"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
Saat Siska dan Rendi sudah di parkiran kampus, datanglah Aldo sendirian.
"Siska" panggil Aldo.
"Ada apa?" Rendi dan Siska langsung berbalik badan.
"Lo pulang sama gue ya" sangat tiba-tiba sekali Aldo mengajaknya pulang bareng.
Siska masih bengong, pasalnya sejak masuk kuliah yang sama. Baru kali ini, Aldo berinteraksi dengan Siska. Apalagi sampai mengajaknya pulang secara terang-terangan.
"Lo.. Mau kan?" Aldo meraih tangan Siska.
"Heh! Apa-apaan lo, Siska pulang bareng gue!" Rendi menepis tangan Aldo kasar.
"Gue nggak butuh jawaban dari lo!"
"Sorry Al.. Nanti kalo cewek lo liat kita pulang bareng, gue bisa di hajar habis-habisan sama dia. Bukannya gue takut, cuma gue nggak mau ribut doang. Apalagi sampe di cap sebagai pelakor, jadi gue pulang bareng Rendi aja" Siska langsung masuk ke mobil yang sudah di bukakan pintunya oleh Rendi.
Dengan perasaan geram dan kecewa, Aldo lebih memilih diam dan membiarkan istrinya itu diantar oleh saingan baru nya.
"Lo tuh cuma mantan, yang udah jadi masa lalu nya Siska. Jadi, gue mohon lo jauhin deh Siska. Lagian lo udah punya pacar, ngapain masih ngejar-ngejar Siska" Rendi menepuk bahu Aldo dan langsung masuk ke mobil meninggalkan Aldo yang tengah mematung melihat mobil Rendi yang sudah tancap gas.
"Sialan!! Apa hak dia ngelarang gue buat deketin istri gue sendiri! Aaargghh!!" Aldo sangat kesal.
Aldo sengaja mengajak Siska untuk pulang bareng karna di kampus juga sudah terlihat sepi.
Viona pun sudah pulang terlebih dahulu, padahal tadi ia sendiri yang meminta ingin pulang bareng. Tapi tadi Aldo lihat jika pacarnya itu sedang menerima telpon dan buru-buru keluar kampus.
Aldo tak mau ambil pusing dan membiarkan saja pacarnya itu. Sedangkan kedua teman Aldo sudah hilang entah kemana.
Dalam perjalanan pulang, Aldo selalu memukul stir mobilnya untuk meluapkan kekesalannya.
"Emang gila tuh si Rendi. Belum tau lo siapa gue? Gue emang mantannya Siska, tapi asal lo tau.. Gue SUAMI.. inget ya SUAMI nya SISKA!!!" Aldo malah kesal sendiri di dalam mobil seperti orang gila.
Ada apa ini? Apa dia sudah mulai sadar kalau Siska itu penting buat dirinya. Sampai ada yang dekat saja rasanya sudah ingin menebas lehernya. Apalagi sekarang yang terang-terangan seperti Rendi.
Sampai di apartemen, Aldo tak melihat Siska di dalam. Padahal tadi kan Siska pulang terlebih dahulu, kenapa bisa malah belum pulang.
Aldo merebahkan badannya di sofa, tenaganya sudah habis di kuras untuk kegiatan hari ini. Belum lagi tadi marah-marah tak jelas di mobil.
Klekk..
Suara pintu terbuka, datang Siska yang menenteng makanan.
"Dari mana lo? Habis kelayaban sama temen rasa pacar?" Aldo tak mau berbasa basi langsung meluapkan emosinya begitu melihat wajah Siska.
Siska yang mendengar Aldo menuduhnya seperti itu lebih memilih tak menjawab.
"Lo budeg?! Jadi bener, lo abis jalan sama b*jingan itu?!" Aldo meninggikan suaranya.
Siska tetap tak bersuara, membuat Aldo semakin naik pitam.
"Siska.. Lo denger gue nggak sih?!"
"Kalo lo bisanya cuma nuduh, marah-marah nggak jelas. Ngapain gue harus dengerin" jawab Siska santai.
"Ya lo jawab dulu pertanyaan gue. Lo habis dari mana? Kenapa gue balik lo belum sampe rumah" Aldo pergi ke dapur menyusul Siska yang sedang menata makanan.
"Udah marah-marahnya?" Siska menatap Aldo yang masih sedikit emosi.
"Gue habis beli makanan. Karna gue males masak, udah capek masak dari tadi. Terus, habis Rendi nganter gue dia langsung pulang. Tapi gue mampir dulu di restoran depan. Kenapa? Lo masih mau nuduh gue apa lagi?" Siska sedikit kesal.
"Lo tuh kenapa sih Al masih aja nggak percaya sama gue. Lo anggep gue istri lo nggak sih?"
"Aaahh.. Iya gue lupa! Lo kan punya pacar, mana mungkin lo nganggep gue istri lo kan? Gue kan CUMA MANTAN lo, dan bukan orang yang penting di hidup lo" Kata-kata Siska bagai petir yang menyambar Aldo saat ini.
