NovelToon NovelToon
Misi Berdarah Di Akademi

Misi Berdarah Di Akademi

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Action / Identitas Tersembunyi
Popularitas:605
Nilai: 5
Nama Author: Garl4doR

Akademi Debocyle adalah akademi yang paling luas, bahkan luasnya hampir menyamai kota metropolitan. Akademi asrama yang sangat mewah bagaikan surga.

Tahun ini, berita-berita pembunuhan bertebaran dimana-mana. Korban-korban berjatuhan dan ketakutan di masyarakat pun menyebar dan membuat chaos di setiap sudut.

Dan di tahun ini, akademi Debocyle tempatnya anak berbakat kekuatan super disatukan, untuk pertama kalinya terjadi pembunuhan sadis.

Peringatan : Novel ini mengandung adegan kekerasan dan kebrutalan. Kebijakan pembaca diharapkan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Garl4doR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Prolog

Malam itu, badai mengamuk dengan liar. Angin bertiup kencang, menghantam dan menghempaskan tetesan hujan ke dinding-dinding rumah, menciptakan irama gemericik yang riuh. Tak satu pun pintu rumah terbuka, semuanya terkunci rapat, seolah-olah membentengi diri dari ketakutan yang menyelimuti malam kelam.

Tiang-tiang lampu jalan bergoyang seolah menari bersama daun-daun yang berputar diterpa angin. Di depan sebuah rumah gelap dengan pintu yang terbuka lebar, beberapa mobil polisi terparkir sembarangan, sementara garis polisi membentang mengelilingi tempat itu, menambah kesan mencekam.

Beberapa pria bersenjata, tampak tegas dan waspada, memasuki rumah satu per satu. Kepala polisi menyusul mereka setelah memastikan anak buahnya sudah lebih dulu masuk. Sementara itu, dua petugas lainnya tetap berjaga di pintu masuk, menjaga situasi tetap terkendali.

Salah satu polisi mendekati kepala polisi dengan langkah tergesa-gesa. Napasnya terdengar berat saat ia melaporkan, "Lapor, Pak. Sandera dan pelaku masih berada di ruang bawah tanah."

Kepala polisi mengerutkan kening, merenungkan situasi yang semakin rumit. Laporan pembunuhan dan penyanderaan ini diterima beberapa jam yang lalu, saat ia masih berada di luar kota. Panggilan mendadak dan darurat dari markas memaksanya kembali dengan tergesa-gesa. Pembunuhan ini berlangsung dengan cepat dan tampak acak, namun ia mencium adanya pola yang menghubungkan kasus ini dengan penyelidikan lain di luar kota. Kecurigaannya semakin kuat ketika ia teringat bahwa pelapor kasus ini mengaku sebagai pelaku pembunuhan itu sendiri.

"Tetap waspada, kita tidak tahu apa yang bisa terjadi," ujar kepala polisi dengan nada tegas namun terukur. Matanya kemudian tertuju pada sebuah ruangan di dalam rumah yang telah dilingkari garis polisi, menciptakan aura misteri yang semakin pekat di tengah ketegangan.

"Uhm... di ruangan itu, ada putra pemilik rumah yang ditemukan tewas tergantung di tengah ruangan," lapor seorang polisi berkacamata dengan nada tegang, sambil membetulkan posisi kacamatanya. "Setiap inci ruangan itu penuh dengan jebakan mematikan, Pak."

Kepala polisi langsung mempercayai laporan itu begitu pandangannya jatuh pada tubuh seorang polisi yang tergeletak tak bernyawa. Sebuah tiang tajam menancap dan menembus tubuhnya, meninggalkan pemandangan yang mengerikan. Darah segar menggenang, hampir menutupi seluruh lantai ruangan itu, mempertegas betapa berbahayanya tempat tersebut.

"Eiden... Dia gugur saat mencoba menurunkan korban, Pak," ucap polisi itu dengan suara bergetar. Wajahnya terlihat tegang, matanya berkaca-kaca, berusaha keras menahan tangis yang nyaris pecah.

Kepala polisi hanya mengangguk, kemudian dengan lembut menepuk bahu polisi itu, memberi isyarat dukungan tanpa kata. Ketegangan di udara terasa semakin berat, namun dalam diam, ia berusaha memberikan kekuatan kepada anak buahnya yang tengah berduka.

