Nada memiliki Kakak angkat bernama Naomi, mereka bertemu saat Nada berumur tujuh tahun saat sedang bersama Ibunya di sebuah restauran mewah, dan Naomi sedang menjual sebuah tisu duduk tanpa alas.
Nada berbincang dengan Naomi, dan sepuluh menit mereka berbincang. Nada merasa iba karena Naomi tidak memiliki orang tua, Nada merengek kepada Ibunya untuk membawa Naomi ke rumah.
Singkat cerita, mereka sudah saling berdekatan dan mengenal satu sama lain. Dari mulai mereka satu sekolah dan menjalankan aktivitas setiap hari bersama. Kedekatannya membuat orang tua Nada sangat bangga, mereka bisa saling menyayangi satu sama lain.
Menginjak remaja Naomi memiliki rasa ingin mendapatkan kasih sayang penuh dari orang tua Nada. Dia tidak segan-segan memberikan segudang prestasi untuk keluarga Nada, dan itu membuat Naomi semakin disayang. Apa yang Naomi inginkan selalu dituruti, sampai akhirnya terlintas pikiran jahat Naomi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Evhy Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 21
**
"Haha masa sih, Mah. Ah kalau Naomi ikut pasti Naomi marahin nenek-nenek itu."
"Mama juga tadinya mau sama kamu, tapi kamu di sekolah kan lagi latihan. Ya mama sebal aja, lagi bawa barang terus dia malah nabrak eh nyalahin Mamah."
"Mungkin Mamanya juga kurang hati-hati," timpal Abimanyu.
"Ish Papa ini, Mama tuh lagi diam Pah. Lagi nunggu taksi malahan."
Abimanyu, Nadia dan Naomi sedang bercengkrama di depan teras rumah sambil menikmati hngatnya kopi di atas meja. Mereka tidak sadar jika Nada belum pulang ke rumah.
Nada berdiri di dekat pagar sambil menatap mereka bertiga, dadanya terasa sakit. Terlihat dari wajah mereka tidak ada raut wajah khawatir.
"Mau masuk atau mau ikut gue?" tanya Kenzo.
Nada berbalik sambil tersenyum. "Udah malem, anak gadis enggak boleh keluyuran malem-malem, " jawab Nada sambil menahan tangis.
"Yakin?"
Nada menganggukkan kepala. "Kenzo pulang aja gih, nanti Mamanya nyari. Nada mau masuk ke dalam."
Kenzo menghela napas, rasanya dia tidak ingin meninggalkan Nada di depan rumahnya sendiri.
"Lo masuk duluan, nanti gue pulang."
Nada mengangguk. "Makasih ya Kenzo, nanti biaya rumah sakitnya Nada cicil. Maaf repotin Kenzo lagi."
"Enggak usah pikirin itu, sekarang Lo masuk rumah terus makan dan minum obatnya."
"Ish iya bawel banget, Nada udah dengerin Kenzo ngomong itu beberapa kali tadi."
"Ya udah Nada masuk, bye Kenzo!" Nada melambaikan tangan ke arah Kenzo, lalu dia masuk sambil meyakinkan diri bahwa keluarganya masih peduli pada Nada.
Kenzo masih berdiam diri di dekat pagar rumah Nada, dia akan memastikan terlebih dahulu jika Nada masuk ke dalam rumah dengan aman.
"Assalamualaikum, Nada pulang," sapa Nada dengan lembut.
"Hebat banget kamu, pulang malam masih pakai seragam, keluyuran hah?" tanya Nadia sambil bercak pinggang.
"Nada tadi habis kena musibah Mah."
"Alah alesan aja kamu, mentang-mentang lomba melukis kamu menang, kamu jadi seenaknya sekarang iya?"
"Enggak gitu Mah, Nada beneran tadi habis dari-"
"Masuk kamar!" Abimanyu memotong ucapan Nada, sambil menatap Nada dengan tajam.
