NovelToon NovelToon
Transisi

Transisi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:546
Nilai: 5
Nama Author: Ida Riani

cerita tentang perubahan para remaja

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ida Riani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

26

"Aku sudah lama tidak bertemu rangga, selama ini ibuku terus saja memintaku untuk memperhatikannya, karena kami sudah pindah ke sini, dan Azizah belum pernah bertemu dengan kakaknya, lagipula mereka inikan saudara, mereka sudah seharusnya saling bertemu" ucap bu titin tanpa dosa.

"Titin, kamu ini, sungguh keterlaluan, jika kamu perduli, kemana saja kamu selama ini?, Kamu menghilang selama sepuluh tahun!, Sekarang kamu ingat, soal perduli?, Kamu tidak bertanya lebih dulu, apakah anak ini mau bertemu denganmu atau tidak?" ucap pak hari dengan meninggalkan nada bicaranya.

"Aku hanya ingin menebus kesalahanku, sebagai ibu kandung, tidak salah jika aku bertemu dengan anak kandungku" ucap bu titin lagi.

"Akhirnya ingat juga, kalau kamu ibu kandungnya?, untuk apa kamu pergi?, tidakkah kamu tahu, kalau rangga sudah trauma?" ucap pak hari tegas.

"Apakah hanya aku yang menyebabkan traumanya, apakah kamu tidak merasa, memberikan trauma juga?, Waktu itu aku sakit, aku mendorong semua kesalahan pada diriku sendiri, tapi selama ini, apakah kamu bertanggung jawab sebagai seorang ayah?, kau meninggalkan putramu pada tetanggamu, kamu memberikan biaya hidup bulanan dan kau anggap beres?, Lian harus membesarkan tiga anak sendirian, bisakah kau melakukan pekerjaan dengan baik?, rangga memberitahuku, bahwa dia memperlakukan lian sebagai ayah kandungnya, jika kamu mencari istri maka apakah dia akan melihatnya, sebagai ibu kandungnya?" sambung wanita itu tegas.

"Lian adalah ayah kandungnya, memangnya kenapa?" bentak pria itu.

"Apa tugasmu sebagai ayah kandungnya?" sambar bu titin tidak terima.

"Biar aku beritahu, kamu jangan pernah menemui rangga lagi, dan aku mohon padamu, kami bukan keluargamu lagi, paham" ucap pak hari emosi.

Pak hari kemudian pergi meninggalkan bu titin seorang diri dengan perasaan begitu kecewa.

Bu titin sangat sedih medengarnya, niat hati ingin menebus kesalahan yang telah dilakukan pada putranya karena meninggalkannya sejak kecil justru mendapat penolakan mantan suaminya.

Pak hari kemudian pergi meninggalkan bu titin seorang diri dengan perasaan begitu kecewa.

Bu titin sangat sedih medengarnya, niat hati ingin menebus kesalahan yang telah dilakukan pada putranya karena meninggalkannya sejak kecil justru mendapat penolakan dari mantan suaminya.

Sore hari, di warung mie ayam lian, sudah tutup, terlihat tiga para remaja yang sibuk dengan aktivitas masing-masing, setelah belajar, rangga merapikan meja dan kursi, zidan menyapu lantai, dan Jihan terlihat asik menggambar.

"tok tok tok" rangga mengetuk meja yang digunakan jihan untuk belajar.

Jihan tersenyum tulus, dan menunjukkan gambarnya pada rangga.

"Apa kamu sudah selesai mengerjakan tugas, biar aku lihat" ucap rangga melihat buku tugas jihan dimana belum ada satu tugas pun yang dikerjakannya.

"Aku tidak bisa mengerjakannya" jawab jihan lirih.

"bukankah aku sudah mengajarimu beberapa cara?, kenapa belum ada satupun yang dikerjakan" rangga memandang jihan dengan penuh amarah

"Aku akan mengerjakan setelah aku selesai menggambar" tawar jihan.

"Kakak" panggil jihan pada zidan yang sedang menyapu, sambil menunjuk ke arah rangga.

"Iya ada apa" jawab zidan menghampiri keduanya.

"Oh, sedang menggambar, ya sudah kalau dia suka menggambar biarkan saja, apa masalahnya" ucap zidan yang melihat rangga menatap Jihan dengan penuh rasa kesal.

"Apa kamu pikir sapu ini tidak kotor?" Bentak rangga pada zidan yang datang dengan membawa sapu di tangannya

"Kerjakan tugas sekarang" perintah rangga kemudian mengembalikan buku tugas jihan.

