Enggak dapet anaknya, Ayahnya pun jadi.
Begitu pula Isvara Kinandari Heksatama, gadis cantik patah hati karena pujaan hatinya menikah dengan wanita lain. Isvara atau yang kerap disapa Isva melakukan hal yang diluar nalar yaitu menikahi Ayah dari pria yang cintai yaitu Javas Daviandra Bimantara.
Keputusan terburu-buru yang diambil Isva tentu saja, membuat semua orang terkejut. Tidak terkecuali sang adik yaitu Ineisha Nafthania Heksatama, bagaimana tidak. Pria yang dinikai oleh Kakaknya adalah Ayah mertuanya sendiri, Ayah dari Archio Davion Bimantara.
Pria yang Isvara cintai memang menikah dengan adiknya sendiri, tentu hal itu membuatnya sangat sakit hati karena yang dekat dengan Archio adalah dirinya. Namun, Archio secara tiba-tiba malah menikahi Ineisha bukannya Isvara.
Demi menghancurkan pernikahan Ineisha dan Archio, Isvara harus tinggal bersama mereka. Salah satu caranya yaitu menikah dengan salah satu keluarga Archio, sedangkan yang bisa ia nikahi hanyalah Javas seorang.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Donacute, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 18 | Kedatangan Mertua
Dengan malas, Javas pergi ke kamar mandi untuk berganti baju karena sudah merasa tidak nyaman. Sedangkan Isvara yang merasa benar-benar lelah, terlebih gadis cantik itu tidak tidur semalaman karena harus memikirkan keputusan apa yang harus ia ambil.
Tidak perlu waktu lama, Javas sudah keluar dari kamar mandi. Pria dewasa yang ketampanannya tidak dapat diragukan lagi, baru saja selesai mandi terlihat dari ia hanya memakai handuk setengah badan dan rambutnya basah.
Orang-orang yang melihat, bisa saja mengira bahwa pasangan pengantin baru itu telah melaksanakan malam pertama, atau siang pertama lebih tepatnya karena sekarang sudah masuk siang.
Javas tidak langsung berganti baju, ia malah memandangi wajah cantik Isvara ketika gadis itu tengah tertidur lelap. Ada rasa kasian dihatinya pada gadis itu, ya Tiana sudah sedikit banyak bercerita tentang kehidupan Isvara yang tidak diperlakukan adil oleh keluarganya.
"Jika tidak terjadi pernikahan pura-pura ini, apa mungkin saya bisa menikahi gadis secantik kamu?" gumamnya pelan.
Javas sudah banyak bertemu perempuan cantik, baik yang diluar negri atau dalam negri. Namun, entah kenapa ia malah terpesona pada gadis yang ada di hadapannya.
Untuk mendapatkan perempuan yang masih gadis, dengan uangnya yang banyak tentu mudah sekali bagi Javas. Tetapi hanya Isvara, gadis yang bisa membuatnya merasa tertarik. Apa mungkin Javas sudah jatuh cinta pada pandangan pertama ke Isvara? Javas sendiri tidak yakin, sudah terlalu lama ia tidak merasakan cinta.
Selama ini, Tiana membebaskan Javas untuk menikah lagi atau menceraikan Kalila. Javas tidak melakukannya, karena merasa belum menemukan perempuan yang pas untuk ia jadikan istri. Tentu yang ia cintai juga.
Berbeda saat Tiana menyuruhnya menikah pura-pura dengan Isvara, entah dorongan dari mana Javas langsung setuju tanpa. Padahal pria tidak ingin menikah paksa untuk kedua kalinya, dengan alasan rasa sayangnya pada Tiana akhirnya Javas setuju. Padahal bukan itu yang sebenarnya, karena Javas sendiri tidak tahu alasannya kenapa bisa langsung setuju.
Sebuah ketukan pintu membuyarkan lamunan Javas, dengan malas pria itu langsung berjalan ke pintu untuk membukakan pintu. Sebelum itu, Javas memilih untuk bertanya terlebih dahulu. "Siapa?"
"Kalila," sahutnya dari luar kamar.
"Kenapa?" tanya Javas malas, bisa-bisanya wanita itu mengganggunya aktifitasnya saja. Walau tadi ia hanya memandangi Isvara yang tengah tidur, lalu pria itu melamun.
"Orang tua Isvara datang, untuk bertemu dengan Isvara. Mama meminta saya untuk memanggilnya, Anda dan Isvara diminta segera turun," ujar Kalila memberitahu suaminya, tetapi sangat formal bukan pembicaraan pasangan suami istri itu. Bahkan lebih terlihat seperti pembantu dengan Tuannya.
"Bilang sama Mama, sebentar lagi kami akan turun."
"Baik," sahut Kalila, setelah itu langsung pergi dari depan pintu kamar suaminya.
