Demi menjaga nama baik keluarga Adiguna, Sandra harus rela menjadi istri pengganti majikannya sendiri. Insiden mempelai wanita yang melarikan diri, justru membuat Sandra terseret dalam ikatan suci pernikahan dengan putra sulung keluarga Adiguna yang lemah lembut dan sangat ramah.
Namun sangat di sayangkan, akibat pelarian sang pujaan hati membuat sifat Harun Pradipta berubah sepenuhnya. Sifat lemah lembut dan ramahnya seakan terkubur dalam dalam bersamaan dengan perasaanya terhadap sang kekasih.
Penghinaan tepat di hari pernikahan merubah sosok Harun menjadi pria arogan dan dingin. Termasuk kepada wanita yang kini berstatus sebagai istrinya.
Lalu bagaimana dengan Sandra? Akankah dia bisa membawa Harun kembali dari jurang keterpurukannya.
Update setiap hari jam 12.00.
Follow Instagram @Alfianaaa05_
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 5
Harun dilema dengan pilihan yang Isabel berikan padanya, ia bingung sekali harus bagaimana. Menunda pernikahan sementara persiapan sudah 80% atau melepaskan Isabel dan membiarkannya mengejar cita cita sebagai model. Ia sangat pusing memikirkannya.
Dengan lesuh Harun memasuki rumahnya, tidak seperti biasanya yang akan memberi salam ketika masuk hari ini Harun pulang tanpa memberi salam. Pandangan matanya lurus, ia bahkan tidak menyadari jika orangtuanya ada di ruang tamu.
"Harun?" panggil Amira seketika baru membuat kesadaran Harun kembali.
"Mamah, papah. Sejak kapan kalian disana?" tanya Harun mendekati kedua orangtuanya.
"Ada apa denganmu? apa perusahaan baik baik saja?" tanya Adiguna mengerti jika saat ini putranya sedang banyak pikiran.
"Iya pah, semua baik di perusahaan." Jawab Harun seraya merebahkan diri di sofa.
"Kenapa kamu terlihat lemas, Harun? kamu bertengkar dengan Isabel?" tanya Amira mengusap kepada putranya.
"Tidak mom, aku dan Isabel baik baik saja." Jawab Harun menggeleng cepat seraya merubah posisinya menjadi duduk normal.
"Bagiamana persiapan pernikahannya? kapan kalian akan menyebar undangan?" tanya Adiguna seraya mengambil teh yang baru saja di hidangkan oleh Sandra.
"Sandra, tolong buatkan saya kopi seperti biasa ya," ucap Harun sebelum menjawab pertanyaan sang papah.
"Isabel mau mengundur pernikahan ini pah," ucap Harun menjawab pertanyaan Adiguna tadi.
"Apa?!!!" seru Amira terkejut mendengar ucapan putranya. Bahkan wanita berkepala 5 itu sampai berdiri.
"Kenapa tiba-tiba Isabel meminta pernikahan kalian di undur? apa alasannya?" tanya Adiguna tenang.
"Sudah pasti ia ingin mengejar cita-cita nya pah," jawab Ana menyaut ucapan sang papa.
Harun menatap Ana dengan nanar, selama ini adiknya selalu menentang hubungan nya bersama Isabel karena menilai Isabel itu egois dan hanya memikirkan kepentingan nya sendiri.
"Benar yang Ana katakan?" tanya Amira berusaha untuk tenang.
Harun menganggukkan kepalanya, ia menunduk tak berani menatap sang mamah yang sudah terlihat berapi-api. Ia masih belum mengambil keputusan, antara menunda dan membatalkannya.
"Batalkan saja pernikahan kalian, percuma jika hanya di tunda," ucap Amira mengambil keputusan karena sudah terlalu kesal pada putranya itu.
"Tapi aku mencintai Isabel mah, aku gak mau kehilangan dia." Balas Harun menggenggam tangan sang mama.
"Jadi apa keputusanmu?" tanya Adiguna agar perdebatan ini bisa secepatnya selesai.
"Aku akan menunda pernikahan ini pah, sampai tahun depan." Jawab Harun membuat adiknya terkekeh.
"Kau mau menunda pernikahan mu selama satu tahun hanya demi wanita sepertinya, Kak?" tanya Ana tertawa meremehkan.
"Harun, mama tidak pernah menentang hubungan kamu dan juga Isabel, namun jika begini mama tidak setuju. Kamu pikir satu tahun waktu yang cepat?" ucap Amira ikut menghakimi Harun yang terus terdiam.
"Kau tampan dan mapan kak, banyak wanita diluar sana yang mau padamu dan pastinya dia lebih baik dari Isabel. Dia bisa membuat mu bahagia, bukan terus menderita seperti ini," ucap Ana mencoba membersihkan pikiran sang kakak yang sudah terpenuhi Isabel.
"Maaf mah, pah. Aku sangat mencintai Isabel dan aku tidak ingin kehilangan dia, jadi keputusanku adalah kami akan menunda pernikahan ini sampai tahun depan," Ucap Harun mengambil keputusan. Amira dan yang lain hanya bisa menghela nafas.
"Terserah padamu kak, tapi aku yakin kelak kau akan menyesal telah membiarkan Isabel pergi ke Paris untuk mengejar cita-citanya." Ucap Ana penuh penekanan, ia sangat kesal pada kakaknya yang terus membela wanita seperti Isabel.
"Aku yakin aku tidak akan menyesal Ana, Isabel akan kembali setelah ia berhasil mengejar cita-citanya sebagai model. Dan nantinya kami akan menikah dan hidup bahagia," balas Harun tenang.
Harun pamit ke kamarnya, di dalam kamar ia menelpon Isabel dan memberitahu apa keputusannya. Di sebrang telepon Isabel bersorak gembira karena Harun mau mendukungnya meski mereka harus menunda pernikahan selama satu tahun.
SI HARUN BUCIN BAT😌
BERSAMBUNG........