NovelToon NovelToon
Waffle Caramel

Waffle Caramel

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Poligami / Teen School/College / Dijodohkan Orang Tua / Menyembunyikan Identitas
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rheanzha

Rin yang terpaksa harus merubah penampilannya saat berada disekolah barunya sebagai siswa pindahan, dikarenakan sebuah kejadian yang membuatnya tak sadarkan diri dan dirawat dirumah sakit.

Disekolah baru ini, Rin harus mengalami drama sekolah bersama primadona kelasnya serta dengan adik kelasnya. Serta rahasia dari sekolah barunya, bersama dengan identitasnya yang ingin diketahui teman-teman sekelasnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheanzha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penuturan Nirmala

Karin, Rin, Nirmala dan Fifi segera berangkat kesekolah dengan berjalan kaki. Siswa-siswi yang berjalan di Roswaal, baik itu yang ada diasrama putra maupun putri, yang tinggal dekat sana maupun yang jauh diantar ataupun dengan kendaraan sendiri atau umum, semuanya sudah mulai berdatangan.

Tak sedikit orang yang memperhatikan mereka saat mereka berempat melewati gerbang, terutama Karin, yang mereka tahu kalau dia selalu diantar oleh supirnya jika berangkat sekolah namun saat ini dia pergi ke Akademi dengan berjalan bersama dengan tiga orang siswa pindahan. Dan juga dengan Nirmala, tak terelakan dari perhatian yang lain terutama dari anak kelas satu, setelah kejadian Maid waktu itu.

"Nirmala..." panggil Aini saat dia melihat Nirmala dan menghampiri mereka, "pagi." sapa Aini ke Rin, Karin dan Fifi.

"Pagi." ujar mereka membalas sapaan Aini.

"Kalian dibawa kemana saat itu?"

"Kami ada beberapa urusan, seperti yang kami ceritakan waktu itu." tutur Karin.

"Tahu nggak, aku dibuat kerepotan saat kalian tidak ada, anak sekolah pada heboh karena kejadian Maid waktu itu, jadi kalian harus bersiap jika nanti diserbu."

"Ya itu pasti akan terjadi, kami tahu itu dan kami juga sudah siap." ujar Rin.

"Maaf ya dah buat kamu jadi kerepotan karena kami." tutur Nirmala sambil memeluk Aini.

"Nggak apa, aku tahu juga pasti aku akan ditanyain juga, kamu nggak usah merasa bersalah oke, urusan kalian yang lebih penting sekarang." jawab Aini

"Ya sudah kak, kami masuk ke kelas." ujar Nirmala.

"Oke, bye-bye." balas Karin sambil melambaikan tangannya ke Aini dan Nirmala.

Karin Rin dan Fifi, melanjutkan perjalanan mereka menuju kelas 2-2. Aini dan Nirmala segera masuk ke kelas, baru beberapa langkah mereka berdua masuk, anak kelas mulai mengerumuni mereka berdua.

"Hei, bisa nggak biarkan kami duduk dan meletakan tas." ujar Aini, dia menarik tangan Nirmala dan menerobos teman sekelasnya.

Nirmala dan Aini meletakan tas mereka dan duduk di kursi mereka. Setelah itu anak kelas mulai mengerumuni Nirmala lagi, mengajukan beberapa pertanyaan ke dia.

"Nirmala, kenapa kamu tidak masuk setelah dijemput Maid waktu itu."

"Nirmala, maid waktu itu, maid kamu."

"Nirmala, kamu ini siapa sebenarnya?"

Beberapa pertanyaan terus terlontarkan untuk Nirmala, melihat sikap teman sekelasnya itu, Aini merasa geram.

"Hei, kalian bisa nggak tenang sedikit, Nirmala ini lah, Nirmala itu lah, apa kalian hanya bisa untuk mendesak Nirmala." ujar Aini geram

"Aini, kenapa kamu yang marah, kan bukan kamu yang kami tanyai." tutur salah satu yang mengerumuni Nirmala, dan yang lain menatapinya.

"Oh begitu ya, jadi kalian merasa aku tak ada hubungannya, karena kalian tidak mendapat jawaban dari aku kemarin, jadi kalian langsung mau menyerang Nirmala, begitu!?" Aini menaikan nada bicaranya karena dia benar-benar kesal.

"Aini..." panggil Nirmala lembut.

"Kenapa kalian diam!" ujar Aini ke yang lainnya, dia tak menghiraukan panggilan dari Nirmala, "tadi aku cuma minta kalian untuk tenang, tapi kalian anggap aku marah. Sekarang kenapa kalian semua diam." Aini mulai berteriak kesal.

