Kapan Nikah ?

"Aduh, ponselku drop. Sorry, Mek."

Kebetulan ponsel Alden memang tengah mati daya. Alden pun dengan terang-terangan menunjukkan layar ponselnya yang memang drop pada Meka.

"Halah bilang saja kamu malas kasih tunjuk wajah calon istrimu ke aku!" seru Meka. "Pasti lebih cantik aku kan,"

"Terserah kamu lah, Mek. Sorry, aku mau cabut. Udah malam,"

"Ya ampun, Al. Ini masih jam berapa?!" desis Meka. "Biasanya kita du_gem pernah pulang sampai jam empat pagi. Fine-fine saja. Kamu benar-benar berubah, Al. Gak asyik banget!" ketus Meka seraya berdiri lalu meninggalkan meja Alden.

"Dasar cacing kepanasan! Bini bukan, donatur juga enggak. Kok demen ngatur-ngatur aku mau pulang jam berapa. Yumna saja yang calon istriku enggak pernah ngatur-ngatur. Lah kok ente lucu," gumam Alden seraya menggerutu di saat Meka sudah berlalu dari tempat duduknya.

Alden pun segera beranjak dari tempat duduknya, lalu menemui Choki dan Sarah. Ia berpamitan pulang dengan alasan tubuhnya tengah capek dan butuh istirahat.

Dari kejauhan, Meka terus menatap gerak-gerik Alden.

"Aku harus cari tahu siapa calon istri Alden yang sudah merubahnya sedemikian rupa. Kalau dia gak selevel, aku harus bisa merebut Alden dengan cara apapun. Meski cara licik sekalipun!" batin Meka.

☘️☘️

Di tempat lain, seorang laki-laki yang berusia kepala enam lebih, sedang terbaring di ranjang rumah sakit. Terdapat selang infus yang berada di tangannya.

"Tuan terlalu memforsir tubuh dengan segudang pekerjaan. Semua sudah ada pegawai yang kerjakan. Tapi, Tuan tetap saja ngeyel menyibukkan diri terus dengan pekerjaan. Jadi tumbang begini!" sungut lelaki bernama Budi pada majikannya.

"Maafkan aku, Bud. Jadi nyusahin kamu,"

"Selama puluhan tahun terakhir ini Tuan terus menyalahkan diri sendiri. Saya berharap Tuan tidak melakukannya lagi. Sudah cukup menyiksa diri selama puluhan tahun,"

"Aku yang salah, Bud." Air mata itu pun perlahan jatuh menetes membasahi wajah sayu tuanya. Walaupun usianya sudah kepala enam, namun wajahnya masih sangat tampan dan gagah.

"Tak perlu disesali, Tuan. Yang penting Tuan terus berusaha dan berdoa agar Tuhan mempertemukan Anda dengan Nyonya Yulia dan anak kalian,"

"Setahun setelah Yulia pergi dari rumah, ia datang ke mimpiku Bud. Tapi, setelah itu kenapa ia tak datang lagi? Apa Yulia tak mau memaafkanku?"

Budi dengan setia mendengarkan isi hati serta keluh-kesah sang majikan.

"Sabar, Tuan."

"Aku kangen istriku, Bud. Kira-kira anakku laki-laki apa perempuan ya, Bud?"

"Saya juga kurang tahu, Tuan. Sudah segala daya upaya kita mencari keberadaan Nyonya Yulia dan keluarganya, tapi tak kunjung menemukannya." Budi mengatakan apa adanya.

"Aku berharap sebelum pergi dari dunia ini, masih bisa bertemu Yulia dan anakku. Ingin sekali aku meminta maaf dan memeluk mereka, Bud."

"Semoga doa Tuan Bagas bisa segera terwujud,"

"Aamiin yaa rabbal alamiin..."

Ya, majikan Budi adalah Bagas Kuncoro. Dia adalah suami Yulia sekaligus ayah kandung Yumna. Lelaki ini masih hidup. Walaupun saat ini tengah sakit. Bukan sakit menahun yang berbahaya. Akan tetapi, saat ini lambungnya tengah kambuh akibat faktor kelelahan karena tingginya aktivitas atau kegiatannya sehingga pola makan juga menjadi tak teratur.

