NovelToon NovelToon
Pendekar Hantu Kabut

Pendekar Hantu Kabut

Status: tamat
Genre:Tamat / Fantasi Timur / Epik Petualangan / Perperangan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.6
Nama Author: Adidan Ari

Cerita ini mengisahkan tentang diri seorang pendekar muda bernama Lin Tian. Seorang pendekar pengawal pribadi Nona muda keluarga Zhang yang sangat setia.

Kisah ini bermula dari hancurnya keluarga Zhang yang disebabkan oleh serbuan para pendekar hitam. Saat itu, Lin Tian yang masih berumur sembilan tahun hanya mampu melarikan diri bersama Nona mudanya.

Akan tetapi sepertinya keberuntungan sedang tidak berpihak kepada pemuda itu. Lin Tian terpaksa harus berpisah dengan sang Nona muda demi menyelamatkan nyawa gadis tersebut.

Dari sinilah petualangan Lin Tian dimulai. Petualangan untuk mencari sang Nona muda sekaligus bertemu dengan orang-orang baru yang sebagian akan menjadi sekutu dan sebagian menjadi musuh.

Kisah seorang pengawal keluarga Zhang untuk mengangkat kembali kehormatan keluarga yang telah jatuh.

Inilah Lin Tian, seorang sakti kelahiran daerah Utara yang kelak akan menggegerkan dunia persil

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Adidan Ari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14. Keluarga Xiao

"Itu keluarga Xiao, mereka sudah dataaaaang!!" Teriak salah satu warga di depan penginapan itu.

"Oh...mereka sudah kembali. Lin Tian, bagaimana kalau kita ikut melihat." Ajak Bao Chu setelah mendengar teriakan tersebut.

"Baiklah, ayo." Lin Tian menyanggupi ajakan tersebut sambil bangkit dari tempat duduknya yang diikuti oleh Bao Chu.

Orang-orang yang berada di ruangan itu juga berbondong-bondong pergi keluar untuk melihatnya. Lin Tian merasa sedikit heran, mengapa hanya karena kedatangan keluarga Xiao, semua orang jadi terlihat begitu tertarik dan antusias?

Kemudian Lin Tian terpikirkan tentang tiga wanita dan delapan pengawal yang ditolongnya tadi. "Hm...sepertinya mereka sudah sampai." Batin Lin Tian dalam hati.

Ketika sampai di luar, ternyata benar dugaan Lin Tian. Terlihat disana terdapat ssebuah rombongan yang kurang lebih terdiri dari dua puluh orang. Di tengah-tengah rombongan itu terdapat tiga orang wanita cantik yang berjalan berdampingan, di belakangnya juga terlihat tiga buah gerobak yang kesemuanya ditarik oleh kuda-kuda gagah. Di salah satu gerobak, duduk seorang pria yang berpakaian pengawal dengan keadaan yang cukup memprihatinkan, pria itu tubuhnya sudah penuh luka dan bahkan tangan kirinya sudah hilang.

Ada empat orang pengawal yang berjalan di sekitar tiga wanita itu serta tiga orang yang memegang tali kemudi kuda untuk menuntunnya. Jadi totalnya terdapat sebelas orang yang saat ini sedang dikawal oleh beberapa penjaga gerbang melewati jalanan kota.

"Ternyata itu benar mereka" Batin Lin Tian setelah sampai di luar dan melihat mereka.

"Wah apa yang terjadi!??" Tiba-tiba Bao Chu berseru panik.

"Ada apa paman?"

"Seharusnya mereka datang kemari dengan membawa dua puluh orang pengawal, tetapi sekarang hanya tersisa delapan orang. Pasti ada sesuatu yang terjadi." Jawab Bao Chu sambil memperhatikan rombongan itu dari tempatnya berdiri.

Tak lama kemudian, rombongan itu sampai di hadapan Lin Tian. Tiba-tiba, salah seorang dari penjaga gerbang mendorong Lin Tian dengan kasar dan membentak.

"Minggir kau bocah!! Jangan menghalangi jalan."

Lin Tian hanya menghela nafas mendengarkan. Memang karena dia sendiri adalah seorang pengawal pribadi dari seorang Nona muda yang cerewet dan sedikit menyebalkan, sehingga membuatnya menjadi orang yang cukup sabar.

Hanya didorong begitu saja mana mampu membangkitkan kemarahan Lin Tian, pemuda ini bahkan pernah dahulu dijahili oleh Nona mudanya dengan cara di dorong yang membuatnya terjungkal kedalam jurang kecil. Jurang itu tidak berbahya, namun punggungnya cukup sakit juga. Lebih parahnya lagi, Zhang Qiaofeng, Nona mudanya itu hanya tertawa terpingkal-pingkal di atas jurang.

