"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 26
Bazar sudah di mulai kembali, hari kedua masih ramai seperti kemarin. Antusiasme mahasiswa di kampus sangat liar biasa.
"Gue capek Sis, Ya Allah" Anggi mengeluh.
"Yaudah, lo istirahat aja dulu" Siska sedang menyiapkan pesanan yang sudah antri banyak.
"Bukan.. Tapi gue capek kalo setiap yang beli selalu nanyain nomer lo terus. Lo pajang aja nggak sih nomer telpon lo disini?" Anggi mengetuk meja depan kasir.
"Lo mau gue rebus juga nih?" Siska mengangkat mie dan sayuran yang tengah ia rebus di air.
"Afgan lo!"
"Maksud lo apaan?"
"Terlalu sadis caramu..." Anggi menyanyi dengan nada sumbangnya.
"Cckkk.. Diem nggak lo! Tuh, jodoh lo mau kesini" Siska menujuk dengan dagunya.
"Siapa?" Anggi menoleh.
"Yang pake kemeja navy"
"Sialan! Kak Raka maksud lo?" Raka emang ganteng, tapi Miko jauh lebih ganteng dan bisa bikin cewek langsung klepek-klepek. Nggak bar-bar kayak Raka yang banyak omongnya.
"Haaiii Siska.." Raka melambaikan tangan dengan senyum manisnya.
Aldo melotot ke arah Raka, seketika nyali Raka menjadi ciut.
"Hai juga" Siska tersenyum manis dan mendapat tatapan tajam dari suaminya, tapi Siska tetap acuh.
"Kita juga mau dong, dibikinin 3 yah.. Jadi, kita dapet kupon atau dapet yang jualan nih?" Raka menggombal.
"Boleh kak" Siska tersenyum.
"Serius?" Mata Raka berbinar.
"Iya, paket komplit. Dapet kupon, juga dapet yang jualan. Nih.." Siska menujuk Anggi yang tengah diam berdiri.
"Ogah!! Nggak jadi deh!"
"Ya lagian, kalian kesini buat beli makan apa mau gombalin kita?" tanya Siska.
"Ya makan. Tapi kalo bisa dua-duanya kan nggak nolak juga"
"Yaudah, nih bawa aja Anggi.." Siska menawarkan.
"Temen laknat lo! Gue bukan barang ya, lagian liat-liat lah modelannya. Kalo kayak kak Miko mah gue juga mauuu" Anggi tersipu melihat ketampanan Miko.
"Ngarep lo! Minimal kalo mau jadi pacar si bule tuh sekelas model, atau artis lah. Nah lo artis mana? Cipete?" Raka tertawa puas sampai tersedak ludahnya sendiri.
"Mampus lo! Makanya jangan asal mangap tuh mulut! Kualat kan lo sama gue!" Anggi pun tak kalah semangat tertawanya.
"Dah udah! Kenapa jadi ribut sih, kalian nih kalo ketemu berantem mulu perasaan. Gue sumpahin bentar lagi kalian jatuh cinta beneran!" Aldo sudah tak tahan dengan kelakuan mereka berdua.
"Ini pesanan kalian sudah siap!" Rendi menyajikan di meja yang hanya bisa di isi 4 orang.
"Ngomong-ngomong, bukannya lo itu atlet renang kampus kita ya?" Miko seperti tak asing.
"Iya.." jawab Rendi singkat.
"Wah.. Lo mau nggak ngajarin adek gue renang?"
"Sorry, nggak punya waktu!" Rendi kembali ke dapur stand.
"Dih!! Songong bat tuh bocah, perasaan temen-temen Siska nggak bener semua!" Raka menoleh ke Anggi dan Rendi bergantian.
"Dah lah, makan tuh! Jangan banyak cincong lo, katanya laper" Aldo mengaduk mie nya yang masih sedikit panas.
Sambil menikmati mie yamin buatan istrinya, Aldo juga mengirim chat untuk Siska.
Rivaldo: "ntar pulang bareng gue ya, tunggu didepan kampus aja"
Siska: "iya"
Aldo senyum-senyum sendiri, meskipun Siska membalasnya singkat dan hanya seperlunya. Ia sudah sangat bahagia karna bisa pulang bareng istrinya nanti.
"Eh, kampret! Lo ngapain senyum-senyum sendiri? Sawan lo? Atau semalem abis dapet jatah?" Raka cekikikan.
Plaaakkk
"Pikiran lo!" Aldo menampol kepala Raka.
"Ya abisnya apaan, apa lo lagi liat yang hot-hot ya? Bagi gue dong" Miko juga penasaran.
"Pikiran lo pada ngeres bat emang!"
"Terus apaan.. Gue penasaran tau!" Raka siap mendengarkan.
"Dah lah, jangan kepo urusan rumah tangga orang"
"Ahhh.. Jadi, ini tentang Siska? Terus, apa kabar cewek lo yang ono?"
"Gue lagi nyuruh asisten gue buat selidikin dia" Aldo sedikit berbisik.
"Wahhh, keren! Gercep juga lo.. Gitu dong, itu baru namanya temen kita.. Ya nggak le?" Raka merangkul Miko dan Aldo.
