TAMAT 03 FEBRUARI 2024
Demi bisnis Mahesa yang hampir bangkrut, ia harus mau menikahi anak gadis milik konglomerat yang dulu pernah menjadi tunangannya: Snowy.
Sekarang, karena ulah menolaknya dahulu, Snowy menjadi membencinya. Menjadi tak lagi respect padanya.
Tugas pertama Mahesa setelah menikah adalah, harus mengatasi banyak lelaki yang masih berstatus sebagai pacar Snowy White Rain.
Sialnya lagi adalah, Mahesa mulai menyukai gadis bermata biru itu. Gadis bodoh yang memiliki banyak pria bodoh di hidupnya.
Snowy mungkin tidak sadar, jika dia sedang dimanfaatkan para kekasihnya, diperdaya para lelaki yang mengincar sesuatu darinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA DELAPAN
Selena duduk gemetar di depan tubuh besannya. Selena tak dapat bicara walau hanya membela dirinya.
Bermain-main dengan Rega, sepertinya Selena salah ambil lawan. Menjual perusahaan yang sudah bangkrut total dengan harga yang tidak berotak.
"Kamu tahu aku tidak bisa ditipu begitu saja, Selena!" Rega berikan peringatan keras.
Penipuan ini cukup kasar, di mana Selena menjual seluruh saham padanya, dan masih menggerogoti keuangan Estrella lewat orang- orangnya.
Rega sudah gaet banyak pengacara dan dipastikan akan menuntut tuntas kasus bangkrutnya Estrella yang sengaja ditutupi.
Tentu Rega tak bisa salahkan Mahesa yang bahkan berusaha mati-matian untuk mencari se akar-akarnya, menelusuri siapa yang mengorupsi uang-uang di perusahaannya.
Ketika Mahesa menemukan itu, Rega segera ambil tindakan. Dia bukan pebisnis yang baru bermain dengan saham, Rega percaya pada Selena karena mereka sudah cukup kenal.
Tak sangka jika Selena melakukan hal ini, yaitu menipunya, dan parahnya lagi, wanita itu kedapatan berusaha memanipulasi Mahesa untuk merebut Estrella kembali.
Permainan macam apa ini? Apa Selena pikir semua manusia sebodoh dirinya? Tidak tahu kah jika X-meria masih berdiri sampai detik ini karena di dalamnya memiliki para generasi yang genius?
Rega sudah melayangkan somasi, dan jika sampai Selena tidak lagi punya niatan mengembalikan uang miliknya maka terpaksa Rega ambil tindakan lain, mungkin meja hijau contohnya.
Tak peduli besan, Rega bukan orang yang terima terima saja saat ada ketidak adilan di matanya, apa lagi menyangkut hak Snowy.
"Kamu harus kembalikan uang Snowy, atau aku lapor ke polisi!" ancam Rega. Lelaki itu berdiri di sisi sofa dengan sebelah tangan yang masuk ke dalam sakunya.
Selena bangkit untuk meraih kepercayaan besannya, ia menghiba. "Ayolah, Rega. Kita besan, aku benar-benar tidak tahu kalau perusahaan kita benar-benar sudah sangat bangkrut!" kilahnya.
Rega tertawa. "Oya? Kalian bahkan tidak menggaji karyawan yang sudah banting tulang di luar sana, dan kau bilang tidak tahu menahu!?" tukasnya.
"Tolong jangan tutup Estrella, Rega! Lebih baik kita tunggak saja dulu gaji karyawan untuk beberapa bulan saja. Setelah modal bisa berputar lagi, baru kita ambil untuk gaji mereka, tidak perlu ada polisi!" bujuk Selena.
Rega benar-benar tak habis pikir, rupanya besannya cukup culas. Dia masih sanggup bernegosiasi soal Estrella yang sudah akan dia tutup total.
"Aku tidak mau repot-repot, apa lagi dengan cara memperbudak karyawan Estrella! Aku hanya mau kau kembalikan yang seharusnya menjadi milik Snowy, sudah selesai!" kata Rega.
"Anggap aku hanya membeli tanah, lokasi, dan bangunannya. Untuk usaha mu yang sudah kacau balau itu, aku tidak berniat membelinya!" tambahnya tegas.