Mengapa Bagas masih disebut berstatus sebagai suami Yulia ?

Dikarenakan Bagas dan Yulia tak pernah bercerai hingga detik ini. Walaupun Yulia memutuskan pergi tanpa pamit dari rumah.

"Apa surat wasiat yang ku suruh, sudah kamu urus ke pengacara?" tanya Bagas.

"Masih proses, Tuan. Mungkin dua minggu lagi sudah selesai," jawab Budi.

"Makasih, Bud."

"Sama-sama, Tuan. Itu sudah jadi tugas saya. Oh ya Tuan, saya mau melaporkan hal lain."

"Soal apa?"

"Soal Nona Meka,"

"Ulah apa lagi yang dia buat?"

"Kemarin saya dapat informasi tagihan kartu kreditnya dengan nilai yang cukup fantastis,"

"Berapa?"

"Dua ratus juta rupiah untuk pembelian sebuah tas mewah merek Kremes,"

"Astaga, anak itu. Benar-benar membuatku naik darah saja. Aku banting tulang siang-malam memperluas bidang usahaku selama ini, lantas uang segitu banyak dia kira dari rebahan terus tuh duit turun sendiri dari langit!" gerutu Bagas.

"Sepertinya Anda perlu bersikap tegas padanya, Tuan. Jangan terlalu dimanja. Lagi pula sudah jelas bahwa dari hasil tes DNA serta pengakuan Bu Mawar sendiri jika Meka bukan anak kandung Anda. Hanya karena rasa belas kasihan Anda, Nona Meka masih menjadi anggota keluarga ini."

"Blokir seluruh kartunya. Dia pasti akan datang mencariku jika butuh uang," titah Bagas pada asistennya dengan tegas. Bagas merasa sudah berada di titik jengah dengan tingkah laku Meka yang semaunya sendiri.

Faktanya, Meka tak tahu jika dirinya bukanlah anak kandung Bagas.

"Baik, Tuan. Akan segera saya laksanakan,"

"Anak itu lagi di mana?"

"Dari transaksi online menggunakan kartu kredit miliknya, kemarin Nona Meka memesan tiket pesawat ke Bali. Sejak kemarin dia pastinya sudah tiba di Bali,"

"Terserah dia mau ngapain di sana. Aku tak peduli. Pasti dia akan telepon kamu karena kartu kreditnya gak bisa digunakan," ucap Bagas.

"Sepertinya Anda memang perlu memberi sedikit pelajaran pada Nona Meka agar tidak boros dan bisa menghargai uang yang dimiliki,"

"Jika anakku dengan Yulia bertumbuh baik, pasti dia sudah sebesar Meka."

"Iya, Tuan."

☘️☘️

Bandung.

Pukul empat pagi Yumna terbangun dari tidurnya. Lalu ia mengambil ponselnya dan segera mematikan alarmnya.

Setelah itu, Yumna mengecek log panggilan masuk. Ternyata Alden semalaman beberapa kali mencoba untuk menghubunginya, tapi tak diangkat. Sebab Yumna sudah tertidur pulas.

"Apa aku harus mulai mencari ayah kandungku?" gumamnya. "Tapi, pernikahanku sebentar lagi."

Dilema. Itulah yang tengah dialami Yumna saat ini. Tentu di lubuk hatinya, jika memang ayah kandungnya masih hidup, Yumna ingin sekali sang ayah menjadi wali nikahnya. Tetapi jika memang Tuhan berkehendak lain, semisal ayahnya sudah meninggal dunia, Yumna ingin berdoa dan menyapa langsung sang ayah di pusaranya.

Yumna terus berpikir dengan cepat perihal fakta bahwa kemungkinan besar ayah kandungnya masih hidup. Entah mengapa hatinya merasakan hal itu.

Yumna memutuskan untuk mengirim pesan singkat pada Alden.

My Future Wife

📩 ["Al, maaf jika aku menunda pernikahan kita. Aku harus mencari ayah kandungku. Aku ingin meminta restu pada ayahku. Ingin sekali beliau bisa hadir sebagai wali di pernikahan kita. Semoga kamu mengerti,"].

Bersambung...

🍁🍁🍁