Separuh Jiwaku Pergi
Pagi yang indah mengawali hari seorang gadis cantik bernama Anita. Dengan motor matic yang baru dia beli beberapa hari lalu dari hasil tabungan selama dua tahun terakhir, Anita meninggalkan rumah menuju tempat kerja yang jaraknya hanya satu kilometer dari rumah.
Namun di tengah perjalanan di tempat yang sepi dan jarang dilalui oleh orang, Anita di hadang oleh beberapa mobil yang tiba-tiba berhenti di depannya. Dan keluar beberapa orang yang memakai pakaian serba hitam dengan tubuh kekar.
" Hei, apa yang kalian lakukan. Kenapa menghalangi jalanku. " sentak Anita dengan kesal.
"Ikut kami dengan baik-baik nona atau kami yang akan memaksa anda ikut dengan kami." kata salah seorang pria yang berdiri di hadapan Anita.
"Omong kosong, pergilah enyah dari hadapanku. " bentak Anita dan mencoba mencari jalan kosong untuk menghindari mereka dan segera pergi dari sana.
Orang-orang yang berada di sana saling berpandangan lalu menganggukkan kepala mereka bersamaan. Dan langsung melakukan tugas yang sudah diberikan kepada mereka. Yaitu membawa Anita secara baik-baik atau secara paksa.
"Hei apa-apaan ini! lepaskan aku, lepaskan aku. Lepas." pekik Anita.
Dia berusaha memberontak dan melepaskan diri dari cengkraman beberapa orang bertubuh kekar yang memaksanya masuk ke dalam sebuah mobil dan mengikat tangannya ke belakang.
"Lepaskan aku, sebenarnya kalian ini siapa? apa yang kalian lakukan padaku. Lepaskan. " Anita terus saja memberontak ingin di lepaskan, tapi tak di gubris sama sekali oleh mereka.
"Seharusnya anda tenang dan menurut ikut kami baik-baik, maka ini semua tidak akan pernah terjadi. " ujar salah satu orang yang duduk disamping Anita
"Hei, kalian dengar tidak, aku harus bekerja. Mau makan apa keluargaku jika aku tidak bekerja. Dan pasti atasan ku akan memecat ku jika aku libur tanpa pamit." Anita terus saja mengoceh dan bergerak mencoba melepaskan diri.
"Jalan,kita harus pergi, tuan pasti sudah menunggu. " ucap yang lainnya.
Anita terus saja memberontak ingin melepaskan diri, dan karena kesal melihat tingkah wanita yang terus bergerak seperti ulat bulu, akhirnya seorang dari mereka memukul tengkuk leher Anita hingga wanita itu tidak sadarkan diri.
"Kenapa kau memukulnya, aku tidak ikut tanggung jawab jika tuan marah karena wanita ini pingsan. " ujar yang lainnya.
"Mau bagaimana lagi, dia terlalu banyak bergerak. Kalau dia lepas, tuan akan semakin marah kepada kita, bodoh. " ujar orang yang memukul Anita.
"Benar juga. Ah, sudahlah yang penting Tuan mendapakan wanita ini. Dan kita sudah melakukan tugas kita dengan baik. Mungkin hanya sebuah tamparan atau tendangan di tulang kering kaki yang akan kita dapatkan sebagai hukuman. " ujar yang lainya dan diangguki setuju oleh teman-temannya.
Mobil hitam yang membawa Anita terus berjalan membelah jalanan yang sudah semakin macet karena bersamaan dengan waktu berangkat kerja. Hingga akhirnya mobil itu berhenti di sebuah rumah mewah dengan gaya Eropa yang mendominasi arsitektur bangunan tersebut.
Dengan sedikit ragu para orang-orang suruhan itu mencoba membangunkan Anita. Namun yang bersangkutan tidak kunjung membuka matanya. Dan hal itu membuat mereka panik.
"Bagaimana ini, dia tidak mau bangun. " kata salah seorang dari mereka.
"Bagaimana kalau kita gendong dan kita bawa masuk ke dalam rumah." sahut yang lainnya.
" Aku tidak mau tanganku dipotong Tuan. " yang lainnya menimpali.
"Apa yang kalian lakukan, kenapa kalian tidak segera membawa wanita itu ke dalam rumah? " tanya seseorang bersuara berat dan dingin yang langsung membuat para pengawal itu terdiam dan membeku.
Pria itu segera mendekat dan melihat apa yang terjadi. Kenapa para pengawalnya tiba-tiba terdiam setelah berisik tadi.
