhen Liang berdiri, dia menemukan Xue Hua yang termangu tidak percaya.
Mau sekuat apapun perempuan itu, Xue Hua masih baru di dunia persilatan dan hampir setengah lebih usianya dihabiskan untuk mendalami ilmu beladiri di dalam sekte.
Dibandingkan Xue Hua dari masa depan, Xue Hua yang sekarang masih belum berpengalaman tentang dunia luar.
"Jadi kau akan melepaskanku?"
Zhen Liang tersenyum, "Kumpulkan semua hartamu dan seluruh harta milik teman-temanmu yang telah terbaring di tanah itu kemudian bawakan untukku."
Bandit itu mengangguk, segera dirinya berjalan menuju mayat teman-temannya. Beberapa saat kemudian, dia datang dengan sekantong penuh gemerisik koin.
Zhen Liang yang membukanya mengangguk, total ada tiga puluh lima koin perak. Jumlah yang lumayan, cukup untuk dibelanjakan satu atau dua pil mujarab dan beberapa tanaman herbal.
"Tuan muda jadi apakah anda akan mengampuni saya?"
Zhen Liang mengambil sebuah koin kemudian melemparnya ke langit.
"Jika kau bisa menebak apa yang muncul, aku akan melepaskanmu. Sekarang pilihlah gambar atau tulisan?"
"I-Itu tidak adil, bukan begini apa katamu sebelumnya!"
"Tapi aku tidak mengatakan apapun sebelumnya, jadi sekarang tebaklah apa yang keluar."
"Tu-Tulisan!" Kata bandit itu dengan penuh keyakinan.
Matanya melebar karena tebakannya benar, tetapi tiba-tiba Zhen Liang melemparkan kembali koinnya lagi di udara.
"He-Hei, aku sudah boleh kabur sekarang kan? Apa yang kau lakukan?" Bandit itu bertanya, karena merasakan akan hawa sesuatu yang aneh dan mencurigakan.
Sudah dua kali Zhen Liang terus melempar dan hasilnya selalu keluar tulisan, membuat bandit itu terus bertanya apa yang dilakukan pria itu, tubuhnya terus bergetar karena sudah tahu yang sebenarnya.
Hingga pada lemparan yang kedelapan keluarlah sisi gambar. Matanya terbelalak, "Ini bukan apa yang dijanjikan..."
"Sayang sekali yang keluar adalah gambar. Nasibmu sungguh buruk sekali."
Zhen Liang perlahan menuju kearah bandit tersebut.
Klik! Terdengar suara renyah sebuah tulang, Zhen Liang meninggalkannya tergeletak di tanah.
*
"Apa yang kau lakukan, jika begini perjalananmu kembali ke rumah akan tertunda."
Xue Hua bertanya karena arah mereka sekarang berbanding terbalik dari tujuan. Zhen Liang yang mendengar itu hanya terdiam.
"Bukankah kau mengatakan tidak ada penjaga di kediaman klanmu?"
Zhen Liang menggelengkan kepalanya, "Memang benar tidak ada penjaga satupun di sana, tapi aku yakin bahwa orang itu sudah terbangun sekarang."
"Orang itu?" Xue Hua memiringkan kepala, Zhen Liang tampak percaya diri saat mengatakannya.
"Baiklah, aku mengerti. Bagaimana dengan urusanmu?"
"Itu tidak mendadak. Semuanya sudah berada di tanganku."
"Tiba-tiba kau ingin bertindak sebagai pahlawan?" Xue Hua tersenyum karena tidak menyangka muridnya memiliki sisi ini juga.
"Aku hanya menginginkan harta mereka saja tidak lebih, aku bukan pahlawan. Pahlawan sebenarnya yang ditunggu semua orang..."
Zhen Liang kemudian menoleh pada perempuan di sampingnya, "Guru memintaku untuk kembali ke rumah, tapi aku yakin bahwa kau sendiri yang akan mengurus hal ini sendirian."
Mata Xue Hua terbelalak, bagaimana bisa muridnya itu tahu mengenai isi hatinya. Melihatnya Zhen Liang mengangguk karena tebakannya itu ternyata benar.
"Jangan remehkan orang yang sudah bersama denganmu cukup lama." Kata Zhen Liang dibalik senyumnya.
Di sisi lain, Xue Hua berpikir mereka layaknya Guru dan Murid yang ditakdirkan, keduanya bisa berpikiran yang sama. Sungguh suatu takdir yang aneh.
Karena berasal dari aliran lurus, Xue Hua tidak dapat meninggalkan perasaannya. Dia ingin menolong mereka yang mengalami masalah dan melawan kejahatan.
Perbuatan Zhen Liang pada hari ini juga tidak dapat dimaklumi. Cara yang digunakan muridnya terlalu kejam, dia akan memberikan beberapa nasihat padanya atau memberikan hukuman.
Jika tidak muridnya akan terjebak ke dalam kegelapan sampai mengikuti jejak mereka yang berasal dari aliran hitam.
Keduanya memutuskan beristirahat malam itu sebelum memulai perjalanan kembali.
"Guru... Guru..."
Tubuhnya merasakan sensasi, saat membuka mata Xue Hua menemukan sepasang mata tepat di depannya.
"Apa yang akan kau lakukan?"