Reintara Narendra Pratama adalah CEO muda yang dikenal tampan dan penuh wibawa. Di usia 25 tahun, ia sudah membangun reputasi sebagai pria yang tajam dalam mengambil keputusan, namun sulit didekati secara emosional. Hidupnya yang teratur mulai berantakan ketika ia bertemu dengan Aprilia—seorang perempuan penuh obsesi yang percaya bahwa mereka ditakdirkan bersama. dia berumur 22 tahun
Awalnya, Reintara mengira pertemuan mereka hanyalah kebetulan. Namun, semakin hari, Ria, sapaan akrab Aprilia, menunjukkan sisi obsessi yang mengerikan. Mulai dari mengikuti setiap langkahnya, hingga menyusup ke dalam ruang-ruang pribadinya, Ria tidak mengenal batas dalam memperjuangkan apa yang ia anggap sebagai "cinta sejati."
Reintara, yang awalnya mencoba mengabaikan Ria, akhirnya menyadari bahwa sikap lembut tidak cukup untuk menghentikan obsesi perempuan itu. Dalam usaha untuk melindungi dirinya, ia justru memicu konflik yang lebih besar. Bagi Ria cinta adalah perjuangan, OBBSESY SEGALANYA
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 'yura^, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
cinta yg menyulut amarah
Cinta yang Menyulut Amarah
Benteng Perlindungan
Reintara memutuskan untuk mengambil langkah lebih besar demi melindungi Nadia. Ia menyewa pengamanan tingkat tinggi untuk mengawasi dirinya, Nadia, dan semua yang berhubungan dengan pernikahan mereka. Reintara tahu Ria tidak akan berhenti begitu saja, terlebih setelah kegagalannya melalui Rio.
“Aku sudah bicara dengan tim keamanan terbaik. Tidak ada yang bisa menyentuh kita sekarang,” kata Reintara meyakinkan Nadia.
Nadia mengangguk, meski di dalam hatinya ia masih merasa gelisah. “Aku hanya ingin semuanya berjalan lancar, Rein. Aku tidak ingin menjadi beban bagimu.”
“Kamu bukan beban, Nadia. Kamu adalah alasan kenapa aku bertahan. Aku tidak akan membiarkan Ria atau siapapun merusak apa yang kita miliki,” jawab Reintara sambil menggenggam tangannya dengan lembut.
Ria yang Tak Terkendali
Di balik jeruji, Ria terus memantau perkembangan hubungan Reintara dan Nadia. Melalui koneksi yang masih setia padanya, ia menerima kabar bahwa Reintara mulai mempersiapkan pernikahannya dengan lebih serius.
“Dia pikir aku tidak bisa menyentuhnya dari sini? Salah besar,” gumam Ria, matanya penuh kebencian.
Ria mulai merancang langkah baru. Kali ini, ia tidak hanya ingin menghancurkan pernikahan itu, tetapi juga membuat Reintara sepenuhnya takluk padanya.
“Aku tidak peduli seberapa besar cintanya pada Nadia. Pada akhirnya, hanya aku yang berhak memilikinya,” katanya dengan penuh tekad.
Cinta yang Semakin Kuat
Di sisi lain, cinta antara Reintara dan Nadia semakin tumbuh. Setiap kali mereka bersama, Reintara memastikan Nadia merasa aman dan dicintai.
“Rein, apa kamu yakin kita bisa melewati semua ini?” tanya Nadia suatu malam saat mereka berbincang di balkon apartemen Reintara.
“Aku yakin,” jawab Reintara dengan tegas. “Kita sudah melalui banyak hal. Aku tidak akan menyerah sekarang.”
Nadia tersenyum kecil. “Aku juga tidak akan menyerah. Tapi aku khawatir tentang Ria. Dia… dia tidak seperti orang biasa. Dia tidak akan berhenti.”
Reintara menarik Nadia ke dalam pelukannya. “Biarkan aku yang mengurus Ria. Kamu hanya perlu percaya padaku.”
Rencana Baru Ria
Amarah Ria mencapai puncaknya ketika ia mengetahui bahwa Reintara mulai menunjukkan cintanya kepada Nadia secara terang-terangan. Dalam benaknya, cinta itu seharusnya hanya miliknya.
“Aku harus membuat mereka menderita. Aku harus menunjukkan pada Reintara bahwa mencintai Nadia adalah kesalahan besar,” gumam Ria dengan senyum penuh kepalsuan.
Dengan bantuan seorang pengacara licik yang bersedia bersekongkol dengannya, Ria mulai mengatur pengalihan perhatian besar-besaran. Ia mengirim ancaman anonim yang jauh lebih terorganisir, membuat Reintara berpikir bahwa ancaman itu datang dari pesaing bisnisnya, bukan dirinya.
“Jika dia tidak tahu itu aku, dia tidak akan bisa mempersiapkan diri,” pikir Ria.
Serangan yang Tidak Terduga
Suatu hari, Reintara menerima pesan ancaman melalui email yang menyatakan bahwa Nadia berada dalam bahaya besar jika pernikahan mereka tetap dilanjutkan.
“Apa ini? Apakah mereka benar-benar berpikir aku akan membatalkan pernikahan hanya karena ancaman ini?” ujar Reintara dengan nada marah.
Namun, ia tahu bahwa ancaman ini tidak boleh dianggap enteng. Ia segera memerintahkan tim keamanan untuk menggandakan penjagaan di sekitar Nadia.