"Pak, kurasa aku menemukan korban lain di sini," suara seorang polisi terdengar terputus-putus, hampir tenggelam oleh gemuruh badai. Kepala polisi itu segera bergerak cepat, diikuti oleh polisi berkacamata yang bernama Yopi, yang langkahnya mantap meski kecemasan menyelimuti setiap gerak mereka.

Setibanya di ruangan itu, kepala polisi langsung mengernyit ngeri. Di hadapannya, tergeletak jenazah seorang wanita yang dipaku dengan pasak-pasak besar di dinding. Setiap sendi tubuhnya tertusuk pasak yang kuat, membuatnya tampak terpasang seperti dekorasi natal yang mengerikan, menghiasi dinding dengan cara yang tak terbayangkan.

Kondisi jenazah itu sangat mengenaskan. Bola mata tercungkil keluar, sementara rahang dan pipinya hancur, membuat wajahnya terbuka lebar dengan lidah terjulur. Di seluruh tubuhnya, terdapat luka tikam yang begitu banyak hingga tak terhitung jumlahnya. Namun yang paling mengganggu adalah sebuah jahitan kawat yang menutup luka di perut jenazah itu, menambah kesan mengerikan pada pemandangan yang sudah sangat mencekam ini.

"Aku tidak mengerti bagaimana ada orang yang bisa begitu tak berperasaan, Pak... Entah apa yang ada dalam pikiran si pembunuh, tapi yang jelas, ia bukan siapa-siapa bagi korban-korban ini. Ia memilih mereka secara acak," jelas Yopi dengan suara yang bergetar, matanya penuh kebingungan dan ketakutan..

Dunia ini telah berubah sejak munculnya energi dari batu bernama Cyruphion. Batu itu memberi kekuatan super kepada manusia secara bertahap, mengubah cara hidup mereka. Namun, meskipun kemampuan fisik meningkat, tidak ada yang bisa menggantikan kenyataan bahwa manusia tetaplah makhluk yang bisa mati. Mental mereka yang rapuh tak ikut bertambah kuat, dan kekuatan luar biasa itu tak bisa menahan kelemahan batin yang ada dalam diri setiap orang.

Kepala polisi, yang juga memiliki kekuatan, mencoba melucuti pasak yang menancap di jenazah itu, namun tiba-tiba petir menyambar dengan dahsyat, membuat seluruh area gelap gulita ketika listrik padam. Hanya cahaya senter yang tersisa sebagai penerangan di kegelapan yang mencekam. Tanpa diduga, sambaran petir itu membuat kepala polisi terpental ke belakang, diikuti oleh kedua polisi yang bersamanya, yang juga terlempar oleh kekuatan tak terduga dari sambaran tersebut.

Telinga kepala polisi masih berdenging keras, kepalanya terasa pusing setelah sambaran petir. Dengan mata yang kabur, ia perlahan membuka mata dan melihat sesuatu yang tak terduga—korban itu bergerak. Terkejut, ia berusaha bangkit, menahan rasa sakit yang menggerogoti tubuhnya. Meringis, ia akhirnya berhasil berdiri kembali, berusaha tetap tegar meskipun ketegangan semakin mencekam.

"Pak, korban kembali hidup!"

Teriakan Yopi belum sepenuhnya diterima oleh kepala polisi itu. Ia melihat Yopi dan satu anak buah lainnya mengacungkan pistolnya kepada korban yang kini meronta-ronta.

Bola mata yang keluar dengan rahang yang hancur, jenazah itu dengan ajaib kembali hidup dan mengerang kesakitan.

"Pak, diruang bawah tanah menjadi sangat gelap, dibawah sini terlalu banyak tong yang membuatnya seperti labirin. Kami mendengar erangan seseorang, sepertinya itu adalah sandera." HT kepala polisi itu berbunyi, anak buahnya menemukan sesuatu.

"Tingkatkan kewaspadaan, ada sesuatu yang tidak beres." Kepala polisi itu mengingatkan dan dijawab, "dimengerti."

Yopi masih gemetaran, "apa yang harus kita lakukan kepadanya pak?" pria itu menunjuk dengan moncong pistolnya, jenazah itu mengerang dan menggeliat.

DOR! DOR! Terdengar suara tembakan dari ruang bawah tanah. Membuat kepala polisi berbalik dan mengejar ke arah sumber suara.