"Assalamualaikum" ucap pak hari dari arah pintu.

"Waalaikum salam, papa sudah sudah pulang" ucap jihan.

"Warung sudah tutup kenapa kalian masih ada di sini" tanya pak hari sambil berjalan menghampiri rangga.

"Kami masih mengerjakan tugas" jawab jihan.

"Papa, sudah pulang" ucap rangga.

"Rangga, hari ini...." ucap pak hari terhenti.

"Kenapa?" Tanya rangga.

"Tidak, lanjutkan saja mengerjakan tugas" ucap pak hari yang terlihat bingung dan salah tingkah.

"Berhenti menyapu, sudah bersih" ucap ayah lian pada zidan.

"lian bisa kita bicara sebentar di sana" ajak pak hari.

"Iya, pulanglah, kalian semua" perintah ayah lian.

Lian bergegas keluar dari warung mengikuti kemana pak hari berjalan.

"Apa yang mereka bicarakan?" Tanya zidan.

"Tentu saja suatu hal yang tidak boleh didengar anak-anak kecil seperti kita" jawab jihan asal.

Rangga memperhatikan sikap papanya yang tidak seperti biasanya.

"Kerjakan saja tugasmu" ucap zidan pada jihan.

"Titin pergi ke sekolah untuk menemui rangga"ucap pak hari memberitahukan pada lian.

"Benarkah, sudah bertahun-tahun tidak ada kabar, rangga bahkan tidak mengatakan apapun setelah pulang sekolah?" ucap lian kaget.

"Aku bertemu dengan titin hari ini, dia terlihat seperti wanita sosialita, dia bahkan sangat sombong, dia bahkan berbicara tentang pendidikan, dia bicara tentang memindahkan anak perempuannya sekarang, dia juga bilang, anaknya tidak bisa meninggalkan ibunya, dia benar-benar membuatku kesal, dia juga bilang saat bertemu rangga disekolah, rangga justru meninggalkannya, aku penasaran, berapa banyak kata-kata buruk yang dikatakan saat bertemu dengan rangga disekolah" ucap pak hari panjang lebar.

"Apakah kamu sudah menanyakan hal ini pada rangga?" Tanya lian.

"Aku ingin bertanya?, tapi sepertinya rangga tidak ingin membahasnya" ucap pak hari.

"Kamu ini bagaimana, jika dia tidak ingin membahasnya, kamu tetap harus bertanya" ucap ayah lian tegas.

"Apa gunanya menanyakan hal ini?" Tanya pak hari.

"Aku takut jika rangga sakit hati, pokonya aku sudah katakan pada titin, untuk jangan pernah menemui rangga lagi disekolah" ucapnya lagi menjelaskan.

"Apa dia setuju?" Tanya Lian.

"Entahlah, pokonya aku sudah melarangnya dan bicara agak kasar, tapi dengan sifatnya yang seperti itu, aku tidak yakin" jawab pak hari.

"Ini masalah serius, kau harus mengurusi masalah ini" ucap lian.

"Iya, satu lagi, jika kamu punya waktu, coba bertanyalah pada rangga, tentang masalah ini" pinta pak hari.

"Oke, aku akan mencari cara untuk bicara dengannya" jawab Lian.

"Yasudah, sekarang kita masuk sudah malam" ucap pak hari mengajaknya masuk karena hari sudah semakin gelap.

"Tolong buka pintunya, seseorang, diluar tolong buka pintunya, buka pintunya" teriak rangga meminta tolong.

"Buka pintunya" ucap rangga bangun dari tidurnya.

Rupanya rangga bermimpi buruk lagi, ia bermimpi tentang peristiwa dimana adiknya tersedak makanan, dan jatuh pingsan setelahnya, rangga kecil berusaha membuka pintu, namun pintu itu tidak bisa dibuka, ia juga sudah berteriak minta tolong, namun tidak ada satu orang pun yang mendengarnya.

Keesokan harinya, sepulang dari sekolah hujan turun dengan begitu derasnya, membuat mereka harus berteduh di pos satpam yang berada di depan sekolah.

Jihan menoleh ke kanan dan ke kiri.

"Lihat di sana ada binti dan doni" ucap jihan pada kedua kakaknya yang juga melihat kedatangan mereka dengan membawa payung.

1
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca.
Ditunggu komentarnya.
Idar
Selamat Membaca.
Idar
Selamat Membaca
Idar
Selamat Membaca /Good/
Idar
Selamat Membaca
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!