Dia juga dulu pernah dimarahi oleh Zhang Qiaofeng karena tidak sengaja memecahkan gelas kesayangan gadis itu. Waktu itu Zhang Qiaofeng marah besar kepada Lin Tian dan memberi hukuman padanya untuk minum teh panas di gelas yang sudah pecah itu. Tentu saja Lin Tian bingung, ketika pemuda ini bertanya bagaimana caranya, pipinya malah kena tonjok tangan mungil Zhang Qiaofeng. Sambil menonjok gadis ini membentak "Pikir saja sendiri!!"

Jadi, bentakan dan dorongan kasar dari pengawal itu tidak ada artinya bagi Lin Tian.

Mendengar bentakan itu, seorang wanita yang tertua dari rombongan langsung menengok untuk melihat apa yang terjadi. Sedetik kemudian, wanita ini kaget dan tanpa sadar bibirnya membentuk seutas senyum manis.

Wanita itu lalu berjalan mendekat dan berseru, "Ah Tuan muda, ternyata itu anda." Ucap wanita tersebut yang bukan lain adalah Xiao Mei.

"Ibu, siapa dia?" Tanya seorang gadis cilik yang sudah sampai di samping Xiao Mei, dia adalah Xiao Niu.

"Kau lupa dengan Tuan muda ini? Dia adalah yang menjadi penolong kita di hutan tadi." Jawab Xiao Mei menampilkan senyum manis sambil mengelus kepala anaknya.

Mendengar hal itu, Xiao Niu membolatkan matanya, sedetik kemudian anak ini sudah berlari dan memeluk Lin Tian. "Wah...ternyata kau itu kakak yang tadi!! Kakak apa kau tau? saat kakak datang dan menolong kami, kau kelihatan sangat keren!!" Serunya dengan semangat sambil tetap memeluk Lin Tian.

Lin Tian kaget setangah mati di peluk seperti itu, dan mendengar paggilan 'Kakak' yang keluar dari mulut Xiao Niu, dirinya merasa sangat senang sehingga tanpa sadar tercipta seutas senyum tipis di dibibirnya.

"Niu'er, apa yang lakukan!!?? Jangan bersikap kurang ajar kepada Tuan muda penolong kita." Xiao Mei berkata tegas dan hendak menarik anaknya. Tetapi langkahnya berhenti setelah mendengar sebuah suara halus yang diucapkan Lin Tian.

"Tak apa Nyonya, aku tidak masalah." Ia berkata sambil mengelus lembut kepala Xiao Niu yang tingginya hanya sebatas ulu hatinya itu.

Mendengar dirinya mendapat pembelaan dari Lin Tian, gadis ini kemudian menengok kearah ibunya sambil menjulurkan lidah.

"T-tapi Tuan mu-"

"Panggil aku Lin Tian." Potong Lin Tian cepat yang merasa tidak nyaman dengan panggilan Tuan muda.

Tentu saja, Xiao Mei merasa sungkan untuk memanggil Lin Tian langsung dengan namanya. Walau umur pemuda ini jauh dibawahnya, tetapi dia sangat menghormati Lin Tian sebagai sosok penolongnya, mana mungkin dia begitu tidak sopan untuk memanggil Lin Tian langsung dengan nama.

"Hehe...Kakak Lin Tian, nama panggilan yang bagus." Celetuk Xiao Niu tiba-tiba.

"Niu'er!!"

"Hahaha..." Akhirnya tawa Lin Tian pecah ketika melihat pertengkaran ibu dan anak itu. Pemuda ini tidak sadar bahwa semua orang yang berada disana saat ini hanya berdiri diam mengagumi ketampanan Lin Tian. Bahkan pertengkaran Xiao Mei dan anaknya itu langsung berhenti tiba-tiba tatkala mendengar tawa Lin Tian.

********

"Lin Tian, bagaima jika anda ikut dengan saya ke keluarga Xiao? Sekaligus untuk mengucapkan rasa terima kasih saya atas pertolongan anda tadi." Ajak Xiao Mei yang sudah bisa memanggil nama Lin Tian tetapi masih dengan menggunakan bahasa formal.

"Maaf Nyonya, mungkin besok aku baru bisa berkunjung. Saat ini lebih baik aku menginap di penginapan ini saja. Dan tolong jangan terlalu formal kepadaku Nyonya."

"Heh...kenapa kakak tidak mau ikut?? Ayolah kak...temani aku main..." Rengek Xiao Niu sambil menarik-narik tangan pemuda itu.

"Baiklah, tetapi kenapa kau tidak mau ikut hari ini Lin Tian?" Kembali Xiao Mei bertanya. Wanita ini agaknya masih belum terbiasa untuk bebicara dengan Lin Tian tanpa menggunakan bahasa formal, sehingga pengucapan kata-katanya masih sedikit kaku.

"Aku sudah terlanjur bayar." Balas Lin Tian singkat, jelas, padat.

"Oh...b-baiklah, kalau begitu aku permisi. Kediaman keluarga Xiao kami ada di sebelah Timur kota, tolong jika ada waktu luang mampirlah kesana. Ayo Niu'er." Ajaknya sembari menarik tangan Xiao Niu.

