🥇 1st Winner [EVENT KONFLIK RUMAH TANGGA]
Calista Zalfa Olina, kaget saat melihat Elvan Rafisqy Fathaan, kekasihnya sedang bercinta di apartemen dengan wanita lain.
Merasa dikhianati, Calista mengadu pada Ghali Daniyal Bramantio, ayah dari Elvan tentang pengkhianatan anaknya.
Om Tio, ayah dari Elvan mendengarkan semua curhatan Calista tentang anaknya dengan penuh perhatian. Melihat perhatian Om Tio, Calista menjadi simpati.
Sejak pertemuan pertama itu, Om Tio sering menghubungi Calista hanya sekedar curhat sambil mengajak makan siang atau makan malam.
Berawal dari sana pernikahan Om Tio dan istrinya yang memang sedang di ujung tanduk membuat Om Tio menaruh hati kepada Calista yang berakhir pada sebuah perselingkuhan.
Om Tio dan Calista akhirnya memutuskan untuk menikah secara siri.
Apakah rumah tangga mereka akan berjalan mulus? Apa yang terjadi jika istrinya om Tio mengetahui pernikahan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Delapan Belas. SDCM
Calista membawa sepiring nasi goreng dan segelas susu untuk sarapan dirinya. Tio mengatakan masih kenyang.
Calista duduk di samping Tio, papa dari Elvan. Hari ini minggu. Tio ingin mengajak Calista belanja semua apa yang gadis itu butuhkan dan inginkan.
Calista menyuap nasi ke mulutnya sambil melihat kartun Upin dan Ipin yang tayang di televisi.
Melihat Calista yang menyantap nasi goreng dengan lahapnya, Tio merapatkan duduknya.
"Enak nasi gorengnya?" tanya Tio.
"Om, mau?" Calista balik bertanya.
"Coba dulu satu sendok," ujar Tio lagi.
Calista menyuapi Tio nasi goreng yang ada dipiringnya. Tio meminta terus untuk disuapi hingga nasi dipiring Calista habis.
"Mau lagi? Aku ambilkan?"
"Mau, tapi kamu suapin lagi."
"Iya, aku suapin. Dasar bayi tua,"gumam Calista, namun dapat di dengar Tio.
"Kamu ngomong apa?" tanya Tio sambil menggelitik pinggangnya Calista.
"Ampun, Om."
Tio kembali menarik Calista dan terduduk dipangkuan Tio. Pria itu mengambil piring di tangan Calista dan meletakkan di atas meja.
Tio mendekatkan wajahnya dan mengecup bibir Calista. Melihat Calista yang hanya diam, Tio memperdalam ciumannya. Ciuman yang awalnya lembut mulai menuntut.
Tio memegang kepala belakang Calista agar ciuman mereka makin dalam dan intens. Tio dan Calista mulai terbawa suasana. Mereka saling membelitkan lidah dan me*lu*ma*t.
Setelah melihat Calista sedikit kesulitan bernapas, Om Tio melepaskan pagutannya. Dia menghapus air liur di sekitar mulut Calista. Tio membawa Calista ke dalam pelukannya.
"Aku sudah mencintaimu sejak awal. Kamu mungkin bertanya mengapa tidak ada orang lain dalam hidupku, dan alasannya adalah karena tidak ada yang mampu membuka hati ini selain kamu. Kamu adalah jawaban untuk setiap doa yang aku panjatkan. Kamu adalah lagu, mimpi, bisikan, dan aku tidak tahu bagaimana aku bisa hidup tanpamu.Kamu hadir memberi cinta, membawa bahagia, dan memberikan rasa rindu yang tak pernah ada habisnya," ucap Tio dengan memeluk erat Calista.
"Aku nggak mau mendengar alasan apapun, aku ingin kita menikah esok. Mungkin aku egois. Namun, semuanya karena aku sangat mencintaimu. Aku nggak ingin kehilangan kamu. Aku takut kamu akan berubah pikiran dan meninggalkan aku."
"Aku terserah ,Om. Apa yang menurut Om terbaik aja." Tio kembali memeluk erat Calista mendengar ucapannya.
"Sekarang ganti pakaian. Kita akan pergi."
"Apa Om nggak jadi makan nasi gorengnya?"
"Nggak usah, aku takut lama-lama di apartemen berdua denganmu. Bukan nasi goreng yang aku makan nantinya, tapi kamu."
Calista bangun dari pangkuan Tio menuju kamar. Setengah jam Calista keluar dengan pakaian yang telah rapi.
"Kita pergi sekarang, Om," ucap Calista mengagetkan Tio yang sedang melamun.
"Cantik banget," ucap Tio sambil tersenyum.
Tio merasa sejak dekat dengan Calista hidupnya lebih berwarna. Apakah dia kembali pubertas? Tio tidak tahu jawabnya, namun di merasa muda kembali. Tio selalu berdandan untuk mengimbangi Calista.
Tio berdiri dan memeluk pinggang Calista mengajaknya pergi. Sepanjang perjalanan menuju parkiran mobilnya, tangan Tio selalu berada dipanggang Calista memeluk tubuh mungil gadis itu. Tinggi Calista hanya sedada Tio.
Tio menjalankan mobilnya dengan senyum yang terus terkembang dibibirnya. Di salah satu pusat perbelanjaan terlengkap Tio berhenti.
"Apa nanti nggak akan ada yang melihat kita, Om? Ini pusat keramaian loh," ucap Calista sedikit ragu.
"Nggak apa. Suatu saat semua orang juga akan tau hubungan kita. Lagi pula kita akan segera meresmikan hubungan ini. Jadi nggak peduli dengan pandangan orang."
Calista keluar dari mobil dengan ragu. Namun, Tio meyakinkan dirinya jika semua akan baik-baik saja. Dia yang akan menghadapi siapa saja yang akan menentang hubungan mereka, jika Calista takut orang melihat kedekatan antara dirinya dan Tio.
...****************...
Bersambung
ya wajar donk klo diceraiin sma suaminya.
udh nikah kuliah tetap jalan,KB dulu sampai selesai kuliah baru hamil.