"Tapi Do, gue penasaran.. Lo sebenernya cinta nggak sih sama Viona?"
Aldo berfikir "iya, dulu.. Sebelum gue nikah sama Siska" jawabnya jujur.
"Jadi, sekarang perasaan lo gimana sama Viona? Udah hilang gitu aja?" Miko penasaran.
"Ya gitu deh! Lagian kemaren dia udah jebak gue pake cara kotor. Gue nggak nyangka aja dia bisa kayak gitu"
"Makanya, dia kayak obsesi banget nggak sih pengen milikin lo?" Jelas Miko.
"Terus, selama ini juga lo cuma di manfaatin sama dia Do. Lo nggak sadar? Kalo lo tuh terlalu royal sama dia. Dia minta uang lo kasih gitu aja, kayak atm berjalan aja lo" Raka makin kesal saat temannya itu di per alat oleh Viona.
"Gue nggak peduli sih! Lagian, niat gue pacaran sama dia juga karna biar gue bisa lupa sama Siska. Tapi, sekarang kek percuma aja kalo gue terus lanjutin hubungan gue sama Viona"
"Lah, itu lo tau. Ngapa nggak dari dulu aja lo putusin dia?" Raka tak habis pikir.
"Nggak semudah itu ngab! Dulu, dia ngancem bakal bunuh diri kalo sampe gue mutusin dia. Jadi, selama ini gue tahan-tahan dulu deh. Sampe gue lupa karna terlalu sibuk, nggak ada waktu buat mikirin semua itu. Selama ini gue deket-deket Viona juga cuma buat manas-manasin Siska"
"Wah, parah emang lo! Lo lebih parah dari si bule sih!"
"Ya mau gimana lagi, perasaan gue nggak bisa di paksain men! Lagian dulu dia yang ngotot banget ngejar-ngejar gue. Dan, yah nggak ada salahnya lah gue jalanin dulu. Tapi, nyatanya perasaan gue emang nggak bisa di bohongin" Aldo membuang nafas nya kasar.
"Ya udah gapapa.. Sekarang lo fokus aja buat ngeyakinin Siska lagi, jangan sampe dia kecewa lagi. Meskipun status kalian itu udah menikah, tapi nggak menutup kemungkinan kalo Siska bakal berpaling dari lo. Jadi, lo harus gerak cepat sebelum Siska diambil orang" Miko melirik Rendi yang dari tadi berinteraksi dengan Siska.
"Terus lo kumpulin aja bukti-bukti yang kuat buat mutusin Viona, biar dia nggak bisa berkutik lagi" Miko memberikan semangat untuk Aldo.
"Makasih ya Mik, Ka. Kalian emang temen gue yang bisa gue andelin. Gue nggak tau kalo nggak ada kalian bakal gimana" Aldo tersenyum.
"Jangan lebay lo! Inget, kita itu cocoma.. Lo butuh apapun, kita pasti bakal bantuin lo. Selama kita mampu, ya kan Le?"
"Yoi.. Tapi ngomong-ngomong cocoma apaan dah?"
"Cowok cowok maco, ege!!"
"Aahhh.. Gue kira temennya cocomelon" Miko tertawa.
"Permisi, bang bukannya nggak sopan mau ngusir! Makan nya jangan lama-lama ya. Banyak yang ngantri, jadi silakan buruan kalian menyingkir" Kata-kata Anggi penuh penekanan.
"Gue sewa deh! Berapa?!" Raka berdiri dari tempat duduknya.
"Udah Ka! Lagian makanan kita juga udah abis. Kita balik sekarang, ayo!" Miko meminta maaf kepada Anggi karna terlalu lama duduk disana, tak melihat jika sudah banyak yang antri untuk makan.
Setelah selesai makan, mereka bertiga kembali ke belakang panggung. Kemudian, Aldo naik panggung untuk memberikan pengumuman.
"Assalamu'alaikum wr.wb semua.. Masih semangat???"
"Masssihhhh!!" Jawab semua serentak.
"Makasih buat semuanya, yang sudah ikut berpartisipasi dalam acara bazar kampus ini. Disini saya ingin menyampaikan pengumuman penting dari bapak Dekan. Karna besok adalah hari terakhir, atau puncak dari bazar. Jadi, khusus besok acara bazar akan selesai pukul 21.00. Dan akan di tutup dengan pensi, jadi bagi siapapun yang berminat untuk mengisi acara di atas panggung sangat di perbolehkan asal memang mempunyai skill. Bisa menyanyi solo, duet, band, nge dance, main musik, sulap, dll. Jadi, tunjukin bakat kalian disini! Itu saja pengumuman dari saya, sekian terima kasih. Wassalamu'alaikum wr.wb"
Semua yang mendengar pengumuman tersebut sangat antusias. Karna acara pensi itu untuk umum, dan semua kategori bisa masuk.
Sedangkan, Siska dan Anggi tak tertarik sama sekali. Mereka lebih fokus untuk jualan saja dan harus menyiapkan tenaga lebih karna akan lebih lama jualannya.
NEXT...