"Aini..." Nirmala mencoba untuk menenangkan Aini.

"Aku sudah sangat bersabar kemarin, saat kalian bertanya segala sesuatu tentang Nirmala, karena aku adalah orang yang paling dekat dengan dia, kalian paksa agar aku menjawabnya." tutur Aini, "aku tahu kalian anak-anak orang yang kaya, tapi kalian harus tahu, tidak semua keinginan kalian harus pasti kalian dapatkan." lanjutnya berbicara. "Kenapa kalian diam, kenapa ngak membantah seperti tadi, jawab ...." teriak Aini, "ayo jawab ... kenapa diam, kenapa tidak membantah lagi."

"Aini ... tenang ... ayo duduk dulu lagi aja." ajak Nirmala menenangkan Aini, dia akhirnya mendengarkan Nirmala.

"Padahal aku hanya menyuruh mereka tenang, agar tidak memburu kamu dengan pertanyaan tanpa henti." gerutu Aini lalu menatap mereka dengan serius. "Apa kalian masih ingin memburu Nirmala dengan pertanyaan lagi." ujar Aini ke mereka.

Mereka yang melontarkan pertanyaan ke Nirmala beberapa saat tadi, kini hanya diam, tidak menanggapi satu pun apa yang dikatakan Aini.

"Aku akan jawab kok pertanyaan kalian tadi jika itu bisa menghilangkan rasa penasaran kalian." ujar Nirmala lembut. "Oke, kalian tadi bertanya siapa aku sebenarnya kan. Aku Nirmala Putrie, putri satu-satunya dari Bapak Anton dan ibu Mentari, yang mana Papanya hanya karyawan kantoran biasa, sedangkan Mamanya hanya seorang istri dan Ibu yang mengurus rumah, jadi tidak mungkin kami memiliki seorang Maid." tutur Nirmala, dan ada yang ingin menyanggah Nirmala, tapi ditahan oleh Nirmala. "Eits, aku belum selesai, kalian bilang siapa aku kan, aku akan ceritakan siapa aku dari A sampai Z." ujar Nirmala, mereka semua hanya terdiam.

Dari penuturan Nirmala, Aini tahu kalau Nirmala juga merasa kesal saat ini, tapi dia membiarkan Nirmala untuk mengeluarkan kekesalan dirinya, sama seperti yang Aini lakukan tadi.

"Aku baru satu bulan masuk SMA, sama seperti waktu SD maupun SMP, tak ada teman seorang pun yang aku punya, dan aku pindah kesini karena disekolah lama aku mengalami sebuah masalah, aku jadi sering disindir, dilabrak oleh anak cewek disana, gara-gara nolongin kakak kelas yang jelas tidak bersalah." tanpa sadar Nirmala menangis saat membicarakan itu, tapi dia langsung bangkit lagi.

"Jika kalian pikir aku pindah kesini karena aku anak orang kaya juga, kalian salah, aku pindah kesini dengan jalur khusus, jalur beasiswa akademi. Jadi ku harap kalian puas, soal Maid itu bukan punya aku, itu punya seseorang yang kami panggil Nini, apa lagi yang ingin kalian ketahui tentang aku."

"Kalau soal aku tidak masuk setelah Maid waktu itu menjemput, karena ada beberapa urusan pribadi dan hanya itu yang boleh kalian tahu. Soal aku dengan kak Rin, kami sama-sama murid pindahan dan dari sekolah yang sama dan juga dia adalah sosok kakak yang aku dambakan begitu juga dengan kak Karin." lanjut Nirmala.

Nirmala menjawab pertanyaan dari mereka satu per satu, tanpa memberitahukan mereka rahasia besarnya.

"Nirmala, kamu menjawab semua pertanyaan mereka tadi, kamu ingat semua apa yang ditanyakan mereka dengan tepat." ujar Aini keheranan.

"Memangnya kenapa kalau aku bisa ingat semuanya, jangan bilang kamu akan menjauhiku, seperti waktu aku SD dan SMP dulu." ujar Nirmala takut kalau dia dijauhi Aini. "Apa kamu juga berpikir kalau aku aneh"

"Hahahaha ..." Aini tertawa terbahak-bahak mendengar ucapan dari Nirmala. "Nggak mungkinlah Nir, hanya karna hal itu aja aku jauhin kamu, bukankah itu sesuatu hal yang keren Nir, berarti kamu ini termasuk yang punya Memory Photography dong." tutur Aini.