"Kakak, kau sudah janji besok datang!! awas saja kalau besok sampai tidak datang!!" Ancam Xiao Niu sambil memelototkan matanya kearah Lin Tian, membuat wajah gadis itu semakin lucu dan menggemaskan.

"Hahah...baiklah...baik." Jawab Lin Tian sambil terkekeh.

*******

Lalu bagaimana dengan Xiao Lian, mengapa dirinya sedari tadi tidak mengeluarkan sepatah katapaun?

Sebenarnya waktu rombongan itu lewat di depan penginapan tempat Lin Tian berdiri menonton, gadis ini sudah sadar jika disana ada seorang pemuda yang bukan lain adalah Lin Tian penolongnya sendiri. Xiao Lian terkejut melihat perubahan Lin Tian yang sangat drastis dibanding ketika di hutan tadi, dia juga tidak paham mengapa dirinya bisa sampai seteliti itu mengenali Lin Tian yang benar-benar sudah jauh berubah seperti orang lain.

"Tampan sekaliiiiii.....!!!!" Batinnya dengan jantung berdegup kencang. Ketika memandang wajah pemuda itu, entah kenapa dia menjadi gugup dan malu sendiri, sehingga Xiao Lian sengaja bersikap pura-pura tidak tau akan keberadaan pemuda itu dan terus berjalan.

Tetapi, diam-diam dia mengumpat dalam hati ketika ada salah seorang penjaga gerbang membentak Lin Tian dan hal ini membuat ibunya menyadari keberadaan pemuda itu yang membuat perjalanannya terhenti. Dia merasa gugup luar biasa untuk ikut mendekat menyapa Lin Tian, karena hal inilah Xiao Lian hanya berdiri diam sambil memalingkan wajahnya yang sudah merah padam.

Setelah itu, gadis ini hampir pingsan tatkala mendengar perkataan ibunya yang mengajak Lin Tian untuk berkunjung kerumahnya. Jika hal itu terjadi, tentu saja dia tidak akan bisa tidur semalaman. Saking kagetnya, tubuh gadis ini bahkan sampai menegang kaku seperti sebuah paku yang dipalu di atas tanah jalan raya. Hal ini mengejutkan seorang pengawal yang sedang duduk manis di gerobak belakangnya.

Tetapi untung saja Lin Tian tidak jadi berkunjung hari ini dan hal itu berhasil membuat Xiao Lian bernafas lega.

Lalu penjaga gerbang yang membentak Lin Tian tadi? bagaimana keadaannya?? Sekarang ini wajahnya sudah babak belur setelah dihajar oleh Bao Chu yang merasa tidak terima atas tindakan kurang ajarnya kepada Lin Tian tadi. Dia merasa malu karena memiliki seorang anak buah tak beradap seperti itu.

Sehingga setelah menghajar anak buahnya, pria ini menyuruh orang itu untuk kembali ke gerbang dan dia sendiri yang menggatikannya mengiringi rombongan keluarga Xiao.

"Lin Tian, sekali lagi maafkan kekurang ajaran anak buahku itu. Kalau begitu aku pamit dulu." Begitulah ucapnya ketika berpamit kepada Lin Tian.

|•BERSAMBUNG•|

1
ABDUL MALIK
Luar biasa
Ambara Sugun
kenapa tidak dijarah kekayaannya
Arsi Oke
Lumayan
Khoirul Anam
Luar biasa
Rino Wengi
kenapa penjahat nggak dibunuh? nambah musuh doang
ahmad sudrajat
Luar biasa
Ambara Sugun
ternyata pedang dewi salju kalah dgn clurit hahaaa
Ambara Sugun
thor lupa ya lin tian punya cincin ruang
pecahan_misteri
p
Wan Trado
burung pengantar surat biasanya sudah terlatih dan hanya akan melalui rute atau tempat yg sudah dilatih sebelumnya, tidak mungkin burung pos tau rute yg belum pernah dia jalani
Wan Trado
yah tongkat si budiman dibawa bawa
Wan Trado
putra putri kaisar berjalan jauh tanpa pengawalan
Wan Trado
sempat berpikir dalam kebimbangan ya, ini pertempuran bukan pembicaraan, gunakan reflek dan instingmu hadeehh..
Wan Trado
tidak tau berterimakasih kau yaa😠
Wan Trado
seorang guru biasanya akan melepas muridnya apabila ilmu yg diturunkan sudah sempurna
Wan Trado
sombongnya, merasa sudah hebat sekali ya.. mau diangkat jadi murid sepertinya enggan pula..
Wan Trado
kenapa harus senior ya bahasanya
Wan Trado
terlalu berpikiran bijak dalam menyelesaikan masalah padahal usianya masih remaja dan besar digunung, jadi agak aneh
Wan Trado
sepertinya terlalu lancang, baru pertama kali bertemu sudah menanyakan hal tentang keluarga
Wan Trado
dijaman saat itu belum dikenal hitungan waktu dalam menit dan jam, tapi biasanya ukuran waktunya sepeminuman teh, sepenanak nasi dsbnya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!