Selena kembali menghiba. "Uangnya sudah tidak ada, Rega! Masalahnya itu, uang yang kamu cari, sudah tidak ada lagi!"
"Untuk anak rahasia mu?" Rega menyeringai. Dan seringai itu berhasil membuat Selena mengerutkan keningnya yang bingung.
"Kamu m tidak perlu tahu dari mana aku tahu urusan pribadi mu, kamu pasti tahu aku bukan lelaki sembarangan! Aku bisa tahu apa pun selama aku mau mencari tahu," sombong Rega.
"Setidaknya kembalikan uang Snowy. Ambil lagi uang yang kau berikan untuk anak rahasia mu, dan kasus ini akan aku tutup!" cetus Rega.
Selena menggeleng memelas. "Tapi Rega, Demian baru saja membuka usahanya. Kami belum bisa balik modal," ujarnya.
Rega tahu ucapan itu kejujuran. Karena dia pebisnis sejati dan paham betul, bahwa mengembalikan modal dalam waktu singkat tak semudah itu.
"Baiklah, aku akan sabar menunggu! Aku kasih waktu sampai tiga bulan, kalau anak tirimu tidak bisa kembalikan uang Snowy, aku terpaksa ambil tindakan!" ancamnya lagi.
Rega menatap Demian yang baru saja datang dari lantai bawah. CEO X-meria itu ngeluyur pergi setelah ada Demian; mantan Snowy.
"Ma!"
Demian memelas, sedari tadi Demian mendengarkan percakapan Selena dan Rega, sungguh, belum apa- apa bisnisnya sudah diancam harus mengembalikan modal.
"Lagian kamu ngapain pake acara bilang ke Snowy soal rencana Mama sama Mahesa sih hah?! Dia itu Abang kamu, Demian!" sergah Selena marah.
Bisa-bisanya Demian menunjukkan rekaman suara Mahesa dan dirinya pada Snowy, hanya untuk mengambil simpati wanita yang padahal sudah menjadi istri Abang tirinya.
"Mama sengaja jual Estrella supaya Bang Esa nikah sama Snow terus nggak perlu lagi kalian berebut warisan! Esa hidup dengan Snowy, kamu dengan bisnis kamu, adil!"
"Tapi Demian juga butuh Snowy, Ma!" Demian meneriaki ibunya. Adil katanya? Snow harus menjadi istrinya, itu baru adil!
"Tapi Snowy sudah istri Esa, Abang kamu Sayang, Abang kamu!" sela Selena.
"Abang yang nggak pernah anggap Demian saudara, ngerti kan Ma!" tukas Demian.
Selena menghela napas, ini sulit tapi Demian harus ingat lagi soal ini. "Kamu harus ingat, kamu lahir karena Mama main serong sama Papa kamu!" ungkapnya.
Demian tertawa sumbang. "Jadi ini salah Demian? Asal Mama tahu, Demian nggak pernah milih dilahirkan dengan cara seperti ini, Demian juga mau hak Demian!" Anak itu turun ke lantai bawah dengan arogan.
"Demian!" Selena berteriak keras. Namun, lelaki itu terap turun dari lantai atas.
Menggunakan kedua tangannya, Selena mengusap wajahnya kasar. Dan yang membuat dirinya marah adalah, ketika lelaki berkursi roda yang cukup mirip Mahesa keluar dari kamar dengan senyumnya.
"Papa ngapain senyum senyum?!" Sungguh, senyum Satya membuatnya naik pitam.
"Di atas langit masih ada langit, Selena. Dan kamu sedang diminta Tuhan untuk melihat jika di atas kamu masih ada kuasa Rega."
Selena terdiam, memikirkan betapa pahitnya lidah lelaki yang dia nikahi secara paksa itu.
"Tapi kali ini, aku setuju dengan ketamakan mu, Selena. Setidaknya, Esa berada di tangan yang tepat, terima kasih," ucap Satya.
🏔️🏔️🏔️🏔️
^^^🏔️🏔️🏔️🏔️^^^
Di lain tempat, Snowy dan Mahesa sudah rapi dengan busana tidurnya. Barusan keduanya mandi bersama setelah makan malamnya.