"Minggir, "
Pria itu menyingkirkan tubuh kekar pengawalnya begitu saja dan melihat ke dalam mobil apa yang terjadi sebenarnya. Matanya langsung membulat saat melihat seorang gadis sedang tergeletak dikursi penumpang.
"Apa yang kalian lakukan, dasar bodoh. " bentak pria itu begitu memekakkan telinga mereka yang ada disana
"Mengatasi seorang wanita saja tidak becus. Apa gunanya tubuh besar kalian tapi otak kalian kosong. " gerutunya dan langsung membawa wanita itu ke dalam gendongannya.
Pria berwajah tampan itu segera membawa tubuh Anita yang tak sadarkan diri masuk ke dalam rumah, dan merebahkannya di atas ranjang mewah di kamarnya.
"Dasar orang-orang tidak berguna. Mambawa seorang wanita saja tidak bisa sampai harus membuatnya pingsan. Maaf orang-orang ku memang bodoh, Anita. " gumam Pria itu menatap lembut wajah dengan mata terpejam yang sedang berbaring di atas ranjangnya.
Tangannya terulur dan merapikan anak rambut yang berantakan menutupi wajah lembut wanita itu. Dia lalu mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang agar datang ke rumahnya.
"Ada apa sayang, tumben kamu menghubungiku? " tanya seorang wanita yang di hubungi oleh pria tampan itu.
"Datanglah ke rumah, aku ingin kau memeriksa seseorang. Cepatlah. " kata Pria itu tak mau dibantah.
"Tapi, Jay kamu jangan seenaknya sendiri, aku sedang menuju ke rumah sakit. " protes wanita di seberang telepon dengan kesal.
"Aku tidak peduli segera datang ke rumah, aku tunggu. Awas saja kalau kamu tidak datang, aku akan membuatmu tidak bekerja lagi dirumah sakit itu atau rumah sakit manapun." Ancam Jayden dan langsung mematikan panggilan seenaknya.
Raut wajah Sintya yang awalnya ceria berubah menjadi kesal setelah mendapat telepon dari Jayden sepupunya yang suka seenaknya sendiri dalam bersikap dan mengambil keputusan. Tidak pandang itu keluarga atau bukan.
"Kenapa si Jayden tumben-tumbenan manggil aku sih. Biasanya juga manggil Juna kalau lagi sakit." gerutu Sintya dan langsung berbelok menuju rumah Jayden.
Sampai di rumah mewah saudaranya, Sintya langsung menuju ke kamar Jayden untuk melihat keadaan pria sombongnya itu. Memangnya dia sakit apa, sampai-sampai tidak bisa di tunda dan mengancamnya.
"Jay, lu sakit sepenting apa sih, sampai-sampai nggak bisa di tunda. Bikin ribet aja. " sapa Sintya dengan suara sedikit melengking yang sangat menyebalkan saat masuk ke kamar Jayden.
"Kamu bisa bicara sedikit anggun nggak. Teriak-teriak di rumah orang." ucap Jayden tak suka
Dengan sedikit berdecak Sintya berjalan mendekati Jayden untuk memeriksa keadaan pria pemaksa itu. Namun langkahnya terhenti dengan mata yang membulat saat melihat ada sosok lain yang tidur di ranjang kesayangan pria itu. Ranjang yang bahkan dia sendiri tidak boleh tidur disana sejak kecil.
"What is this? and who is she? " pekik Sintya penasaran dengan apa yang ada di depannya.
"Jangan banyak tanya, cepat periksa dia. Dan bangunkan dia segera, " ucap Nathan tak menghiraukan keterkejutan Sintya.
"Tapi siapa dia, kenapa bisa tidur di tempat tidurmu?" tanya Sintya sedikit kesal
"Dia, Anita. " jawab Jayden singkat.
"Anita siapa? Jangan bercanda, Jay?" Tanya Anita Penasaran.
"Pelayan di sebuah rumah makan. " jawab Jayden yang sebenarnya malas untuk menceritakan siapa Anita
"Lalu kenapa dia ada di sini? bagaimana kamu bisa membawanya kemari? " tanya Sintya penasaran.
"Aku menculiknya. " jawab Jayden angkuh tanpa beban sedikitpun.
"What! are you crazy, Huh!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Fizi Fizi
tokoh Jayden.... seperti tidak asing tapi di mana cerita novel yang mana, suka alur cerita nya sangat menarik /Good//Good/
2024-12-01
1
Mefiani
jayden...kayak pernah denger nama itu...diceritamu kak tpi lupa anak siapa...
2024-11-21
1
han han
hadir thor. .aq mampir,tetap semangat dan support selalu💪💪💪💪
2024-11-21
1