Ketika Nadia mengetahui ancaman tersebut, ia merasa ketakutan. “Rein, mungkin kita harus berpikir ulang tentang pernikahan ini. Aku tidak ingin sesuatu yang buruk terjadi padamu.”
Reintara memegang wajah Nadia dengan lembut. “Aku tidak akan mundur, Nadia. Jika aku menyerah sekarang, Ria akan menang. Dan aku tidak akan membiarkan itu terjadi.”
Api dalam Amarah
Sementara itu, Ria semakin marah melihat Reintara yang terus melindungi Nadia dengan sepenuh hati. Dalam benaknya, Reintara tidak boleh mencintai siapa pun selain dirinya.
“Reintara, aku akan membuatmu menyesal telah memilih Nadia,” katanya dengan nada dingin.
Ria memerintahkan koneksinya untuk melancarkan serangan baru, kali ini langsung kepada perusahaan Reintara. Ia ingin menghancurkan segalanya, dari karir hingga kebahagiaan pribadinya, agar Reintara tidak punya pilihan selain berlutut di hadapannya.
Pertarungan Cinta dan Obsesi
Namun, Reintara sudah mempersiapkan diri. Dengan bantuan tim IT dan keamanan terbaik, ia mulai melacak semua langkah yang diambil oleh Ria dan koneksinya.
“Ria mungkin berpikir dia bisa mengalahkanku, tapi dia lupa bahwa aku tidak akan pernah menyerah tanpa perlawanan,” ujar Reintara dengan nada penuh keyakinan.
Menghadapi Ancaman
Pagi itu, Reintara duduk di ruang kerjanya dengan raut wajah tegas. Di meja kerjanya, tumpukan laporan keamanan dan strategi menghadapi ancaman dari Ria telah disusun dengan rapi. Setelah ancaman terakhir yang hampir membahayakan Nadia, Reintara tahu bahwa ia harus memperketat segalanya.
“Mulai hari ini, kita tidak akan memberi ruang sedikit pun untuk kesalahan. Semua rencana Ria harus dihentikan sebelum terlaksana,” perintah Reintara kepada timnya.
Kepala keamanan, Aditya, mengangguk. “Kami telah melacak beberapa koneksi yang diduga membantu Ria. Mereka menggunakan jaringan komunikasi tersembunyi, tetapi kami sudah memiliki beberapa petunjuk.”
“Bagus. Pastikan Nadia tetap aman, dan awasi aktivitas perusahaan. Jangan biarkan ada satu pun informasi yang bocor,” ujar Reintara dengan nada dingin.
Nadia yang Mulai Resah
Di tempat lain, Nadia sedang berbincang dengan teman dekatnya, Anya, yang kini tahu tentang ancaman yang mereka hadapi.
“Kenapa kamu tidak pergi saja, Nad? Kalau Ria seberbahaya itu, mungkin ini saatnya kamu menjauh untuk sementara waktu,” saran Anya.
Nadia menggeleng. “Aku tidak bisa meninggalkan Reintara. Dia telah melakukan segalanya untuk melindungiku. Jika aku pergi sekarang, itu sama saja membiarkan Ria menang.”
“Tapi hidupmu dalam bahaya,” balas Anya khawatir.
“Aku tahu. Tapi aku percaya pada Rein. Dia tidak akan membiarkan apa pun terjadi padaku,” ujar Nadia dengan keyakinan.
Langkah Baru Reintara
Reintara memutuskan untuk mengambil langkah lebih berani. Dengan bantuan tim IT, ia menciptakan sistem pelacakan dan pengamanan baru yang dirancang untuk memblokir serangan dari luar, termasuk jaringan Ria.
“Kita tidak hanya akan bertahan, tetapi juga menyerang balik. Cari tahu sumber dana dan jaringan yang digunakan Ria. Putuskan semua aksesnya,” perintahnya kepada tim IT.
Dalam beberapa hari, mereka berhasil membekukan beberapa aset penting yang digunakan oleh koneksi Ria. Serangan kecil yang sebelumnya dilancarkan pun mulai mereda.
“Ini hanya awal,” gumam Reintara sambil menatap layar komputer yang menunjukkan laporan keberhasilan timnya.
Ria yang Tersudut
Di balik jeruji, Ria merasakan tekanan besar setelah beberapa rencana terbarunya gagal. Ia kehilangan beberapa koneksi utama yang selama ini membantunya. Namun, alih-alih menyerah, ia justru semakin marah.
“Dia pikir dia bisa menghentikanku? Dia lupa siapa aku,” kata Ria dengan nada tajam.
Ria mulai menyusun rencana baru. Kali ini, ia memanfaatkan celah kecil yang mungkin terlewat oleh Reintara. Melalui seseorang yang sangat dekat dengan perusahaan, ia mencoba menyusupkan kebocoran informasi penting.
“Aku akan membuatnya lengah. Ketika dia merasa aman, saat itulah aku menyerang,” pikir Ria dengan senyum licik.
agar mereka tau kau bukan wanita biasa hanya orang tertentu yang melihat ketulusan mu💪
semoga kam menemukan pria yang sangat sangat mencintai mu.
di saat kamu berpaling bisa saja si Reintata bisa melihat mu.
jangan pernah lagi berhubungan dengan Reintata. walaupun sudah saling memaafkan suatu saat nanti
orang masa lalu yang menyakiti mu. tidak perlu hadir kembali dalam bentuk persahabatan ataupun persaudaraan sekalipun.
Semangat buat author nya...
apa suaminya Nadia tu tidak mempunyai sedikit perasaan pada ria
buat ria menemukan kebagian nya dong Thor