Di dalam kamar, pria itu yang sudah tahu jika mertua pura-puranya datang. Yang berarti dirinya akan berpura-pura menjadi menantu yang baik, dan suami idaman untuk Isvara.
Tidak ingin membuat mertuanya menunggu lama, Javas memutuskan untuk segera membangunkan Isvara. Tanpa perduli dirinya belum memakai pakaian dan hanya mengenakan handuk sepinggang.
"Isvara bangun!" panggil Javas sambil menggoyangkan tubuh istri mudanya. Sudah dipanggil beberapa kali, tetapi Isvara tidak juga bangun. Hingga membuat Javas frustasi, ia tidak biasa membangunkan orang. Jadi tidak tahu harus berbuat apalagi.
Tiba-tiba terlintas sebuah ide yang menurut Javas bagus, tidak ada salahnya ia mencobanya. Javas ingin menepuk wajah Isvara agar gadis itu segera bangun, karena mereka berdua sedang ditunggu banyak orang.
Saat hendak menepuk wajah Isvara, Javas memang berdiri di samping ranjang. Tidak jauh dari tempat Isvara tidur, Javas malah terpleset selimut dan membuatnya mencium pipi Isvara.
Isvara yang dicium pipinya, langsung saja membuka mata. Padahal tadi ia sedang berkelana di alam mimpi, tetapi harus terbangun karena merasa ada yang mencium pipinya. Gadis itu juga mendorong tubuh suaminya dengan kasar.
"Kurang ajar," ucap Isvara langsung menampar pipi kanan Javas dengan sangat kencang.
"Om emang nggak bisa dipercaya ya, padahal Oma udah pastiin Om enggak bakal macam-macam sama aku, tetapi Om dengan berani-beraninya cium pipi aku saat aku lagi tidur. Awas aja aku bakal adukan Om ke Oma Tiana, pokoknya aku nggak terima sama apa yang Om lakuin ke aku. Dasar Om-Om pedofil," marahnya sambil menangis, Isvara merasa pipinya ternoda akibat di cium Javas, langsung ia gosok dengan kasar.
"Kamu apaan sih, marah-marah nggak jelas gitu. Kamu itu salah paham sama saya, Isvara. Saya nggak ngelakuin apa yang tadi kamu tuduhkan, tadi itu murni nggak sengaja. Lagi pula saya juga nggak nafsu sama kamu, kamu itu masih kecil tau nggak," balas Javas dengan wajah kesal yang tidak dapat disembunyikan.
"Alah Om bohong aja."
"Terserah kamu aja, Isvara. Mau percaya silakan, nggak percaya yaudah. Nggak ngaruh sama hidup saya. Udah untung kamu saya bolehin tidur di kasur saya, saya juga udah bela-belain bangunin kamu. Karena di bawah ada kedua orang tua kamu, mereka nyariin kamu dan mau ketemu sama kamu. Harusnya kamu berterima kasih sama saya yang udah sebaik ini sama kamu," ucapnya dengan panjang lebar.
"Apa? Orang tua saya?" tanya Isvara yang masih mencoba mencerna ucapan Javas.
"Iya, orang tua kamu ada di sini, lebih tepatnya di bawah. Mereka datang untuk bertemu dengan kamu."
Gadis itu melotot, bola matanya seakan hendak keluar. Ia memang sudah tahu, akan tiba saatnya kedua orangnya akan datang. Namun, ia tidak menyangka akan secepat ini. Apalagi saat ia masih sangat lelah, dan ingin beristirahat.
Isvara bangkit dari tempat tidur, begitu juga Javas yang berusaha berdiri karena jatuh akibat didorong oleh istri mudanya. Barulah Isvara sadar dengan penampilan Javas, jelas langsung membuatnya berteriak dengan kencang. "Aaaa.... "Tidak lupa ia juga langsung menghadap belakang, untuk menyembunyikan wajahnya karena sudah melihat Javas yang hanya menggunakan handuk sepinggang.
"Kamu tuh Isvara, suka banget teriak-teriak enggak jelas. Berisik tau, bisa pecah lama-lama gendang telinga saya karena teriakan kamu itu." Javas sendiri belum tahu, mengapa Isvara sampai teriak sekencang itu.
"Gimana enggak teriak, Om Javas kenapa nggak pake baju sih? Om nggak malu apa, di kamar ini 'kan bukan cuma ada Om doang. Ada aku juga loh."
"Kamu aja yang lebay, ini saya masih pake handuk. Wajar saya kayak gini karena habis mandi, Isvara. Belum aja kamu lihat tubuh saya tanpa memakai apapun, pasti kamu akan tergila-gila."
"Uwekkk, jijik banget deh, Om. Nggak usah kepedean deh jadi orang, enggak bakal saya tergila-gila sama Om. Walaupun Om nggak pake apapun, saya akan biasa aja."
mampir juga dikaryaku yuk/Smile/