"Lari bangsat" Teriak Zayyan dengan nafasnya yang memburu
"Gua udah ga kuat" Natasya merasa oksigen di dadanya mendadak habis, semua karena Zayyan yang mengaggu anjing gila di jalan sehingga anjing itu mengejar mereka.
"ada pohon sya manjat" pekik Zayyan membuat gadis itu terperangah. Di pandangnya pohon yang menjulang itu,Natasya meneguk ludahnya yang terasa tercekat, bagaimana bisa ia memanjat pohon setinggi harapan ibu itu.
*((yang mau lanjut ayo kita gasss....))
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fata_morgana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#SAINGAN
jam 06.00, Natasya sudah siap dengan seragam lengkap nya, gadis itu bersungguh sungguh akan janji nya kemarin dengan Zayyan. Di rasa selesai dengan tampilannya, Natasya keluar dari kamar. gadis itu menuruni tangga menuju ke dapur, menghampiri sang ibu yang sedang menyajikan makanan di meja. Risma tersenyum ke arah Bianca yang sudah berada di depan nya.
"Tumben pagi ini ga kesiangan, habis kena siraman dari mana"
ucap Risma kepada Natasya yang kini telah menempati kursi tempat duduk nya. Natasya hanya bergumam pelan, tidak tau saja bahwa gadis itu sangat terpaksa melakukan hal serupa.
"terpaksa" Jawab Natasya enteng. Risma menukik alis nya tidak mengerti maksud putri nya itu.
"terpaksa kenapa emm...udah capek sebab di suruh putar lapangan terus?"
Gadis itu menggeleng samar, meskipun sudah sangat sering gadis itu berlari melingkari lapangan indoor, namun tak membuat nya jera. kali ini konsep nya beda, dia terpaksa karena Zayyan.
"Zayyan ngambekan sama tasya kalo tasya telat sekolah lagi, soalnya tasya juga kasian sama Zayyan, dia capek keliling lapangan terus, padahal Zayyan telat gara gara Tasya"
ungkap gadis itu dengan perasaan bersalah nya. Sedangkan Risma tersenyum samar mendengar penuturan Natasya, setidak nya gadis itu bisa sedikit demi sedikit merubah kebiasaan buruk nya.
Risma mengelus lembut pucuk kepala Natasya, membuat gadis itu merasa sedikit lebih baik.
"anak bunda udah dewasa ternyata, perasaan bunda baru kemaren deh lahirin kamu tapi udah besar aja anak bunda" ucap Risma menggoda Natasya, gadis itu terkekeh mendengar ucapan ibunya. Meskipun di besarkan tanpa sesosok ayah, tidak membuat Natasya kekurangan kasih sayang sedikit pun. Karena Risma selalu memberikan kasih sayang yang berlimpah kepada putri nya itu.
"17 tahun itu ga kerasa bunda"
Risma membubuhkan kecupan pada pucuk kepala Natasya, setelah nya mengisi piring Natasya dengan Nasi goreng buatan nya yang sangat di sukai oleh gadis itu.
"Zayyan mana bunda? ga jadi Nginap di sini"
Zayyan terkadang memang sering sekali menginap di rumah Risma, karena wanita itu tau, cowok itu tak betah tinggal di rumah orang tuanya. setiap kali cowok itu pulang hanya akan menambahkan luka baru di wajah nya. Mengingat Setiap kali zayyan pulang ke rumah nya dalam keadaan terluka membuat hati risma tersentil. Sebagai seorang ibu Risma cukup tau bagaimana perasaan Zayyan jika hal itu juga terjadi kepada Natasya. Betapa hebat nya Zayyan bisa bertahan sampai sejauh ini.
"bunda kenapa ngelamun sih?" ucap Natasya membuat Risma tersadar. Ternyata gadis itu sudah menghabiskan Makanannya.
"Zayyan di suruh pulang sama orang tua nya"
jawab Risma membuat Natasya mengagguk mengerti.
"orang tua Zayyan tu kek mana sih bun? Soalnya Zayyan ga pernah ajak aku kerumah nya, padahal Zayyan sering kesini" Tutur gadis itu membuat Risma nampak berpikir keras apa jawaban yang tepat untuk pertanyaan itu.
" mungkin suatu saat kamu akan di ajak sama Zayyan buat ketemu mama nya, mungkin sekarang Zayyan lagi ga sempat" ucap Risma berharap gadis itu mengerti. Natasya mengagguk beberapa kali, setuju dengan penuturan ibunya.
