Zu Satria Paksa

Ini hari pernikahan Mikel dan Eria datang bersama Satria.

Ketika sampai di tempat acara di langsungkan Eria memperhatikan Satria yang berdiri di sampingnya dengan setelan yang terlihat rapih tak seperti biasanya.

"Gue yakin lo kuat Eria!"

Ucap Satria menguatkan Eria walau hatinya merasa sangat cemburu.

🛐🛐🛐🛐

"Eria tunggu!"

Seru Satria mengejar Eria yang keluar dari tempat pernikahan Mikel.

"Eria kenapa lo gini sih? Jangan nangis lagi. Oke?"

Ucap Satria saat sudah ada disamping motornya. Eria menangis disini.

"Aku nggak nyangka cintanya aku beneran bertepuk sebelah tangan Sat" Ungkap Eria hatinya sangat sakit.

Satria membuang nafas pelan memeluk Eria.

"Jangan tangisi dia lagi lebih baik lo rayu gue siapa tahu dengan lo rayu lo bakalan cinta gue"

Eria memukul dada Satria pelan melepas pelukan mengusap air mata.

"Apaan sih orang aku lagi serius kamunya malah becanda"

Satria terkekeh.

"Ya habis lo beg0 sih. Orang cowok tua begitu lo taksir. Mendingan sama gue"

Satria menaik turunkan alisnya. Dari nadanya dan ekspresinya memang kelihatan becanda tapi ini ungkapan tulus dari hatinya.

"Apaan sih Sat dasar pacar bohongan"

Maki Eria kesal karena Satria masih becanda terus.

"Dah lah antar aku pulang kekost saja" Pinta Eria.

"Nggak pingin jalan dulu. Ya kemana gitu?"

Tawar Satria niatnya ingin menghibur Eria. Karena Satria yakin jika benar dirinya mengantar Eria kekost yang ada Eria bakal nangis meratapi nikmatnya patah hati disana.

"Makan Mie ayam ayok pengen makan yang banyak" Ucap Eria.

Mungkin asyik melampiaskan kesal dengan menghabiskan beberapa mangkuk mie ayam super pedas.

🛐🛐🛐🛐

Warung Mie ayam Mas Tohir.

Satria menghentikan motornya disamping gerobak mie ayam mas Tohir. Setelah mesin dimatikan Satria turun dari motor.

Menyadari Eria belum turun Satria menoleh. "Mau nangkring disitu terus?"

Eria mendengus lalu turun dari motor dengan sangat malas berdiri disisi Satria.

"Mas mie ayam dua minumnya es jeruk dua" Satria memesan.

"Siap Mas" Jawab mas Tohir pedagang mie ayam.

Eria dan Satria duduk dilantai yang beralaskan wallpaper lantai. Karena disini memang tempatnya didesain lesehan. Sederhana tapi terlihat lebih leluasa untuk makan.

"Gorengannya enak, cobain"

Satria baru duduk langsung mengambil gorengan bakwan dan menyodorkan pada Eria.

Menurut, Eria menggigit sisi bakwan yang belum digigit Satria tepatnya disebelah gigitan Satria.

"Nggak romantis banget sih, harusnya lo makan dibekas gigitan gue" Satria cemberut dan memasukan gorengannya kemulut.

Eria terkekeh lucu melihat cemberutnya si Satria.

"Romantis apaan sih, orang hanya pura-pura kok..!"

Celetuknya mengambil bakwan dan memakannya sambil melihat tukang mie ayam membawa mangkuk pesanannya.

"Silahkan Mas, Mbak"

Ucap tukang mie ayam menaruh mangkuk dimeja didepan Satria dan Eria.

"Mas, gue sama dia cocok nggak?"

Celetuk Satria tiba-tiba, membuat Eria melotot tajam kearahnya.

Sedangkan tukang mie tertawa kecil karena Satria menatap padanya.

Ini berarti Satria nanya kedirinya kan?

"Kalian berdua cocok. Semoga langgeng sampai pelaminan ya" Jawab si tukang mi ayam yang bernama Tohir ini.

"Tuh kan, kata masnya aja kita cocok" Celetuk Satria setelah mas Tohir kembali sibuk.

Eria melengos, tapi entah mengapa wajahnya merona.

Astaga !