"Memory Photography? Haha, itu tidak mungkin, kamu mungkin hanya membual. Nirmala punya hal itu?" bantah seorang siswa yang mendengar perkataan Aini tadi.

"Apa maksud kamu Jimy" ujar Aini kesal.

"Aku menganggap itu semua hanya kebohongan belaka. Beasiswa Akademi, bisa mengingat segalanya, memory photography, kamu mau membual." ujar Jimy ke Aini dan Nirmala.

"Apa sih masalah kamu sebenarnya." tutur Aini.

"Aku Jimy, satu dari 10 siswa dengan nilai ujian terbaik, ingin menantang dia taruhan, kalau kamu benar anak beasiswa dan punya ingatan photography." ujar Jimy sambil menunjuk kearah Nirmala.

"Memangnya kamu urutan berapa? Kalau kamu nantang Nirmala berarti kamu nantangin aku juga. Kita lihat saja siapa diantara kamu dan kami berdua yang mendapat skor tertinggi saat UTS nanti." tantang Aini balik.

"Boleh siapa takut, lebih bagus kalau ada taruhannya, gimana kawan-kawan, setuju, kan?" balas Jimy.

Nirmala hanya terdiam, tak tahu harus menghadapinya bagaimana. Anak sekelas langsung bersorak saat Jimy menaruh sebuah taruhan atas tantangannya, ada yang mendukungnya dan juga tidak.

"Memangnya apa yang kamu inginkan, sebagai taruhannya?" ujar Aini.

"Jika aku yang mendapatkan skor tertinggi, aku ingin kalian berdua menjadi pelayanku, selama di akademi ini dan semua rahasia dari kalian, kalian beritahukan segalanya, tanpa terkecuali. Namun, jika kalian yang mendapatkannya, maka aku, Jimy akan mengabdi ke Nirmala sebagai pelayannya seumur hidupku, tapi jika hanya Aini dan Nirmala berada di bawahku maka aku yang menang, jika hanya Nirmala yang diatas aku, maka dia yang menang, gimana?" ujar Jimy menyebutkan apa yang harus dipertaruhkan oleh mereka.

"Maaf sebelumnya Jimy, dan kalian semua, aku memang bisa mengingat semua apa yang aku dengar, lihat dan ku ketahui, tapi aku bukan orang yang punya memory photography, aku juga bisa lupa, bahkan dengan hal yang kecil pun." tutur Nirmala. "Tapi, aku terima tantangan kamu, jika itu bisa buat kamu senang, dan taruhannya hanya untuk kita berdua saja." ujar Nirmala kesal, mengiyakan taruhan itu.

"Tidak Nirmala, aku akan menerima taruhannya juga, dan ada satu hal lagi selain dari UTS, aku ingin kita membandingkan hasil ujian masuk kita, Nirmala pasti juga mengikuti ujian masuk walaupun dia murid pindahan." tutur Aini.

"Iya, aku memang mengikuti ujian, tapi aku tidak tahu itu ujian apa ..." jawab Nirmala.

"Oke, aku setuju dengan itu, pihak sekolah pasti masih menyimpan data itu, dan itu nanti akan kita pajang bersamaan dengan hasil UTS kita." balas Jimy.

"Maaf, jika aku boleh tahu, kamu urutan beberapa berapa Jimy, dan disini pakai begituan ya." ujar Nirmala penasaran.

"Iya, disini pakai hal yang begituan, dan bagi yang mempunyai posisi 10 yang terbaik saat ujian masuk, ada beberapa hak istimewa dari pihak sekolah." ujar Jimy. "Dan aku ada diposisi 7 dari 9 yang lainnya." sambungnya.

"Lalu yang posisi satu siapa?" tanya Nirmala lagi.

"Maaf Nirmala, kami nggak tahu siapa nama yang diposisi satu soalnya hanya nilai dari mata pelajaran yang diuji dengan nomor peserta ujian masuk yang ditempelkan waktu itu." ujar Aini.

"Oh gitu ya, selamat ya Jimy, kamu bisa tahu hasil ujian masuk kamu, sedangkan aku tidak diberitahu gimana hasil yang punyaku." tutur Nirmala sedih. "Lalu untuk membuktikannya gimana?"

 

°

°

1
Hafin lubi
eh kukira berpenampilan coolkids
Mary_maki
Cerdik dan mengejutkan
Shinn Asuka
Gak nyangka! 😱
Dwi Rhea: apa nih yang nggak disangka?
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!