"ini kasi bekal buat Zayyan pas dia jemput kamu" Risma memberi paper bag ukuran sedang kepada Natasya. Dan diterima dengan baik oleh Gadis itu. kemudian Natasya meraih tangan Risma untuk di kecup nya sebelum gadis itu pergi keluar untuk menunggu Zayyan.
"Natasya pamit bunda" ucap gadis itu dengan senyuman yang tidak pernah luntur dari wajah nya.
setelah nya gadis itu langsung bergegas keluar dan menunggu Zayyan di teras. Risma nampak menghela nafas berat, pikiran wanita itu kembali berkelana tentang Zayyan. Risma sekarang sangat khawatir kepada cowok itu. Dan sekarang pun hati nya tak kunjung tenang.
sudah 15 menit Natasya menunggu Zayyan, namun cowok itu tak kunjung datang. Membuat Natasya melirik jam tangan nya untuk yang kesekian kali. gadis itu tampak kesel kepada Zayyan yang tak kunjung terlihat, padahal cowok itu sendiri yang menegaskan kepada nya bahwa hari ini gadis itu tidak boleh terlambat. tapi cowok itu sendiri yang terlambat. Membuat Natasya merasa jengah. Natasya mengeluarkan ponsel nya hendak memesan taxi, toh Zayyan juga masih tidak terlihat tanda tanda keberadaan cowok itu.
Namun pada saat bersamaan terdengar suara deruman motor Zayyan, membuat atensi gadis itu tertuju ke arah Zayyan yang baru memasuki pekarangan rumahnya. Natasya bersekedap dada. Zayyan menghentikan Motornya di depan teras rumah Natasya. Cowok itu melepaskan helm full face nya sebelum melirik ke arah Natasya yang nampak kesel terhadap nya.
"siapa sih... kemarin yang nyuruh orang buat bangun pagi pagi, biar ga terlambat ke sekolah, tapi malah dia yang terlambat"
Sindir Natasya membuat Zayyan terkekeh. cowok itu menyugar rambut gondrong nya kebelakang. sebelum kembali menatap Natasya yang sudah sangat kesel kepadanya.
"maaf tuan putri jalanan nya bukan punya bapak saya untuk bisa ngebut seenak nya"
Natasya memutar bola mata malas mendengar jawaban Zayyan. cowok itu tak pernah serius atas ucapan nya. Selalu saja bercanda atau menggoda.
"wajah lo kenapa? kok memar gitu"
Meskipun zayyan sudah menutupi nya sebaik mungkin, namun tetap saja luka itu masih terlihat nyata. dan sial nya malah di lihat oleh Natasya.
"wajah lo kenapa Zayyan, lo ga ikut tawuran kan?"
intro Natasya membuat Zayyan kembali terkekeh. cowok itu nampak menghela nafas sejenak sebelum menjawab pertanyaan Gadis itu.
"Biasa anak cowok" itu bukan Jawaban namun alasan yang Zayyan ucapkan agar bisa meyakinkan Natasya. cowok itu tidak mau Natasya tau apa yang sebenarnya terjadi terhadap nya.
"Bilang sama gue cowok mana yang pukul lo, biar gue pukul balik tu orang, enak aja mukul mukul lo kaya gitu"
Natasya mengebu gebu, gadis itu sangat tidak terima melihat Zayyan di pukuli. wajah gadis itu mulai muram, Tadinya Natasya berniat untuk mengabaikan Zayyan seharian ini seperti yang cowok itu lakukan kepada nya kemarin. Namun keadaan nya sudah berubah. membuat Natasya sangat mengkhawatirkan cowok itu.
"Gue gapapa" ucap Zayyan kembali meyakinkan Natasya. untuk membuat gadis itu tidak usah terlalu khawatir bahwa di akan baik baik saja.
"pasti sakit, brengsek banget cowok yang pukul lo" Natasya menyentuh wajah Zayyan yang terluka itu. luka cowok itu pasti luka baru, karena Natasya tau pasti luka yang baru di dapat kan itu seperti apa.
Zayyan terkekeh pelan menanggapi nya. kemudian tangan cowok itu terangkat menyentuh tangan Natasya yang bertengger di wajah nya. sangat nyaman jika gadis itu menyentuh nya seperti ini. Seakan akan mendapatkan suatu hal yang besar. sangat tenang dan nyaman.
memang pada dasar nya seseorang yang terluka hanya butuh tempat untuk sekedar beristirahat dari rasa sakit nya. begitulah perasaan Zayyan sekarang, kini cowok itu sudah keliatan lebih baik sekarang. dengan segala perasaan kalut nya cowok itu menampilkan senyum terbaik nya kepada Natasya. meskipun terdapat beberapa luka memar di beberapa bagian wajah Zayyan, sama sekali tidak mengurangi sedikitpun ketampanan cowok itu.