"Dah buru dimakan gue tahu kalau lo lagi galau. Lo kali ini gue traktir deh sepuasnya mau pesan berapa"

Seru Satria sambil mengaduk mie ayamnya yang sudah dituang sambal kecap dan saos.

Eria menoleh Satria.

"Awas kalau kamu bohong. Aku nggak mau lagi temenan sama kamu"

Ancam Eria, antusias banget buat makan mienya.

Lumayan kan makan gratis.

"Eh, tapi kalau lo jadi pacar beneran gue mau nggak?"

"Ck, au ah!" Sahut Eria cuek.

Pukul 5 sore.

Klunting

[ Sat besok lo ada waktu nggak? Kita ketoko buku dekat Mall X yuk. Gue mau beli buku disana.] Lika.

[ Jam berapa..? Gue ada kuliah jam delapan sampai jam dua belas. Jamnya pak Andi..] send Lika.

[ Sama gue juga ada kuliah dijam itu kita langsung ke lokasi saja setelah pulang kuliah. Gimana..?] Lika.

[ Oke ] send Lika.

"Eh..!"

Satria terkejut karena begitu menoleh kesamping ada Eria didekatnya. Wajahnya berdekatan hampir saja hidung Eria menyentuh pipi wajahnya.

"Ngagetin sumpah mana es dogernya?" Tanya Satria tangannya menengadah meminta jatahnya.

"Ck, lagi chat sama siapa? Keknya asyik banget"

Seru Eria, memberikan es doger jatah Satria dan mengambil duduk disisi Satria, tentu berjarak.

Ini lokasi mereka berdua berada dimall PB. Pengen makan es doger yang belum lama launching dimall baru ini.

Tentu Satria yang mengajak ke sini, kalau bukan Satria tentu Eria tidak tahu sampai sini.

"Emmm enak ya. Lama banget aku nggak ngerasain es doger"

Eria bersuara setelah menyuap sesendok es doger miliknya.

Satria menoleh tentu dengan sesendok es yang masuk dalam mulut.

"Sering?" Tanyanya lalu menatap sekeliling mall yang lumayan rame sambil menikmati dingin dan manisnya es doger dimulut.

"Sering? Apanya?" Tanya Eria karena tak paham.

"Di remes-remesnya. Makan es dogernya lah. Beg0 sih lo gitu doang kagak paham"

Eria berdecak, cemberut karena dikatai beg0 yang entah keberapa kalinya oleh Satria.

Padahal kedua orang tuanya bahkan keluarganya tak pernah ada yang berani mengucap kasar padanya.

Eria selalu disayangi oleh mereka.

Eria diam tak ingin menyahuti perkataan Satria. Sampai es dogernya habis pun Eria tetap diam.

Satria membuang sampah pada tempatnya. Menoleh Eria yang berubah menjadi pendiam.

"Kenapa lo?" Tanya Satria yang tentu merasakan perubahan Eria.

Eria menggeleng tak berniat bersuara.

"Yuk!" Satria beranjak berjalan lebih dulu dan Eria mengikutinya dibelakang.

"Sudah sore gue antar ke kost"

Ucap Satria menaiki motornya memakai helm dan sarung tangannya.

"Kuy naik" Pintanya pada Eria yang masih anteng disamping motor.

"Mampir diminimarket L aku mau beli sesuatu" Seru Eria didekat telinga Satria.

Ini posisi mereka sudah berada diperjalanan raungan motor Satria begitu berisik.

Wajar jika Eria sedekat itu.

"Oke"

🛐🛐🛐🛐

Minimarket L

Eria turun dari boncengan melepas helm milik Satria yang ia pakai.

"Ikut masuk atau nunggu disini?"

Tanya Eria menatap Satria yang kelihatan matanya doang.

Helm belum dilepas soalnya.

"Disini aja. Buruan keburu malem"

Satria mengambil ponsel disaku celana Eria mengangguk berlalu masuk ke minimarket.

Setelah Eria masuk tak berselang lama ada seseorang yang keluar dari minimarket itu.

"Satria!"

Merasa dipanggil Satria yang sedang memainkan ponsel mendongak menatap orang yang memanggil namanya.

"Lika!"

"Hey, disini juga. Ngapain?" Tanya Lika akrab menghampiri Satria yang nangkring diatas motor.

Satria melepas helm menaruhnya diatas tangki motor.

"Lo sendiri?" Bukannya menjawab Satria bertanya balik.