"Tapi Pah.... "
"Saya bilang masuk ya masuk! Atau mau saya seret kamu ke dalam hmm?"
Nada menghela napas. "Enggak Pah."
Naomi menemani Nada sambil merangkul gadis itu. "Pah, Mah udah dong jangan marahin Nada lagi, kasihan dia."
"Jangan bela dia Naomi, bisa-bisa kamu kena sial dan dijahati lagi sama dia," jelas Nadia.
"Kasihan Nada, Mah."
Nadia menjauhkan lengan Naomi dari bahu Nada, Nadia tidak mau jika Naomi sial dekat dengan Nada.
"Kamu jangan dekat smaa dia Naomi! Mama enggak mau kamu jadi celaka, dan besok kamu harus tampil maksimal di sekolah."
Naomi mengangguk sambil menunduk. "Ma-maafin Naomi Mah."
"Ayo kita masuk, Pah."ajak Nadia sambil merangkul Naomi, dan meninggalkan Nada di depan rumah.
Nada tersenyum getir. " Memangnya Nada berbahaya? Sampai kalian jauhi Nada?"
"Lo enggak berbahaya, mereka yang jahat sama Lo," jawab Kenzo sambil memasangkan jaket di bahu Nada.
Nada menoleh sambil terkejut."Ngapain Kenzo di sini? Sana pulang."
"Gue bakal pulang setelah memastikan Lo masuk."
"Iya ini Nada masuk." Nada melepaskan jaket, namun Kenzo menahannya.
"Pakai aja. Gue balik dulu."
Nada terdiam mematung, sambil menatap kepergian Kenzo dengan suara motornya yang cukup ngebass.
Nada akhirnya masuk ke dalam, dan berjalan menuju kamarnya. Dia melempar tubuhnya di atas tempat tidur sambil menatap langit-langit kamar.
"Mereka enggak khawatir Nada pulang malam, malah dimarahi. Kayanya kalau Nada pergi dari rumah ini juga mereka enggak akan pernah tahu."
Nada memejamkan matanya, perutnya terasa perih kembali, dia tidak meminum obat yang sudah ditebus oleh Kenzo tadi.
Beberapa puluh menit kemudian, pesan masuk ke dalam ponsel Nada. Nomor yang tidak Nada kenali.
"Besok pakai gaun yang nyokap gue kasih buat Lo."
Nada menyipitkan matanya sambil berpikir gaun siapa dan yang mana, Nada benar-benar lupa sampai akhirnya dia terkejut dan berlari ke arah lemari. Dia membuka kotak tersebut lalu dia pegang gaun indah itu.
"Apa ini nomor Kenzo? Dia suruh gue pakai gaun ini?" tanya Nada pada dirinya sendiri.
**
"Selamat pagi Mah, Pah," sapa Naomi sambil memutarkan dirinya yang sudah berdandan memakai gaun yang beberapa hari lalu dia beli.
"Wah anak Mama cantik sekali." Nadia tersenyum sambil menghampiri Naomi.
"Anak siapa dulu dong, hehe."
"Kamu anak mamah sama Papa dong."
Naomi tersenyum lebar. "Mah rambut Naomi udah rapi belum?"
Nadia melihat dengan seksama. "Udah, pokonya udah cantik, pasti ornag tua Kenzo suka sama kamu."
Naomi mengangguk setuju. "Aaa... enggak sabar, pengen cepet ketemu mereka."
Abimanyu keluar dari kamar, berjalan menuju meja makan lalu melihat Naomi dan Nadia tertawa bersama.
"Pagi-pagi udah ceria aja, ada apa ini?" tanya Abimanyu.
"Papa." Naomi memeluk Abimanyu. "Pah liat deh, Naomi cantik belum?"
"Cantik banget sih, Mama yang dandanin? "
Naomi menggeleng. "Bukan dong, ini semua Naomi yang lakuin."