"naik gih biar ga telat sekolahnya" ucap cowok itu kemudian.
"gue obatin di sekolah ya"
"ga papa ga sakit kok"
" ga sakit gimananya sampai memar kaya gitu?"
"beneran ga sakit kok" bantah Zayyan lagi membuat Natasya kesel sendiri di buat nya.
"serah deh kalo sakit ga usah ngadu ke gue" kecam Natasya pada akhirnya dia sendiri yang mengalah. Membiarkan Zayyan berbuat seenak nya.
"ayo berangkat" Ucap Zayya lagi. Kali ini tak ada bantahan dari Natasya. Gadis itu langsung naik ke jok motor Zayyan tanpa mempertanyakan apapun lagi. Setelah di rasa gadis itu sudah siap barulah Zayyan melajukan motor nya.
***
" beneran ga mau di obatin luka nya? kalo infeksi gimana?"
ucap Natasya untuk yang kesekian kalinya, gadis itu masih saja merasa khawatir pada kondisi Zayyan.
"udah ga papa kok beneran" dan untuk kesekian kalinya juga Zayyan meyakinkan gadis itu untuk tidak perlu khawatir lagi pada nya.
sekarang keduanya sudah sampai kesekolah, kali ini Zayyan dan Natasya tidak terlambat. mungkin karena semesta sedang berpihak kepada mereka. keduanya nampak berjalan beriringan di koridor sekolah. area itu sudah sangat sepi karena jam pelajaran akan segera di mulai.
"kenapa sih loh bebal banget di bilangin"
"udah aku ga..."
"Natasya"
kompak keduanya menoleh ke arah sumber suara. Arkana, cowok itu yang memanggil Natasya. Membuat Zayyan memutar bola mata muak tiap kali melihat wajah makhluk itu. Namun sebalik nya dengan Natasya, gadis itu menampilkan senyum terbaiknya di hadapan Arkana.
"eh..ada pangeran, ada apa gerangan memanggil tuan putri yang baru saja memasuki area kayangan"
ketus Natasya membuat Arkana terkekeh. kemudian cowok itu memberikan paper bag kecil kepada gadis itu.
"bekal kemaren enak, makasih" ucap Arkana membuat Natasya tersipu. tentu saja gadis itu sangat senang mendengarnya. Dengan senang hati Natasya menerima paper bag pemberian Arkana.
"makasih ya pangeran tuan putri sangat tersentuh"
Zayyan merasa suasana sangat tidak kondusif kemudian cowok itu memikirkan sesuatu yang mungkin akan menarik.
"Aa....aaa sakit wajah gue sakit sya"
keluh Zayyan membuat gadis itu spontan menatap khawatir ke arah nya.
"tuh kan, tadi gue bilangin juga apa, lo sih ngeyel mulu" ketus Natasya, namun tangan gadis itu dengan singgap langsung menangkup wajah Zayyan dengan kedua tangannya.
"ga tau juga, tadi beneran ga sakit, tapi tiba-tiba banget, kayak gini, pasti ada setan nya" Zayyan ngelantur asal, panas saja rasa nya melihat cowok sok pinter dari kelas Einstein ini selalu mendekati Natasya.
"mana yang sakit" Tanya gadis itu khawatir.
"semua nya" balas cowok itu asal yang penting atensi Natasya penuh atas nya.
"Yaudah ke uks ya" ucap Natasya yang kemudian di angguki oleh Zayyan.
"Gue bawa Zayyan ke uks dulu ya pangeran, makasih lo hadiah nya"
Arkana mengangguk dengan senyuman tipis. cowok itu tau Zayyan berusaha mengalihkan atensi Natasya terhadap nya. membuat cowok itu tersenyum miring. Natasya menarik lengan Zayyan di bawanya cowok itu ke uks.
Zayyan melirik sinis ke arah Arkana ketika cowok itu Melewati nya. Seakan akan memberi peringatan kepada cowok itu supaya tidak mendekati sahabat nya. sedangkan cowok yang di tunjuk hanya acuh. tunggu dan lihat saja bagaimana skenario berjalan.
***
SEE YOU.....