Snowy mengadu pada suaminya, kemarin Snowy sengaja menemui Demian, rupanya pria itu mengirim rekaman pembicaraan Mahesa dengan Selena lantaran tak terima diputuskan.
Di Cafe kemarin, Demian mengatakan semua yang diketahuinya. Termasuk, niat terselubung Mahesa menikahi Snowy.
Awalnya, jujur saja Snowy percaya karena Demian memiliki bukti kongkrit atas tuduhan yang dia katakan.
Sempat juga Snowy berniat meminta cerai, beruntung Papi Rega tak langsung memanas mendengar aduan Snowy.
Papi Rega justru curiga dengan Demian yang tiba-tiba memiliki percakapan Selena dan Mahesa.
Logikanya, siapa Demian sampai bisa punya rekaman suara Mahesa dan Selena. Dari sini akhirnya Snowy mencoba mencari tahu.
Meretas percakapan milik Demian. Jelas, dari sana Snowy mendapati banyak sekali janggal, termasuk adanya pelaporan prostitusi yang terjadi di Estrella.
"Kak!"
Snowy menepuk pipi Mahesa keras-keras. Setelah panjang lebar Snowy bercerita, Mahesa justru diam menutup matanya.
"Kak Esa Sayaaaang!"
"Hmm?" Mahesa membuka sedikit ujung mata sebelah kirinya sipit-sipit. "Apa?"
Suaranya mulai berat, mengantuk tentu saja, lelaki jika sudah makan nasi, makan istri, apa lagi selain menuju mimpi. Terlebih, dia tidak tidur semalaman suntuk karena cemburunya.
"Dengerin Snowy curhat kan?" Snowy mencubit kuat hidung suaminya.
"Dengerin, Sayang...," bisik Mahesa. Benar benar berbisik, jujur dia sudah sangat kantuk.
"Jangan merem!" Snowy mencubit kelopak mata Mahesa. "Snowy nggak ada temennya!"
Mahesa membuka mata meski sudah amat sangat berat dan memerah. "Gimana kalau kamu yang aku buat merem melek, mau?"
"Snowy serius!" Mahesa terkikik mendapat pukulan di perutnya.
"Sama!"
"Sama apanya?!"
"Serius." Mahesa lalu membuat tangan Snowy mengalungi tengkuk lehernya. "Aku ngantuk, seminggu terakhir aku kurang tidur."
"Suruh siapa?!" Snowy jutek.
"Suruh otak yang selalu mikirin kamu, puas?"
Snowy senyum-senyum tak jelas, suaminya ini balokan es tapi kadang-kadang bikin dia meleleh leleh begini. "Gombal!"
Keduanya terdiam, Snowy belum punya bahan bicara sementara Mahesa sudah sangat mengantuk dan ingin melayang ke mimpi.
"Jadi gimana?" Snowy tiba-tiba bersuara di depan wajah Mahesa kembali. "Percaya kan kalo Snow udah putus sama, Demian?"
"I trust you." Mahesa berbisik sekali lagi. Dan geramnya Snowy selalu mencubit kedua pipi suaminya.
"Snow, stop it!" teriak Mahesa.
Snowy terkikik Kikik, dia memang memiliki kebiasaan menyebalkan, "Gumussh tahu nggak!"
"Kamu harus belajar, nggak semua gemas kamu dilampiaskan ke pipi!" protes Mahesa.
"Terus?"
"Ke bawah sini." Mahesa menuntun tangan mungil istrinya ke area favoritnya. Harapan ingin dimanja justru menjadi sebuah teriakan saat Snowy meremasnya kuat-kuat.
"Snow! Pelan-pelan!"
Snowy tertawa geli, mata Mahesa yang tadinya kantuk, entahlah, Mahesa menjadi ingin begadang malam ini.
"Makanya jangan tidur, Snow masih pengen curhat tahu nggak! Sebulan loh Kak Esa nggak pulang, banyak cerita yang Kak Esa lewatkan dari Snowy!"
"Ok, Kak Esa dengerin." Mahesa kembali melirihkan suaranya. "Sayang harus sambil goyang di atas."
kena km Wa 🤣🤣🤣