"Lo kok ngomong gitu?" Aldo mengerutkan kening.
"Ya kan emang kenyataannya gitu. Sampai kapanpun, gue di mata lo bakal tetep salah. Mau gue lakuin hal bener sekaliapun, bagi lo gue salah terus. Jadi, buat apa gue capek-capek lakuin hal yang bener kalo ujung-ujungnya lo bakal nggak percaya sama gue. Iya kan?" Siska tersenyum smirk.
Aldo jadi tak berani menimpali, apa dia sudah kelewatan karna selalu berperasangka buruk terhadap istrinya itu?
"Ya.. Kan gue cuma nanya doang" Aldo membuat pembelaan.
"Itu bukan cuma nanya. Lo itu udah nuduh. Lo tau nggak hukumnya apa kalo nuduh istri yang selingkuh?" Siska sudah tak tahan.
Glekkk.. Aldo menelan ludahnya kasar. Ia tak sampai berfikir ke sana. Siska kali ini benar-benar marah.
"G-u-e.. Min-ta maaf Sis. Gue bener-bener bego banget. Gue udah cemburu buta" Aldo mengusap wajahnya.
Siska tak percaya, seorang Rivaldo cemburu buta?
"Ngapain lo cemburu? Sama Rendi?" Aldo mengangguk cepat.
"Lagian kenapa mesti cemburu? Lo kan bilang sendiri, kalo gue boleh berhubungan sama cowok manapun. Kalo pun itu sama temen-temen lo, gak masalah kan? Lo lupa? Ckk.. Harusnya sih kemaren gue rekam aja, biar lo tempel di kuping sekalian"
"Jangan ngadi-ngadi lo ya! Jangan pernah mau deket sama Raka maupun Miko!"
"Kenapa emangnya? Lo bakal cemburu lagi?" Siska berdecih kesal.
"Nggak.. Tapi lo tau sendiri gimana mereka kan? Mereka bukan cowok yang baik buat lo" Aldo mencoba tenang.
"Bukan cowok yang baik? Maksud lo cowok yang nggak baik tuh gimana? Terus, apa kabar sama lo? Lo aja udah punya istri tapi masih berhubungan sama cewek lain. Ngaca dong lo!" Siska sudah muak dan meninggalkan Aldo untuk masuk ke kamar.
Niatnya mau makan, tapi sudah tak napsu apalagi lihat muka Aldo. Yang ada malah bikin emosi terus.
"Maunya apa sih tuh cowok? Nggak mau kalo gue deket-deket sama cowok lain, tapi dia masih demen banget sama ceweknya. Maksudnya apaan coba? Dasar laki-laki nggak mau rugi! Egois!"
Siska sudah berendam di bathup, mencoba untuk merelaksasikan badannya dengan air hangat.
Ia tak mau ambil pusing, tapi kenapa Aldo yang tak pernah berhenti bikin dia pusing? Kepalanya sampai pening karna terus-terusan berdebat dengan Aldo.
Sudah satu jam Siska berendam dan memutuskan untuk menyudahi kegiatannya. Lalu ia berganti pakaian yang sudah ia bawa ke dalam kamar mandi.
"Astaghfirullahaladzim!!" Siska mengelus dadanya tatkala membuka pintu.
"Apaan sih lo, kenapa disitu coba? Lo mau bikin gue mati muda?" Rupanya Aldo sedari tadi duduk di depan kamar mandi untuk menunggu Siska keluar.
"Gue.. Nungguin lo" Wajahnya tampak lesu.
"Ya tapi kenapa mesti disitu sih? Kan di sofa bisa, di kasur bisa. Kalo jantung gue copot lo mau tanggung jawab?" Siska malah jadi kesal.
"Gue mau minta maaf sama lo" Raut mukanya memelas.
"Minta maaf kenapa?" Siska pura-pura tak tahu.
"Yang tadi"
"Emang tadi ngapain?"
"Gue udah nuduh lo lagi"
"Terus?"
"Udah nggak nganggep lo istri gue.. Tapi gue mohon, lo mau kan maafin gue?"
"Nanti gue pikir dulu, karna kesalahan lo fatal. Lo tuh udah berapa kali nuduh gue nggak jelas kayak gitu. Terus sekarang, seenaknya lo cuma minta maaf doang?"
"Harusnya kalo emang lo mau minta maaf, ya lakuin yang bener. Tunjukin kalo emang lo nyesel. Bukan cuma omong doang tapi juga dengan bukti" Siska mencoba tetap tenang sambil mengeringkan rambutnya yang basah dengan hair dryer.
"Iya, gue janji sama lo" Wajah Aldo sedikit lega.
"Gue nggak butuh janji lo. Tapi kalo emang lo mau gue maafin. Gue punya syarat buat lo" Siska menatap lekat manik mata Aldo.
"Apaan.. Sebutin aja semuanya, bakal gue kabulin, apapun itu" Wajah Aldo senang dan menggenggam tangan Siska.
"Putusin pacar lo sekarang juga!"
NEXT...