"Yopi ikut aku, kau tetap berjaga disini." Titah kepala polisi itu sebelum akhirnya meninggalkan ruangan.

Kepala polisi mengambil HT nya, "Martinez, laporkan kejadian," ia menunggu beberapa detik sampai akhirnya ada jawaban.

"Ada sesuatu pak! Sosok mengerikan menyerangku, Hanson... Dia tidak selamat, aku terjebak di labirin ini, pak. Sebelumnya kami menemukan sandera telah tewas—sampai tiba-tiba ia bergerak mengambil golok yang ada di dekatnya dan menyerang Hanson. Lalu—"

"Baik, dimengerti, tunggulah kami akan kesana." kepala polisi itu semakin mempercepat langkahnya, ia juga memanggil salah satu anak buahnya yang berjaga di pintu masuk untuk ikut dengannya. Mereka bertiga menyusuri ke bawah tangga yang gelap dan dingin tidak menyadari bahwa garis polisi yang menutupi ruangan sudah terlepas seakan ada seseorang yang keluar dari sana.

Sesampainya di bawah tanah ada pintu kayu yang sudah terbuka, Yopi membukanya dan bergegas masuk dengan pistolnya. Cahaya senter dari Martinez bisa terlihat di ujung ruangan. "Hei!" Martinez berseru dari ujung sana. Ruangan bawah tanah ini cukup luas dengan perkiraan 250M²

Salah satu anak buahnya mencoba menggeser tong akan tetapi ternyata tong itu sangat berat. Kepala polisi langsung mencegahnya juga, karena posisi tong ini tidak berdiri melainkan ditidurkan dan ditumpuk. Satu kesalahan saja membuat tong-tong ini menggelinding dan membahayakan orang didalam labirin.

Kepala polisi itu memimpin di depan untuk diikuti anak buahnya. Setiap kelokan dan jalan buntu akan ia ingat. Sampai akhirnya ketika ia berbelok, sesosok yang bergerak kaku terlihat. Di lehernya terdapat tali, ia adalah korban yang digantung. Dengan mata kosong dan leher patah ia berlari dengan kekuatan tak masuk akal.

Yopi dan satu anak buahnya menodongkan pistol mulai menembak.

DOR! DOR! DOR! DOR!

Tembakan demi tembakan diletuskan tapi jenazah itu tidak berhenti dan berhasil menebas salah satu anak buahnya, membuat darah mengalir deras dari tubuhnya membasahi seragam polisi itu.

Kepala polisi mengatupkan rahang dan menendangnya, membuatnya terlempar. Yopi mengeksekusi dengan menembakan dua peluru ke kepala jenazah itu. Akhirnya kegilaan itu usai.

Kepala polisi itu membungkukan tubuhnya sebentar untuk mendengar kalimat yang akan ia ucapkan, akan tetapi polisi itu tak sempat dan menyisakan tatapan kosong pada kepala polisi itu.

Yopi menutup matanya, dia terlihat sangat depresi.

"Eiden, Hanson, dan kini Bogey... Ini tidak bisa dimaafkan, pak." Yopi mencengkram tangan kuat-kuat dan menggelengkan kepala bersimpuh. Ia menangis, "aku sudah tidak kuat, pak." nafasnya tak teratur dan mulai menodongkan pistol ke kepalanya sendiri.

Kepala polisi itu langsung meninjunya di wajah. "Kau boleh pulang, kau boleh kabur tapi jangan sampai membunuh diri mu sendiri. Aku tidak mau menanggung malu seumur hidupku atas tindakan yang kau lakukan. Pergilah kalau tak sanggup memikul beban dari teman-temanmu. Nyawamu adalah milikmu, kau berhak menyelamatkannya." Kepala polisi itu meninggalkan Yopi sendirian dan berjalan terus menyusuri labirin.

Setelah beberapa kali berbelok ia menemukan Martinez, anak buahnya itu langsung menghampirinya. "Syukurlah, tadi ada tembakan beruntun pak. Mereka sebenarnya ada berapa?" Martinez terlihat sama takutnya seperti Yopi.

"Kita belum tahu, banyak kejadian aneh terjadi dalam sekejap." Kepala polisi itu menyoroti senter ke belakang Martinez.