"Hebat ya kamu, serba bisa. Papa bangga sama kamu."
Naomi tersenyum lebar, dari ujung tangga Nada melihat mereka bertiga sejak tadi sambil menggenggam gaun yang dia kenakan.
"Ayo sarapan dulu, habis itu kita ke sekolah sama-sama," ajak Nadia.
Seperti biasa mereka pun sarapan bersama, terlihat sekali mereka menciptakan keluarga cemara.
Nada berjalan dengan sangat anggun lalu ikut duduk bersama dengan keluarganya, mereka tidak menatap Nada sedikit pun, hanya Naomi yang sedikit melirik penampilan Nada yang lebih memukau dari dirinya.
'Sialan, dia dapet gaun dari mana sih?' batin Naomi.
Nada masih menikmati makanannya sambil sesekali mendengar celotehan keluarganya, rasanya dia semakin tidak dianggap di keluarga ini, mereka hanya melihat Naomi yang sempurna.
Hanya beberapa menit, mereka menghabiskan makanan lalu keluar dari rumah meninggalkan Nada sendirian di meja makan. Menahan tangis sambil menelan makanan yang menyangkut di tenggorokan begitu terasa sangat menyiksa, Nada harus bisa terbiasa berada di keluarga yang tak menyukai dirinya.
Sudah tidak bisa lagi dia lanjutkan, Nada memutuskan untuk berangkat sekolah. Sambil menunduk Nada berjalan keluar dan dia dikagetkan dengan kehadiran Kenzo.
"Cantik," gumam Kenzo sambil tersenyum simpul.
"Jalan yang bener."
Nada menenggak dan melihat seseorang tersebut. "Loh ngapain Kenzo di sini?"
"Jemput."
"Jemput Naomi? Dia baru aja pergi sama Mama sama Papa."
"Gue mau jemput Lo."
Nada mengerutkan kening sambil menunjuk dirinya. "Jemput Nada?"
Kenzo menganggukkan kepalanya, dia membuka pintu mobil dan Nada baru sadar jika Kenzo membawa mobil. Biasanya Kenzo membawa motor besarnya.
"Sejak kapan bawa mobil?"
"Bawel, buruan masuk." Kenzo menarik lengan Nada perlahan dan menahan kepala Nada supaya gadis itu tidak terbentu atap mobil.
Nada memanyunkan bibirnya. "Hobi banget sih tarik tangan Nada," gerutunya.
Kenzo pun masuk ke dalam mobil, dan langsung menancapkan gasnya menuju sekolah. Pakaian yang dikenakan Kenzo pun sebuah jas hitam dengan lambang ketua osis di sana, menambah kegagahan Kenzo saat ini.
"Emm Ken, gue turun di deket sekolah aja ya. Jangan masuk ke gerbangnya."
"Kenapa?"
"Emm gue enggak mau aja digosipin kalau gue dekat sama Lo."
Kenzo tidak menjawab dia masih diam dan melanjutkan lajunya, dan beberapa saat mobil pun langsung memasuki lingkungan sekolah.
"Ish kenapa malah masuk ke sekolah sih?" Nada kesal dengan Kenzo yang mengabaikan permintaannya.
Kenzo mengabaikan Nada lalu turun dari mobil, semua siswa yang berada di lingkungan parkiran melihat Kenzo begitu rapi, tampan dan gagah, mereka merasa terhipnotis dengan penampilan Kenzo.
"Woy itu Kenzo bawa siapa?"
"Ish gue penasaran banget, dia bawa siapa ya?"
"Jangan-jangan Naomi lagi."
"Loh Naomi kan baru aja turun dari mobil sama orang tuanya."
"Terus Kenzo bawa siapa dong?"
Beberapa saat mereka menunggu akhirnya, Kenzo membuka pintu mobil dan keluarlah sosok gadis cantik dengan gaun yang indah, mereka yang melihat pun terpesona dengan kecantikan Nada.
"What, Nada?!"