Alangkah terkejutnya ketika melihat sesosok yang tinggi dan besar di kegelapan lorong. Ia memiliki senyum yang sangat lebar, kulit yang sangat putih, pupil yang sangat kecil, dan ia terlihat sedang menodongkan pistol. Dia adalah sang pembunuh berantai.

Dor!

Satu tembakan, peluru menembus tengkorak Martinez membuat pria itu roboh dengan mata juling keluar. Kepala polisi langsung melompat ke balik tong terdekat untuk berlindung.

Suara tembakan masih terus terdengar, kepala polisi mengeluarkan senjata dari balik jubahnya. S&W 500 Magnum. Senjata cantik idaman para pria sejati, pikir kepala polisi.

Suara letusan tembakan berhenti setelah klip habis. Kepala polisi langsung menampakan dirinya, akan tetapi tak ada siapapun. Pria itu mendecak dan berlari mengejarnya. Ia melihat siluet berlari di balik tong dan langsung menembaknya.

Suara letusan yang menggelegar terjadi, tong tersebut meledak dan menyemburkan cairan wine yang ada di dalamnya, meski begitu ia yakin tembakannya mengenai target. Ia berlari lebih cepat dari sebelumnya hanya untuk sekedar tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

Ia berkelok menemukan jejak darah dan wine yang berceceran di lantai beton polosan. Memudahkan ia untuk melacaknya.

Letusan tembakan kembali terdengar, hanya Yopi yang tersisa di labirin ini. Semoga orang itu baik-baik saja, batin kepala polisi itu sambil terus memacu langkahnya.

Tapi ucapan batinnya langsung terbantahkan melihat satu sosok yang sudah terkapar di lantai. Kepala polisi itu menyaksikan wajah hancur tak dikenalnya akan tetapi papan namanya sangat jelas bahwa itu Yopi. Pembunuh itu hanya menggunakan kakinya untuk menghancurkan tengkoraknya, terlihat dari Wine yang tertinggal disana. Wine dan darah hampir mirip dari segi warna tapi polisi itu bisa membedakannya.

Terdengar suara dari atas tong. Dengan sigap kepala polisi langsung menembakan peluru ke atas akan tetapi sepertinya meleset. Revolvernya terpental karena hantaman, si pembunuh melesatkan sepotong patahan kayu ke wajah kepala polisi dan berhasil menanamkannya dengan sekali ayun.

Teriakan histeris dari kepala polisi memenuhi ruangan bawah tanah.

Tapi si pembunuh tidak berhenti sampai disana, menancapkan patahan kayu ke kaki kepala polisi itu membuatnya bersimpuh dengan jeritan kesakitan. Si pembunuh mencoba menendang kepalanya akan tetapi masih sempat ditahan meski harus mengalami patah tulang. Lalu dihantam lagi tepat di perut sampai membuat kepala polisi terpental ke tong-tong berisi Wine.

sebelum kesadarannya habis, ia masih melihat sosok tinggi besar yang berjalan mendekatinya secara perlahan sebelum akhirnya hilang penuh kesadarannya.

...****************...

Tim Alpha ke markas, ditemukan tiga mayat warga sipil, tujuh mayat anggota polisi.

Diterima, masih ada yang tersisa?

Masih, kepala polisi yang memimpin misi, winston, ditemukan dengan keadaan kritis di ruang bawah tanah. Sudah dibawa anggota medis untuk perawatan lebih lanjut.

Ada tanda-tanda si pelaku?

Negatif, menurut kesaksian dan jejak yang ditinggalkan ia berlari menuju utara.

Dimengerti, tujuan selanjutnya berdasarkan dari petunjuk yang ada. Akademi Energi Tingkat Atas, Akademi Debocyle menjadi destinasi selanjutnya dengan tingkat persentase 98% benar.

Siap laksanakan. Menuju Akademi Debocyle.

1
Luna de queso🌙🧀
Dialog yang autentik memberikan kehidupan pada cerita.
Garl4doR: Baguslah kalau kamu suka :3 Trims buat apresiasinya ya :) stay tune untuk bab² selanjutnya/Grin/
total 1 replies
emi_sunflower_skr
Aku terpukau dengan keindahan kata-kata yang kamu gunakan! 👏
Garl4doR: Terima kasih/Smile/ Author ini jadi semangat karena komen mu/Smirk/ Terus berkembang adalah prinsip mimin/Applaud/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!